RS KARTIKA HUSADA FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS TANJUNGPURA PONTIANAK 2015 Identitas Pasien Nama : Ny. SD Jenis Kelamin : Perempuan Umur : 23 tahun Agama : Islam Alamat : Ds. Batu Ampar, Kec. Batu Ampar Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga Masuk RS tanggal 23 Oktober 2015 Anamnesis Autoanamnesis (23 Oktober 2015) Keluhan utama Keluar darah segar dari jalan lahir sejak pukul 01.00 WIB. Anamnesis Riwayat Penyakit Sekarang 01.00 WIB: Pasien mengalami pengeluaran darah dari jalan lahir yang terjadi tiba-tiba. Darah yang keluar berupa campuran gumpalan darah dan darah segar yang mengalir dan tidak berhenti. Nyeri (-) 03.00 WIB: Pasien merasakan perut mulas dan nyeri pada bagian perut. Keluhan dirasakan hilang- timbul, dan semakin bertambah sering dan kuat. Keluar lendir bercampur darah (-), keluar air dari jalan lahir (-), keluhan mual (-), muntah (-). Anamnesis Riwayat Penyakit Sekarang 05.00 WIB: Dilakukan pemeriksaan USG, didapatkan plasenta yang menutupi jalan lahir 11.30 WIB: Pasien tiba di RS Kartika Husada. Tampak perdarahan mengalir dari jalan lahir (+), keluhan mules (+). Pasien rutin memeriksakan kehamilan ke bidan. Pasien belum pernah melakukan pemeriksaan USG sebelumnya Anamnesis Riwayat Penyakit Dahulu Pasien mengaku pernah mengalami keguguran pada tahun 2013 saat hamil yang ke-2 saat usia kandungan 4 bulan. Pasien tidak dilakukan kuretase dan hanya menggunakan obat-obatan, setelah + 1 bulan sisa-sisa kehamilan telah keluar seluruhnya. Riw HT (-), DM (-), Asma (-), Riw Trauma (-) Anamnesis Riwayat Penyakit Keluarga Tidak ada anggota keluarga dengan keluhan yang serupa Riw HT (-), DM(-), Asma (-) Anamnesis Status obstetric: G3P1A1M0 HPHT: 12-1-2015 THP: 19-10-2015 Usia kehamilan: 40-41 minggu 1st: 2010, 5thn, , BBL: 3000 gr, Partus spontan, Dukun 2nd: 2013, Abortus usia kehamilan 4 bulan 3rd: Yang saat ini Pemeriksaan Fisik Tanda Vital Kesadaran : Compos Mentis Tekanan Darah : 100/60 mmHg Nadi : 100 x/menit Pernapasan : 20 x/menit Suhu : 36,8oC Pemeriksaan Fisik Status Generalis Kepala : Normocephali, Nyeri tekan (-) Mata : Konjungtiva anemis (+/+), Sklera ikterik (-/-) Telinga : Nyeri tekan tragus (-), sekret (-), hiperemis (-) Hidung : Sekret (-), hiperemis (-), septum deviasi (-) Tenggorokan : Tonsil T1/T1, hiperemis (-) Leher : Pembesaran KGB (-), deviasi trakea (-) Dada : Bentuk dada normal Paru : Pengembangan paru simetrris, suara napas dasar vesikuler, rhonki (-/-), wheezing (-/-) Jantung : S1/S2 reguler, murmur (-), gallop (-) Pemeriksaan Fisik Status Generalis Abdomen : Cembung gravidarum, TFU: 30 cm, DJJ: (+) 148x/menit, His: jarang Leopold I : Teraba bulat besar lunak seperti bokong Leopold II : Punggung kanan Leopold III : Presentasi kepala Leopold IV : Kepala masuk pintu atas panggul Genitalia : VT tidak dilakukan, tampak perdarahan mengalir dari jalan lahir Ekstremitas : Akral hangat, sianosis (-), CRT <2s. Pemeriksaan Penunjang Pemeriksaan Laboratorium (23 Oktober 2015, pukul 12.00 WIB) WBC : 19,5 x 109/L GRAN: 16,6 x 109/L RBC : 3,33 x 1012/L MID : 0,8 x 109/L HGB : 8,9 d/dL LYM%: 11,1% HCT : 27,6% GRAN %: 85,2% PLT : 225 x 109/L MID %: 3,7% PCT : 0,21% BT : 300 MPV : 9,3 fl CT : 330 PDW : 12,1 fl GDS : 106 mg/dL MCV : 82,8 fl SGOT : 19 u/L LPCR : 23,9% SGPT : 10 u/L RDW%: 10,8% Ureum: 22 mg/dL RDWa : 70,8 fl Kreatinin: 0,7 mg/dL MCH : 26,7 pg HBS Ag: Non-reaktif MCHC: 32,2 g/dL LYM : 2,1 x 109/L Pemeriksaan Penunjang Ultrasonografi Pemeriksaan USG dilakukan di puskesmas menunjukkan adanya plasenta previa yang menghalangi jalan lahir Resume Pasien perempuan G3P1A1M0 hamil 40-41 minggu, dirujuk dari Puskesmas Kecamatan Batu Ampar karena mengalami perdarahan yang mengalir dari jalan lahir. Keluhan perdarahan dari jalan lahir pertama dirasakan pukul 01.00 WIB, keluhan tidak disertai dengan nyeri. Pukul 03.00 WIB pasien mulai