Anda di halaman 1dari 165

Pemicu 2

Blok SMS
Cindy Leonie
405130124
Learning objective
1. Menjelaskan anatomi sendi (macam-macam sendi, prinsip
pergerakan sendi)
2. Menjelaskan dislokasi sendi (definisi, epidemiologi, etiologi,
patofisiologi, tanda & gejala, pemeriksaan, penatalaksanaan,
pencegahan, komplikasi, prognosis)
3. Menjelaskan fraktur (jenis-jenis, mekanisme, tanda-tanda,
deskripsi derajat tipe, penatalaksanaan, bedah, KIE, gizi,
prognosis, komplikasi)
4. Menjelaskan kelainan tulang non-trauma (infeksi)
ANATOMI SENDI
Struktur Sendi
Berdasarkan struktur
Kriteria:
Ada/ tidaknya ruangan di antara tulang2 yg
bersendi (cavitas synovialis)
Tipe jaringan ikat di antara tulang yg bersendi
Berdasarkan tipe sendi :
Articulatio fibrosa
Articulatio cartilaginis
Articulatio synovialis
Articulatio fibrosa
Cavitas synovialis (-)
Tulang2 yg dihubungkan oleh jaringan ikat fibrosa
Gerakan yg terjadi minimal / (-)
Tipe:
Sutura
Syndesmosis
Gomphosis
Sendi Fibrosa
Tidak memiliki lapisan tulang rawan
Tulang yang satu dengan tulang yang lainnya
dihubungkan oleh jaringan ikat fibrosa.
Terdapat 2 tipe sendi fibrosa:
Sutura: terdapat di antara tulang-tulang tengkorak.
Sindesmosis: terdiri dari suatu membran interoseus
atau suatu ligamen di antara tulang.
Contoh: perlekatan tulang tibia dan fibula bagian
distal.
Articulatio Fibrosa
Sutura :
Dari lapisan jaringan ikat
tipis
Hanya ada pada tulang
tengkorak saja
Pertemuan irreguler dan
interlocking yang kuat dan
mencegah fraktur
Secara fungsi = synathrosis
Pada dewasa beberapa
sutura digantikan oleh
tulang synostosis
Exp: sutura sagitalis
Articulatio Fibrosa
Syndesmosis :
Jarak antar tulang yang
bersendi lebih lebar
Jaringan ikat >> dari
sutura
Secara fungsi =
amphiatrosis
Exp: membrana
interossea cruris dan
Articulatio tibiofibularis
distal
Articulatio Fibrosa
Gomphosis :
Antara radix dentis dengan processus alveolaris
maxilla / mandibula
Periodontium (periodontal membran) adalah
jaringan ikat yang menghubungkan
Secara fungsi = synarthrosis
Exp: articulatio dentoalveolaris
Articulatio cartilaginis
Cavitas synovialis (-)
Antar tulang dihubungkan oleh cartilago hyaline/
fibrokartilago
Gerakan yg terjadi sedikit / (-)
Tipe :
Articulatio cartilaginis primer (Synchondrosis)
Articulatio cartilaginis sekunder (Symphisis)
Klasifikasi Sendi
Berdasarkan pergerakan:

Synarthrosis
Tidak ada pergerakan antara tulang-tulang yang
berhubungan.
Di antara tulang: jaringan ikat (sindesmosis).
Contoh: tulang tengkorak, antara gigi dan rahang,
antara radius dan ulna.
Amphiarthrosis
Pergerakan terbatas.
Umumnya bagian tulang yang berada pada sisi
persendian dilapisi oleh tulang rawan hialin dan
struktur keseluruhan berada dalam kapsul.
Contoh: sendi vertebra dan simfisis pubis.
Diarthrosis
Pergerakan luas.
Ada celah sendi, rawan sendi yang licin dan membran
sinovium serta kapsul sendi.
Umumnya dijumpai pada sendi-sendi ekstremitas
Terdapat beberapa jenis antara lain:
Sendi peluru
Sendi pelana
Sendi putar
Sendi luncur
Sendi engsel
JENIS ARTICULATIO SYNOVIALIS

1. Articulatio plana (plane joint)


2. Ginglymus (hinge joint)
3. Articulatio trochoidea (pivot joint)
4. Articulatio ellipsoidea (condylar joint)
5. Articulatio sellaris (saddle joint)
6. Articulatio spheroidea (ball and socket joint)
JENIS ARTICULATIO SYNOVIALIS
1. ARTICULATIO PLANA (PLANE JOINT)
Permukaan tulang yang bersendi rata /
hampir rata
Gerakan meluncur / bergeser diantara
tulang yang bersendi nonaxial
Co/: articulationes carpi, articulationes
intertarseae
JENIS ARTICULATIO SYNOVIALIS
2. GINGLYMUS (HINGE JOINT)
Permukaan cembung satu tulang sesuai dengan
permukaan cekung tulang lain
Tersusun seperti engsel, gerakan terjadi hanya pada 1
bidang (monoaxial)
Gerakan sendi = fleksi & ekstensi
Co/: articulatio cubiti
JENIS ARTICULATIO SYNOVIALIS
3. ARTICULATIO TROCHOIDEA (PIVOT JOINT) = sendi
putar
Permukaan bulat/tajam satu tulang bersendi dengan
bagian seperti cincin dari tulang lain
Sendi monoaxial gerakan yang terjadi hanya rotasi
sekeliling sumbu longitudinalnya
Co/: articulatio atlantoaxialis
JENIS ARTICULATIO SYNOVIALIS
4. ARTICULATIO ELLIPSOIDEA (CONDYLAR JOINT)
Peninggian berbentuk oval yang cembung dari suatu
tulang sesuai dengan depresi berbentuk oval dari
tulang lain
Sendi biaxial gerakan yang terjadi sekeliling 2
sumbu
Gerakan = fleksi, ekstensi, abduksi, adduksi &
sirkumduksi
Co/: articulatio metacarpophalangeae digiti II-V
JENIS ARTICULATIO SYNOVIALIS
5. ARTICULATIO SELLARIS (SADDLE JOINT)
Permukaan tulang yang bersendi seperti
sadel/pelana
Sendi biaxial
Gerakan = fleksi, ekstensi, abduksi, adduksi &
sirkumduksi
Pada articulatio carpometacarpalis pollicis
JENIS ARTICULATIO SYNOVIALIS
6. ARTICULATIO SPHEROIDEA (BALL AND SOCKET
JOINT)
Terdiri dari permukaan seperti bola pada 1 tulang
yang sesuai dengan permukaan seperti mangkok
pada tulang lain
Sendi multiaxial gerakan yang terjadi disekeliling 3
sumbu
Gerakan = fleksi, ekstensi, abduksi, adduksi,
sirkumduksi & rotasi
Co/: articulatio humeri
Ginglymus

