Anda di halaman 1dari 13

Disusun oleh :

-Anisa Amelia Putri


-Anisa Putrisari Lingga
-Imaniar nur lathifah
-Rayhan Zahriandi
Kerajaan mataram ( Kerajaan Mataram kuno atau Kerajaan Mataram Hindu atau
Kerajaan medang periode jawa tengah ) adalah kelanjutan dari kerajaan kalingga di jawa
tengah sekitar abad ke 8 M, yang selanjutnya pindah ke propinsi jawa timur pada abad
ke sepuluh. Penyebutan Mataram kuno atau mataram hindu berguna untuk
membedakan kerajaan ini dengan kerajaan mataram islam yang berdiri sekitar abad ke
16. Kerajaan ini runtuh pada awal abad ke 11.

Kerajaan Mataram Kuno atau yang biasa di sebut Kerajaan mataram hindu merupakan
sebuah kerajaan dengan corak agraris ( pertanian ). Dari sejarah tercatat kalau terdapat
3 Wangsa atau dinasti yang pernah menguasai Kerajaan Mataram Kuno antara lain
Wangsa( dinasti ) Sanjaya, Wangsa Syailendra dan Wangsa Isana. Wangsa Sanjaya adalah
pemeluk Agama Hindu yang beraliran Syiwa sedang Wangsa Syailendra adalah pengikut
agama Budha, dan Wangsa Isana sendiri adalah dinasti baru yang di dirikan oleh Mpu
Sindok.

Wangsa atau dinasti Sanjaya kembali memegang kekuasaan di mataram setelah putri
Raja Samaratungga, Ia Pramodawardhani lalu menikah dengan Rakai Pikatan yang
merupakan keturunan dari dinasti sanjaya yang beragama Hindu. Dari pernikahan itulah
yang membuat seorang Rakai Pikatan bisa menjadi seorang Raj. Selain itu Rakai Pikatan
berhasil juga membuat tersingkirnya seorang anggota Dinasti Sailendra yang bernama
Balaputradewa yang sejatinya masih saudara dari Pramodawardhani. Balaputradewa
lalu mengungsi ke Kerajaan Sriwijaya yang nantinya ia akan menjadi seorang Raja disana.
Raja pertama dari Kerajaan Mataram Kuno adalah Sanjaya
yang merupakan pendiri dari dinasti Sanjaya yang beragama
Hindu. Setelah ia wafat, Sanjaya kemudian di gantikan oleh
Rakai Panangkaran yang selanjutnya ia berpindah agama
Budha yang beraliran Mahayana. Saat itulah Wangsa
Sayilendramulai berkuasa di bumi mataram. Pada masa itu
agama Hindu dan agama Budha berkembang secara
bersamaan di Kerajaan ini. Mereka yang menganut agama
Hindu tinggal di wilayah Jawa Tengah sebelah utara,
sedangkan mereka yang beragama Budha bermukim di
Jawa Tengah sebelah selatan.
Runtuhnya Kerajaan Mataram Kuno sejatinya merupakan dendam lama atas
pengusiaran Balaputradewa oleh Rakai Pikatan. Balaputradewa yang kemudian
menjadi Raja dari Sriwijaya masih menyimpan dendam kepada Rakai Pikatan.
Perselisihan antara dua raja tersebut lalu berkembang menjadi sebuah permusuhan
turun-temurun.
Terjadi beberapa kali pertempuran antara sriwijaya dan mataram seperti
pertempuran yang terjadi di daerah Anjukladang (sekarang wilayah Nganjuk,
propinsi Jawa Timur) pertempuran ini di menangkan oleh Mpu Sindok ( yang pada
saat itu memimpin mataram ). Kemudian ketika Raja Dharmawangsa Teguh yang
adalah cicit dari Mpu Sindok memimpin. pada masa itu permusuhan Kerajaan
Mataram dan Kerajaan Sriwijaya sedang memanas. Sriwijaya pernah menggempur
Mataram tetapi pertempuran itu dimenangkan oleh pihak Raja Dharmawangsa.
Mahapralaya merupakan peristiwa dimana hancurnya istana Medang di propinsi
Jawa Timur berdasarkan info di dalam prasasti Pucangan. Muncul dua versi pendapat
tentang kapan tahun pasti runtuhnya kerajaan medang, hal ini di karenakan tahun
terjadinya peristiwa tersebut tidak bisa dibaca dengan jelas. Sebagian ahli
memperkirakan Kerajaan Medang runtuh pada tahun 1006, sedang yang lain
memperkirakan pada tahun 1016.
Ketika dharmawangsa mengadakan pesta pernikahan putrinya, istana kerajaan
Medang di serang oleh aji wurawari dari Lwaram. Ia di perkirakan merupakan sekutu
dari Kerajaan Sriwijaya. Dalam peristiwa penyerangan itu, Dharmawangsa tewas.
Prasasti Canggal