mengalami nyeri pada bagian perut yang dirasakan hilang timbul, dan dirasa semakin kuat dan sering. Keluar lendir bercampur darah (-), keluar air dari jalan lahir (-). Pukul 05.00 WIB dilakukan pemeriksaan USG didapatkan plasenta yang mengahalangi jalan lahir. Pasien rutin memeriksakan kehamilannya setiap bulan ke bidan, pasien belum pernah dilakukan pemeriksaan USG sebelumnya. Pasien kemudian dirujuk ke RS Kartika Husada. Pada pemeriksaan didapatkan TFU: 30 cm, DJJ: 148x/menit, Leopold I: Teraba seperti bokong, Leopold II: Punggung kanan, Leopold III: Presentasi kepala, Leopold IV: Kepala masuk PAP. Tidak dilakukan VT, tampak perdarahan mengalir dari jalan lahir. Pemeriksaan status generalis tidak ada kelainan. Pemeriksaan laboratorium didapatkan kadar HGB: 8,9 mg/dL. Diagnosis Diagnosis G3P1A1M0 23 tahun gravidarum 40-41 minggu inpartu + plasenta previa + Janin Intrauterine Tunggal Hidup Letak Longitudinal Penatalaksanaan Preoperative: IVFD RL 20 tpm, observasi tanda vital dan denyut jantung janin. Operative : Sectio Caesaria Postoperative : IVFD. D5% 20 tpm Inj. Cefotaxime 3x1gr Inf. Metronidazole 2x500mg Inj. Ketorolac 3x1 Prognosis Ad Vitam : Ad bonam Ad Functionam : Ad bonam Ad Sanactionam: Dubia ad bonam Placenta Previa Pendahuluan Plasenta previa menggambarkan plasenta yang terimplantasi pada segmen bawah uterus yang dekat dengan ostium servikalis internus ataupun menutupi ostium servikalis internus. Klasifikasi Jaunix & Campbell 1992: Tipe I: Low-lying placenta terimplantasi dekan os cervix internal (5cm) namun tidak mencapai tepi os Tipe II: Marginal placenta previa, Tipe III: Partial placenta previa Tipe IV: Total placenta previa
Klasifikasi Dashe, 2013:
Placenta previa Os cervix internal terutup sebagian atau seluruhnya oleh plasenta (partial atau total) Low-lying placenta implantasi pada segmen bawah uterus, tepi plasenta tidak mencapai 2 cm dari os cervix Etiologi Penyebab blastokista berimplantasi pada segmen bawah rahim belum diketahui dengan pasti. Mungkin secara kebetulan saja blastokista menimpa desidua di daerah segmen bawah rahim tanpa latar belakang lain yang mungkin. Teori lain mengemukakan sebagai salah satu penyebabnya adalah vaskularisasi desidua yang tidak memadai, mungkin sebagai akibat dari proses radang atau atrofi Patofisiologi Pada usia kehamilan yang lanjut, umumnya pada trimester ketiga dan mungkin juga lebih awal, oleh karena telah mulai terbentuknya segmen bawah rahim, tapak plasenta akan mengalami pelepasan Dengan melebarnya istmus uteri menjadi segmen bawah rahim, maka plasenta yang berimplantasi disitu sedikit banyak akan mengalami laserasi akibat pelepasan pada desidua sebagai tapak plasenta. Patofisiologi Perdarahan pada segmen bawah rahim dipermudah dan diperbanyak oleh karena segmen bawah rahim dan serviks tidak mampu berkontraksi dengan kuat karena elemen otot yang dimilikinya sangat minimal, dengan akibat pembuluh darah pada tempat itu tidak akan tertutup dengan sempurna. Manifestasi Klinis Perdarahan yang tidak nyeri merupakan ciri utama dari plasenta previa. Perdarahan previa biasanya dimulai tanpa adanya tanda dan tanpa adanya nyeri atau kontraksi. Perdarahan dapat terjadi kapan pun dari perdarahan yang ringan hingga perdarahan yang banyak dan secara klinis dapat menyerupai solusio plasenta. Diagnosis Kapanpun perdarahan uterus setelah pertengahan kehamilan, plasenta previa atau solusio plasenta harus selalu dipikirkan untuk kemungkinan diagnosisnya. Pemeriksaan USG transvaginal Transvaginal sonogram pada Plasenta Previa Totalis (PP). Plasenta dan Ostium Servikalis Interna (Tanda Panah). A, Bibir Anterior dari Serviks. P, Bibir Posterior dari Serviks. Transvaginal Sonogram pada Plasenta Previa Usia Kehamilan 36 minggu. Batas Plasenta (panah merah) Meluas ke Bawah Mengarah Serviks. Ostium Internal (panah kuning) dan Kanalis Servikalis (panah putih).
