Anda di halaman 1dari 18

CARA PENCEGAHAN DAN STRATEGI

PEMBERANTASAN KORUPSI
DISUSUN OLEH:
KELOMPOK 1

1. Achmad Fadli S
2. Ade Putri Lestari
3. Aliva Ikma Yuhastari
4. Antika Pujiningtias
5. Aprilia Prihatiwi
6. Arif Ridwan
7. Devi Handika H
8. Dhiya Nabilah
9. Diana Arum Sari
10. Dinda Aulia S

Jurusan Kesehatan Lingkungan

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENTERIAN KESEHATAN


JAKARTA II
CARA PENCEGAHAN KORUPSI
1. Pembentukan Lembaga
Anti Korupsi

a) Membentuk lembaga independen yang khusus menangani korupsi.


b) Memperbaiki kinerja lembaga peradilan baik dari tingkat kepolisian,
kejaksaan, pengadilan dan lembaga permasyarakatan.
c) Di tingkat departemen kinerja lembaga-lembaga audit seperti
Inspektorat Jenderal harus ditingkatkan.
d) Reformasi birokrasi dan reformasi pelayanan publik adalah salah satu
cara mencegah korupsi.
e) memperbaiki dan memantau kinerja Pemerintah Daerah.
f) Dalam berbagai pemberitaan di media-media, ternyata korupsi juga
banyak dilakukan oleh anggota parlemen baik di pusat (DPR) maupun
di daerah (DPRD).
2. Pencegahan Korupsi
di Sektor Publik

a) Mewajibkan pejabat publik melaporkan dan mengumumkan jumlah


kekayaan yang dimiliki baik sebelum dan sesudah menjabat.
b) Pengadaan barang atau kontrak pekerjaan di pemerintahan pusat
dan daerah maupun militer sebaiknya melalui lelang atau
penawaran secara terbuka.
c) Dibuat sistem yang transparan dan akuntabel dalam hal
perekrutan pegawai negeri dan anggota TNI-Polri baru perlu
dikembangkan.
d) Sistem penilaian kinerja pegawai negeri yang menitik-beratkan
pada proses (process oriented) dan hasil kerja akhir (result
oriented) perlu dikembangkan.
3. Pencegahan Sosial dan
Pemberdayaan Masyarakat

a) memberi hak kepada masyarakat untuk mendapatkan akses terhadap


informasi.
b) meningkatkan public awareness adalah dengan melakukan kampanye tentang
bahaya korupsi.
c) Menyediakan sarana untuk melaporkan kasus korupsi. Misalnya melalui
telepon, surat, faksimili (fax), atau internet.
d) Di beberapa negara pasal mengenai fitnah dan pencemaran nama baik tidak
dapat diberlakukan untuk mereka yang melaporkan kasus korupsi, dengan
pemikiran bahwa bahaya korupsi lebih besar daripada kepentingan individu.
e) Pers yang bebas adalah salah satu pilar demokrasi.
f) Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) atau NGOs baik tingkat lokal maupun
internasional juga memiliki peran penting untuk mencegah dan memberantas
korupsi.
g) menggunakan perangkat electronic surveillance.
h) Melakukan tekanan sosial dengan menayangkan foto dan menyebarkan data
para buronan tindak pidana korupsi yang putusan perkaranya telah
berkekuatan hukum tetap.
4. Pengembangan dan Pembuatan Berbagai Instrumen
Hukum yang Mendukung Pencegahan dan Pemberantasan
Korupsi

