Anda di halaman 1dari 34

Menerima dan Melanjutkan Penugasan Strategi Audit

Menyeluruh
Kelompok 1
Hadrian Miranti
Reviana Rezki
Rio Wartini
ISAs yang menjadi acuan utama dalam pembahasan ini adalah
ISAs 210, 220, dan 300 serta ISQC 1

Materi ini membahas mengenai kewajiban auditor dalam rangka menerima penugasan dari klien baru (engagement acceptance) atau
melanjutkan penugasan dari klien lama (engagement continuance).
Istilah engagement diterjemahkan sebagai perikatan, dan audit engagement sebagai perikatan audit. Dalam tahap ini menerjemahkan
engagement sebagai penugasan.
Apakah sebaiknya auditor menerima/menolak/melanjutkan penugasan ?
Keputusannya adalah mengenai (menerima/menolak/melanjutkan) penugasan, sebelum kedua belah pihak mengikatkan diri dan masuk
dalam perikatan.
Sehubungan dengan perikatan ini , kewajiban auditor adalah :
Mengidentifikasi dan menilai factor risiko yang relevan dalam menentukan apakah auditor menerima atau menolak penugasan audit
tersebut.
Menyepakati dan mendokumentasikan syarat-syarat perikatan.
ISA 210.3 ISQC 1.26
Tujuan auditor adalah menerima atau melanjutkan Kebijakan dan prosedur itu dirancang KAP untuk
penugasan audit hanya jika dasar untuk melaksanakan memberikan asurans yang wajar bahwa KAP hanya
penugasan sudah disetujui dengan : melangsungkan hubungan penugasan dalam hal KAP :
a) Memastikan bahwa prasyarat untuk suatu audit a) Kompeten untuk melaksanakan penugasan
memang ada b) Mematuhi persyaratan
b) Menegaskan adanya pemahaman yang sama antar c) Mempertimbangkan integritas klien
auditor dan manajemen dan jika perlu dengan TCWG
mengenai syarat-syarat penugasan audit
ISQC 1.27 ISQC 1.28
Kebijakan dan prosedur tersebut mengharuskan : KAP wajib menetapkan kebijakan dan prosedur
a) KAP memperoleh informasi yang menurutnya untuk melanjutkan penugasan dan hubungan klien.
diperlukan Kebijakan dan prosedur itu harus meliputi
b) Jika ada potensi benturan kepentingan dalam pertimbangan mengenai :
menerima penugasan a) Tanggung jawab professional dan tanggung
c) Jika ditemukan adanya masalah-masalah, dan KAP jawab hokum yang berlaku
harus memutuskan menerima atau melanjutkan
hubungan atau penugasan tertentu b) Kemungkinan untuk mengundurkan diri dari
penugasan
ISA 210.4 ISA 210.12
Untuk tujuan ISAs, istilah berikut mempunyai makna Partner penugasan wajib meyakinkan bahwa
seperti dijelaskan dibawah. prosedur yang tepat untuk menerima dan
melanjutkan hubungan dengan klien dan penugasan
Prasyarat suatu audit : penggunaan oleh
audit telah diikuti dan ia berkewajiban memastikan
manajemen suatu kerangka pelaporan keuangan
bahwa kesimpulan mengenai hal ini sudah tepat
yang dapat diterima dalam pembuatan laporan
keuangan dan persetujuan manajemen
ISA 220.13 ISA 300.13
Jika partner penugasan memperoleh informasi Auditor wajib melaksankan kegiatan berikut
yang menyebabkan KAP menolak penugasaan audit sebelum memulai audit
seandainya informasi itu diterima lebih dini, partner
a) Melaksanakan prosedur yang diwajibkan oleh
penugasan wajib mengkomunikasikan informasi itu
ISA 220 tentang penerimaan hubungan klien
secepatnya kepada KAP, sehingga KAP dan partner
dan tentang penerimaan penugasan yang
penugasan dapat mengambil tindakan yang tepat.
spesifik.
b) Mengkomunikasikan dengan auditor terdahulu,
dimana terjadi pergantian auditor, sesuai
dengan persyaratan/kewajiban etika yang
relevan.
Selayang Pandang
Salah satu keputusan terpenting yang dapat dibuat KAP ialah memutuskan untuk menerima/melanjutkan penugasan atau klien dan
memutuskan penugasan atau klien mana yang harus ditolak.
Sebelum KAP memutuskan untuk menerima atau mempertahankan suatu penugasan, auditor harus :
1. Memutuskan dapat diterimanya kerangka pelaporan keuangan (financial reporting framework FRF) yang diusulkan atau digunakan entitas.
2. Menilai apakah KAP dapat mentaati ketentuan etika yang relevan.
3. Dapatkan persetujuan manajemen bahwa ia memahami sepenuhnya akan tanggungjawabnya berkenaan dengan:
a. Penyusunan laporan keuangan entitas sesuai dengan FRF yang diterapkan
b. Pengendalian internal sebagimana dianggap perlu oleh manajemen untuk menyusun laporan keuangaan yang bebas dari salah saji yang
material, apakah disebabkan oleh kecurangan atau kesalahan
c. Memberikan kepada auditor akses kepada semua informasi yang relevan dan informasi tambahan yang dapat diminta auditor, serta akses
tanpa batas kepada orang-orang didalam entitas yang menurut pendapat auditor diperlukan untuk mendapatkan bukti audit dan
d. Prosedur menerima dan melanjutkan penugasan. Ini adalah serangkaian prosedur yang serupa dengan prosedur penilaian resiko ( risk
assessment procedures). Jika penugasan ini diterima, hasil atau temuan prosedur ini dapat digunakan sebagai bagian dari prosedur
penilaian resiko.
Penilaian atas risiko penugasan di tahun pertama dan tahun-
tahun selanjutnya, membantu memastikan bahwa KAP:

Penilaian atas risiko penugasan di tahun pertama dan tahun-tahun selanjutnya, membantu
memastikan bahwa KAP:
Independen dan tidak mempunyai benturan kepentingan
Komponen untuk melaksanakan tugasnya dengan sumber daya yang diperlukan dan dalam batas waktu yang tersedia
Bersedia menerima dan menanggung risiko audit
Tidak tahu atau tidak mempunyai informasi baru mengenai klien(existing client) yang dapat menyebabkan KAP menolak
penugasan.
BUTIR PERTIMBANGAN
Ada entitas kecil atau sangat kecil yang memerlukan audit. Entitas ini dikelola oleh Sesudah diputuskan untuk menerima atau melanjutkan penugasan, maka
pemilik sendiri(owner- manager) yang mengetahui segala sesuatu tentang seluk- langkah selanjutnya ialah?
beluk entitasnya. Entitas ini tidak atau sedikit sekali mempunyai dokumen formal
mengenai pengendalian. Memastikan apakah persyaratan awal atau prakondisi bagi suatu audit,
memang ada, di bawah akan dijelaskan kondisi-kondisi(precinditions) yang
Dalam situasi seperti ini, auditor harus menentukan apakah ketiadaan harus ada
kegiatan pengendalian (absence of control activities ) atau komponen pengendalian
lainnya mungkin berakibat tidak dapat diperolehnya bukti audit yang cukup dan Menegaskan pemahaman bersama antara auditor dan manajemen (dimana
tepat(sufficient judgment) perlu TCWG) mengenai syarat-syarat perikatan audit(terms of the audit
engagement)
Hal-hal yang perlu dipertimbangkan dengan lebih seksama
Lingkungan penfendalian pada entitas tersebut
contoh: apakah owner-manager dapat dipercaya, cakap, dan mempunyai sikap dan
wawasan yang positif terhadap perlunya pengendalian internal yang baik?
Apakah mungkin membuat tanggapan yang menyeluruh dan prosedur audit lanjutan
yang menjawab dengan tepat faktor-faktor risiko yang dihadapi?
Contoh: apakah prosedur substantif dapat digunakan untuk memastikan seluruh
pendapatan dan kewajiban telah dicatat dalam pembukuan ?
Menerima penugasan
Langkah pertama dalam proses menerima/ melanjutkan klien adalah menilai kemampuan KAP melaksanakan penugasan dan
risiko terkait.
Contoh pertanyaan

PERTIMBANGAN PERTANYAAN YANG DIAJUKAN


1. Penugasan audit Apa sifat audit dan lingkup audit?
Kerangka akuntansi dan pelaporan apa
yang akan digunakan?

2. Apakah KAP mempunyai kompetensi , Apakah KAP mempunyai cukup orang


sumber daya dan waktu yang diperlukan? dengan kompetensi dan kemampuan
memadai?
3. Apakah KAP independen? Apakah KAP dan anggota tim dan dapat
memenuhi kewajiban etika dan
independensi?
Menerima penugasan

PERTIMBANGAN PERTANYAAN YANG DIAJUKAN


Apakah tim audit di tingkat entitas bekerja
dalam lingkungan hokum yang secara aktif
mengawasi auditor.