Articulatio ellipsoidea Articulatio Spheroidea

Articulatio plana

Articulatio trochoidea Articulatio sellaris


Sendi engsel (hinge Joint) Sendi putar (pivot joint)
Sendi pelana (saddle joint) Sendi peluru ( ball&socket joint)
Gliding joint (sendi pelana) Sendi elipsoideal
PERGERAKAN SENDI PADA COLUMNA
SPINALIS
PERGERAKAN SENDI PADA SENDI BAHU
PERGERAKAN SENDI PADA SENDI BAHU
(lanjutan)
PERGERAKAN SENDI PADA SENDI SIKU
PERGERAKAN SENDI PADA PERGELANGAN
TANGAN
PERGERAKAN SENDI PADA SENDI PINGGUL
PERGERAKAN SENDI PADA LUTUT DAN
PERGELANGAN KAKI
Berdasarkan strukturnya:
Sendi Fibrosa
Dihubungkan oleh jaringan fibrosa.
Terdapat 3 tipe sendi fibrosa:
Sutura = diantara tulang-tulang tengkorak
Sindesmosis = jarak antara tulang yg bersendi lbh
lebar dan jaringan ikat lebih banyak di banding sutura.
Gomphosis = jaringan ikat yang menghubungkan
adalah periodontium
Sindesmosis (Sendi Ikat)
suatu penyatuan dg perantaraan serabut ikat yg
menyerupai tali
letak :
antara lengkung-lengkung vertebral dan diantara
prosesus vertebral yg menyerupai pengungkit
antara prosesus korakoideus skapula dan klavikula
(lig. korakoklavikular)
diantara tulang-tulang lengan bawah dan tulang
tungkai bawah (mis: membran interosea)
Sendi Kartilago/tulang rawan
Ruang antar sendi diisi oleh tulang rawan dan
disokong oleh ligamen. Hanya dapat sedikit bergerak.
Dua tipe sendi kartilaginosa:
Sinkondrosis : seluruh persendian diliputi oleh
rawan hialin. Contoh: Sendi kostokondral
Simfisis :memiliki hubungan fibrokartilago antara
tulang dan selapis tipis rawan hialin yang
menyelimuti permukaan sendi. Contoh : simfisis
pubis dan sendi pada tulang punggung.
Simfisis
suatu sendi di mana dua permukaan tulang yg saling
berhadapan dan diliputi oleh tulang rawan hialin,
saling dihubungkan oleh fibrocartilago dan
selanjutnya dipersatukan di dpn dan di belakang oleh
ikat-ikat berbentuk pita
dijumpai : diantara korpus vertebra, diantara tulang
pubis, diantara manubrium dan korpus sternum
Articulatio Cartilaginis
Synchondrosis :
o Sendi-sendi yang
seluruh persendiannya
diliputi oleh cartilago
hyaline
o Secara fungsi =
synarthosis
o Synchondrosissynost
osis
o Exp: lempeng epiphysis
Articulatio Cartilaginis
Symphysis :
Sendi yang tulang-
tulangnya memiliki suatu
hubungan fibrocartilago
antara tulang selapis tipis
cartilago hyaline yang
menyelimuti permukaan
sendi.
Terdapat di midline tubuh
Secara fungsi =
amphiarthrosis
Exp: symphysis pubica dan
discus invetebralis
Articulatio synovialis
Cavitas synovialis (+)
Secara fungsi : diartrosis
Tulang2 yg bersendi tidak berhubungan secara
langsung terdapat capsula articularis, cartilago
articularis, cairan synovialis, cavitas articularis,
membrana synovial, discus articularis, ligamentum,
bursa
Sendi Sinovial/sinovial joint :
Dilengkapi oleh kartilago yang melicinkan
permukaan sendi, kapsul sendi (kantung sendi),
membran sinovial (bagian dalam kapsul), cairan
sinovial yang berfungsi sebagai pelumas dan
ligamen yang berfungsi memperkuat kapsul sendi.
Cairan sinovial normalnya bening, tidak membeku,
dan tidak berwarna atau berwarna kekuningan.
Jumlah yang ditemukan pada tiap tiap sendi
normal relatif kecil (1 sampai 3 ml).
Cairan sinovial :
merupakan cairan yang dihasilkan oleh
sinovium yang sangat kental dan membasahi
permukaan sendi.
Cairan sinovial normalnya bening, tidak
membeku dan berwarna kekuningan.
Jumlah yang ditemukan pada setiap sendi
normal relatif kecil (1-3ml).
Sel darah putih pada cairan ini normalnya < 200
sel / ml dan terutama adalah sel-sel
mononuklear.
Asam hialuronidase adalah senyawa yang
bertanggung jawab atas aliran cairan sinovial
dan disintesis oleh sel-sel pembungkus sinovial.
Bagian cair dari cairan sinovial diperkirakan
berasal dari transudat plasma.
Cairan sinovial juga sebagai sumber nutrisi bagi
sendi.
Karakteristik Cairan Sendi
Sifat cairan Normal Grup l Grup II Grup III
sendi (Non (Inflamasi) (Septik)
inflamasi)
Volume (lutut, <3,5 >3,5 >3,5 >3,5
ml)
Viskositas Sangat tinggi tinggi rendah bervariasi
Warna Tidak berwarna kekuningan Kuning Tergantung mikro
organsmenya

