Sinonim:
Kusta, Lepra
Epidemiologi
Bukan penyakit turunan
Semua umur
Frekuensi tertinggi umur 25 35 th
Anak-anak < 14 th. 13 %
Basil Tahan Asam ditemukan di kulit, folikel rambut,
ASI jarang pada kelenjar. keringat, sputum, urin
Ulserasi Sosial
Menyeramkan &
Mutilasi ditakuti dampak: Psikologis
Deformitas
Ekonomis
ETIOLOGI
Mycobacterium leprae
Basil Gram positif
Hidup intraseluler dan mempunyai afinitas yang
besar pada sel saraf (Schwan cell) dan sistem retikulo
endotelial.
Tahan asam dan alkohol
PATOGENESIS
Bila kuman M.Leprae masuk ke tubuh, bentuk klinis
tergantung dari Sistem Imunitas Selular (SIS)
penderita, masa inkubasinya bisa 6 bulan - 40 tahun.
Bila SIS tinggi Tuberkuloid
Bila SIS rendah Lepromatosa
Menurut WHO :
Pausibasiler (TT, BT), Multibasiler (BB, BL,
LL)
LESI TT
(Tuberkuloid-Tuberkuloid)
Gejala ini disertai penebalan saraf perifer yang
biasanya teraba.
Lesi kulit : makula dibatasi infiltrat, kering bersisik
batas tegas dan central clearing, lesi soliter, distribusi
asimetris,
Lesi kulit (+) anastetik
Pem. Penunjang: BTA lesi kulit: hampir selalu (-)
Tes Lepromin: 3+ (postif kuat)
LESI BT
(Borderline Tuberkuloid)
Lesi kulit : makula diatasi infiltrat, bisa juga infiltrat
saja, multipel atau 1 lesi dengan satelit, kering
bersisik, distribusi asimetrik,
Lesi anestetik
Pem. Penunjang: BTA lesi kulit: (-) atau 1+
Tes Lepromin: positif lemah
LESI BB & BL
(Borderline-Borderline & Borderline- Lepromatous)
BB : bentuk plakat, dome-shaped (kubah), punched-
out, kulit sehat masih ada, jumlah dpt dihitung,
distribusi asimetris, perm. Agak kasar dan berkilat,
anestesi (+)
Pem. Penunjang: BTA lesi kulit: agak banyak
Tes lepromin (-)
BL : bentuk makula, plakat, dan papul, jumlah sukar
dihitung namun masih ada kulit sehat, distribusi
simetris, permukaan halus berkilat, anestesi tidak jelas
Pem. Penunjang: BTA lesi kulit: Banyak
Tes lepromin (-)
LESI LL
(Lepromatous Lepromatous)
Sistem imun seluler sangat kurang
Lesi : bentuk makula, infiltrat difus, papul dan nodul,
jumlah tidak terhitung, tidak ada kulit yg sehat,
distribusi simetris, perm. Halus berkilat, batas tidak
jelas, anestesi (-)
Pem. Penunjang: BTA lesi kulit: Banyak (ada globus)
Tes lepromin: (-)
REAKSI KUSTA
Interupsi dengan episode akut pada penyakit yang
sangat kronik
Ada 2 :
E.N.L (Erytema Nodusum Leprosum)
Reaksi reversal
REAKSI REVERSAL
Disebut juga reaksi tipe 1
Terjadi pada pasien tipe borderline disebabkan
meningkatnya kekebalan seluler secara cepat.
Sering pada lesi tipe BL,BB,BT atau yang sedang dalam
terapi
Khas : onset akut dari lesi yang datar aktif lagi.
Disertai munculnya beberapa lesi baru
Dengan atau tanpa neuritis
Warna keunguan
E.N.L
(Erytema Nodusum Leprosum)
Disebut juga reaksi tipe 2
Terjadi paling sering pada LL, tapi dapat juga pada BL
Reaksi ini merupakan reaksi humoral, basil kusta
antigen. Tubuh antibodi respon adanya antigen.
Kompleks imun ini dapat mengendap antara lain di kulit
berbentuk nodul yang dikenal sebagai eritema nodosum
leprosum (ENL), mata (iridosiklitis), sendi (artritis), dan
saraf (neuritis) dengan disertai gejala konstitusi seperti
demam dan malaise, serta komplikasi pada organ tubuh
lainnya.
Dapat terjadi sebelum, selama, atau sesudah terapi
Lesi : sekelompok nodus2 dermal atau kulit subkutan
yang nyeri berwarna kemerahan pada kulit yang
tadinya normal
Dapat disertai demam, anorexia, malaise, atritis
DIAGNOSIS
Menurut WHO :
Bercak kulit disertai anestesi
Penebalan saraf tepi
Ditemukannya BTA pada jaringan
PEMERIKSAAN FISIK
Pemeriksaan sensibilitas
Perabaan nervus superfisial :
- N. Aurikularis magnus
- N. Fasialis
- N. Ulnaris
- N. Radialis
- N. Medianus
- N. Poplitea lateralis
- N. Tibialis posterior
PEMERIKSAAN PENUNJANG
BTA
TES SENSIBILITAS
TES GUNAWAN
TES LEPROMIN
PA (HISTOPATHOLOGY)
BTA
(BAKTERIOSKOPIK)
Pengecatan Ziehl Neelsen
Spesimen diambil dari 4 6 tempat
1. 2 cuping telinga (wajib)
2. 2 4 pada lesi paling eritema dan infiltratif
TES SENSIBILITAS
2 tabung reaksi (air panas dan air dingin)
Kapas
Jarum
TES GUNAWAN
Tes terhadap kelenjar keringat dengan menggunakan
guratan tinta.
Penderita disuruh melakukan aktifitas agar
berkeringat, jika tinta berwarna biru hasilnya negative
bila tinta tidak berubah hasilnya positif.
TES LEPROMIN
Menggunakan reagen lepromin
Untuk mengetahui status imunologis (CMI)
Interpretasi
1. 24 48 jam : Reaksi Fernandez
2. 4 minggu : Reaksi Mitsuda
HISTOPATOLOGI
Pemberian MDT:
Mencegah dan mengobati resistensi
Memperpendek masa pengobatan
Mempercepat pemutusan mata rantai penularan
PENGOBATAN
Obat Alternatif:
Ofloksasin, dosis optimal harian: 400 mg.
Minosiklin, dosis standar harian: 100 mg.
Klaritromisin, dosis harian: 500 mg.
PENGOBATAN
MDT Multibasiler (MB)
BB,BLdan LL
atau semua tipe BTA (+)
Rifampisin 600 mg/bulan
DDS 100 mg/bulan diteruskan 100mg/hari
Klofazimin 300 mg/bln diteruskan 50 mg/hari
Pemeriksaan klinis setiap bulan
Pemeriksaan bakterioskopik setiap 3 bulan
Diberiksan selama 12-18 bulan
PENGOBATAN
MDT Pausibasiler (PB)
I, TT, dan BT
Rifampisin 600 mg
Ofloksasin 400 mg
Minosiklin 100 mg