Anda di halaman 1dari 14

KIMIA FORENSIK

Kelompok II

Sekolah Pasca Sarjana - Ilmu Forensik UNAIR 2016

MORFIN
NARKOBA

Narkoba adalah singkatan dari narkotika


dan obat terlarang. Sebagian juga
mengartikannya sebagai narkotika dan
obat berbahaya.
Narkoba juga biasa diistilahkan sebagai
napza. narkotika, psikotropika, dan zat
adiktif lainnya.
Narkotika
Narkotika adalah zat atau obat yang berasal
dari tanaman atau bukan tanaman, baik
sintesis maupun semi sintesis yang dapat
menyebabkan penurunan atau perubahan
kesadaran, hilangnnya rasa, mengurangi
sampai menghilangkan rasa nyeri dan dapat
menimbulkan keteregantungan.
Psikotropika adalah zat atau obat, baik
alamiah maupun sintesis yang bukan
narkotika, yang berkhasiat psikoaktif melalui
pengaruh selektif pada susunan saraf pusat
yang menyebabkan perubahan khas pada
aktivitas mental dan perilaku.
Berdasarkan asal zat/bahannya narkoba dibagi menjadi 2 yaitu :
Tanaman
Opium atau candu / morfin yaitu olahan getah tanaman papaver
somniferum tidak terdapat di Indonesia, tetapi diselundupkan di
Indonesia.
Kokain, yaitu olahan daun koka diolah di Amerika (Peru, Bolivia,
Kolumbia).
Cannabis Sativa atau marijuana atau ganja banyak di tanam di
Indonesia.
Bukan Tanaman
a. Semi sintetik : adalah zat yang diproses secara ektraksi, isolasi
disebut alkaloid opium. Contoh : heroin, kodein, dan morfin.
b. Sintetik : diperoleh melalui proses kimia bahan baku kimia,
menghasilkan zat baru yang mempunyai efek narkotika dan diperlukan
medis untuk penelitian serta penghilang rasa sakit (analgesic) seperti
penekan batuk (antitusif). Contoh : amfetamin, metadon, petidin, dan
deksamfetamin
Menurut perundangan di negara kita dalam UU
Narkotika No. 35 tahun 2009, narkotika dibagi
menjadi tiga golongan, yaitu :

Narkotika golongan I
Narkotika yang hanya digunakan untuk tujuan pengembangan ilmu
pengetahuan dan tidak digunakan dalam terapi serta mempunyai potensi
sangat tinggi mengakibatkan ketergantungan. Contohnya : ganja, heroin,
kokain, opium.
Narkotika golongan II
Narkotika yang berkhasiat pengobatan digunakan sebagai pilihan terakhir dan
dapat digunakan dalam terapi dan atau tujuan pengembangan ilmu
pengetahuan serta mempunyai potensi tinggi mengakibatkan
ketergantungan. Contoh : morfina, pentanin, dan turunannya.
Narkotika golongan III
Narkotika yang berkhasiat pengobatan dan banyak digunakan dalam terapi dan
atau tujuan pengembangan ilmu pengetahuan serta mempunyai potensi
ringan mengakibatkan ketergantungan. Contohnya : kodein dan
turunannya, metadon, naltrexon, dan sebagainya
Poppy (Papaver somniferum L.),
atau opium poppy, adalah tanaman asli Eropa tenggara
dan Asia Barat. Spesies ini dibudidayakan secara luas di
banyak negara, termasuk Iran, Turki, Belanda, Polandia,
Rumania, Cekoslowakia, Yugoslavia, India, Kanada, dan
banyak daerah di benua Asia dan Selatan Amerika.
Tanaman tegak ini dapat memiliki bunga berwarna putih,
merah muda, merah, atau ungu
..............

Getah diperoleh dari buah yang belum


matang 1 3 minggu setelah
berbunga. Sayatan dibuat di dinding
buah, seperti susu, cairan getah
dikumpulkan dan dikeringkan.
Opium dan alkaloid morfin, codeine,
noskapin, papaverin, dan thebaine
selanjutnya diisolasi dari bahan
kering.
Morphine

Nama dagang : MS Contin, Roxanol, Kadian,


Avinza, Oramorph
Nama lain : Dreamer, Hows, M, Miss emma
Morfin adalah alkaloid yang paling banyak di
getah, sering mewakili 10 15 % dari massa
total. Ini mengkristal sebagai morfin sulfat,
garam yang biasanya berupa bubuk putih
atau kristal halus putih.
Ini adalah narkotika kuat yang secara langsung
mempengaruhi sistem saraf pusat dan
saluran pencernaan.
Digunakan sebagai analgesik dan obat
penenang untuk menghilangkan rasa
sakit. Efek samping termasuk euforia,
perubahan mood, gangguan mental dan
fisik, mengurangi ketakutan dan
kecemasan, penurunan rasa lapar, gagal
ginjal, dan depresi dari fungsi pernapasan.
Cara Pemakaian Morfin
Pelaku biasanya menghirup morfin dalam
proses yang disebut "mengejar naga".
Bentuk padat yang dipanaskan akan
membentuk cairan kental, yang
menghasilkan uap. Pengguna menghirup uap
melalui tabung.
Selain itu Morphin biasa digunakan lewat
injeksi dengan cara melarutkannya dalam air
terlebih dahulu. Injeksi biasannya dilakukan
lewat intravena (IV).
Morphine dapat diserap dengan baik melalui
pemberian intramuskuler, dengan onset
efek sekitar 15 hingga 30 menit dan efek
puncaknya tercapai dalam 45 hingga 90
menit.
Durasi kerja morphine dapat bertahan
selama 4 jam. Panjang durasi morphine
dalam tubuh 1.3-6.7 jam, dengan volume
of distribution 2-5 L/kg.
Analisis Toksikologi Forensik
Secara umum tugas analisis toksikolog forensik
(klinik) dalam melakukan analisis dapat
dikelompokkan ke dalam tiga tahap yaitu:
Penyiapan sampel sample preparation,
Analisis meliputi uji penapisan screening
test atau dikenal juga dengan general
unknown test dan uji konfirmasi yang
meliputi uji identifikasi dan kuantifikasi,
Langkah terakhir adalah interpretasi temuan
analisis dan penulisan laporan analisis.
Spesimen untuk analisis toksikologi forensik
MIS: kasus kematian tidak wajar spesimen dikumpulkan oleh dokter
forensik pada saat melakukan otopsi.
Spesimen dapat berupa cairan biologis, jaringan, organ tubuh.
Dalam pengumpulan spesimen dokter forensik memberikan label
pada masing-masing bungkus/wadah dan menyegelnya.
Label seharusnya dilengkapi dengan informasi: nomer indentitas,
nama korban, tanggal/waktu otopsi, nama spesimen beserta
jumlahnya.
Pengiriman dan penyerahan spesimen harus dilengkapi dengan
surat berita acara menyeran spesimen, yang ditandatangani oleh
dokter forensik.
Toksikolog forensik yang menerima spesimen kemudian
memberikan dokter forensik surat tanda terima, kemudian
menyimpan sampel/spesimen dalam lemari pendingin freezer dan
menguncinya sampai analisis dilakukan.
Uji penapisan atau screening test adalah
pemeriksaan penapisan terhadap
golongan narkotika atau psikotropika
Uji ini bertujuan untuk memastikan
identitas analit dan menetapkan kadarnya.
Konfirmatori test paling sedikit sesensitif
dengan uji penapisan, namun harus lebih
spesifik.

Anda mungkin juga menyukai