Kejernihan transparan transparan Translusen- opak


opak
Bekuan musin Tak mudah Tak mudah Mudah putus Mudah putus
putus putus
Leukosit /mm3 200 200 - 2000 2000-100.000 >500.000,
umumnya
Sel PMN (%) <25 <25 >50 >75
Kultur Mo Negatif Negatif Negatif Positif
LO 1
MENJELASKAN DISLOKASI SENDI
Keluarnya (bercerainya) kepala sendi dari mangkuknya,
dislokasi merupakan suatu kedaruratan yang membutuhkan
pertolongan segera. (Arif Mansyur, dkk.2000).
Patah tulang di dekat sendi atau mengenai sendi dapat
menyebabkan patah tulang disertai luksasi sendi yang
disebut fraktur dislokasi. ( Buku Ajar Ilmu Bedah, hal 1138).
Keadaan dimana tulang-tulang yang membentuk sendi
tidak lagi berhubungan secara anatomis (tulang lepas dari
sendi) (brunner&suddarth).
Perpindahan semua bagian terutama tulang (Dorland)
EPIDEMIOLOGI DISLOKASI
Dislokasi sendi bahu dan sendi pinggul (paha) adalah
dua jenis dislokasi yang sering terjadi
Etiologi dislokasi
Tidak diketahui
Faktor predisposisi
Kelainan pertumbuhan sejak lahir.
Trauma akibat kecelakaan.
Trauma akibat pembedahan ortopedi
Terjadi infeksi disekitar sendi.
Klasifikasi Dislokasi
Dislokasi kongenital :
Terjadi sejak lahir akibat kesalahan pertumbuhan.
Dislokasi patologik :
Akibat penyakit sendi dan atau jaringan sekitar sendi.
misalnya tumor, infeksi, atau osteoporosis tulang. Ini
disebabkan oleh kekuatan tulang yang berkurang.
Dislokasi traumatic :
Kedaruratan ortopedi (pasokan darah, susunan saraf
rusak dan mengalami stress berat/ kematian
jaringan/ akibat oedema (karena mengalami
pengerasan).
Trauma yang kuat mengeluarkan tulang dari
jaringan disekelilingnya merusak struktur sendi,
ligamen, syaraf, dan sistem vaskular.
Sering pada orang dewasa.
PATOFISIOLOGI DISLOKASI
Dislokasi sendi bahu:
Anterior/preglenoid/subkorakoid/subklavikuler: Jatuh dari
tangan dalam keadaan outstretched-> kaput humerus
menembus kapsul anterior sendi (kaput humerus berada di
bawah glenoid, subkorakoid dan subklavikuler)
Posterior: trauma langsung pada sendi bahu dalam keadaan
rotasi interna
Dislokasi inferior atau luksasi erekta: kaput humerus
mengalami jepitan di bawah glenoid di mana lengan mengarah
ke atas sehingga terjadi dislokasi inferior
Dislokasi dengan fraktur tuberositas mayor humerus: dislokasi
tipe anterior disertai fraktur
PATOFISIOLOGI DISLOKASI
Dislokasi sendi siku:
Penderita jatuh dengan keras daam keadaan
tangan out stretched-> bagian distal humerus
terdorong ke depan melalui kapsul anterior
sedangkan radius dan ulna mengalami dislokasi ke
posterior
Dislokasi kepala radius: pronasi yang hebat dan tiba-
tiba pada sendi siku
PATOFISIOLOGI DISLOKASI
Dislokasi tulang karpal:
Dislokasi tulang lunatum: jatuh dengan
pergelangan tangan dalam keadaan dorsofleksi->
tulang lunatum terdorong ke arah palmar dan
rotasi 90o dalam dasar terowongan karpal
Dislokasi perilunatum: seluruh korpus mengalami
dislokasi ke arah dorsal kec. Tulang lunatum
Dislokasi sendi metakarpofalangeal: trauma
hiperekstensi dan rotasi
Gejala dan Tanda
Nyeri
Perubahan kontur sendi
Perubahan panjang ekstremitas
Kehilangan mobilitas normal
Perubahan sumbu tulang yang mengalami dislokasi
Deformitas
Kekakuan
Terjadi perubahan warna pada sisi medial lokasi
ligamen yang mengalami kerusakan
Hematoma
Bengkak atau pucat
Pemeriksaan
Pemeriksaan fisik sebenarnya sudah dimulai ketika
penderita datang ke dokter dengan mengamati:
- penampakan umum penderita
- raut muka
- cara berjalan
- cara duduk dan cara tidur
- proporsi tinggi badan terhadap anggota tubuhnya yg lain
- keadaan simetris bag tubuh kanan dan kiri
- ekspresi wajah
Inspeksi (Look) dilakukan secara sistematik dan
perhatian terutama tertuju pada:
Kulit, meliputi warna kulit dan tektur kulit
Jaringan lunak, yaitu pembuluh darah, saraf, otot,
tendo, ligamen
Tulang dan sendi
Sinus dan jaringan parut
Palpasi (Feel) yg perlu diperhatikan:
Suhu kulit
Jaringan lunak
Nyeri tekan
Tulang
Pengukuran panjang anggota gerak
Penilaian deformitas yg tetap
Pemeriksaan X-Rays
untuk menentukan arah dislokasi dan apakah
disertai fraktur
Sinar X pada bagian anteroposterior akan
memperlihatkan bayangan yang tumpang tindih
antara kaput humerus dan fossa Glenoid,Kaput
biasanya terletak di bawah dan medial terhadap
terhadap mangkuk sendi.
Komplikasi Dislokasi
Avaskular necrotic
Disuse osteoporosis
Ankylosis
Cedera neurovaskular
Fraktur
KOMPLIKASI DISLOKASI
Komplikasi lokal yang segera terjadi : luka pada kulit,
pembuluh darah, saraf tepi, saraf-saraf spinal (multiple
injuries)
Komplikasi lokal berikutnya yang dapat terjadi : infeksi
(arthritis septik), nekrosis avascular pada salah satu
ujung tulang yang membentuk persendian
Komplikasi yang dapat timbul setelah beberapa waktu:
kekakuan dan instabilitas sendi, terjadi dislokasi
kembali (rekuren), posttraumatic arthritis (penyakit
degeneratif), osteoporosis posttraumatic, distrofi reflex
simpatis, posttraumatic myositis ossificans
Tatalaksana
dalam fase syok lokal (5-20 menit setelah kejadian)
==> relaksasi otot sekitar sendi dan rasa baal
(hipestesia) ==> reposisi dpt dilakukan tanpa narkosis
setelah fase syok lokal terlewati ==> reposisi harus
dilakukan dengan anestesi
prinsip reposisi tertutup : melakukan gerakan yg
berlawanan dg gaya trauma, kontraksi, atau tonus
otot ==> reposisi tdk boleh dilakukan dg kekerasan
==> diberikan anestesi agar tdk terasa nyeri dan
spasme otot sekitar menjadi kendur
Tata laksana
Perawatan dan obat :
Pengembalian sendi (reposisi), dokter dapat
mencoba beberapa cara penanganan untuk
membantu tulang Anda kembali ke posisi semula.
Tergantung pada jumlah rasa sakit dan bengkak,
Anda mungkin perlu anestesi lokal atau bahkan
anestesi umum sebelum manipulasi tulang Anda.
reposisi
Sendi kecil, reposisi ditempat kejadian siku, bahu,
jari
Anestesi lokal dan penenang, bahu hippocrates ,
kocher
Sendi besar, anestesi umum, panggul allis, bigelow,
stimson
Imobilisasi . Setelah tulang kembali dalam posisi yang
tepat , sendi akan bidai selama beberapa minggu.
Berapa lama Anda memakai bidai atau sling
tergantung pada letak sendi yang cedera dan tingkat
kerusakan nya.
Bedah . perlu dilakukan operasi jika dokter tidak
dapat memindahkan tulang dislokasi kembali ke
posisi yang benar atau jika pembuluh darah di
dekatnya, saraf atau ligamen telah rusak . Operasi
juga mungkin diperlukan jika memiliki dislokasi
berulang.
Rehabilitasi. Setelah bidai dilepas, akan memulai
program rehabilitasi bertahap yang dirancang untuk
mengembalikan gerak dan kekuatan sendi.
Pengobatan di rumah dan gaya hidup :
Istirahatkan sendi yang terkilir . Jangan mengulangi
tindakan tertentu yang menyebabkan cedera, dan
mencoba untuk menghindari gerakan-gerakan yang
menyakitkan .
Terapkan es dan air hangat . menaruh es di sendi yang
terluka dapat membantu mengurangi peradangan dan
nyeri . Gunakan kompres dingin selama 15 sampai 20
menit. Air hangat atau bantal pemanas dapat membantu
rileks dari otot yang tegang . Batasi pengaplikasian panas
sampai 20 menit pada suatu waktu .
Ambil pereda nyeri obat-obatan, seperti ibuprofen ,
naproxen atau acetaminophen , dapat membantu
meringankan rasa sakit.
Menjaga berbagai gerakan di sendi . Setelah satu
atau dua hari , melakukan beberapa latihan lembut
seperti yang diarahkan oleh dokter atau ahli terapi
fisik untuk membantu menjaga berbagai gerakan di
sendi yang terluka . Apabila tidak sering lahitan maka
sendi kaku.
Reposisi
Cara Hippocrates
Penderita tidur diatas meja
Lengan penderita pada sisi yang sakit ditarik ke distal dengan
posisi sdikit abduksi
Cara Kocher
Penderita tidur diatas meja
Dalam posisi siku flexi, lengan atas ditarik kearah distal
Gerakan eksorotasi dari sendi bahu
Gerakkan adduksi dan fleksi pada sendi bahu.
Melakukan gerakan endorotasi sendi bahu
Stimson
Penderita terngkurap di atas meja
Lengan yang cedera dibiarkan tergantung ke bawah dengan
diberi beban 5-10 kg dan dibiarkan selama 20 menit.
Dislokasi Glenohumeral