4. Apakah risiko penugasan dapat di Apa perubahan-perubahan dalam periode


terima ? ini yang berdampak pada penugasan
(pelaporan keuangan, system IT, jual beli
asset,dan lain-lain)?
5. Apakah klien dapat dipercaya ? Apakah ada indikasientitas pencurian uang
atau kegiatan pidana lainnya?
Pengecekan Latar Belakang (Background Checks)
Untuk memastikan bahwa informasi yang diperoleh dari entitas memang akurat, lihat ketersediaan informasi dari pihak ketiga
untuk memvalidasi aspek penting dalam penilaian resiko. Langkah sederhana ini dapat menghindari masalah-masalah dikemudian hari.

Prakondisi Untuk Suatu Audit


Terjemahan ISA 210 alinea 6:
Untuk memastikan apakah prakondisi bagi suatu audit memang ada, auditor wajib:
Menentukan apakah kerangka laporan keuangan yang digunakan untuk membuat laporan keuangan dapat diterima, dan
Mendapat persetujuan manajemen bahwa ia sadar dan memahami sepenuhnya akan tanggung jawabnya.
ISA 210.12 ISA 210.13
Jika undang-undang atau ketentuan perundang-undangan Dalam audit yang berulang, auditor wajib menilai apakah
menetapkan tanggungjawab manajemen serupa dengan yang situasi mengharuskan syarat perikatan audit di revisi dan
dijelaskan dalam alinea 6(b), auditor dapat berkesimpulan bahwa
ketentuan perundang-undangan tersebut setara dengan yang apakah perlu mengingatkan kembali entitas itu akan syarat
dinyatakan dalam alinea 6(b) tersebut. perikatan audit yang ada.
Untuk tanggung jawab semacam itu (yang setara),
auditor dapat menggunakan kata-kata yang digunakan ketentuan
perundang-undangan dalam perjanjian tertulis (dengan
manajemen). Untuk tanggung jawab yang tidak diatur undang-
undang atau ketentuan perundang-undangan, agar dampaknya
sama (dengan tanggung jawab yang diatur), perjanjian tertulis
harus menggunakan deskripsi seperti di dalam alinea 6(b).
ISA 210.14
Auditor tidak boleh menerima perubahan dalam syarat perikatan audit yang tidak beralasan.

ISA 210.15
Jika sebelum menyelesaikan perikatan audit, auditor diminta mengubah perikatan audit ke perikatan yang mengisyaratkan asurans pada tingkat yang lebih rendah,
auditor berkewajiban memastikan apakah permintaan itu mempunyai alas an yang layak untuk dipenuhi.

ISA 210.16
Jika syarat perikatan audit diubah, auditor dan manajemen wajib menyepakati dan mencatat syarat perikatan audit yang baru dalam surat perikatan audit atau
bentuk perjanjian tertulis yang tepat.

