Anda di halaman 1dari 30

LAPORAN KASUS

G3P1A1M0 23 TAHUN GRAVIDA 40-41 MINGGU


INPARTU + PLASENTA PREVIA
JANIN INTRAUTERIN TUNGGAL HIDUP LETAK
LONGITUDINAL
Oleh:
Regan Januardy Marliau
I11109020

Pembimbing:
dr. Lucky Sutanto, SpOG

SMF OBSTETRIK DAN GINEKOLOGI


RS KARTIKA HUSADA
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS TANJUNGPURA
PONTIANAK
2015
Identitas Pasien
Nama : Ny. SD
Jenis Kelamin : Perempuan
Umur : 23 tahun
Agama : Islam
Alamat : Ds. Batu Ampar, Kec. Batu Ampar
Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
Masuk RS tanggal 23 Oktober 2015
Anamnesis
Autoanamnesis (23 Oktober 2015)
Keluhan utama
Keluar darah segar dari jalan lahir sejak pukul
01.00 WIB.
Anamnesis
Riwayat Penyakit Sekarang
01.00 WIB: Pasien mengalami pengeluaran darah
dari jalan lahir yang terjadi tiba-tiba. Darah yang
keluar berupa campuran gumpalan darah dan darah
segar yang mengalir dan tidak berhenti. Nyeri (-)
03.00 WIB: Pasien merasakan perut mulas dan
nyeri pada bagian perut. Keluhan dirasakan hilang-
timbul, dan semakin bertambah sering dan kuat.
Keluar lendir bercampur darah (-), keluar air dari
jalan lahir (-), keluhan mual (-), muntah (-).
Anamnesis
Riwayat Penyakit Sekarang
05.00 WIB: Dilakukan pemeriksaan USG,
didapatkan plasenta yang menutupi jalan lahir
11.30 WIB: Pasien tiba di RS Kartika Husada.
Tampak perdarahan mengalir dari jalan lahir (+),
keluhan mules (+).
Pasien rutin memeriksakan kehamilan ke bidan.
Pasien belum pernah melakukan pemeriksaan USG
sebelumnya
Anamnesis
Riwayat Penyakit Dahulu
Pasien mengaku pernah mengalami keguguran
pada tahun 2013 saat hamil yang ke-2 saat usia
kandungan 4 bulan. Pasien tidak dilakukan
kuretase dan hanya menggunakan obat-obatan,
setelah + 1 bulan sisa-sisa kehamilan telah keluar
seluruhnya.
Riw HT (-), DM (-), Asma (-), Riw Trauma (-)
Anamnesis
Riwayat Penyakit Keluarga
Tidak ada anggota keluarga dengan keluhan yang
serupa
Riw HT (-), DM(-), Asma (-)
Anamnesis
Status obstetric: G3P1A1M0
HPHT: 12-1-2015 THP: 19-10-2015
Usia kehamilan: 40-41 minggu
1st: 2010, 5thn, , BBL: 3000 gr, Partus spontan,
Dukun
2nd: 2013, Abortus usia kehamilan 4 bulan
3rd: Yang saat ini
Pemeriksaan Fisik
Tanda Vital
Kesadaran : Compos Mentis
Tekanan Darah : 100/60 mmHg
Nadi : 100 x/menit
Pernapasan : 20 x/menit
Suhu : 36,8oC
Pemeriksaan Fisik
Status Generalis
Kepala : Normocephali, Nyeri tekan (-)
Mata : Konjungtiva anemis (+/+), Sklera ikterik (-/-)
Telinga : Nyeri tekan tragus (-), sekret (-), hiperemis (-)
Hidung : Sekret (-), hiperemis (-), septum deviasi (-)
Tenggorokan : Tonsil T1/T1, hiperemis (-)
Leher : Pembesaran KGB (-), deviasi trakea (-)
Dada : Bentuk dada normal
Paru : Pengembangan paru simetrris, suara napas dasar
vesikuler, rhonki (-/-), wheezing (-/-)
Jantung : S1/S2 reguler, murmur (-), gallop (-)
Pemeriksaan Fisik
Status Generalis
Abdomen : Cembung gravidarum, TFU: 30 cm, DJJ: (+)
148x/menit, His: jarang