A. Stimsons Method
B. Hippocratess Method
C. Hippocrates Method
Dislokasi Sendi Bahu

Kochers Method
REHABILITASI
Program Rehabilitasi secara umum terbagi menjadi
Operatif Manajemen dan Non operatif manajemen.
Operatif
Tujuan utama rehabilitasi adalah :
- Menjaga integritas stabilitasi dengan bedah
- Memulihkan ROM fungsional secara full
- Meningkatkan stabilitas Dynamik
- Kembali aktivitas yang tak dibatasi & olahraga.
Non operatif Rehabilatation
Penanganan rehabilitasi non operatif bertujuan untuk mengoptimalkan stabilisasi sendi
bahu,sebab komplikasi dislokasi berulang banyak terjadi. Menghindari maneuver yang
bersifat provokatif dan penguatan otot secara hati-hati merupakan komponen penting
dalam program rehabilitasi.
Minggu 0-2.Hindari provokatif posisi, termasuk eksternal rotasi,Abduksi,dan Distrak
Immobilisasi tergantung umur
- kurang dari 20 tahun 3-4 minggu
- 20-30 tahun 2-3 minggu
- Lebih dari 30- 10 hari sampai 2 minggu.
- Lebih dari 40 tahun 3-5 hari
dilanjutkan secara bertahap untuk pemulihan fungsi sesuai prosedur rehabilitasi yang
telah ditetapkan.
pencegahan
Untuk membantu mencegah dislokasi:
Mengambil tindakan pencegahan untuk menghindari jatuh.
Periksa mata secara teratur, jika minum obat, teliti apakah obat
tersebut memiliki potensi untuk membuat Anda
pusing/mengantuk. Pastikan penerangan di rumah cukup, dan
hindari barang yang dapat membahayakan co. mainan anak2.
Bermain dan bepergian dengan aman. Kenakan alat pelindung
yang disarankan saat olahraga ataupun saat menyetir.
Hindari kekambuhan. Setelah terkilir,mungkin akan lebih rentan
terhadap dislokasi . Untuk menghindari kekambuhan, lakukan
latihan kekuatan dan stabilitas seperti yang direkomendasikan
oleh dokter untuk meningkatkan dukungan dari sendi.
Prognosis
Prognosis baik Apabila reposisi yang dilakukan
sesuai dengan keadaan dislokasi
Prognosis buruk Apabila reposisi yang dilakukan
salah dan timbul komplikasi lebih lanjut berupa
fraktur dislokasi dan fraktur kolum humeral.
LO 2
MENJELASKAN FRAKTUR
Fraktur
Fraktur atau patah tulang adalah terputusnya
kontinuitas jaringan tulang dan atau tulang rawan
yang umumnya disebabkan oleh rudapaksa
Deskripsi Fraktur
1.Komplit-tidak komplit
- Fraktur komplit : garis patah melalui seluruh penampang tulang
atau melalui kedua korteks tulang
- Fraktur tidak komplit : garis patah tidak melalui seluruh
penampang tulang seperti :
- Hairline fracture / patah retak rambut
- Buckle fracture atau torus fracture (terjadi lipatan dari satu
korteks dnegan kompresi tulang spongiosa dibawahnya).
Fraktur ini umumnya terjadi pada distal radius anak-anak
- Greenstick fracture (fraktur tangkai dahan muda). Mengenai
satu korteks dengan angulasi korteks lainnya yang terjadi pada
tulang panjang anak
Deskripsi Fraktur
2.Bentuk garis patah dan hubungannya dengan
mekanisme trauma
Garis patah melintang : trauma angulasi atau langsung
Garis patah oblique : trauma angulasi
Garis patah spiral : trauma rotasi
Fraktur kompresi : trauma axial-flexi pada tulang
spongiosa
Fraktur avulsi : trauma tarikan/traksi otot pada tulang,
misalnya fraktur patella
Deskripsi Fraktur
3.Jumlah garis patah
- Fraktur kominutif
garis patah lebih dari satu dan saling berhubungan
- Fraktur segmental
garis patah lebih dari satu tetapi tidak berhubungan.
Bila dua garis patah disebut pula fraktur bifokal
- Fraktur multipel
garis patah lebih dari satu tetapi pada tulang yang
berlainan tempatnya
Deskripsi Fraktur
4.Bergeser-tidak bergeser
- Fraktur undisplaced (tidak bergeser)
garis patah komplit tetapi kedua fragmen tidak bergeser.
Periosteumnya masih utuh.
- Fraktur displaced (bergeser)
terjadi pergeseran fragmen-fragmen yang juga disebut dislokasi
fragmen.
Dislokasi ad longitudinam cum contractionum (pergeseran
searah sumbu dan overlapping)
Dislokasi ad axim (pergeseran yang membentuk sudut)
Dislokasi ad latus (pergeseran dimana kedua fragmen saling
menjauhi)
Deskripsi Fraktur
5.Terbuka-tertutup
Fraktur terbuka : bila terdapat luka yang menghubungkan
tulang yang fraktur dengan udara luar atau permuakan kulit
Fraktur tertutup : bila tidak ada luka yang menghubungkan
fraktur dengan udara luar atau permukaan kulit
Bila terdapat luka melalui kulit dan subkutis tetapi fascia masih
utuh disebut fraktur yang potensial terbuka
Bila fraktur dan luka berada pada regio yang berlainan atau
berjauhan tidak disebut fraktur terbuka
Deskripsi Fraktur
6.Komplikasi-tanpa komplikasi
Bila ada komplikasi harus disebut
Komplikasi dapat komplikasi dini atau lambat, lokal
atau sistemik, oleh trauma atau akibat pengobatan
Patofisiologi
Diagnosa Fraktur
Harus disebut jenis tulang atau bagian tulang yang
mempunyai nama sendiri, kiri atau kanan, bagian
mana dari tulang, tengah atau distal, komplit atau
tidak, bentuk garis patah, jumlah garis patah,
bergeser tidak bergeser, terbuka atau tertutup dan
komplikasi bila ada.
Klasifikasi Fraktur
1. Ada tidaknya hubungan dengan dunia luar
- Fraktur Tertutup
- Fraktur Terbuka (3 derajat berat ringannya luka
& berat ringannya fraktur)
Derajat Patah Tulang Terbuka
Derajat Luka Fraktur

