Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
CAMPURAN
SEDIAAN INTRAVENA
Oleh:
Soemartina
CAMPURAN SEDIAAN INTRAVENA (
I.V.-ADMIXTURE )
Produk obat yang dapat diberikan melalui
intravena semakin banyak
Kebutuhan pemberian campuran sediaan
intravena semakin meningkat
Berdasarkan hasil penelitian banyak problem
yang timbul, akibat pencampuran sediaan
intravena antara lain:
Inkompatibilitas
Instabilitas
Kontaminasi mikroorganisme
Kesalahan dalam proses pencampuran
INKOMPATIBILITAS:
Terjadinya kabut, kekeruhan, endapan perubahan warna
pada pencampuran dua atau lebih sediaan parenteral.
INSTABILITAS :
Terjadinya dekomposisi satu atau lebih komponen dalam
campuran sediaan parenteral yang lebih besar dari 10%
dalam waktu 24 jam atau kurang, pada kondisi tertentu.
SYARAT INFUS :
Steril
Bebas pirogen
Bebas partikel
Sedapat mungkin isohidris
Sedapat mungkin isoosmotik
Pelarut air
FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI
TERJADINYA INKOMPATIBILITAS :
Konsentrasi obat,
Formula obat,
Jenis alat / wadah,
Teknik preparasi,
Waktu kontak obat-obat,
Waktu kontak obat-pelarut,
Harga pH,
Suhu kamar, cahaya.
TIGA MACAM INKOMPATIBILITAS :
Inkompatibilitas fisika
Inkompatibilitas kimia
Inkompatibilitas terapetik
BILAMANA INKOMPATIBILITAS
MUNGKIN TERJADI ?
Bila beberapa obat ditambahkan dalam satu
macam infus
Bila obat dalam larutan terpisah diberikan
bersama sama melalui vena yang sama
Bila satu macam obat direkonstitusi atau
diencerkan dengan larutan yang tidak sesuai
Bila suatu larutan obat bereaksi dengan
preservatif yang terkandung dalam larutan obat
yang lain
INKOMPATIBILITAS FISIKA:
Pengendapan
Salting out / reaksi pendesakan
Pembentukan kompleks
Perubahan warna
Pembentukan gas
PENGENDAPAN
Suatu obat dapat dipertahankan dalam
bentuk larutan selama konsentrasi dari obat
tersebut tidak melewati kelarutan jenuhnya.
PENGENDAPAN SEGERA
Contoh: Natrium bikarbonat dengan larutan
yang mengandung kalsium.
PENGENDAPAN LAMBAT
Contoh: Trimetoprim - Sulfametoksazol dengan
Dekstrosa 5%, setelah 4 jam akan timbul
endapan.
SALTING OUT
Penurunan kelarutan suatu obat dari
senyawa non-elektrolit dan ion hidrogen
organik yang lemah dengan adanya
senyawa elektrolit kuat
(tergantung: konsentrasi obat, suhu, pH )
PERUBAHAN WARNA
Interaksi secara kimia yang menyebabkan perubahan molekul obat
yang dapat dilihat oleh mata
PEMBENTUKAN GAS
Terjadi reaksi kimia antara karbonat atau bikarbonat dengan
obat yang asam, sehingga timbul gas CO2
FENOMENA SORPSI
Adsorpsi pada permukaan atau absorpsi ke dalam
matriks bahan penyusun wadah, selang infus, semprit
injeksi, atau filter menyebabkan obat akan menghilang
dari larutan.
Absorpsi terjadi pada wadah PVC yang ditambah
plasticizer agar plastiknya menjadi fleksibel dapat
menyebabkan obat yang larut dalam lemak terabsorpsi
HIDROLISIS
Ada gugus fungsi yang labil terhadap hidrolisis
Contoh:
o Hidrokortison sodium fosfat; ester fosfatnya akan
terhidrolisis pada suasana asam.
o Senyawa imina pada diazepam.
o Senyawa oksim pada pralidoksim.
OKSIDASI-REDUKSI
Peristiwa kimia yang melibatkan pertukaran elektron di
dalam molekul obat dengan adanya oksigen.
Contoh: Steroid, epinefrin, teroksidasi pada suasana
asam/alkali
FOTOLISIS
Enersi radiasi dari cahaya dapat menyebabkan
dekomposisi atau perubahan menjadi senyawa baru.
Fotolisis dipengaruhi panjang gelombang radiasi.
Contoh: Amfoterisin B, furosemid, doksorubisin HCl,
Vitamin A.
RASEMISASI EPIMERISASI
Perubahan perputaran bidang optis pada senyawa
yang optis aktif, karena adanya pusat karbon-khiral
dalam molekulnya, menyebabkan perubahan aktivitas.
Contoh: L-isomer epinefrin mempunyai kekuatan 15
kali dibanding D-isomernya.
PENGARUH REAKSI KIMIA LAIN:
( pH, suhu, konsentrasi )
pH:
Pencampuran larutan obat yang pH-nya
berbeda secara ekstrem beresiko terjadi reaksi.
Contoh: Ampisilin Natrium lebih cepat terurai
dalam larutan Dekstrose 5%, yang pH-nya asam
dibanding dalam larutan NaCl yang pH-nya
netral.
SUHU:
Setiap kenaikan suhu 10oC, meningkatkan
kecepatan reaksi 2 5 kali lipat.
Persentase Degradasi larutan 1% Ampisilin natrium
dalam waktu 4 jam pada beberapa suhu *)
0o 6,2 % 0,4 %
5o 10,1 % 1,0 %
*) Diambil dari: Trissel, L.A. dalam Handbook on Injectable Drugs, 10th Ed.
KONSENTRASI:
Makin tinggi konsentrasi, makin cepat reaksi.
*) Diambil dari: Trissel, L.A. dalam Handbook on Injectable Drugs, 10th Ed.
INKOMPATIBILITAS TERAPETIK:
Bila dua atau lebih obat diberikan bersamaan, bisa terjadi:
peningkatan respons terapi,
penurunan respons terapi.
KONTAMINASI MIKROORGANISME:
Persyaratan infus : Steril, bebas partikel, bebas pirogen.
Bila ada tindakan yang memungkinkan masuknya mikroorganisme ke
dalam larutan infus, menyebabkan larutan tidak steril.
KLORPROMAZIN HCl:
dengan pengawet klorokresol terjadi
endapan
dengan cahaya terjadi warna kuning tua
KESALAHAN DALAM PROSES PENCAMPURAN
homogenitas obat dalam larutan infus harus terjamin