Anda di halaman 1dari 38

MATERIALITAS dan RISIKO

Kasus : Kau bilang telah melakukan pekerjaan dengan baik,


tetapi ternyata perusahaannya bangkrut !
Kami melaksanakan audit berdasarkan standar profesional
akuntan publik. Standar tersebut mengharuskan kami
merencanakan dan melaksanakan audit agar kami memperoleh
keyakinan yang memadai bahwa laporan keuangan bebas dari
salah saji material (Paragrap scope)
Memperoleh keyakinan yang memadai
Memberikan informasi kepada para pengguna laporan bahwa auditor
tidak dapat memberikan garansi atau memastikan kewajaran dari
penyajian laproan keuangan
Terdapat sejumlah Resiko bahwa laporan keuangan tidak disajikan
dengan wajar bahkan jika pendapat auditor yang diterbitkan adalah
unqualified
Bebas dari salah saji material
memberikan informasi kepada para pengguna laporan bahwa
tanggungjawab auditor terbatas pada informasi keuangan yang material
Materialitas
Definisi :
Besarnya informasi akuntansi yang apabila terjadi penghilangan atau
salah saji, dilihat dari keadaan yang melingkupinya, mungkin dapat
mengubah atau mempengaruhi pertimbangan orang yang meletakkan
kepercayaan atas informasi tsb.
Frasa Menyajikan secara wajar dalam semua hal yang
material, sesuai dengan PABU di Indonesia
Menunjukkan keyakinan auditor bahwa laporan keuangan secara
keseluruhan tidak mengandung salah saji material
Konsep materialitas penting bagi kewajaran penyajian laporan
keuangan sesuai dengan PABU, sedangkan beberapa hal lain tidak
penting, baik individual atau keseluruhan.
Laporan Keuangan mengandung salah saji material
Apabila laporan keuangan tsb. mengandung salah saji
yang dampaknya, secara individual atau keseluruhan,
cukup signifikan sehingga dapat mengakibatkan laporan
keuangan tsb tidak disajikan secara wajar, dalam semua
hal yang material sesuai dengan PABU di Indonesia
Salah saji akibat dari kekeliruan atau kecurangan
Auditor tidak bertanggung jawab dalam merencanakan
dan melaksanakan audit untuk memperoleh keyakinan
memadai bahwa salah saji yang disebabkan karena
kekeliruan atau kecurangan, tidak material terhadap laporan
keuangan
Kekeliruan (Error) adalah :
Salah saji atau penghilangan yang Tidak Disengaja jumlah atau
pengungkapan dalam laporan keuangan
Kekeliruan mencakup :
Kesalahan dalam pengumpulan atau pengolahan data yang
menjadi sumber penyusunan laporan keuangan
Estimasi akuntansi yang tidak masuk akal yang timbul dari
kecerobohan atau salah tafsir fakta
Kekeliruan dalam penerapan prinsip akuntansi yang berkaitan
dengan jumlah, klasifikasi, cara penyajian atau pengungkapan
Kecurangan (lebih luas dari segi hukum), namun auditor
berkepentingan dengan tindakan curang yang menyebabkan
salah saji material dalam laporan keuangan
Dua tipe salah saji (SA Seksi 316, PSA No.32 dan PSA
No.70 Pertimbangan atas Kecurangan dalam Audit
Laporan Keungan) :
Salah saji yang timbul dari kecurangan dalam pelaporan keuangan
Salah saji yang timbul dari perlakuan tidak semestinya
terhadapnya aktiva
Faktor utama yang membedakan kecurangan
(Fraud) dengan kekeliruan (Error) :
Apakah tindakan yang mendasarinya, yang
mengakibatkan salah saji dalam laporan keuangan,
merupakan tindakan yang disengaja atau tidak
disengaja
Auditor tidak membedakan antara kekeliruan dan
kecurangan, tanggungjawab auditor adalah memperoleh
keyakinan memadai bahwa laporan keuangan bebas salah
saji material (perbedaan diungkapkan dalam hal tanggapan
auditor terhadap salah saji yang terdeteksi)
RESIKO AUDIT dan MATERIALITAS
PSA No.25 :
Pedoman bagi auditor dalam mempertimbangkan risiko
dan materialitas pada saat perencanaan dan pelaksanaan
audit atas laporan keuangan berdasarkan standar auditing
Mempengaruhi penerapan standar audit :
Standar Pekerjaan Lapangan dan Standar Pelaporan
(yang tercermin dalam Laporan Audit Bentuk Baku)
Perlu dipertimbangkan dalam:
a. Merencanakan audit dan merancang prosedur audit (untuk
memperoleh bukti audit kompeten yang cukup)
b. Mengevaluasi apakah laporan keuangan secara
keseluruhan disajikan secara wajar, dalam semua hal
yang material, sesuai dengn PABU di Indonesia
Materialitas
Besaran dari suatu penghilangan atau
salah saji suatu informasi akuntansi yang
dengan mempertimbangkan lingkungan
menyebabkan pertimbangan seseorang
yang menyandarkan pada informasi
tersebut akan berubah atau dipengaruhi
oleh penghilangan atau salah saji tersebut
Materialitas mempengaruhi proses audit
Perencanaan
Pengumpulan bukti
Evaluasi temuan
Materialitas
FASB 2 definisi materialitas besarnya nilai
penghapusan atau kesalahan penyajian informasi
keuangan yang dalam hubungannya dengan
sejumlah situasi yang melingkupinya, membuat hal
itu memiliki kemungkinan besar bahwa
pertimbangan yang dibuat oleh seorang yang
mengandalkan informasi tersebut akan berubah
atau terpengaruh oleh penghapusan atau
kesalahan penyajian tersebut
Tanggung jawab auditor menentukan apakah
laporan keuangan mengandung kesalahan
penyajian yang material
Menetapkan Pertimbangan Awal tentang
Materialitas
SAS 47 (AU 312) Pertimbangan awal tentang tingkat
materialitas (preliminary judgment about materiality)
Nilai kesalahan penyajian gabungan dalam laporan keuangan yang
menurut auditor material (ditetapkan pada awal penugasan audit)
Berbagai faktor yang mempengaruhi pertimbangan
Materialitas lebih merupakan konsep yang relatif
bukannya absolut
Sejumlah dasar pertimbangan diperlukan untuk
mengevaluasi tingkat materialitas
Faktor kualitatif pun mempengaruhi tingkat materialitas
Pertimbangan salah saji material :
Apakah berdampak individual atau gabungan
auditor harus mempertimbangkan sifat dan jumlah
pos dalam laporan keuangan yang diaudit
Merupakan pertimbangan profesional dan
dipengaruhi oleh persepsi auditor atas kebutuhan
orang yang memiliki pengetahuan memadai dan
yang akan meletakkan kepercayaan terhadap
laporan keuangan
Dihubungkan dengan keadaan sekitarnya dan
mencakup pertimbangan kualitatif maupun
kuantitatif
Mengalokasikan Pertimbangan Awal Tingkat Materialitas
Segmen (Salah Saji yang Masih Dapat Ditoleransi)
Dilakukan selama masa perencanaan
Wajib dilakukan bukti audit terkumpul berdasarkan segmen bukan
berdasarkan laporan keuangan secara keseluruhan
Mayoritas praktisi mengalokasikan tingkat materialitas ke akun neraca
daripada mengalokasikannya ke akun laporan laba rugi
Tingkat materialitas ke saldo akun salah saji yang masih dapat
ditoleransi (tolerable misstatement / SAS 39 (AU 350))
Tiga kesulitan dalam upaya mengalokasikan tingkat materialitas ke akun
neraca (segmen) :
1.Auditor memiliki ekspektasi bahwa sejumlah akun tertentu
mengandung lenih banyak salah saji daripada akun lainnya
2.Baik salah saji lebih (overstatement) maupun salah saji kurang
(understatement) harus tetap dipertimbangkan
3.Biaya audit secara relatif mempengaruhi pengalokasian ini
Mengestimasi Nilai Salah Saji serta
Membandingkannya dengan Nilai
Pertimbangan Awal
Dua tahap pertama penerapan materialitas dalam suatu
perencanaan,
Salah satu cara untuk menghitung estimasi salah saji membuat suatu
proyeksi langsung dari sampel yang ada pada populasi serta
menambahkan suatu estimasi atas sampling error
Perhitungan Proyeksi Langsung atas Estimasi Salah Saji (Direct
Projection Estimate of Misstaatement) :
Nilai salah saji bersih yang
Terkandung dalam Sampel Total Nilai Populasi Proyeksi langsung
------------------------------------------ X yang tercatat = atas estimasi
salah saji
Total Sampel