I Laserasi < 2 cm Sederhana, dislokasi


fragmen minimal
II Laserasi > 2cm, kontusi Dislokasi fragmen jelas
otot di sekitarnya
III Luka lebar, rusak hebat Komunitif, segmental,
atau hilangnya jaringan fragmen tulang ada
di sekitarnya yang hilang
Klasifikasi Fraktur
2. Menurut garis frakturnya
Klasifikasi Fraktur
3. Dislokasi pada patah tulang
Klasifikasi Fraktur
4. Menurut usia pasien
- Patah tulang pada anak
Mengenai cakram pertumbuhan gangguan
pertumbuhan
- Patah tulang pada orang dewasa
- Patah tulang pada orang tua
Patah tulang osteoporotik spt vertebra / kolum
femoris
Tipe Patah Tulang Epifisis
Tipe 1 : epifisis dan cakram epifisis terlepas dari
metafisis tapi periosteumnya masih utuh
Tipe 2 : periosteum robek di satu sisi sehingga epifisis
dan cakram epifisis lepas sama sekali dari metafisis
Tipe 3 : patah tulang cakram epifisis yang melalui sendi
Tipe 4 : terdapat fragmen patahan tulang yang garis
patahnya tegak lurus cakram epifisis
Tipe 5 : terdapat kompresi pada sebagian cakram epifisis
yang menyebabkan kematian dari sebagian cakram
tersebut
Diagnosis Patah Tulang
Tanyakan : anamnesis, adakah cedera khas
Lihat : inspeksi, bandingkan kiri dengan kanan
Raba : analisis nyeri (nyeri objektif, nyeri subjektif,
nyeri lingkar, nyeri sumbu pada tarikan dan atau
tekanan)
Gerak : aktif dan/atau pasif
Foto Roentgen
Pembuatan foto Roentgen dua arah 90o didapatkan
gambaran garis patah
Syarat mutu foto Roentgen pada pemeriksaan patah tulang :
Patah tulang di pertengahan foto
Persendian proksimal dan distal termasuk foto
Dua foto dua arah bersilangan 90o
Sinar menembus tegak lurus
*Pemeriksaan khusus (CT-scan) diperlukan misalnya dalam
hal patah tulang vertebra dengan gejala neurologik
PEMERIKSAAN PENUNJANG
Pemeriksaan Radiologis :
RADIOGRAFI KONVENSIONAL (X-RAY)
ULTRASONOGRAFI (USG)
SKINTIGRAFI TULANG (BONE-SCAN)
TOMOGRAFI KOMPUTER (CT SCAN)
MAGNETIC RESONANCE IMAGING (MRI).
RADIOGRAFI KONVENSIONAL
Modalitas utama pada kasus trauma tulang.
Menggunakan 2 posisi yang saling ortogonal
(umumnya : AP dan lateral, bila kondisi pasien tidak
memungkinkan: 2 posisi yg saling tegak lurus satu
sama lain).
Dapat menilai: lokasi dan jenis fraktur.
Kurang baik untuk menilai jaringan lunak sekitar.
ULTRASONOGRAFI
Dapat menilai otot dan jaringan lunak sekitar (mis:
hematom, efusi sendi, dsb).
Juga dapat menilai fraktur, berupa: diskontinuitas
tulang.
Murah dan available.
TOMOGRAFI KOMPUTER (CT SCAN)
Metode yang lebih sensitif dan lebih spesifik.
Terutama dalam menilai fraktur di daerah-daerah yg
kompleks seperti: wajah, vertebrae, pelvis.
Dapat menampilkan gambar rekontruksi dalam
berbagai posisi serta 3D.
PENCITRAAN RESONANSI MAGNETIK (MRI)

Dapat menilai jaringan lunak seperti ligamen, tendo,


kartilago dan muskuli.
Juga dapat menilai perubahan2 pada sumsum tulang,
mis yg diakibatkan oleh edema atau infiltrasi.
Dapat menampilkan citra dalam berbagai posisi
tanpa harus memanipulasi pasien.
Penatalaksanaan
Prinsip 4R :
1. Recognition: diagnosis dan penilaian fraktur
2. Reduction : usaha manipulasi fragmen tulang yang
patah untuk kembali ke tempat asalnya
3. Retention: Immobilisasi
4. Rehabilitation : mengembalikan aktifitas fungsional
semaksimal mungkin
Penatalaksanaan Patah Tulang
Prinsip : mengembalikan posisi patahan tulang
ke posisi semula (reposisi) dan
mempertahankan posisi itu selama masa
penyembuhan patah tulang (imobilisasi)
Penatalaksanaan
Terapi Konservatif
Proteksi saja Mitella utk fraktur collum
chirurgicum humeri.
Immobilisasi saja tanpa reposisi Pada
pemasangan gips / bidai pada fraktur inkomplit
dgn kedudukan baik.
Reposisi tertutup dan fiksasi dgn gips
Traksi untuk reposisi secara perlahan dan
fiksasi hingga sembuh atau dipasang gips
setelah tidak sakit lagi. Pada anak2 memakai
traksi kulit (Traksi Bryant / traksi Hamilton
Russel).
Bryant traction

Balanced traction
Penatalaksanaan
Terapi Operatif
Terapi operatif dgn reposisi tertutup dgn
kontrol image
intensifier, C-arm
Reposisi tertutup fiksasi eksterna
dengan memakai model sederhana seperti
Roger Anderson, Judet, Screw, Ilizarov
Reposisi tertutup fiksasi interna
reposisi tertutup fraktur supra condylair
humerus diikuti dgn pemasangan paralel
pins. Dan reposisi tertutup fraktur collum
pada anak diikuti pinning dan immobilisasi
gips.
Terapi Farmakologis
Fraktur Terbuka
Antibiotik : Sefalosporin generasi I (cefazolin 1-2
gram) dikombinasikan dg aminoglikosid
( gentamisin 1-2 mg/kgBB tiap 8 jam) selama 5
hari. Stelah itu antibiotik disesuaikan
Antitetanus serum : jika belum pernah imunisasi
tetanus diberikan gamaglobulin antitetanus
manusia dosis 250 unit utk dewasa. Jika sudah
diberi TT (toxoid tetanus), diberi booster IM 1 dosis
booster 0.5 ml.
Fraktur Tertutup
NSAIDs
Penatalaksanaan fraktur terbuka
Sebelum tiba di rumah sakit :
Lakukan pembidaian
Hentikan perdarahan dengan menggunakan
perban tekan
Setibanya di UGD rumah sakit :
Periksa secara menyeluruh, karena sebagian kasus
fraktur terbuka disertai politrauma
DEBRIDEMENT DAN REPOSISI TERBUKA
Pasien diberikan tetanus toksoid, ATS, atau tetanus human globulin
Pasien juga diberikan antibiotik spektrum luas
Kultur terhadap dasar luka dari fraktur yang terbuka untuk
mengetahui jenis kuman; serta dilakukan uji resistensi
Daerah yang mengalami fraktur dibius, kemudian dicuci selama 5-
10 menit dan dicukur rambut-rambutnya
Luka diirigasi dengan larutan NaCl steril 5-10 liter. Bila luka
termasuk derajat III harus disemprot hingga bebas dari kontaminasi
Luka didesinfeksi dan dipasangkan duk steril
Eksisi luka, kulit, subkutis, fascia, otot yang tidak vital, dan fragmen
tulang kecil yang tidak melekat pada periosteum
DEBRIDEMENT DAN REPOSISI TERBUKA