Leopold I : Teraba bulat besar lunak seperti bokong
Leopold II : Punggung kanan
Leopold III : Presentasi kepala
Leopold IV : Kepala masuk pintu atas panggul
Genitalia : VT tidak dilakukan, tampak perdarahan
mengalir dari jalan lahir
Ekstremitas : Akral hangat, sianosis (-), CRT <2s.
Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan Laboratorium (23 Oktober
2015, pukul 12.00 WIB)
WBC : 19,5 x 109/L GRAN: 16,6 x 109/L
RBC : 3,33 x 1012/L MID : 0,8 x 109/L
HGB : 8,9 d/dL LYM%: 11,1%
HCT : 27,6% GRAN %: 85,2%
PLT : 225 x 109/L MID %: 3,7%
PCT : 0,21% BT : 300
MPV : 9,3 fl CT : 330
PDW : 12,1 fl GDS : 106 mg/dL
MCV : 82,8 fl SGOT : 19 u/L
LPCR : 23,9% SGPT : 10 u/L
RDW%: 10,8% Ureum: 22 mg/dL
RDWa : 70,8 fl Kreatinin: 0,7 mg/dL
MCH : 26,7 pg HBS Ag: Non-reaktif
MCHC: 32,2 g/dL
LYM : 2,1 x 109/L
Pemeriksaan Penunjang
Ultrasonografi
Pemeriksaan USG dilakukan di puskesmas menunjukkan
adanya plasenta previa yang menghalangi jalan lahir
Resume
Pasien perempuan G3P1A1M0 hamil 40-41 minggu, dirujuk dari Puskesmas
Kecamatan Batu Ampar karena mengalami perdarahan yang mengalir dari
jalan lahir. Keluhan perdarahan dari jalan lahir pertama dirasakan pukul 01.00
WIB, keluhan tidak disertai dengan nyeri. Pukul 03.00 WIB pasien mulai
mengalami nyeri pada bagian perut yang dirasakan hilang timbul, dan dirasa
semakin kuat dan sering. Keluar lendir bercampur darah (-), keluar air dari
jalan lahir (-). Pukul 05.00 WIB dilakukan pemeriksaan USG didapatkan
plasenta yang mengahalangi jalan lahir. Pasien rutin memeriksakan
kehamilannya setiap bulan ke bidan, pasien belum pernah dilakukan
pemeriksaan USG sebelumnya. Pasien kemudian dirujuk ke RS Kartika
Husada. Pada pemeriksaan didapatkan TFU: 30 cm, DJJ: 148x/menit, Leopold
I: Teraba seperti bokong, Leopold II: Punggung kanan, Leopold III: Presentasi
kepala, Leopold IV: Kepala masuk PAP. Tidak dilakukan VT, tampak
perdarahan mengalir dari jalan lahir. Pemeriksaan status generalis tidak ada
kelainan. Pemeriksaan laboratorium didapatkan kadar HGB: 8,9 mg/dL.
Diagnosis
Diagnosis
G3P1A1M0 23 tahun gravidarum 40-41 minggu inpartu +
plasenta previa + Janin Intrauterine Tunggal Hidup Letak
Longitudinal
Penatalaksanaan
Preoperative: IVFD RL 20 tpm, observasi tanda
vital dan denyut jantung janin.
Operative : Sectio Caesaria
Postoperative :
IVFD. D5% 20 tpm
Inj. Cefotaxime 3x1gr
Inf. Metronidazole 2x500mg
Inj. Ketorolac 3x1
Prognosis
Ad Vitam : Ad bonam
Ad Functionam : Ad bonam
Ad Sanactionam: Dubia ad bonam
Placenta Previa
Pendahuluan
Plasenta previa menggambarkan plasenta yang
terimplantasi pada segmen bawah uterus yang
dekat dengan ostium servikalis internus ataupun
menutupi ostium servikalis internus.
Klasifikasi Jaunix & Campbell 1992:
Tipe I: Low-lying placenta terimplantasi dekan os cervix
internal (5cm) namun tidak mencapai tepi os
Tipe II: Marginal placenta previa,
Tipe III: Partial placenta previa
Tipe IV: Total placenta previa