ISA 210.17
Jika auditor tidak dapat menyepakati perubahan syarat perikatan audit dan tidak diperkenankan oleh manajemen untuk melajutkan syarat perikatan audit semula,
auditor wajib :
a. Mengundurkan diri dari perikatan audit jika mengundurkan diri dimungkinkan oleh ketentuan perundang undangan yang berlaku.
b. Menentuka apakah ada kewajiban, menurut perjanjian atau ketentuan lain, untuk melaporkan hal tersebut kepada pihak lain, seperti TCWG, pemilik atau
regulator.
Memutakhirkan Surat Penugasan
KAP mungkin menerima penugasan untuk beberapa periode audit, tentunya dengan memperhatikan ketentuan tentang rotasi KAP. Jika tidak ada
perubahan, auditor wajib menilai apakah ada kebutuhan untuk mengingatkan kembali syarat-syarat perikatan audit yang disepakati.
Surat perikatan audit harus direvisi jika terjadi perubahan keadaan. Hal-hal yang merupakan perubahan keadaan adalah :
a. Setiap perubahan syarat penugasan atau diperlukannya syarat penugasan yang khusus untuk periode tersebut
b. Perubahan dalam senior management baru-baru ini
c. Perubahan signifikan dalam kepemilikan entitas
d. Perubahan signifikan dalam sifat atau ukuran bisnis dari entitas yang bersangkutan
e. Perubahan dalam kewajiban hokum atau ketentuan perundang-undangan
f. Perubahan dalam RFR (financial reporting framework) yang diadopsi, dalam pembuatan laporan keuangan
g. Perubahan lain dalam kewajiban atau persyaratan pelaporan
h. Adanya indikasi bahwa manajemen keliru memahami tujuan dan lingkup audit
Perubahan Syarat Penugasa
Permintaan untuk mengubah syarat penugasan, tidak layak dipertimbangkan jika dilator belakangi
atau temuan issues yang timbul dalam audit. Misalnya, temuan audit tidak mendukung pernyataan manajemen,
ketidaksanggupan memperoleh informasi audit tertentu, atau buku audit tidak memuaskan.
Jika permintaan untuk mengubah syarat penugasan memang layak, surat penugasan baru dapat
dibuat atau perjanjian tertulis lainnya diperoleh KAP. Sebaliknya, jika auditor tidak dapat menyetujui perubahan
syarat penugasan dan tidak diizinkan oleh manajemen untuk melanjutkan audit dengan syarat semula, auditor
wajib :
a. Mengundurkan diri, jika memang dimungkinkan oleh hukum atau ketentuan perundang-undangan
b. Memastikan apakah ada kewajiban berdasarkan kontrak atau kewajiban lain, untuk melaporkan
pengundurkan diri KAP kepada pihak lain, seperti TCWG, pemilik, atau regulator
Contoh pertanyaan mengenai prakondisi suatu audit
PERTIMBANGKAN PERTANYAAN YANG DIAJUKAN
Apakah entitas memiliki prakondisi Apakah kerangka pelaporan laporan keuangan dapat diterima? Jika
dari suatu audit? iya, maka pertimbangkan:
Sifat entitas
Tujuan dan sifat laporan keuangan
Apakah undang-undang menetapkan kerangka laporan keuangan
Apakah manajemen menyetujui/memahami tanggungjawabnya atas:
Pembuatan lap.keuangan sesuai kerangka pelaporan keuangan
yang berlaku
Pengendalian intern, untuk membuat laporan keuangan bebas dari
salah saji material
Memberikan kepada auditor
a. Akses atas semua informasi
b. Informasi tambahan untuk tujuan audit
c. Akses tidak terbatas kepada pegawai untuk memperoleh bukti
audit
Apakah ada pembatasan lingkup Apakah manajemen menetapkan pembatasan lingkup audit dalam
audit? bentuk apapun? Jika batasan lingkup audit itu akan penyebabkan
penolakan pemberian pendapat, KAP harus menolak penugasan.
Menyepakati Syarat-syarat Perikatan
Berikut terjemahan perikatan dari ISA 210 yang relevan dengan syarat perikatan audit
ISA 210.7
Jiks menejemen membatasi lingkup kerja auditor dalam usulan surat perikatan yang menurut auditor akan mengakibatkan penolakan opini atas
laporan keuangan, auditor tidak diperkenankan menerima penugasan dengan pembatasan, kecuali jika diharuskan.

ISA 210.9
Auditor wajib menyepakati syarat-syarat dalam penugasan audit dengan manajemen. Yang dimaksud dengan ISA 210.9 adalah (a) auditor harus
bekerja dengan aturan main yang jelas dan benar. Oleh karena itu auditor harus menyepakati syarat-syarat penugasan. (b) syarat-syarat
penugasan harus sesuai dengan ketentuan ISA dan ISQC.
ISA 210.10
Syarat perikatan audit yang disetujui harus dicantumkan dalam surat perikatan audit atau bentuk perjanjian tertulis yang tepat dan harus memuat:
a. Tujuan dan lingkup audit atas lap.keuangan
b. Tanggung jawab auditor
c. Tanggung jawab manajemen
d. Penegasan mengenai kerangka laporan keuangan yang diterapkan untuk membuat laporan keuangan
e. Referensi kepada bentuk dan isi laporan yang akan diterbitkan auditor dan pernyataan bahwa ada keadaan yang menyebabkan laporan
sebenarnya berbeda dari yang diharapkan.