Bila letak luka tidak menguntungkan, buat insisi


baru selama reposisi terbuka. Contoh : fraktur
femur dengan fragmen distal yang menembus
lipat paha
Luka fraktur dibiarkan terbuka hingga edema
menghilang, baru kemudian ditutup; sedangkan
luka hasil reposisi terbuka dijahit
Lakukan fiksasi eksterna atau fiksasi interna (bila
sudah berpengalaman dan fasilitas memadai)
KIE FRAKTUR
Elevasi pada daerah fraktur yang mengalami
edema untuk mencegah kekakuan
Pengajaran dan pengawasan dari ahli fisioterapi
untuk melakukan gerakan aktif statis (isometrik)
pada daerah yang diimobilisasi dan gerakan aktif
dinamis (isotonik) pada daerah lainnya
Memotivasi pasien sehingga mampu berpikir
positif terhadap apa yang dialaminya dan
meningkatkan kualitas penyembuhan
Terapi okupasional untuk melatih kembali
aktivitas sehari-hari maupun pekerjaannya
Gizi untuk fraktur
Protein diperlukan untuk kesehatan tulang yang
optimal
Intake protein yang tidak adekuat dapat
berpengaruh pada pertumbuhan dan turnover
tulang (pada orang yang berusia lanjut harus
diperhatikan)
Pada kasus fraktur, dimana keseimbangan
nitrogen tubuh negatif, diperlukan intake protein
yang lebih tinggi
Sumber protein : protein hewani, protein nabati
KALSIUM
Kalsium dapat mencegah terjadinya osteoporosis, yang dapat
menyebabkan terjadinya fraktur patologis
Menurut penelitian, orang-orang yang berusia 11 tahun ke atas
(terutama perempuan) sering tidak mendapatkan jumlah kalsium
yang cukup. Sedangkan laki-laki lebih sering tidak mendapatkan
jumlah kalsium yang cukup setelah berusia 50 tahun ke atas
Sumber kalsium : dairy foods (susu, keju), ikan sarden, kerang, brokoli,
dan sebagainya
Orang-orang tertentu yang kebutuhan kalsium hariannya tidak cukup,
memakai kortikosteroid, memiliki massa tulang yang
rendah/mengalami osteoporosis, mengalami menopause, dan
mengalami intolerans laktosaperlu tambahan suplementasi kalsium,
dengan batasan 2500 3000 mg/hari
FOSFAT
Fosfat dengan kalsium dibutuhkan untuk
mineralisasi tulang
Konsumsi fosfat tidak boleh berlebihan,
karena dapat menurunkan jumlah kalsium
dalam serum (menggeser rasio kalsium:fosfat).
Bila berlangsung kronis dapat terjadi bone loss
Sumber : daging, ikan, telur, susu
MAGNESIUM
Konsumsi magnesium yang cukup dapat
memperbaiki massa tulang dan meningkatkan
penyerapan nutrisi lain yang berperan dalam
pertumbuhan dan ketahanan tulang
Sumber : kacang-kacangan, susu, tahu
MINERAL LAINNYA
Boron : digunakan oleh osteoblas untuk pembentukkan
tulang
Tembaga : digunakan untuk enzim yang berperan
dalam sintesis matriks tulang dan mineralisasi tulang
Fluor : digunakan untuk kalsifikasi tulang
Zat besi : digunakan sebagai kofaktor enzim yang
berperan dalam sintesis kolagen
Mangan : digunakan untuk sintesis mukopolisakarida
yang merupakan komponen matriks tulang
Zinc : digunakan untuk enzim yang berperan dalam
sintesis matriks tulang
VITAMIN D
Dapat membantu penyerapan kalsium dan mencegah terjadinya
osteoporosis (mencegah terjadinya fraktur patologis)
Sumber : sinar matahari (dapat membantu tubuh mensintesis
vitamin D) dan makanan seperti kuning telur, ikan salmon, ikan
tuna, ikan sarden, minyak hati ikan, jamur, dan makanan yang
telah difortifikasi
Sintesis vitamin D oleh kulit dipengaruhi oleh : tonus kulit,
penggunaan sunscreen, ketinggian suatu tempat, dan usiausia
lanjut lebih rentan mengalami defisiensi vitamin D. Bila
diperlukan dapat diberikan tambahan suplemen sebanyak 10-20
mg/400-800 IU
Batas tertinggi kebutuhan harian : 100 ug/4000 IU [> 8 tahun]
VITAMIN K
Diperlukan untuk sintesis matriks tulang, salah
satunya osteocalcin
Sumber : sayuran berwarna hijau gelap,
sintesis oleh bakteri E. coli di usus (kurang
adekuat)
Usia lanjut juga sering mengalami defisiensi
vitamin ini
VITAMIN A
Dalam jumlah tertentu dapat bermanfaat
untuk pertumbuhan dan ketahanan tulang
Sumber : makanan berwarna jingga dan
sayuran hijau
Penanganan Patah Tulang
1. penanganan patah tulang dengan dislokasi
fragmen patahan yang minimal atau dengan
dislokasi yang tidak akan menyebabkan cacat di
kemudian hari proteksi tanpa reposisi dan
imobilisasi
2. imobilisasi dengan fiksasi / imobilisasi luar tanpa
reposisi, tetapi tetap memerlukan imobilisasi agar
tidak terjadi dislokasi fragmen
3. reposisi dengan cara manipulasi iikuti dengan
imobilisasi. Ini dilakukan pada patah tulang
dengan dislokasi fragmen yang berarti
Penanganan Patah Tulang
4. reposisi dengan traksi terus menerus selama masa
tertentu, misalnya beberapa minggu, dan kemudian
diikuti dengan imobilisasi. Ini dilakukan pada patah
tulang yang bila direposisi secara manipulasi akan
terdislokasi kembali di dalam gips
5. reposisi diikuti dengan imobilisasi dengan fiksasi luar.
Untuk fiksasi fragmen patahan tulang digunakan pin
baja yang ditusukkan pada fragmen tulang, kemudian
pin baja tadi disatukan secara kokoh dengan batangan
logam di luar kulit. Alat ini dinamakan fiksasor ekstern
Penanganan Patah Tulang
6. reposisi secara non-operatif diikuti dengan
pemasangan fiksasi dalam pada tulang secara
operatif, misalnya reposisi patah tulang kolum
femur. Fragmen direposisi secara non-operatif
dengan meja traksi; setelah tereposisi
dilakukan pemasangan pen ke dalam kolum
femur secara operatif
Penanganan Patah Tulang
7. reposisi secara operatif diikuti dnegna fiksasi
patahan tulang dengan pemasangan fiksasi
interna. Fiksasi interna yang dipakai bisa berupa
pen di dalam sumsum tulang panjang, bisa juga
berupa plat dengan sekrup di permukaan tulang.
Keuntungan reposisi secara operatif : bisa dicapai
reposisi sempurna dan bila dipasang fiksasi
interna yang kokoh, sesudah operasi tidak perlu
dipasang gips dan segera bisa dilakukan
mobilisasi. Kerugian : reposisi secara operatif
mengandang risiko infeksi tulang
Penanganan Patah Tulang
8. eksisi fragmen patahan tualng dan
menggantinya dengan prostesis, yang
dilakukan pada patah tulang kolum femur.
Kaput femur dibuang secara operatif dan
diganti dengan prostesis. Ini dilakukan pada
orang tua yang patahan pada kolum femur
tidak dapat menyambung kembali.
Penyembuhan Fraktur
Hematom fibrosis
osteoid kalus
fibrosus jaringan
kondroid jaringan
osteoid kalus tulang
(pertautan klinik)
tulang lamelar
(pertautan tulang)
proses swapugar
Komplikasi Penyembuhan Fraktur
Malunion
Fraktur sembuh dnegan deformitas (angulasi, perpendekan
atau rotasi)
Delayed union
Fraktur sembuh dalam jangka waktu yang lebih dari normal
Nonunion
Fraktur yang tidak menyambung yang juga disebut
pseudoarthrosis. Disebut nonunion bila tidak menyambung
dalam 20 minggu. Pada fraktur dengan kehilangan fragmen
sehingga ujung-ujung tulang berjauhan, maka dari awal
sudah potensial menjadi nonunion dan boleh diberlakukan
sebagai nonunion (gap union)
LO 3
MENJELASKAN KELAINAN TULANG
NON-TRAUMA
definisi
Osteomielitis adalah infeksi pada tulang. Infeksi
dapat mencapai tulang dengan melakukan
perjalanan melalui aliran darah atau menyebar dari
jaringan di dekatnya. Osteomyelitis juga dapat
dimulai pada tulang itu sendiri jika cedera
mengekspos tulang untuk kuman.
Osteomielitis Hematogen Akut
disebut osteomielitis primer karena kuman penyebab
infeksi masuk ke tubuh scr langsung dr infeksi lokal di
daerah orofaring, telinga, gigi atau kulit scr
hematogen
Osteomielitis Hematogen Akut
(Etiologi)
tersering yaitu kuman gram positif ==>
Staphylococcus aureus
Osteomielitis Hematogen Akut
(Mekanisme)
pd awalnya terjadi fokus inflamasi kecil di daerah
metafisis tulang panjang
jar tulang tdk dpt meregang, maka proses inflamasi
akan menyebabkan peningkatan tekanan intraoseus
yg menghalangi aliran darah lebih lanjut
jar tulang tsb mengalami iskemia dan nekrosis
Infeksi tulang yang paling sering disebabkan oleh bakteri.
Tetapi juga dapat disebabkan oleh jamur atau kuman
lainnya.
Bakteri dapat menyebar ke tulang dari kulit yang terinfeksi,
otot, atau tendon sebelah tulang. Hal ini dapat terjadi pada
luka kulit.
Infeksi dapat mulai di bagian lain dari tubuh dan menyebar
ke tulang melalui darah.
Infeksi juga dapat dimulai setelah operasi tulang. Ini lebih
mungkin jika operasi dilakukan setelah cedera atau jika
batang logam atau pelat ditempatkan dalam tulang.
Pada anak-anak, tulang panjang dari lengan atau kaki
yang paling sering terlibat. Pada orang dewasa, kaki,
tulang tulang belakang (vertebrae), dan pinggul
(pelvis) yang paling sering terkena.
gejala
nyeri tulang
keringat berlebihan
Demam dan menggigil
Ketidaknyamanan umum, kegelisahan, atau sakit-
perasaan (malaise)
Pembengkakan lokal, kemerahan, dan kehangatan
Nyeri pada tempat infeksi
Pembengkakan pada pergelangan kaki, kaki, dan kaki
komplikasi
Komplikasi Osteomielitis dapat mencakup:
Kematian tulang (osteonekrosis). Infeksi pada tulang
dapat menghambat sirkulasi darah dalam tulang,
menyebabkan kematian tulang. Tulang dapat sembuh
setelah operasi untuk mengangkat bagian-bagian
kecil tulang yang mati. Jika suatu bagian besar dari
tulang telah mati, mungkin harus dilakukan
pemotongan atau diamputasi untuk mencegah
penyebaran infeksi.
Septic arthritis. Dalam beberapa kasus, infeksi dalam
tulang bisa menyebar ke sendi di dekatnya.
Gangguan pertumbuhan. Pada anak-anak, lokasi yang
paling umum untuk osteomyelitis adalah di daerah
lebih lembut, yang disebut lempeng pertumbuhan, di
kedua ujung tulang panjang dari lengan dan kaki.
Pertumbuhan normal dapat terganggu dalam tulang
yang terinfeksi.
Tes dan diagnosis
tes darah
Tes darah dapat mengungkapkan peningkatan kadar
sel darah putih dan faktor-faktor lain yang dapat
menunjukkan bahwa tubuh sedang melawan infeksi .
Jika osteomyelitis disebabkan oleh infeksi dalam darah ,
tes dapat mengungkapkan apa kuman yang ada .
tes pencitraan

