Blok SMS
Cindy Leonie
405130124
Learning objective
1. Menjelaskan anatomi sendi (macam-macam sendi, prinsip
pergerakan sendi)
2. Menjelaskan dislokasi sendi (definisi, epidemiologi, etiologi,
patofisiologi, tanda & gejala, pemeriksaan, penatalaksanaan,
pencegahan, komplikasi, prognosis)
3. Menjelaskan fraktur (jenis-jenis, mekanisme, tanda-tanda,
deskripsi derajat tipe, penatalaksanaan, bedah, KIE, gizi,
prognosis, komplikasi)
4. Menjelaskan kelainan tulang non-trauma (infeksi)
ANATOMI SENDI
Struktur Sendi
Berdasarkan struktur
Kriteria:
Ada/ tidaknya ruangan di antara tulang2 yg
bersendi (cavitas synovialis)
Tipe jaringan ikat di antara tulang yg bersendi
Berdasarkan tipe sendi :
Articulatio fibrosa
Articulatio cartilaginis
Articulatio synovialis
Articulatio fibrosa
Cavitas synovialis (-)
Tulang2 yg dihubungkan oleh jaringan ikat fibrosa
Gerakan yg terjadi minimal / (-)
Tipe:
Sutura
Syndesmosis
Gomphosis
Sendi Fibrosa
Tidak memiliki lapisan tulang rawan
Tulang yang satu dengan tulang yang lainnya
dihubungkan oleh jaringan ikat fibrosa.
Terdapat 2 tipe sendi fibrosa:
Sutura: terdapat di antara tulang-tulang tengkorak.
Sindesmosis: terdiri dari suatu membran interoseus
atau suatu ligamen di antara tulang.
Contoh: perlekatan tulang tibia dan fibula bagian
distal.
Articulatio Fibrosa
Sutura :
Dari lapisan jaringan ikat
tipis
Hanya ada pada tulang
tengkorak saja
Pertemuan irreguler dan
interlocking yang kuat dan
mencegah fraktur
Secara fungsi = synathrosis
Pada dewasa beberapa
sutura digantikan oleh
tulang synostosis
Exp: sutura sagitalis
Articulatio Fibrosa
Syndesmosis :
Jarak antar tulang yang
bersendi lebih lebar
Jaringan ikat >> dari
sutura
Secara fungsi =
amphiatrosis
Exp: membrana
interossea cruris dan
Articulatio tibiofibularis
distal
Articulatio Fibrosa
Gomphosis :
Antara radix dentis dengan processus alveolaris
maxilla / mandibula
Periodontium (periodontal membran) adalah
jaringan ikat yang menghubungkan
Secara fungsi = synarthrosis
Exp: articulatio dentoalveolaris
Articulatio cartilaginis
Cavitas synovialis (-)
Antar tulang dihubungkan oleh cartilago hyaline/
fibrokartilago
Gerakan yg terjadi sedikit / (-)
Tipe :
Articulatio cartilaginis primer (Synchondrosis)
Articulatio cartilaginis sekunder (Symphisis)
Klasifikasi Sendi
Berdasarkan pergerakan:
Synarthrosis
Tidak ada pergerakan antara tulang-tulang yang
berhubungan.
Di antara tulang: jaringan ikat (sindesmosis).
Contoh: tulang tengkorak, antara gigi dan rahang,
antara radius dan ulna.
Amphiarthrosis
Pergerakan terbatas.
Umumnya bagian tulang yang berada pada sisi
persendian dilapisi oleh tulang rawan hialin dan
struktur keseluruhan berada dalam kapsul.
Contoh: sendi vertebra dan simfisis pubis.
Diarthrosis
Pergerakan luas.
Ada celah sendi, rawan sendi yang licin dan membran
sinovium serta kapsul sendi.
Umumnya dijumpai pada sendi-sendi ekstremitas
Terdapat beberapa jenis antara lain:
Sendi peluru
Sendi pelana
Sendi putar
Sendi luncur
Sendi engsel
JENIS ARTICULATIO SYNOVIALIS
Articulatio plana
A. Stimsons Method
B. Hippocratess Method
C. Hippocrates Method
Dislokasi Sendi Bahu
Kochers Method
REHABILITASI
Program Rehabilitasi secara umum terbagi menjadi
Operatif Manajemen dan Non operatif manajemen.