ISA 210.11
Jika UU menetapkan dengan cukup rinci syarat perikatan audit, maka auditor tidak perlu (mengulangi) mencantumkannya dalam perjanjian tertulis,
kecuali jika UU itu berlaku dan manajemen mengakui dan memahami tanggung jawabnya.
STRATEGI AUDIT MENYELURUH
Pembahasan kali ini mengenai langkah-langkah dalam menyusun rencana audit dan strategi audit
secara menyeluruh. Acuannya adalah ISA 300
Menyusun rencana dan strategi audit adalah bagian dari tahap pertama dalam proses audit, yakni
tahap penilaian risiko.
Daftar yang lebih lengkap tentang dokumentasi yang diwajibkan terdapat dalam ISA 230
ISA 300 alinea 4 menegaskan tujuan auditor dalam perencanaan ini sebagai berikut.
Tujuan auditor ialah merencanakan audit sehingga audit tersebut dapat dilaksanakan dengan cara
yang efektif.
Berikut ini terjemahan dari alinea-alinea lainnya dari ISA 300

Alinea 5 Alinea 7 Alinea 8


Partner (yang memimpin) Auditor wajib menyusun Dalam menyusun strategi audit
penugasan dan anggota- strategi audit secara secara menyeluruh,auditor wajib :
anggota utama (tim inti) wajib menyeluruh berisi lingkup,
a)Mengidentifikasi ciri-ciri
dilibatkan dalam perencanaan pengaturan waktu dan arahan
audit , termasuk audit, yang menjadi petunjuk penugasan
merencanakan dan pengembangan rencana audit. b)Memastikan tujuan pelaporan
membahasnya dengan dalam penugasan
anggota-anggota tim audit.
c)Memperhitungkan factor-factor
yang dalam kearifan
profesionalnya
d)Memperhitungkan hasil dari
kegiatan-kegiatan pra-penugasan
ini
e)Memastikan sifat,waktu, dan
luasnya sumber daya yang
diperlukan untuk melaksanakan
penugasan
Alinea 9 Alinea 10
Auditor wajib mengembangkan rencana audit Auditor wajib memutakhirkan dan mengubah
yang akan memasukkan penjelasan mengenai startegi audit dan rencana audit secara
: menyeluruh, jika diperlukan, selama
berlangsungnya audit
a)sifat, waktu, dan luasnya prosedur penilaian
risiko yang direncanakan, sebagaimana Alinea 11
ditetapkan dalam ISA 315
Auditor wajib merencanakan sifat, waktu, dan
b)sifat, waktu, dan luasnya prosedur audit luasnya arahan dan menyupervisi anggota tim
selanjutnya yang direncanakan, sebagaimana serta mereviu pekerjaan mereka
ditetapkan dalam ISA 330
Alinea 15
c)Prosedur audit lainnya yang direncanakan,
Auditor wajib merencanakan dan
yang diwajibkan agar penugasan audit ini
melaksanakan audit dengan skeptisisme
sesuai dengan ISAs
professional dengan menyadari bahwa
mungkin ada situasi dimana laporan keuangan
dapat disalahsajikan secara material
Perencanaan memastikan bahwa pelaksanaan tugas berlangsung
secara efisien dan efektif, dan risiko audit ditekan sampai tingkat
rendah yang dapat diterima (acceptably low level). Sebagai proses
yang berkesinambungan, perencanaan dilaksanakan pada ketiga
tahap audit : menilai risiko, menanggapi risiko dan pelaporan.

Selayang Perencanaan audit mempunyai manfaar sebagai berikut :


