Anda di halaman 1dari 47

CASE REPORT SESSION

RADIKULOPATI

Preseptor :
dr. Asep Saefullah, Sp. S

Persentan :
Dian Permata Liliana
M. Rizal Nurdin
Rifana Kaniawati
Identitas pasien

Nama : Tn. T
Umur : 72 tahun
Jenis kelamin : Laki laki
Alamat : Banjaran, Bandung
Agama : islam
Tanggal masuk :27 Juli 2017
Tanggal pemeriksaan : 27 Juli 2017
Keluhan Utama

Nyeri Punggung bawah


Anamnesis

Pasien datang dengan keluhan nyeri


punggung sejak 1 bulan sebelum masuk rumah
sakit. Keluhan dirasakan memburuk sejak 1 minggu
sebelum masuk rumah sakit. Keluhan pasien
terutama dirasakan dari bagian punggung bawah
kemudian menjalar ke bagian kaki kanan dan kiri.
Nyeri terasa tiba-tiba dan bertambah berat saat
melakukan aktivitas.
Pasien merasa keluhan nyeri punggung
bawah pada pasien menjalar ke kaki kanan
dan kiri pasien. Pasien merasa baal di bagian
telapak kaki kanan dan kiri pada saat hari
pemeriksaan. Pasien masih dapat
menggerakan dan mengangkat kakinya.
Pasien menyangkal adanya demam,nyeri
kepala, mual-muntah, dan gangguan pencernaan.
Pasien mengalami gangguan BAK sejak 1 minggu
sebelum masuk rumah sakit berupa susah
keluarnya air kencing. Pasien mempunyai riwayat
penyakit darah tinggi sejak 5 tahun yang lalu dan
rutin komtrol di puskesmas terdekat pasien. Pasien
diobati dengan amlodipin dan captopril. Pasien
menyangkal mempunyai penyakit kencing manis.
Pasien menyangkal mempunyai riwyat operasi.
Pasien menyangkal mempunyai riwayat penyakit
kuning. Pasien menyangkal keluarga mempnyai
penyakit yang sama seperti pasien.
Pasien merupakan seorang petani sejak 30
tahun yang lalu. Pasien memiliki kebiasaan
mengangkut beban berat dengan rata rata 25-50
kilogram. Pada usia 20-40 tahun pasien merupakan
seorang pekerja buruh pabrik di bagian
pengangkutan barang dan bagian packing. Keluhan
ini pernah diobati sebelumnya oleh pasien di
puskesmas terdekat namun tidak ada pengobatan
pada keluhan nyeri punggung pasien. Pasien
mengaku mengalami hambatan dengan
pekerjaannya diakibatkan keluhannya.
Riwayat Penyakit Dahulu
Pasien mempunyai riwayat penyakit
darah tinggi sejak 5 tahun yang lalu dan rutin
kontrol di puskesmas terdekat pasien.

Riwayat Penyakit Kekuarga


Tidak ada keluhan yang sama seperti
dikeluhkan pasien di dalam keluarganya.
PEMERIKSAAN FISIK

Keadaan Umum : tampak sakit sedang


Kesadaran : komposmentis
Tanda Vital

Nadi :
Tekanan darah : 80 x/menit,
140/80 reguler, isi
cukup

Pernapasan : Suhu :
20 x/menit 36,5 C
INTERNAL STATUS
Kepala : normocephal

Mata : konjungtiva anemis (-/-), sklera ikterik (-/-)

Leher : pembesaran KGB (-)

Thorax :
Jantung : bunyi jantung murni regular, murmur (-)
Paru-paru : VBS kiri<kanan

Abdomen : hepar tidak teraba, bising usus (+)/tidak


meningkat

Ekstremitas : edema (-), CRT < 2 detik, pergerakan


sedikit terbatas
.
Pemeriksaan Neurologi
A. Tanda-Tanda Rangsangan Selaput Otak
Kaku kuduk : (-)
Brudzinsky I : (-)
Brudzinsky II : (-)
Brudzinsky III : (-)
Brudzinsky IV : (-)

B. Tes Iritasi Radiks


Laseque/ SLR : (+/+)
Braggard : (+/+)
Valsava : nyeri pada bagian punggung
bawah
Patrick : (-/-)
Kontrapatrick : (-/-)
Cranial Nerve