Operatif
Tujuan utama rehabilitasi adalah :
- Menjaga integritas stabilitasi dengan bedah
- Memulihkan ROM fungsional secara full
- Meningkatkan stabilitas Dynamik
- Kembali aktivitas yang tak dibatasi & olahraga.
Non operatif Rehabilatation
Penanganan rehabilitasi non operatif bertujuan untuk mengoptimalkan stabilisasi sendi
bahu,sebab komplikasi dislokasi berulang banyak terjadi. Menghindari maneuver yang
bersifat provokatif dan penguatan otot secara hati-hati merupakan komponen penting
dalam program rehabilitasi.
Minggu 0-2.Hindari provokatif posisi, termasuk eksternal rotasi,Abduksi,dan Distrak
Immobilisasi tergantung umur
- kurang dari 20 tahun 3-4 minggu
- 20-30 tahun 2-3 minggu
- Lebih dari 30- 10 hari sampai 2 minggu.
- Lebih dari 40 tahun 3-5 hari
dilanjutkan secara bertahap untuk pemulihan fungsi sesuai prosedur rehabilitasi yang
telah ditetapkan.
pencegahan
Untuk membantu mencegah dislokasi:
Mengambil tindakan pencegahan untuk menghindari jatuh.
Periksa mata secara teratur, jika minum obat, teliti apakah obat
tersebut memiliki potensi untuk membuat Anda
pusing/mengantuk. Pastikan penerangan di rumah cukup, dan
hindari barang yang dapat membahayakan co. mainan anak2.
Bermain dan bepergian dengan aman. Kenakan alat pelindung
yang disarankan saat olahraga ataupun saat menyetir.
Hindari kekambuhan. Setelah terkilir,mungkin akan lebih rentan
terhadap dislokasi . Untuk menghindari kekambuhan, lakukan
latihan kekuatan dan stabilitas seperti yang direkomendasikan
oleh dokter untuk meningkatkan dukungan dari sendi.
Prognosis
Prognosis baik Apabila reposisi yang dilakukan
sesuai dengan keadaan dislokasi
Prognosis buruk Apabila reposisi yang dilakukan
salah dan timbul komplikasi lebih lanjut berupa
fraktur dislokasi dan fraktur kolum humeral.
LO 2
MENJELASKAN FRAKTUR
Fraktur
Fraktur atau patah tulang adalah terputusnya
kontinuitas jaringan tulang dan atau tulang rawan
yang umumnya disebabkan oleh rudapaksa
Deskripsi Fraktur
1.Komplit-tidak komplit
- Fraktur komplit : garis patah melalui seluruh penampang tulang
atau melalui kedua korteks tulang
- Fraktur tidak komplit : garis patah tidak melalui seluruh
penampang tulang seperti :
- Hairline fracture / patah retak rambut
- Buckle fracture atau torus fracture (terjadi lipatan dari satu
korteks dnegan kompresi tulang spongiosa dibawahnya).
Fraktur ini umumnya terjadi pada distal radius anak-anak
- Greenstick fracture (fraktur tangkai dahan muda). Mengenai
satu korteks dengan angulasi korteks lainnya yang terjadi pada
tulang panjang anak
Deskripsi Fraktur
2.Bentuk garis patah dan hubungannya dengan
mekanisme trauma
Garis patah melintang : trauma angulasi atau langsung
Garis patah oblique : trauma angulasi
Garis patah spiral : trauma rotasi
Fraktur kompresi : trauma axial-flexi pada tulang
spongiosa
Fraktur avulsi : trauma tarikan/traksi otot pada tulang,
misalnya fraktur patella
Deskripsi Fraktur
3.Jumlah garis patah
- Fraktur kominutif
garis patah lebih dari satu dan saling berhubungan
- Fraktur segmental
garis patah lebih dari satu tetapi tidak berhubungan.
Bila dua garis patah disebut pula fraktur bifokal
- Fraktur multipel
garis patah lebih dari satu tetapi pada tulang yang
berlainan tempatnya
Deskripsi Fraktur
4.Bergeser-tidak bergeser
- Fraktur undisplaced (tidak bergeser)
garis patah komplit tetapi kedua fragmen tidak bergeser.
Periosteumnya masih utuh.