X-ray . Sinar - X dapat mengungkapkan kerusakan pada


tulang . Namun, kerusakan mungkin tidak terlihat sampai
osteomielitis osteomielitis akan mulai terlihat selama
beberapa minggu . Tes pencitraan yang lebih rinci mungkin
diperlukan jika osteomyelitis baru berkembang.
Computerized tomography ( CT ) scan. CT scan
menggabungkan gambar X - ray yang diambil dari berbagai
sudut , menciptakan pandangan cross- sectional rinci struktur
internal seseorang .
Magnetic resonance imaging ( MRI ) . Menggunakan
gelombang radio dan medan magnet yang kuat , MRI dapat
menghasilkan gambar sangat rinci tulang dan jaringan lunak
yang mengelilingi mereka .
Biopsi tulang

Biopsi tulang adalah gold standard untuk mendiagnosis


osteomyelitis, karena juga dapat mengungkapkan apa yang
khusus jenis kuman telah menginfeksi tulang. Mengetahui jenis
kuman memungkinkan dokter untuk memilih antibiotik yang
bekerja sangat baik untuk jenis infeksi. Sebuah biopsi terbuka
memerlukan anestesi dan bedah untuk mengakses tulang.
Dalam beberapa situasi, seorang ahli bedah memasukkan
jarum panjang melalui kulit dan masuk ke tulang Anda untuk
mengambil biopsi. Prosedur ini memerlukan anestesi lokal
untuk mematirasakan area di mana jarum dimasukkan.
treatments
Antibiotik diberikan untuk menghancurkan
bakteri penyebab infeksi
diberikan lebih dari satu antibiotik
Antibiotik yang diberikan untuk setidaknya 4
sampai 6 minggu , juga diberi melalui infus
( intravena , yang berarti melalui pembuluh darah
).
Pembedahan mungkin diperlukan untuk
menghilangkan jaringan tulang mati jika memiliki
infeksi yang tidak hilang
Jika ada pelat logam yang menyebabkan infeksi ,perlu
adanya pelepasan pelat logam

Infeksi yang terjadi setelah penggantian sendi mungkin


memerlukan pembedahan untuk mengangkat jaringan
sendi dan terinfeksi diganti di seluruh wilayah. Sebuah
prostesis baru dapat ditanamkan dalam operasi yang
sama . Lebih sering , dokter menunggu sampai infeksi
telah hilang.