CN 1 : dapat bernafas dengan baik, mengenali bau

CN 2
Visus ODS 1/60
Lapang pandang: normal
Funduskopi: tidak dilakukan

CN 3, 4, dan 6
Fisura palpebrae : kanan = kiri
Ptosis : tidak ada
Posisi mata : ortotropia
Gerakan bola mata : normal ke segala arah
Tekanan bola mata : normal
Pupil : bulat, isokor, 3 mm / 3 mm, direct &
indirect (+/+)
CN 5
Sensorik : oftalmikus/forehead (+), maksilaris/cheek (+),
mandibularis/jaws (+)
Motorik : temporal dan masseter muscle (+)
Reflex : corneal reflex (+/+), jaw jerk (+)
CN 7
Motorik : angkat alis (+/+), memejamkan mata (+/+),
mengembung (+/+), menyeringai (+/+)
Sensorik : pengecapan 2/3 ant. Lidah normal
CN 8
Keseimbangan : sulit dilakukan
Pendengaran : Rinne test : AC > BC, Weber test : tidak
ada lateralisasi
CN 9 & 10
Suara : normal
Menelan : (+)
Uvula : tidak ada deviasi
Gag reflex : sulit dilakukan
Pengecapan : 1/3 post. Lidah sulit dilakukan
CN 11
Sternocleidomastoid examination : normal ka=ki
Trapezius examination : normal ka=ki
CN 12
Atrofi dan fasikulasi (-)
Deviasi (-)
Sistem Motorik dan Sensorik

Inspeksi : atrofi (-)


Palpasi : tonus otot = normotonus
Perkusi : fasikulasi (-)
Kekuatan Motorik (Skala 0-5)
5 5
3 3
Pemeriksaan Sensorik: normal
Refleks Fisiologi dan Patologi
Kanan Kiri

Biceps + +

Triceps + +

Radiobrachialis + +

Patella + +

Achilles + +
Kanan Kiri

- -
Babinski
- -
Chaddok
- -
Oppenheim
- -
Gordon
- -
Schaefer
Resume
Tn.T usia 72 tahun datang ke RS Al Ihsan
dengan keluhan nyeri punggung bawah sejak 1
bulan yang lalu, keluhan memburuk sejak 1
minggu SMRS. Keluhan disertai adanya
penjalaran nyeri ke bagian kaki kanan dan kiri
dan adanya baal pada telapak kaki kanan dan
kiri. Pasien mengalami gangguan BAK (anuria)
sejak 1 minggu yg lalu. Pasien merupakan
seorang petani dan memiliki kebiasaan
mengangkat beban berat dan sebelumnya
pada usia muda pasien memiliki pekerjaan
buruh pabrik di bagian pengangkutan barang.
Pada pemeriksaan fisik didapatkan keadaan umum dalam
batas normal, pemeriksaan neurologis :
Tes Iritasi Radiks
Laseque/ SLR : (+/+)
Braggard : (+/+)
Valsava : nyeri pada bagian punggung bawah
Patrick : (-/-)
Kontrapatrick : (-/-)
Kekuatan Motorik (Skala 0-5)

5 5
3 3
Diagnosis Banding

Radikulopati Lumbosacral (L4-L5) e.c


spondilolistesis
Radikulopati Lumbosacral (L4-L5) e.c
Degenerative
Radikulopati Lumbosacral (L4-L5) e.c
HNP
Usulan Pemeriksaan

Pemeriksan darah rutin (Hb, Ht,


Leukosit, Trombosit)
Foto Rontgen vertebra (Lumbosacral)
AP dan Lateral
MRI vertebra (Lumbosacral)
Ekspertise :

Spondilosis vertebra
lumbalis disertai permukaan
yang kasar serta sklerotik
Minimal spondilolistesis
vertebra L4-L5 disertai
penyempitan diskus
intervertebralis vertebra L4-
L5
Diagnosis

Radikulopati Lumbosacral (L5-S1)


e.c Spondilolistesis
Tatalaksana
Umum :
Menjelaskan mengenai penyakit dan
pengobatannya
Konseling keluarga
Tirah baring
Fisioterapi
Pemakaian korset
Khusus :
Analgetik : meloxicam 7,5 mg 1 dd 1 PO
Vitamin B12 : mecobalamin 500 mg 3 dd 1 PO
Prognosis

Quo ad vitam : ad bonam


Quo ad functionam : dubia ad bonam
Quo ad sanationam : dubia ad bonam
RADIKULOPATI