Prasasti Canggal, prasasti ini di temukan di


halaman Candi Guning Wukir di wilayah desa
Canggal mempunyai angka tahun 732
Masehi. ditulis dengan huruf pallawa dan
berbahasa Sansekerta. Prasati ini berisi
tentang cerita pendirian Lingga (atau
lambang Syiwa) di wilayah desa
Kunjarakunja oleh Raja Sanjaya selain itu
juga menceritakan bahwa terdapat seorang
raja yang memimpin pulau jawa sebelum
dirinya yang bernama Sanna yang kemudian
digantikan oleh Sanjaya.
Prasasti Mantyasih

Prasasti Mantyasih, prasasti ini di


temukan di wilayah Mantyasih
Kedu, propinsi Jawa Tengah
mempunyai angka tahun 907
Masehi, prasasti ini berbahasa
Jawa Kuno. prasasti ini berisi
daftar silsilah raja-raja Mataram.
Prasasti Kalasan

Prasasti Kalasan, prasasti ini di temukan di


wilayah desa Kalasan Yogyakarta
mempunayi angka tahun 778 Masehi,
prasasti ini ditulis dengan huruf Pranagari
dan berbahasa Sansekerta. Isi dari prasasti
ini menceritakan tentang pembuatan
bangunan suci bagi dewi Tara dan
banguanan biara bagi para pendeta oleh
Raja Pangkaran atas permintaan dari
keluarga Syailendra.
Prasasti Klurak

Prasasti Klurak, prasasti ini di


temukan di wilayah desa
Prambanan mempunayi angka
tahun 782 Masehi, prasasti ini
ditulis dengan huruf Pranagari
dan berbahasa Sansekerta, berisi
tentang pembuatan Acra
Manjusri oleh Raja Indra.
Candi Kalasan. Candi Sari.
Candi Plaosan. Candi Kedulan.
Candi Prambanan. Candi Morangan.
Candi Sewu. Candi Ijo.
Candi Mendut. Candi Barong.
Candi Pawon. Candi Sojiwan.
Candi Sambisari. Candi Borobudur.
Sanjaya, pendiri Kerajaan Mataram Rakai Watukura Dyah Balitung.
Kuno. Mpu Daksa.
Rakai Panangkaran, awal berkuasanya Rakai Layang Dyah Tulodong.
Wangsa Sailendra. Rakai Sumba Dyah Wawa.
Rakai Panunggalan alias Dharanindra. Mpu Sindok, awal periode Jawa
Rakai Warak alias Samaragrawira. Timur.
Rakai Garung alias Samaratungga. Sri Lokapala suami Sri
Rakai Pikatan suamPramodawardhani. Isanatunggawijaya.
Rakai Kayuwangi alias Dyah Lokapala. Makuthawangsawardhana.
Rakai Watuhumalang. Dharmawangsa Teguh, Kerajaan
Mataram Kuno runtuh.

Anda mungkin juga menyukai