Plasenta Previa Totalis. A. Transabdominal
Sonogram Menunjukkan Plasenta (panah putih) yang Melapisi Serviks (panah hitam), B. Transvaginal Sonogram Menunjukkan Plasenta (panah), yang Terletak Antara Serviks dan Kepala Bayi. Penatalaksanaan Wanita dengan plasenta previa ditatalaksana berdasarkan gambaran klinis individual. Ada tiga faktor yang mempengaruhi penatalaksaan, ialah usia janin dan maturitasnya, kelahiran dan perdarahan dan keparahannya. Janin prematur dan tidak terdapat perdarahan yang aktif, penatalaksanaan meliputi observasi di ruang obstetri. Pasien dirawat setelah perdarahan berkurang selama 2 hari dan janin sehat, pasien dapat dipulangkan. National Institutes of Health menyatakan pasien dengan plasenta previa sebaiknya dilakukan persalinan eletif saat usia kehamilan sudah mencapai 36-37 minggu. Komplikasi Plasenta previa berhubungan dengan peningkatan kelahiran preterm dan peningkatakan morbiditas dan mortalitas perinatal. Komplikasi plasenta previa juga meliputi perdarahan dari segmen bawah rahim dimana plasenta berimplantasi saat kelahiran secara operasi sesar. Pembahasan Perdarahan pada usia kehamilan memasuki trimester ketiga dapat disebabkan oleh beberapa hal, diantaranya ialah adanya laserasi atau robekan pada vagina, polip, cervisitis, carsinoma, ruptur uterus, plasenta previa, solusio plasenta. Pada pasien ini perdarahan yang dirasakan tanpa adanya nyeri dan tanpa adanya keluhan lain Pada pemeriksaan fisik tanda-tanda vital pada pasien stabil serta detak jantung janin baik maka perdarahan akibat laserasi vagina, cervicitis, carsinoma, ruptur uterus dan solusio plasenta dapat disingkirkan. Pembahasan Saat di pusksesmas, dilakukan pemeriksaan dengan USG dan dipatkan plasenta yang menutupi jalan lahir. Sehingga diagnosa plasenta previa dapat ditegakkan Plasenta previa dapat diklasifikasikan menjadi plasenta previa komplit jika menutupi ostium internus secara sempurna, atau plasenta previa parsial jika plasenta sebagian menutupi ostium internus. Hari pertama haid terakhirnya adalah tanggal 12 Januari 2015. Perkiraan usia kehamilan saat ini 40-41 minggu. Ada tiga faktor yang mempengaruhi penatalaksaan, ialah usia janin dan maturitasnya, kelahiran, dan perdarahan, dan keparahannya. Pembahasan National Institutes of Health menyatakan pasien dengan plasenta previa sebaiknya dilakukan persalinan eletif saat usia kehamilan sudah mencapai 36-37 minggu. Jadi diagnosa pada pasien ini adalah G3P1A1 23 tahun 40-41 minggu inpartu, plasenta previa + janin intrauterin tunggal hidup letak longitudinal. Penatalaksanaan dari pasien ini adalah karena usia kehamilan yang aterm maka dilakukan operasi Caesar.