RSUD Margono / Unsoed Fungsi Ginjal A. Ekskresi. 1. Sisa metabolisme protein (ureum, K, fosfat, sulfat, asam urat). 2. Regulasi volume cairan tubuh. Diatur oleh hormon ADH. 3. Keseimbangan asam basa. pH = 6,1 + log NaHCO3 (ginjal)/H2CO3 (paru). B. Fungsi Endokrin Ginjal 1. Partisipasi dalam eritropoesis. Dilakukan oleh faktor eritropoetik ginjal. 2. Pengaturan tekanan darah. Renin : angiotensinogen menjadi AT I, Enzim konvertase : AT I menjadi AT II. 3. Keseimbangan kalsium dan fosfor. Kalsiferol di hati menjadi 25 OH Ch. Cal. Di ginjal menjadi 1,25 OH Ch. Cal. (D3). Infeksi Saluran Kemih Definisi : ISK adalah penyakit akibat kuman tumbuh dan berkembang biak di dalam saluran kemih dgn jumlah yg bermakna.
Etiologi : E. coli 70-80%,
Klebsiela, Proteus, Enterobacter, Pseudomonas, Streptococcus, Staphylococcus. Angka Kejadian ISK Neonatus - 3 bulan > laki-laki. 3 bulan 1 tahu laki-laki = perempuan. Usia sekolah perempuan > 3-4x laki-laki.
Bakteriuria asimtomatik usia sekolah :
laki-laki 0,03 % perempuan 1,1 %. Patogenesis Bayi : hematogen akibat sepsis. Anak : asendens dari perineum. Kelainan kongenital obstruktif dan refluks. Predisposisi : batu, kateter, stasis urin, tumor, neurogenik bladder, dll. Kepekaan uroepitel terhadap kuman, golongan darah P tertentu. Gejala Klinis Neonatus : demam, malas minum, ikterus, gangguan pertumbuhan, sepsis. Bayi : demam, malas minum, gangguan pertumbuhan, diare, urin berbau. Usia prasekolah : sakit perut, muntah, demam, sering kencing, ngompol. Usia sekolah : poliuria, disuria, ngompol, sakit pinggang. Diagnosis ISK 1. Biakan urin : Urin pancar tengah, kateterisasi, pungsi kandung kemih. UPT : Jumlah koloni < 10.000/ml urin kontaminasi, 10.000-100.000/ml urin meragukan, > 100.000/ml urin infeksi. Pungsi : 200/ml urin (+). 2. Urin lengkap : 50% ISK terdapat piuria pada pemeriksaan sedimen. Pemr. Radiologis, dll. Pielografi intra vena dan miksio-sisto- uretrografi. Gambaran bentuk dan besar ginjal, kalikes tumpul, melebar, parut. Kelainan kongenital, obstruktif, anatomis. MSU : refluks vesikoureter, penyempitan muara uretra. Fungsi ginjal : Ureum dan kreatinin, klirens ureum dan kreatinin. Penatalaksanaan ISK 1. Pengobatan umum terhadap panas, muntah, dehidrasi, dll. 2. Pengobatan khusus : terhadap infeksi akut, infeksi berulang, koreksi bedah. a. Infeksi akut : antibiotik ampisilin, kotrimoksazol, asam nalidiksat, nitrofurantoin. b. Pengobatan Infeksi berulang 30-50% terjadi infeksi berulang. Biakan minggu I fase akut, 1 bulan, 3 bln, tiap 3 bulan sampai 2 tahun. Bila relaps 2x, profilaksis selama 3 bulan dosis . C. Koreksi bedah. Refluks std I-III antibiotika. Refluks std IV reimplantasi ureter pada kandung kemih (ureteroneosistostomi). Prognosis ISK Tanpa kelainan anatomis : baik, bila dilakukan pengobatan adekuat pada fase akut. Dengan kelainan anatomis : kurang memuaskan. GLOMERULONEFRITIS AKUT Definisi : suatu reaksi imunologis pada ginjal terhadap bakteri atau virus tertentu. Paling sering terjadi akibat infeksi strepto- coccus. Etiologi : Streptococcus B hemolitkus gol. A tipe 4, 12, 25, 49. Penyebab lain : sifilis, timah, amiloid, trombosis, purpura anafilaktoid, LE. Patogenesis 1. Kompleks antigen-antibodi mengendap pada membrana basalis dan merusak. 2. Auto-imun terhadap streptococcus merusak glomerulus. 3. Streptococcus nefritogenik dan membrana basalis memiliki komponen antigenik yang sama. Gejala Klinis Hematuria, edema, hipertensi, demam. Muntah, tidak nafsu makan, konstipasi, diare. Peningkatan ureum, kreatinin. Oliguri, anuria, Insufisiensi ginjal akut, uremia, hiperfosfatemia, hidremia, asidosis metabolik. Pemeriksaan Laboratorium Hb turun, LED meningkat, oliguria, BJ meningkat, Albumin (+), eritrosit (++), lekosit (+), silinder lekosit, eritrosit, hialin. Albumin serum turun, ureum, kreatinin meningkat. Uji fungsi ginjal normal pada 50% pend. PA : glomerulonefritis difusa, infiltrasi sel, penebalan membrana basalis. Komplikasi Gagal ginjal akut (oliguria, anuria, uremia, hiperkalemia, hiperfosfatemia). Ensefalopati hipertensi (gangguan penglihatan, pusing, muntah, kejang). Gangguan sirkulasi (dispneu, ortopneu, gagal jantung). Anemia (hipervolemia, sintesis eritropoetin menurun). Pengobatan Istirahat 3-4 minggu. Penisilin fase akut selama 10 hari. Diet rendah protein (1 gr/kg BB), rendah garam ( 1 gr/hari), lunak, IVFD D10%. Antihipertensi (ACE inhibitor). Peritoneal dialisis, hemodialisis. Diuretikum Gagal jantung : digitalis, sedativ, oksigen. Prognosis Gejala fisis hilang minggu 2-3. Hematuria menetap 4-6 minggu. LED meninggi 3 bulan. Proteinuria sedikit beberapa bulan. 95% sembuh sempurna, 2% meninggal, 2% glomerulonefritis kronik.