Jika memiliki diabetes , maka akan perlu dikontrol


dengan baik . Jika ada masalah dengan suplai darah ke
daerah yang terinfeksi , seperti kaki , operasi untuk
memperbaiki aliran darah mungkin diperlukan untuk
menyingkirkan infeksi .
INFEKSI GRANULOMATOSA
OM Tuberkulosis
Selain kelainan primer tuberkulosis di paru, ditemukan jg
TB di kel limf, tulang, sendi, perut, sistem urogenital, dll
TB tulang terbanyak ditemukan tlg panjang bagian
metafisis dan di trokanter mayor; sering di vertebra diikuti
sendi panggul
Spondilitis TB
penyakit Pott
Sering ditemukan pada T8-L3 dan mengenai korpus
vertebra
Gambaran klinis:
Nyeri pinggang (akibat rx. inflamasi), punggung meningkat
pd malam hari makin lama makin berat
Destruksi dan osteoporosis korpus vertebra kompresi
vertebra
Didapati gibus punggung bungkuk
Penyempitan diskus intervertebra
Abses paravertebral dan debris
LED meningkat
Tes TB +
Paraplegia akibat desakan abses
TL:
Tuberkulostatik dan terapi konservatif
Penyaliran abses dingin
Bedah fusi bila perlu
Imobilisasi dengan alat penguat
TB tlg panjang dan tlg kecil
Menyebabkan destruksi tulang di daerah metafisis
Foto Rontgen gambaran destruksi berupa daerah
osteolitik dibatasi garis tipis osteosklerotik
Yang memberi gambaran khas TB jari pembengkakan,
penebalan korteks tlg dgn rx. Periosteal
Fistel TB
Terbentuk bila proses TB menembus tulang
Terjadi dari limfadenitis TB
Artritis TB
TB sekunder yang menghinggapi semua sendi
Frekuensi lebih tinggi pada usia muda
Keluhan: nyeri sedang, kaku, bengkak
Tanda lokal: bengkak, hidrops, hipotrofi otot, radang
dingin
Tanda sistemik: demam sedang, keringat malam,
anoreksia, penurunan BB
Gambaran X-Ray: rarefaksi tulang, erosi,
penyempitan/ pelebaran sela sendi, permukaan ujung
tlg kasar
Lab: Mantoux +, pungsi untuk biakan, pungsi sediaan
apus ZN, LED
Th/: Tuberkulostatik, istirahat sendi pada
posisi faali
SPONDILITIS TUBERKULOSIS
Terjadi karena penyebaran sekunder
TB secara hematogen ke vertebra
Patofisiologi :
Infeksi dimulai di sentral korpus
vertebra (pada anak-anak), paradiskus
(pada orang dewasa), atau anterior
(karena penjalaran dari vertebra di
atasnya)
Terjadi destruksi tulang yang dapat
mengakibatkan fraktur kompresi
SPONDILITIS TUBERKULOSIS
Gejala :
Malaise
Penurunan BB
Nyeri punggung/pinggang
Gibus (kifosis anguler) bila sudah terjadi
fraktur kompresi
Spondilitis TB servikal : nyeri
oksipital/ekstremitas atas,
disfagia/disfoni/dyspnea bila timbul abses di
dinding retrofiring
Spondilitis TB torakal : neuralgia interkostalis,
rasa tidak enak di abdomen
Spondilitis TB lumbal : nyeri ekstremitas
bawah, paraplegia (karena abses/rusaknya
medulla spinalis)
SPONDILITIS TUBERKULOSIS
Diagnosis :
Foto rontgen tulang belakang:
penyempitan diskus intervertebralis,
rarefaksi (kurang padat/hipodens),
kompresi vertebra, kifosis, abses
paravertebral
Foto rontgen paru
Mielografi untuk melihat adanya
penekanan medulla spinalis/tidak
Diagnosis banding : fraktur kompresi
traumatik, fraktur kompresi karena
tumor, blastomikosis, kifosis senilis,
osteitis piogen, poliomyelitis, skoliosis
idiopatik
SPONDILITIS TUBERKULOSIS
Tatalaksana :
Istirahat baring
Memperbaiki keadaan umum dan status
gizi
Pemberian OAT
Memakai alat penguat vertebra
Pembedahan bila ada kegagalan OAT,
kelainan bersifat progresif, vertebra yang
kolaps, instabilitas tulang, dan defisit
neurologis. Berupa drainase abses,
debridement, dan penggantian corpus
vertebra yang rusak dengan tulang
spongiosa/materi sintetik
ARTHRITIS TUBERKULOSIS
Patofisiologi :
Bakteri tuberkulosis menginfeksi sinovial
dengan perantaraan hematogen/penyebaran
osteomielitis TB di epifisis
Terjadinya infeksi menyebabkan inflamasi dan
proliferasi dari sinovial. Terjadi juga destruksi,
regenerasi, pembentukan jaringan granulasi
pada sendi, dan jaringan vaskuler pannus
(dapat mengerosi kartilago)
Proliferasi mengakibatkan produksi cairan
sinovial yang berlebihan dan menimbulkan
hidrops
Bila tidak ditangani, dapat menyebar ke
jaringan lunak di sekitarnya dan timbul sinus
di permukaan kulit
ARTHRITIS TUBERKULOSIS
Gejala :
Nyeri samar pada sendi
Pembengkakan pada sendi
Kadangkala terdapat hidrops
Diagnosis :
Foto rontgen : hipodens, erosi, penipisan tulang,
penyempitan sela sendi. Fase penyembuhan :
permukaan sendi ireguler, kalsifikasi abses
ARTHRITIS TUBERKULOSIS
Diagnosis banding : artritis piogenik, artritis
reumatoid monoartikuler, artritis
Tatalaksana :
Istirahat
Perbaikan status gizi
Pemberian OAT
Traksi kulit/skeletal
Sinovektomi jika belum terjadi kerusakan
Artrotomi jika sudah terjadi kerusakan. Berupa
tindakan debridement
prognosis
Dengan pengobatan, hasil untuk osteomyelitis akut
biasanya baik.

Outlook buruk bagi mereka dengan jangka panjang


(kronis) osteomyelitis. Gejala dapat datang dan pergi
selama bertahun-tahun, bahkan dengan operasi.
Amputasi mungkin diperlukan, terutama pada orang
dengan diabetes atau sirkulasi darah yang buruk.

Outlook untuk orang dengan infeksi prosthesis


tergantung, sebagian, pada:
Kesehatan pasien
Jenis infeksi
Apakah prostesis yang terinfeksi bisa dihapus secara aman
Kesimpulan umum
Kami telah mempelajari :
Anatomi sendi
Fraktur
Dislokasi
Kelainan tulang non-trauma
Kesimpulan & saran
Kesimpulan sesuai pemicu : kemungkinan pasien
mengalami fraktur terbuka derajat I-II
Saran :
Sebelum tiba di rumah sakit :
Lakukan pembidaian
Hentikan perdarahan dengan menggunakan perban
tekan
Setibanya di UGD rumah sakit :
Periksa secara menyeluruh, karena sebagian kasus
fraktur terbuka disertai politrauma

Anda mungkin juga menyukai