Tidak cukup hanya mengandalkan satu instrumen hukum yaitu Undang-Undang


Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi.
Perlu peraturan perundang-undangan yang mendukung pemberantasan korupsi
yaitu Undang-Undang Tindak Pidana Money Laundering atau pencucian uang.
Untuk melindungi saksi dan korban tindak pidana korupsi, perlu instrumen
hukum berupa Undang-Undang Perlindungan Saksi dan Korban.
Untuk memberdayakan pers, perlu UU yang mengatur pers yang bebas.
Hak warganegara untuk secara bebas menyatakan pendapatnya juga perlu
diatur.
Selain itu, untuk mendukung pemerintahan yang bersih, perlu instrumen kode
etik yang ditujukan kepada semua pejabat publik, baik pejabat eksekutif,
legislatif, maupun code of conduct bagi aparat lembaga peradilan (kepolisian,
kejaksaan, dan peradilan).
5. Pemantauan dan Evaluasi

Perlu pemantauan dan evaluasi terhadap seluruh pekerjaan atau


kegiatan pemberantasan korupsi agar diketahui capaian yang telah
dilakukan.
Melalui pemantauan dan evaluasi dapat dilihat strategi atau
program yang sukses dan gagal. Program yang sukses sebaiknya
silanjutkan, sementara yang gagal dicari penyebabnya.
Pengalaman di negara lain yang sukses maupun gagal dapat dijadikan
bahan pertimbangan ketika memilih cara, strategi, upaya, maupun
program permberantasan korupsi di negara tertentu.
6. Kerjasama Internasional

Upaya lain yang dapat dilakukan dalam memberantas korupsi adalah


melakukan kerjasama internasional baik dengan negara lain maupun dengan
International.
Menurut Baharuddin Lopa, mencegah korupsi tidaklah begitu sulit kalau
kita secara sadar untuk menempatkan kepentingan umum (kepentingan
rakyat banyak) di atas kepentingan pribadi atau golongan.
Analisis atas perbuatan korupsi dapat didasarkan pada 3 (tiga) pendekatan
berdasarkan alur proses korupsi yaitu :
a) Pendekatan pada posisi sebelum perbuatan korupsi terjadi
b) Pendekatan pada posisi perbuatan korupsi terjadi
c) Pendekatan pada posisi setelah perbuatan korupsi terjadi
STRATEGI TEPAT MEMBERANTAS
DAN MENCEGAH KORUPSI
Strategi ini harus dibuat dan
Strategi Preventif dilaksanakan dengan diarahkan pada hal-
hal yang menjadi penyebab timbulnya
korupsi.
Perlu dibuat upaya yang dapat
meminimalkan peluang untuk melakukan
korupsi dan upaya ini melibatkan banyak
pihak dalam pelaksanaanya agar dapat
berhasil dan mampu mencegah adanya
korupsi.

Contoh strategi preventif :


Pembelajaran sejak dini di rumah
Memberikan Pondasi Agama Sejak Kecil
Anti Korupsi sebagai Materi Pelajaran Khusus di Sekolah
Seminar Anti Korupsi di Perusahaan
Strategi Deduktif

Strategi ini harus dibuat dan dilaksanakan terutama dengan diarahkan


agar apabila suatu perbuatan korupsi terlanjur terjadi, maka perbuatan
tersebut akan dapat diketahui dalam waktu yang sesingkat-singkatnya
dan seakurat-akuratnya, sehingga dapat ditindaklanjuti dengan tepat.

Dengan dasar pemikiran ini banyak sistem yang harus dibenahi, sehingga
sistem-sistem tersebut akan dapat berfungsi sebagai aturan yang cukup
tepat memberikan sinyal apabila terjadi suatu perbuatan korupsi.

Hal ini sangat membutuhkan adanya berbagai disiplin ilmu baik itu ilmu
hukum, ekonomi maupun ilmu politik dan sosial.
Strategi Represif

Strategi ini harus dibuat dan dilaksanakan terutama dengan


diarahkan untuk memberikan sanksi hukum yang setimpal secara
cepat dan tepat kepada pihak-pihak yang terlibat dalam korupsi.

Dengan dasar pemikiran ini proses penanganan korupsi sejak dari


tahap penyelidikan, penyidikan dan penuntutan sampai dengan
peradilan perlu dikaji untuk dapat disempurnakan di segala
aspeknya, sehingga proses penanganan tersebut dapat dilakukan
secara cepat dan tepat.