Klasifikasi Dashe, 2013:


Placenta previa Os cervix internal terutup sebagian atau
seluruhnya oleh plasenta (partial atau total)
Low-lying placenta implantasi pada segmen bawah
uterus, tepi plasenta tidak mencapai 2 cm dari os cervix
Etiologi
Penyebab blastokista berimplantasi pada segmen bawah rahim
belum diketahui dengan pasti.
Mungkin secara kebetulan saja blastokista menimpa desidua di
daerah segmen bawah rahim tanpa latar belakang lain yang
mungkin.
Teori lain mengemukakan sebagai salah satu penyebabnya
adalah vaskularisasi desidua yang tidak memadai, mungkin
sebagai akibat dari proses radang atau atrofi
Patofisiologi
Pada usia kehamilan yang lanjut, umumnya pada trimester
ketiga dan mungkin juga lebih awal, oleh karena telah mulai
terbentuknya segmen bawah rahim, tapak plasenta akan
mengalami pelepasan
Dengan melebarnya istmus uteri menjadi segmen bawah
rahim, maka plasenta yang berimplantasi disitu sedikit banyak
akan mengalami laserasi akibat pelepasan pada desidua
sebagai tapak plasenta.
Patofisiologi
Perdarahan pada segmen bawah rahim dipermudah dan
diperbanyak oleh karena segmen bawah rahim dan serviks
tidak mampu berkontraksi dengan kuat karena elemen otot
yang dimilikinya sangat minimal, dengan akibat pembuluh
darah pada tempat itu tidak akan tertutup dengan sempurna.
Manifestasi Klinis
Perdarahan yang tidak nyeri merupakan ciri utama dari
plasenta previa. Perdarahan previa biasanya dimulai tanpa
adanya tanda dan tanpa adanya nyeri atau kontraksi.
Perdarahan dapat terjadi kapan pun dari perdarahan yang
ringan hingga perdarahan yang banyak dan secara klinis dapat
menyerupai solusio plasenta.
Diagnosis
Kapanpun perdarahan uterus setelah pertengahan kehamilan,
plasenta previa atau solusio plasenta harus selalu dipikirkan
untuk kemungkinan diagnosisnya.
Pemeriksaan USG transvaginal
Transvaginal sonogram pada Plasenta Previa
Totalis (PP). Plasenta dan Ostium Servikalis
Interna (Tanda Panah). A, Bibir Anterior dari
Serviks. P, Bibir Posterior dari Serviks.
Transvaginal Sonogram pada Plasenta Previa
Usia Kehamilan 36 minggu. Batas Plasenta
(panah merah) Meluas ke Bawah Mengarah
Serviks. Ostium Internal (panah kuning) dan
Kanalis Servikalis (panah putih).

Plasenta Previa Totalis. A. Transabdominal


Sonogram Menunjukkan Plasenta (panah
putih) yang Melapisi Serviks (panah hitam), B.
Transvaginal Sonogram Menunjukkan Plasenta
(panah), yang Terletak Antara Serviks dan
Kepala Bayi.
Penatalaksanaan
Wanita dengan plasenta previa ditatalaksana berdasarkan
gambaran klinis individual. Ada tiga faktor yang
mempengaruhi penatalaksaan, ialah usia janin dan
maturitasnya, kelahiran dan perdarahan dan keparahannya.
Janin prematur dan tidak terdapat perdarahan yang aktif,
penatalaksanaan meliputi observasi di ruang obstetri. Pasien
dirawat setelah perdarahan berkurang selama 2 hari dan janin
sehat, pasien dapat dipulangkan.
National Institutes of Health menyatakan pasien dengan
plasenta previa sebaiknya dilakukan persalinan eletif saat usia
kehamilan sudah mencapai 36-37 minggu.
Komplikasi
Plasenta previa berhubungan dengan peningkatan kelahiran
preterm dan peningkatakan morbiditas dan mortalitas
perinatal. Komplikasi plasenta previa juga meliputi perdarahan
dari segmen bawah rahim dimana plasenta berimplantasi saat
kelahiran secara operasi sesar.
Pembahasan
Perdarahan pada usia kehamilan memasuki trimester ketiga
dapat disebabkan oleh beberapa hal, diantaranya ialah adanya
laserasi atau robekan pada vagina, polip, cervisitis, carsinoma,
ruptur uterus, plasenta previa, solusio plasenta.
Pada pasien ini perdarahan yang dirasakan tanpa adanya nyeri
dan tanpa adanya keluhan lain
Pada pemeriksaan fisik tanda-tanda vital pada pasien stabil
serta detak jantung janin baik maka perdarahan akibat laserasi
vagina, cervicitis, carsinoma, ruptur uterus dan solusio
plasenta dapat disingkirkan.
Pembahasan
Saat di pusksesmas, dilakukan pemeriksaan dengan USG dan
dipatkan plasenta yang menutupi jalan lahir. Sehingga
diagnosa plasenta previa dapat ditegakkan
Plasenta previa dapat diklasifikasikan menjadi plasenta previa
komplit jika menutupi ostium internus secara sempurna, atau
plasenta previa parsial jika plasenta sebagian menutupi ostium
internus.
Hari pertama haid terakhirnya adalah tanggal 12 Januari 2015.
Perkiraan usia kehamilan saat ini 40-41 minggu.
Ada tiga faktor yang mempengaruhi penatalaksaan, ialah usia
janin dan maturitasnya, kelahiran, dan perdarahan, dan
keparahannya.
Pembahasan
National Institutes of Health menyatakan pasien dengan
plasenta previa sebaiknya dilakukan persalinan eletif saat usia
kehamilan sudah mencapai 36-37 minggu.
Jadi diagnosa pada pasien ini adalah G3P1A1 23 tahun 40-41
minggu inpartu, plasenta previa + janin intrauterin tunggal
hidup letak longitudinal. Penatalaksanaan dari pasien ini
adalah karena usia kehamilan yang aterm maka dilakukan
operasi Caesar.

Anda mungkin juga menyukai