Bagian Ilmu Bedah

Fakultas Kedokteran REFARAT

Universitas Muslim Indonesia Oktober 2017

HERNIA

OLEH:
OKTAFIRA EKA ANGGIRAWATI
11120151151

PEMBIMBING:
DR. MAPPINCARA, SPB-KBD

DIBAWAKAN DALAM RANGKA TUGAS KEPANITERAAN KLINIK

BAGIAN ILMU BEDAH FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
MAKASSAR
2017
Pendahuluan

Hernia merupakan protrusi atau penonjolan isi suatu

rongga melalui defek atau bagian lemah dari dinding
rongga bersangkutan.

Hernia terdiri atas cincin, kantong, dan isi hernia.

Diantara semua jenis hernia, yang mempunyai

prevalensi paling besar adalah hernia inguinalis lateralis.

hernia inguinalis lateralis merupakan kasus bedah

digestif kedua terbanyak yang sering didapat setelah
appendicities.
Anatomi dinding
abdomen
Anatomi regio inguinalis
Hernia
Hernia adalah suatu penonjolan isi suatu rongga
melalui pembukaan yang abnormal
ataukelemahannya suatu area dari suatu dinding
pada rongga dimana ia terisi secara normal.

Komponen Hernia
3 komponen yang selalu ada pada hernia :
1. Kantong hernia

2. Isi hernia
3. Pintu/ Leher hernia
Epidemiologi
Diantara semua jenis hernia, yang mempunyai
prevalensi paling besar adalah hernia inguinalis lateralis.

Hernia inguinalis lebih banyak ditemukan pada pria

dibanding wanita. Prevalensinya adalah 7:1. hernia
inguinalis pada pria dipengaruhi oleh umur dan
pekerjaan.
Etiologi
a. Kelemahan otot dinding abdomen.
Kelemahan jaringan

Adanya daerah yang luas diligamen inguinal

Trauma

b. Peningkatan tekanan intra abdominal

Obesitas

Mengangkat benda berat

Mengejan Konstipasi

Kehamilan

Batuk kronik

Hipertropi prostate
Klasifikasi
Berdasar arah hernia dibagi menjadi:

1. Hernia Eksterna ( tampak dari luar ).

2. Hernia Interna ( tidak tampak dari luar).

Berdasarkan terjadinya dibagi menjadi :

1. Hernia kongenital

2. Hernia aquisital

Menurut klinisnya dibagi menjadi :

1. Reponibel

2. Ireponibel
 Berdasarkan letaknya :

1. Hernia inguinalis

2. Hernia femoralis

3. Hernia diafragmatica

4. Hernia umbilicalis

Berdasarkan sifatnya :

1. Hernia inkarserata

2. Hernia strangulata

3. Hernia akreta
Patofisiologi
Diagnosa
1. Anamnesa
Faktor resiko : Pekerjaan, Penyakit kronis, Obesitas
2. Pemeriksaan Fisis
3. Pemeriksaan Khusus
ziemans test finger test thumb test

4. Pemeriksaan penunjang
Diagnosa banding
Komplikasi
1. Terjadi perlekatan antara isi hernia dengan
kantong hernia

2. Terjadi penekanan pada cincin hernia

3. Bila incarcerata dibiarkan, maka timbul edema

sehingga terjadi penekanan pembuluhdarah
dan terjadi nekrosis.

4. Bila isi perut terjepit dapat terjadi: shock,

demam, asidosis metabolik, abses.
Penatalaksanaan

1. Non operatif : pemakasian sabuk TRUSS

2. Operatif
- Herniotomy
- Herniorrhapy
TERIMA KASIH