- Fraktur displaced (bergeser)
terjadi pergeseran fragmen-fragmen yang juga disebut dislokasi
fragmen.
Dislokasi ad longitudinam cum contractionum (pergeseran
searah sumbu dan overlapping)
Dislokasi ad axim (pergeseran yang membentuk sudut)
Dislokasi ad latus (pergeseran dimana kedua fragmen saling
menjauhi)
Deskripsi Fraktur
5.Terbuka-tertutup
Fraktur terbuka : bila terdapat luka yang menghubungkan
tulang yang fraktur dengan udara luar atau permuakan kulit
Fraktur tertutup : bila tidak ada luka yang menghubungkan
fraktur dengan udara luar atau permukaan kulit
Bila terdapat luka melalui kulit dan subkutis tetapi fascia masih
utuh disebut fraktur yang potensial terbuka
Bila fraktur dan luka berada pada regio yang berlainan atau
berjauhan tidak disebut fraktur terbuka
Deskripsi Fraktur
6.Komplikasi-tanpa komplikasi
Bila ada komplikasi harus disebut
Komplikasi dapat komplikasi dini atau lambat, lokal
atau sistemik, oleh trauma atau akibat pengobatan
Patofisiologi
Diagnosa Fraktur
Harus disebut jenis tulang atau bagian tulang yang
mempunyai nama sendiri, kiri atau kanan, bagian
mana dari tulang, tengah atau distal, komplit atau
tidak, bentuk garis patah, jumlah garis patah,
bergeser tidak bergeser, terbuka atau tertutup dan
komplikasi bila ada.
Klasifikasi Fraktur
1. Ada tidaknya hubungan dengan dunia luar
- Fraktur Tertutup
- Fraktur Terbuka (3 derajat berat ringannya luka
& berat ringannya fraktur)
Derajat Patah Tulang Terbuka
Derajat Luka Fraktur
Balanced traction
Penatalaksanaan
Terapi Operatif
Terapi operatif dgn reposisi tertutup dgn
kontrol image
intensifier, C-arm
Reposisi tertutup fiksasi eksterna
dengan memakai model sederhana seperti
Roger Anderson, Judet, Screw, Ilizarov
Reposisi tertutup fiksasi interna
reposisi tertutup fraktur supra condylair
humerus diikuti dgn pemasangan paralel
pins. Dan reposisi tertutup fraktur collum
pada anak diikuti pinning dan immobilisasi
gips.
Terapi Farmakologis
Fraktur Terbuka
Antibiotik : Sefalosporin generasi I (cefazolin 1-2
gram) dikombinasikan dg aminoglikosid
( gentamisin 1-2 mg/kgBB tiap 8 jam) selama 5
hari. Stelah itu antibiotik disesuaikan
Antitetanus serum : jika belum pernah imunisasi
tetanus diberikan gamaglobulin antitetanus
manusia dosis 250 unit utk dewasa. Jika sudah
diberi TT (toxoid tetanus), diberi booster IM 1 dosis
booster 0.5 ml.
Fraktur Tertutup
NSAIDs
Penatalaksanaan fraktur terbuka
Sebelum tiba di rumah sakit :
Lakukan pembidaian
Hentikan perdarahan dengan menggunakan
perban tekan
Setibanya di UGD rumah sakit :
Periksa secara menyeluruh, karena sebagian kasus
fraktur terbuka disertai politrauma
DEBRIDEMENT DAN REPOSISI TERBUKA
Pasien diberikan tetanus toksoid, ATS, atau tetanus human globulin
Pasien juga diberikan antibiotik spektrum luas
Kultur terhadap dasar luka dari fraktur yang terbuka untuk
mengetahui jenis kuman; serta dilakukan uji resistensi
Daerah yang mengalami fraktur dibius, kemudian dicuci selama 5-
10 menit dan dicukur rambut-rambutnya
Luka diirigasi dengan larutan NaCl steril 5-10 liter. Bila luka
termasuk derajat III harus disemprot hingga bebas dari kontaminasi
Luka didesinfeksi dan dipasangkan duk steril
Eksisi luka, kulit, subkutis, fascia, otot yang tidak vital, dan fragmen
tulang kecil yang tidak melekat pada periosteum
DEBRIDEMENT DAN REPOSISI TERBUKA