Definisi
Radikulopati adalah suatu keadaan yang
berhubungan dengan gangguan
fungsi danstruktur radiks akibat proses
patologis yang dapat mengenai satu atau
lebih radiks saraf dengan pola gangguan
bersifat dermatomal.
Etiologi
Proses Kompresif Proses Inflamasi Proses Degeneratif

Herniated nucleus GuillainBarr Diabetes Mellitus.


pulposus (HNP) atau syndrome
herniasi diskus Herpes Zoster
Dislokasi traumatik
Fraktur kompresif
Skoliosis
Tumor medulla
spinalis
Neoplasma tulang
Spondilosis
Spondilolistesis dan
Spondilolisis
Stenosis spinal
Spondilitis
tuberkulosis
Spondilosis servikal
klasifikasi

Akut : < 6 Minggu


Subakut : 6 12 Minggu
Kronis : > 12 Minggu
Faktor Risiko
1. Faktor fisik
Awitan dimulai 35 55 tahun
Riwayat NPB sebelumnya
Kehamilan terutama
trimester akhir
3. Faktor psikososial
Merokok
Rendahnya kepuasaan
kerja
2. Faktor pekerjaan :
Rendahnya dukungan
Posisi static seperti duduk social
atau berdiri lama
Tubuh terpapar getaran :
pengemudi (truk),
mengoprasikan alat bergetar
Manifestasi Klinis
Secara umum, manifestasi klinis radikulopati adalah sebagai
berikut:

Rasa nyeri berupa nyeri tajam yang menjalar dari daerah


parasentral dekat vertebra hingga kearah ekstremitas.
Rasa nyeri ini mengikuti pola dermatomal. Nyeri bersifat
tajam dan diperhebat oleh gerakan, batuk, mengedan, atau
bersin.
Paresthesia yang mengikuti pola dermatomal.
Hilang atau berkurangnya sensorik (hipesthesia) di
permukaan kulit sepanjang distribusi dermatom radiks yang
bersangkutan.
Kelemahan otot-otot yang dipersarafi radiks yang
bersangkutan.
Refleks tendon pada daerah yang dipersarafi radiks yang
bersangkutan menurun atau bahkan menghilang
Gejala radikulopati tergantung pada lokasi
radiks saraf yang terkena (yaitu pada servikal,
torakal, atau lumbar). Nyeri radikular yang muncul
akibat lesi iritatif di radiks posterior tingkat servikal
dinamakan brakialgia, karena nyerinya dirasakan
sepanjang lengan. Demikian juga nyeri radikular
yang dirasakan sepanjang tungkai, dinamakan
iskialgia, karena nyerinya menjalar sepanjang
perjalanan nervus iskiadikus dan lanjutannya ke
perifer. Radikulopati setinggi segmen torakal jarang
terjadi, karena segmen ini lebih rigid daripada
segmen servikal maupun lumbar. Jika terjadi
radikulopati setinggi segmen torakal, maka akan
timbul nyeri pada lengan, dada, abdomen, dan
panggul.
Manifestasi Klinis Radikulopati
Lumbar

Rasa nyeri pada daerah sakroiliaka yang menjalar


hingga ke bokong, paha, betis, dan kaki.

Pada rupture diskus intervertebra, nyeri dirasakan lebih


berat bila penderita sedang duduk atau akan berdiri.
Ketika duduk, penderita akan menjaga lututnya dalam
keadaan fleksi dan menumpukan berat badannya pada
bokong yang berlawanan. Umumnya penderita merasa
nyaman dengan berbaring terlentang disertai fleksi sendi
coxae dan lutut, serta bahu disangga dengan bantal
untuk mengurangi lordosis lumbal. Pada tumor
intraspinal, nyeri tidak berkurang atau bahkan memburuk
ketika berbaring.
Gangguan postur atau kurvatura vertebra.
Pada pemeriksaan dapat ditemukan
berkurangnya lordosis vertebra lumbal
karena spasme involunter otot-otot
punggung. Sering ditemui skoliosis lumbal,
dan mungkin juga terjadi skoliosis torakal
sebagai kompensasi.
Ketika pasien berdiri, dapat ditemukan
gluteal fold yang menggantung dan tampak
lipatan kulit tambahan karena otot gluteus
yang lemah. Hal ini merupakan bukti
keterlibatan radiks S1.
Dapat ditemukan nyeri tekan pada sciatic
notch dan sepanjang nervus iskiadikus.

Pada kompresi radiks spinal yang berat,


dapat ditemukan gangguan sensasi,
paresthesia, kelemahan otot, dan gangguan
refleks tendon. Fasikulasi jarang terjadi.

HNP biasanya terletak di posterolateral dan


mengakibatkan gejala yang unilateral.
Tetapi, jika letak hernia agak besar dan
sentral, dapat menyebabkan gejala pada
kedua sisi yang mungkin dapat disertai
gangguan berkemih dan buang air besar.
Patofisiologi
Diagnosis

Anamnesis Faktor yang


memperberat dan
Lokasi
memperingan
Penjalaran
Hubungan dengan posisi
Sifat dan waktu
Intensitas nyeri Aktivitas harian
Kapan terjadinya keluhan Pekerjaan sehari-hari
Keadaan saat awitan yang dilakukan.
Lama nyeri Riwayat penyakit dahulu
Keadaan psikologis
Riwayat trauma
Tanda red flags NPB

Awitan NPB usia diatas Luasnya gejala dan tanda


55 tahun neurologic seperti disfungsi
Riwayat trauma bermakna kandung kemih, hilangnya
sensibilitas progresif
Nyeri konstan progresif dengan atau tanpa
memburuk dengan hilangnya motorik sesuai
berbaring radiks saraf yang baru
Deformitas struktural terjadi.
Riwayat keganasan Kelainan neurologik
Pemakaian menetap sampai satu bulan
imunosupresan Demam
Pemeriksaan Fisik

Pemeriksaan dilakukan dalam posisi tegak, tidur


terlentang.
Pada posisi tegak dilihat cara berjalan, apakah pasien
dapat jongkok dan berdiri serta fungsi integritas sendi
panggul dan tungkai, dinilai tulang belakang,
paraspinal, bokong dan kedua tungkai dan mobilitas
punggung.
Posis terlentang, kita cari lesi primer pada nyeri alih/
metastasis. Dilakukan pemeriksaan laseque, dinilai
otot, refleks, sensitibilitas untuk menentukan tingginya
lesi.
Pada pemeriksaan neurologis harus diperhatikan :

Gangguan sensorik (hipesthesia atau


hiperesthesia).
Gangguan motorik (pemeriksaan kekuatan otot,
atrofi, fasikulasi, spasme otot).
Perubahan refleks.
Tes laseque
Modifikasi/Variasi Tes Lasegue (Bragards Sign,
Sicards Sign, dan Spurlings Sign)
Pemeriksaan Penunjang
Rontgen : Tujuan utama foto polos Rontgen adalah untuk
mendeteksi adanya kelainan struktural

MRI/CT Scan : pemeriksaan penunjang yang utama untuk


mendeteksi kelainan diskus intervertebra. MRI selain dapat
mengidentifikasi kompresi medula spinalis dan radiks saraf,
juga dapat digunakan untuk mengetahui beratnya
perubahan degeneratif pada diskus interverteba

Myelografi : Pemeriksaan ini memberikan gambaran


anatomik yang detail, terutama elemen osseus vertebra
Tatalaksana
Fase akut
Non farmakologi
Tirah baring 2-3 hari (tidak lebih dari seminggu)
dengan posisi berbaring semi fowler, panggung dan
lutut fleksi di ganjal bantal, kemudian secepatnya
kembali ke aktivitas asal.
Terapi modalitas dingin atau panas : mengurangi
spasme
Farmakologi
NSAIDs (meloxicam 7,5mg 1x1) atau
paracetamol
Muscle relaxant : cyclobenzaprin
Vitamin saraf : mecobalamin
Fase Kronis (multidisiplin)
Non Farmakologi
Latihan aktif seperti aerobik : untuk
memperkuat otot batang tubuh
Behaviour therapy : terapi relaksasi dan
cognitive therapy
Pemakaian korset atau brace
Tindakan pembedahan
Farmakologi
Analgetik jangka pendek : NSAID meloxicam
7,5mg 1x1 opioid
Muscle relaxant : cyclobenzaprin
Vitamin saraf : mecobalamin
Komplikasi

Kelumpuhan
Ischemic nerve root
Prognosis

Nyeri punggug bawah pertama kali akan


mengalami perbaikan dalam 2-6 minggu
60% pasien dapat kembali bekerja dalam 1
bulan
Bila NPB berhubungan dengan pekerjaan,
serangan ulang terjadi pada 60% pasien
dalam 1 tahun

Anda mungkin juga menyukai