Anggota tim dapat belajar dari partner dan tim inti yang

Pandang berpengalaman
Penugasan diorganisasi, dilengkapi dengan staf audit dan dikelola
secara baik
Pengalaman yang diperoleh dari audit terdahulu dan dari
penugasan lain dimanfaatkan secara optimal
Area penting atau rawan dalam audit itu mnedapat perhatian yang
tepat
Masalah yang mungkin terjadi, diantisipasi dan diselesaikan tepat
waktunya
Dokumentasi audit direviu secara tepat waktu
Perencanaan dilakukan pada dua tingkat
Tingkat pertama adalah strategi audit Tingkat kedua adalah rencana audit
secara menyeluruh (overall audit strategy) terinci (detailed audit plan)
Penyusunan strategi audit secara menyeluruh dimulai pada
awal penugasan, kemudian diselesaikan dan dimutakhirkan Rencana audit terinci dimulai sedikit lebih belakangan,
sesuai informasi yang diperoleh dari : ketika prosedur penilaian risiko spesifik (specific risk
assessment procedures) direncakan dan ketika ada cukup
Pegalaman dimasa lalu dengan entitas tertentu. informasi mengenai risiko yang dinilai untuk memberikan
tanggapan audit yang tepat.
Kegiatan-kegiatan pendahuuan, dalam tahap pra-
penugasan. Waktu yang diperlukan untuk menyusun strategi audit yang
menyeluruh bervariasi antara satu audit dengan audit
Pembahasan dengan klien mengenai perubahan-perubahan
lainnya, dan tergantung dari :
sejak periode yang lalu dan hasil operasi perusahaan.
Ukuran dan kompleksitas entitas.
Penugasan lain yang dilakukan untuk klien tersebut dalam
periode itu. Komposisi dan ukuran tim audit.
Pembahasan dan pertemuan dengan anggota tim audit. Pengalaman dimasa lalu dengan entitas itu.
Sumber-sumber eksternal lainnya (koran, masalah dan Situasi yang dihadapi dalam melaksanakan audit.
internet).
Informasi baru, prosedur audit yang gagal atau situasi baru
yang dihadapi selama audit yang akan mengubah strategi
yang direncanakan sebelumnya.
Audit pada entitas kecil lazimnya dilaksanakan oleh tim audit yang sangat kecil.
Hal yang menyebabkan koordinasi dan komunikasi diantara anggota tim
menjadi sangat mudah, dan pembuatan strategi audit menyeluruhnya sangat
sederhana. Dokumentasinya dapat dilaksanakan dengan memo singkat yang
berisi:

BUTIR Sifat dan penetapan waktu penugasan


Masalah dalam audit terdahulu
PERTIMBANGAN Perubahan keadaan dalam tahun berjalan
Revisi dalam strategi audit menyeluruh atau rencana terinci
Tanggung jawab yang spesifik dari anggota tim audit
perencaan untuk tahun berjalan dimulai dengan memo singkat yang dibuat
pada akhir audit terdahulu. Namun, memo itu harus dimutakhirkan untuk
tahun berjalan, berdasarkan pembahasan dengan pemilik pengelola dan
hasil pertemuan tim audit
MENYUSUN STRATEGI AUDIT MENYELURUH
2. Menilai resiko dan memberikan
Langkah-langkah dasar tanggapan
Strategi audit menyeluruh 1. Cara memulainya: tentukan materialitas untu laporan
mendokumentasikan keputusan Lakukan kegiatan pra- keuangan secara keseluruhan.
kunci yang dianggap penting penugasan (client
dalam merencanakan audit dan Tentukan sifat dan luasnya
acceptance/continuance dan prosedur penilaian risiko yang
amengomunikasikan hal-hal syarat penugasan).
penting kepada anggota tim harus dilakukan dan siapa yang
dengan baik. Strategi audit Kumpulan informasi yang akan melaksanakannya.
menyeluruh mendokumentasikan relevan tentang entitas seperti Sesudah risiko dinilai pada tingkat
keputusan yang berasal dari hasil usaha tahun berjalan, hasil laporan keuangan buat tanggapan
langkah-langkah perencanaan audit tahun lalu dan perubahan secara keseluruhan yang tepat.
yang digambarkan dalam tabel. penting dalam tahun ini.
Rincian khusus mengenai Komunikasikan garis besar
Tunjuk staf, pengendali mutu lingkup dan waktu yang
penilaian risiko dan prosedur audit dan ahli yang diperlukan
selanjutnya didokumentasikan direncakan.
dalam rencana audit terinci. Jadwalkan pertemuan tim dan Mutakhirka dan ubah strategi dan
partner penugasannya. rencana audit jika ada perubahan
Tentukan tanggal-tanggal situasi
dimana hal penting dari
pekerjaan audit
Pada saat risiko salah saji yang material telah diindentifikasi dan dinilai, strategi
menyeluruh(termasuk penetapan waktu, staf yang akan digunakan dan supervisinya) dapat
difinalkan dan rencana audit terinci dapat disusun. Sementara pekerjaan audit berjalan,
perubahan keadaan atau informasi baru dapat menyebabkan strategi audit menyeluruh dan
rencana audit terinci harus diubah. Perubahan ini harus didokumentasikan dengan
alasannya.
Dokumen Penjelasan
Ciri-ciri penugasan FRS yang akan digunakan
Kebutuhan akan pengetahuan atau keahlian khusus menangani masalah yang kompleks
atau area berisiko tinggi.
Tersedianya pegawai dan data klien.
Tujuan Pelaporan Jadwal pelaporan yang harus diikuti oleh entitas.
Jadwal pertemuan dengan manajemen dan TCWG.
Jadwal pertemuan/komunikasi antar-anggota tim audit.
Faktor-faktor penting Materialitas.
Penilaian awal pada tingkat laporan keuangan secara keseluruhan dan dampaknya
terhadap audit.
Identifikasi awal.
Bagaimana mengingatkan anggota untuk senantiasa melaksanakan skeptisisme
professional.
Hasil audit lalu yang relevan termasuk kelemahan dalam pengendalian interm dan
tanggapan atau tindak lanjut manajemen
Pembahasan dengan staf KAP yang memberikan jasa lainnya kepada entitas.
Bukti mengenai sikap manajemen terhadap pengendalian internal.
Volume transaksi.
DOKUMEN PENJELASAN