Namun implementasinya harus dilakukan secara terintregasi.


CARA LAIN MENCEGAH TERJADINYA
KORUPSI
1. Bidang Logistik : Peran Teknologi Informasi seperti pembangunan e-
Procurement dalam meminimalisasi resiko tindak pidana pada
penyelenggaraan Pengadaan Barang dan Jasa dapat meningkatkan asas
transparansi, akuntabilitas dan dependensi

2. Bidang Operasional : Peningkatan pengawasan kegiatan operasional


khususnya pada hukum korupsi dengan porsi yang proporsional dan
independen bagi pihak terkait yang bertugas melakukan audit.

3. Bidang SDM

a. Perlunya edukasi lanjut dibidang hukum korupsi terutama untuk auditor


internal.

b. Sikap kepatuhan tinggi untuk seluruh karyawan terhadap norma-norma


hukum yang berlaku baik tertulis maupun tidak tertulis tanpa melihat
status sosialnya.

c. Budaya hukum, etos kerja serta kualitas karyawan yang harus


mendukung.
4. Suatu lembaga lebih mempertegas atau memperketat pengawasan
kepada karyawannya.

5. Meminta laporan pengeluaran setiap bulannya

6. Lembaga atau pegawai atau pemerintahan lebih transparan dalam


membuat suatu laporan keuangannya.

7. Suatu karyawan yang mengurus keuangan dimintai riwayat hidup


(jumlah harta) yang akurat.

8. Membentuk suatu jaringan atau lembaga anti korupsi dan


memperbanyak jaringan yang akurat dan terpercaya.

9. Penerapan pakta integritas bagi seluruh pegawai, dengan

mengucapkan sumpah untuk bekerja secara profesional dan


secara moral rela mengundurkan diri bila di kemudian hari
terbukti menyimpang dari ketentuan yang berlaku;
10. Memperkenalkan layanan satu atap satu pintu (one stop services) dengan
menyederhanakan prosedur layanan, mengedepankan transparansi
melalui pengumuman persyaratan, dan besarnya biaya pengurusan baik
dalam lingkup perizinan maupun yang bukan perizinan serta waktu
penyelesaian yang cepat dan batas waktu yang jelas

11. Pencairan anggaran dengan menyederhanakan jumlah meja yang dilalui


dalam proses pengurusan pencairan anggaran

12. Pemberian tunjangan kinerja

13. Penerapan pengadaan barang dan jasa pemerintah yang konsisten,


penegakan hukum yang tegas bagi yang melanggarnya. Merubah sistem
pengadaan barang dan jasa melalui sistem elektronik

14. Menerapkan anggaran berbasis kinerja dengan melibatkan perwakilan


masyarakat dalam menyusun rencana anggaran belanja tahunan yang
didasarkan atas kebutuhan riil daerah serta membuka akses bagi
masyarakat untuk memberikan kritik dan saran
15. Mendorong partisipasi masyarakat untuk berpartisipasi aktif dalam
memberikan masukan yang konstruktif bagi usaha pemerintah dalam
membangun masyarakat serta dalam memantau pelaksanaan program
kerja pemerintah untuk mewujudkan sistem pemerintahan yang
transparan.

16. Kesiapan dan keahlian dari personel penegak hukum dalam menangani
kasus korupsi yang semakin sistemik dan rumit,

17. Perlunya dukungan politik yang konsisten dari pemerintah

18. Perlunya dukungan masyarakat luas baik masyarakat Indonesia mau pun
dukungan internasional untuk mendukung terlaksananya program
antikorupsi yang telah disusun dan dipublikasikan selama ini.

19. Diadakan training dari KPK, diantaranya ceramah, diskusi, permainan,


penugasan, presentasi dan role playing. Ada 3 (tiga) aspek yang
digunakan dalam pendidikan pencegahan korupsi adalah kampanye,
pendidikan dan riset.

Anda mungkin juga menyukai