Anda di halaman 1dari 19

SISTEM URINARIA

Kelompok 5
SA IDK 1A/ Kelas A Fitania Marizka Putrie NIM 112310101064
Jamilatul Komari NIM 132310101004
Yunizar Firda Alfianti NIM 142310101013
Miftahuddin NIM 142310101035
PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN Devia Elsyana Dwi Prastika NIM 142310101066
Umy Rufaida NIM 142310101085
UNIVERSITAS JEMBER
Nilam Ganung P. M. NIM 142310101129
20 Januari 2016
DEFINISI
suatu sistem terjadinya proses penyaringan darah
sehingga darah bebas dari zat-zat yang yang tidak
dipergunakan lagi oleh tubuh larut dalam air dan
dikeluarkan berupa urin (air kemih) dan menyerap
zat-zat yang masih dipergunakan oleh tubuh.

Anatomi dan Fisiologi

Mekanisme Terjadinya Miksi

Zat-zat yang Dikeluarkan

Penyebab Terjadinya Gangguan Eliminasi

Cairan Eksternal, Internal, Intrasisial


ANATOMI-FISIOLOGI

1. Ginjal terletak di belakang Peritoneum parietal (retro-pcrit


toneal), pada dinding abdomen Posterior.

terdapat pada kedua sisi aorta abdominal dan vena kava


inferior. Hepar menekan ginjal kanan ke bawah sehingga
ginjal kanan lebih rendah daripada ginjal kiri.

Setiap ginjal dikelilingi dengan lemak perinefrik yang


dapat melindungi ginjal dar trauma. Di bagian atas setiap
ginjal terdapat kelenjar adrenal. Renal fasia dan organ
sekitar membantu mempertahankan ginjal di tempatnya.
Pada bagian medial setiap ginjal, terdapat cekungan
yang disebut hilum. Arteria renal dan saraf memasuki
ginjal melalui hilum, sedangkan vena renal, saluran
limfa, dan ureter keluar dan ginjal juga melalui hilum.
1. Ginjal
Fungsi Ginjal:
a) memegang peranan penting dalam
pengeluaran zat-zat toksis atau racun,
b) mengatur volume dan osmolaltas cairan
tubuh,
c) mempertahankan keseimbangan kadar
asam dan basa dari cairan tubuh, dan
d) mengeluarkan sisa-sisa metabolisme
akhir dari protein ureum, kreatinin dan
amoniak.
e) memproduksi dan menyekresi hormon
Komponen dalam Ginjal:
Nefron
Nefron merupakan unit fungsional ginjal.
Setiap ginjal berisi sekitar satu juta nefron.
Terdapat dua macam nefron, yaitu kortikal
dan juksta medular. 85% dan semua nefron
terdiri atas nefron kortikal, sedangkan 15%
terdiri atas nefron juksta medular. Kedua
macam nefron ini diberi nama sesuai
dengan letak glomerulinya dalam renal
parenkim. Nefron kortikal berperan dalam
konsentrasi dan dilusi urine.
Struktur Nefron
Glomerulus
Tubulus Kontortus Proksimal
Ansa Henle
Tubulus Kontortus Distal
Tubulus Kontortus Kolektivus
Glomerulus
Adalah gulungan kapilar yang dikelilingi kapsul
epitel berdinding ganda disebut Kapsul
Bowman. Glomerulus dan kapsul Bowman
bersama-sama membentuk Korpuskel Ginjal.

Terdiri dari:
a. Lapisan viseral Kapsul Bowman adalah
lapisan internal epitellium. Sel-sel lapisan
viseral dimodifikasi menjadi podosit.
b. Lapisan parietal kapsul bowman
membentuk tepi terluar korpuskel ginjal.

Fungsi Glomerulus yaitu sebagai tempat


terjadinya penyaringan darah (filtrasi).
Tubulus Tubulus Kontortus Proksimal adalah bagian dari ginjal yang
membantu terjadinya proses reabsorpsi/ penyerapan kembali zat2 yang
diperlukan setelah filtasi/penyaringan yang dilakukan di glomerulus.
Fungsinya adalah mengurangi isi filtrat glomerulus 80-85 persen dengan cara
reabsorpsi via transport dan pompa natrium.

Ansa henle adalah bagian nefron dalam ginjal berbentuk seperti huruf U
yang menghubungkan antara tubulus proksimal dan distal.
Fungsinya sebagai penghubung antara tubulus kontortus proksimal dan
tubulus kontortus distal. Fungsi utamanya adalah untuk membuat konsentrasi
garam di medula dalam ginjal.

Tubulus kontortus distal adalah tempat untuk melepaskan zat-zat


yang tidak berguna lagi atau berlebihan ke dalam urin sekunder. Menghasilkan
urin sesungguhnya.
Fungsinya berperan dalam pemekatan urin.

Tubulus kontortus kolektivus adalah suatu pembuluh kecil


sempit yang panjang dalam ginjal yang mengumpulkan dan mengangkut urin
dari nefron, menuju pembuluh yang lebih besar yang terhubunng dengan
calyses ginjal.
Fungsinya untuk membawa hasil urin keluar nefron.
2. Ureter
Merupakan Ureter adalah tabung/saluran yang
menghubungkan ginjal dengan kandung kemih.
Panjangnya 25 30 cm
Persarafan ureter oleh plexus hypogastricus inferior
T11- L2 melalui neuron simpatis.
Terdiri dari dua bagian :
pars abdominalis
pars pelvina
Ureter menimbulkan gerakan-gerakan peristaltik yang
mendorong urin masuk ke dalam kandung kemih.

3. Vesika Urinaria (Kandung Kemih)


Vesika urinaria bekerja sebagai penampung urin. Organ ini berbentuk seperti buah pir (kendi). letaknya di
belakang simfisis pubis di dalam rongga panggul. Vesika urinaria dapat mengembang dan mengempis
seperti balon karet. Dinding kandung kemih terdiri dari:
a. Lapisan sebelah luar (peritoneum).
b.Tunika muskularis (lapisan berotot).
c.Tunika submukosa.
d.Lapisan mukosa (lapisan bagian dalam).
3. Uretra
Merupakan saluran sempit yang berpangkal pada vesika urinaria yang berfungsi menyalurkan air kemih ke luar.
Pada laki-laki panjangnya kira-kira 13,7-16,2 cm, terdiri dari:
a.Urethra pars Prostatica
b.Urethra pars membranosa ( terdapat spinchter urethra externa)
c.Urethra pars spongiosa.

Urethra pada wanita panjangnya kira-kira


3,7-6,2 cm (Taylor), 3-5 cm (Lewis). Sphincter
urethra terletak di sebelah atas vagina
(antara clitoris dan vagina) dan urethra disini
hanya sebagai saluran ekskresi.
Dinding urethra terdiri dari 3 lapisan:
a. Lapisan otot polos, merupakan kelanjutan
otot polos dari Vesika urinaria mengandung
jaringan elastis dan otot polos. Sphincter
urethra menjaga agar urethra tetap tertutup.
b. Lapisan submukosa, lapisan longgar
mengandung pembuluh darah dan saraf.
c. Lapisan mukosa.
PROSES TERJADINYA MIKSI
Miksi adalah proses pembuangan urine atau pengosongan
kandung kemih. Mekanisme miksi dimulai dari adanya
distensi vesika urinaria oleh urine yang merangsang
stretch receptors yang terdapat pada dinding vesika
urinaria.

Jumlah urine dalam kandung kemih 250 cc sudah cukup


dapat memberikan rangsangan tersebut, namun masih
dapat ditahan hingga jumlah volume maksimalnya yaitu
500cc.

Rangsangan tersebut diteruskan oleh medula spinalis ke


pusat pengontrolan miksi di kortek serebral dan
menghasilkan impuls parasimpatis. Selanjutnya saraf
parasimpatis memberikan rangsangan melali medula
spinalis ke neuromotoris.
PROSES TERJADINYA MIKSI
Proses pengosongan kandung kemih terjadi bila kandung kemih terisi penuh. Proses miksi
terdiri dari dua langkah utama:
1. Kandung kemih secara progresif terisi sampai tegangan di dindingnya meningkat
diatas nilai ambang, yang kemudian mencetuskan langkah kedua. Terjadinya distensi
atau peningkatan tegangan pada kandung kemih mencetuskan refleks I yang
menghasilkan kontraksi kandung kemih dan refleks V yang menyebabkan relaksasi
uretra.
2. Timbul refleks saraf yang disebut reflek miksi (refleks berkemih) yang berusaha
mengosongkan kandung kemih atau jika ini gagal setidaknya menimbulkan
kesadaran dan keinginan untuk berkemih. Ketika proximal uretra mengalirkan urin
maka akan mengaktifkan refleks II yang akan menghasilkan kontraksi kandung kemih
dan refleks IV sehingga stingfer eksternal dan uretra akan berelaksasi, sehingga urin
dapat keluar. Jika tejadi distenssi pada uretra yang bisa disebabkan karena
sumbatan, atau kelemahan sfingter uretra maka akan mengaktifkan refleks III,
sehingga kontraksi kandung kemih melemah.
Zat-zat yang Keluar
1. CO2 dan H2O, merupakan sisa oksidasi
atau sisa pembakaran zat makanan yang
berasal dari karbohidrat, lemak, dan
protein.
2. NH3, hasil pembongkaran/pemecahan
protein, merupakan zat yang beracun bagi
sel.
3. Zat warna empedu, sisa hasil perombakan
sel darah merah yang dilakukan oleh hati
dan disimpan pada kantung empedu. Zat
inilah yang akan dioksidasi jadi
urobilinogen yang berguna memberi
warna pada tinja dan urine.
4. Zat asam urat merupakan sisa
metabolisme yang mengandung nitrogen
(sama dengan amonia)
Intake cairan Penyebab Gangguan
Jumlah dan tipe makanan merupakan
faktor utama yang mempengaruhi output
urine atau defekasi. Seperti protein dan
Eliminasi Urine
sodium mempengaruhi jumlah urine yang
keluar, kopi meningkatkan pembentukan
urine intake cairan dari kebutuhan,
akibatnya output urine lebih banyak.
Aktivitas
Eliminasi urine membutuhkan tonus otot kandung
kemih yang baik untuk tonus sfingter internal dan
eksternal. Urine secara terus menerus dialirkan
keluar kandung kemih, otot-otot itu tidak pernah
merenggang dan dapat menjadi tidak berfungsi.
Aktifitas yang lebih berat akan mempengaruhi
jumlah urine yang diproduksi, hal ini disebabkan
karena lebih besar metabolisme tubuh.

Obstruksi; batu ginjal, Juga dipengaruhi oleh gaya


pertumbuhan jaringan hidup, psikologi, kondisi
abnormal, striktur urethra penyakit, umur,
Infeksi Penggunaan obat-obatan dll.
HOMEOSTASIS CAIRAN DALAM TUBUH

Seluruh cairan tubuh


didistribusikan diantara dua
kompartemen utama,
yaitu :
1. Cairan intraselular (CIS);
2. Cairan ekstra selular (CES)

Pada orang normal dengan


berat 70 kg, Total cairan tubuh
(TBF) rata-ratanya sekitar 60%
berat badan atau sekitar 42 L.
Persentase ini dapat berubah,
bergantung pada umur, jenis
kelamin dan derajat obesitas .
Cairan Intraseluler (CIS)
cairan yang berada di dalam sel di seluruh tubuh. 50% dari
berat badan letaknya didalam sel dan mengandung
elektrolit, kalium fosfat dan bahan makan seperti glukosa
dan asam amino. Kerja enzim dalam sifatnya konstan,
memecah dan membangun kembali sebagaimana dalam
semua metabolisme untuk mempertahankan keseimbangan
cairan.

Cairan Ekstraselular (CES)


cairan yang berada di luar sel dan terdiri dari tiga kelompok
yaitu :
1. Cairan intravaskuler (plasma) adalah cairan di dalam
sistem vaskuler.
2. Cairan intersitial adalah cairan yang terletak diantara sel.
3. Cairan traseluler adalah cairan sekresi khusus seperti
cairan serebrospinal, cairan intraokuler, dan sekresi
saluran cerna.
SEMOGA BERMANFAAT

TERIMAKASIH
DAFTAR PUSTAKA
Asmadi. 2008. Teknik Prosedural Keperawatan: Konsep dan Aplikasi Kebutuhan Dasar Klien. Jakarta :
Salemba Medika

Baradero, Mary. 2005. Klien Gangguan Ginjal: Seri Asuhan Keperawatan. EGC. Jakarta

Gusdiani, Enno. 2010. Kebutuhan dasar manusia (eliminasi). Purwokerto: Universitas Jenderal Soedirman.
http://ners.unair.ac.id/materikuliah/anatomi%20SISTEM%20PERKEMIHAN.pdf [diakses pada tanggal
19 Januari 2016]

Scanlon,Valerie C dan Sanders Tina. 2006. Buku Ajar Anatomi dan Fisiologi. Jakarta :EGC

Uliyah, Musrifatul dan A. Aziz Alimul Hidayat. 2008. Keterampilan Dasar Praktik Klinik untuk Kebidanan, Edisi
2. Jakarta: Salemba Medika
http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/31356/4/Chapter%20II.pdf [diakses Selasa, 19 Januari
2016 12.50]

Setiadi. 2007. Anatomi dan Fisiologi Manusia. Yogyakarta: Graha Ilmu

Syaifuddin. 2006 . Anatomi Fisiologi untuk Mahasiswa Keperawatan. Jakarta: EGC

Anda mungkin juga menyukai