Perubahan dan perkembangan Perkembangan bisnis yang mempengaruhi entitas


penting IT, perubahan dalam manajemen kunci, dan merger, akuisisi dan
divestasi
Perubahan penting dalam FRF, seperti perubahan dalam std
akuntansi
Perkembangan seperti lingkungan hukum dan UU yang berdampak
pada entitas

Sifat, waktu, dan luasnya Tim (penugasan) audit


sumber daya yang diperlukan Pembagian tugas diantara staf
Anggaran untuk penugassan, termasuk anggaran waktu yang cukup
untuk area yang berisiko salah saji
ISA 260 alinea 15 menegaskan kewajiban auditor untuk
mengkomunikasikan rencana audit dengan TCWG sebagai
berikut:
Auditor dengan manajemen dan TCWG mempunyai
peran penting dalam proses audit. Komunikasi mengenai
Mengomunikasikan lingkup dan penjadwalan waktu audit yang direncakan
membantu manajemen:
rencana audit Memahami konsikuensi pekerjaan auditor.
Membahas masalah risiko dan konsep materialis dengan
auditor.
Mengidentifikasi area dimana manajemen/TCWG meminta
auditor melakukan prosedur tambahan.
1. Bagaimana saran auditor dalam
menghadapi salah saji yang
material, karena kecurangan atau
kesalahan.
Hal-hal yang dapat dipertimbangkan
2. Pendekatan auditor terhadap
pengendalian intern, dan
auditor untuk dikomunikasikan adalah : bagaimana ia memanfaatkan
pengendalian yang relevan dalam
prosedur auditnya.
3. Penerapan materialitas dalam
konteks audit.
Hal-hal mengenail perencanaan yang juga
tepat untuk dibahas adalah sebagai berikut:
1. Apa dan bagaimana pandangan TCWG tentang : 2. Sikap,kesadaran, dan tindakan TCWG tentang :
a. Pembagian wewenang dan tanggungjawab a. Pengendalian intern dan pentingnya dalam dan
antara TCWG dan manajemen. bagi entitas, termasuk bagaimana TCWG
mengawasi efektifnya pengendalian intern
b. Tujuan dan strategi entitas, dan risiko bisnis
yang berkaitan dengan tujuan dan strategi itu, yang b. Terdeteksinya atau kemungkinan adanya
dapat menyebabkan salah saji yang material. kecurangan
c. Hal-hal yang menurut TCWG perlu mendapat 3. Tindakan TCWG sebagai tanggapan terhadap
perhatian khusus dari auditor dan area yang diminta perkembangan dalan standar akuntansi, praktik-
TCWG agar auditor melakukan prosedur audit praktik corporate governance, dan hal-hal lain
tambahan.
4. Tanggapan TCWG terhadap komunikasi yang lalu
d. Komunikasi mengenai hal-hal yang penting dengan auditor
dengan regulator.
e. Hal-hal lain yang menurut TCWG dapat
mempengaruhi audit atas laporan keuangan.
Dokumentasi

ISA 300 alinea 12 menegaskan kewajiban auditor untuk mendokumentasikan


strategi dan rencana auditnya sebagai berikut :
Auditor wajib memasukkan dalam dokumentasi auditnya :
a. Strategi audit menyeluruh
b. Rencana audit
c. Setiap perubahan signifikan yang dibuat selama penugasan audit,
terhadap strategi audit atau rencana audit, dan alas an untuk melakukan
perubahan tersebut
Sekian
Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai