Anda di halaman 1dari 13

ASUHAN

KEPERAWATAN
PASIEN HIPERTENSI
By. Heni Maryati, S.Kep.Ns
Definisi

Hipertensi adalah tekanan darah persisten


dimana tekanan darah sistoliknya diatas 140
mmHg dan tekanan diastoliknya diatas 90
mmHg. (Brunner & Suddarth, 1996)
Klasifikasi Tekanan Darah
orang dewasa
Kategori Sistolik, mmHg Diastolik, mmHg
Normal 120 mmHg - 130 mmHg 85 mmHg - 95 mmHg

Normal tinggi 130-139 mmHg 85-89 mmHg

Stadium 1
140-159 mmHg 90-99 mmHg
(Hipertensi ringan)
Stadium 2
160-179 mmHg 100-109 mmHg
(Hipertensi sedang)
Stadium 3
180-209 mmHg 110-119 mmHg
(Hipertensi berat)
Stadium 4
210 mmHg atau lebih 120 mmHg atau lebih
(hipertensi Maligna)
Etiologi

1. Hipertensi esensial atau hipertensi


primer
- Tidak diketahui penyebabnya
2. Hipertensi sekunder atau hipertensi
renal
- Penyakit ginjal, hipertensi vaskular
renal
Penatalaksanaan

- Terapi Non Farmakologik


- Terapi Farmakologik
Pengkajian
Keluhan utama
Keluhan yang dirasakan saat masuk pertama
kali ke rumah sakit (kepala pusing)

Data Fokus
B1 (Breath)
Dyspnea yang berhubungan dengan aktifitas kerja
Takypnea, ortopnea, dyspnea nokturnal
paroksimal
Batuk dengan/ tanpa pembentukan sputum
Riwayat merokok
Bunyi nafas tambahan (krakels/mengi)
B2 (Blood)
Kenaikan darah sistolik >180 mmHg dan diatolik >120
mmHg
Episode palpitasi
Riwayat aterosklerosis penyakit jantung koroner,
penyakit cerebrovaskuler
B3 (Brain)
Pening/ pusing
Sakit kepala suboksipital (terjadi saat bangun dan
menghilang secara spontan setelah beberapa jam)
Kelemahan pada satu sisi tubuh
Gangguan penglihatan (diplopia, penglihatan kabur),
episode epitaksis, perubahan status mental
B4 (Blader)
Gangguan ginjal saat ini atau yang lalu/ infeksi
Riwayat penyakit ginjal yang lalu

B5 (Bowel)
Berat badan normal atau obesitas
Mual muntah
Adanya edema

B6 (Bone)
Normal
WEB OF CAUTION
Penghentian pengobatan anti hipertensi
Eklamsia
Glomerulus nefritis
Penyakit parenkim ginjal
Kerusakan langsung pembuluh darah
(vaskulitis, sclerosis sistemik progresif)

HIPERTENSI

- Kerusakan Vaskuler
Sistem Kardiovaskuler Peningkatan TIK retina Gg. Perfusi Ginjal
- Kerusakan SSP
Penurunan Curah
Jantung - Gg. Penglihatan
- Ayunan langkah tidak
Oksigen menurun Nyeri kepala hebat mantap
(nyeri akut) Edema

Diplopia, penglihatan
Supai darah kabur

Gangguan
Intoleransi aktifitas Gg. Rasa Nyaman Resiko Cedera keseimbangan cairan
Diagnosa Keperawatan
Resiko tinggi penurunan curah jantung berhubungan
dengan vasokonstriksi, iskemia miokardia dan
peningkatan afterload
Intoleransi aktifitas berhubungan dengan kelemahan
umum, ketidakseimbangan antara suplai dan
kebutuhan oksigen.
Nyeri (akut), sakit kepala berhubungan dengan
peningkatan tekanan vaskular cerebral
Koping individu inefektif berhubungan dengan sedikit
atau tidak pernah olah raga, sistem pendukungn tidak
adekuat, metode koping tidak efektif.
Intervensi
Diagnosa 1
Pantau TD. Ukur pada kedua tangan untuk evaluasi awal,
gunakan manset yang tepat
Berikan lingkungan yang tenang, nyaman, kurangi aktifitas/
keributan lingkungan. Batasi jumlah pengunjung dan lamanya
tinggal.
Anjurkan teknik relaksasi, panduan imanjinasi, aktivitas
pengalihan.
Kolaborasi dengan tim medis tentang pemberian obat sesuai
dengan indikasi, contoh:
Diuretik Loop, mis., furosemid (Lazix); asam etakrinik
(edekrin); bumetamid (burnex)
Kolaborasi dengan tim medis tentang pembatasan pemberian
cairan dan diit natrium sesuai indikasi.
Diagnosa 2

Observasi frekuensi nadi lebih dari 20 x/ menit,


pantua adanya dispneu/ nyeri dada, keletihan dan
kelemahan yang berlebihan, diaporesis, pusing
atau pingsan.
Instruksikan pasien tentang teknik penghematan
energi, misalnya menggunakan kursi saat mandi,
duduk saat menyisir rambut atau menyikat gigi,
melakukan aktifitas dengan perlahan
Berikan dorongan untuk melakukan aktivitas/
perawatan diri bertahap jika dapat ditoleransi.
Berikan bantuan sesuai dengan kebutuhan.
Diagnosa 3
Mempertahankan tirah baring
Berikan tindakan nonfarmakologi untuk
menghilangkan rasa sakit kepala, misalnya:
kompres dingin pada dahi, pijat di punggung
dan leher, tenang, teknik relaksasi (panduan
imajinasi, distraksi)dan aktivitas waktu senggang
Bantu pasien dalam ambulasi sesuai dengan
kebutuhan
Kolaborasi dalam pemberian terapi
farmakologi (analgesik)

Anda mungkin juga menyukai