Ilustrasi alokasi
RISIKO AUDIT

Risiko audit adalah risiko yang timbul


karena auditor tanpa disadari tidak
memodifikasi pendapatnya sebagaimana
mestinya, atas suatu laporan keuangan yang
mengandung salah saji material (risiko
bahwa auditor gagal memodifikasi
opininya atas laporan keuangan yang
mengandung salah saji material)
Dalam hal ini ada probabilitas auditor
dalam memberikan pendapat yang tidak
tepat mengenai laporan keuangan yang
Risiko audit diakui dengan pernyataan dalam
penjelasan tentang tanggung jawab dan
fungsi auditor independen, sbb. :
Karena sifat bukti audit dan karakteristik
kecurangan, auditor dapat memperoleh keyakinan
memadai, bukan mutlak, bahwa salah saji
material terdeteksi
Risiko Audit adalah :
Risiko yang timbul karena auditor tanpa disadari
tidak memodifikasi pendapatnya sebagaimana
mestinya, atas suatu laporan keuangan yang
mengandung salah saji material
Risiko audit dapat ditentukan dalam ukuran
kuantitatif dan kualitatif
JENIS RISIKO AUDIT
1. Risiko Pengendalian/RP (Control Risk/CR)
2. Risiko Bawaan/RB (Inherent Risk/IR)
3. Risiko Deteksi/RD (Detection Risk/DR)
Pada tingkat saldo akun atau golongan transaksi,
risiko audit terdiri :
1. Risiko bawaan/inherent risk dan risiko
pengendalian/control risk saldo akun atau
golongan transaksi mengandung salah saji
(kekeliruan atau kecurangan) yang dapat
menjadi material terhadap laporan keuangan
1. Risiko pengendalian (Control risk)
Risiko bahwa salah saji material yang dapat
terjadi dalam suatu asersi tidak dapat dicegah
atau dideteksi secara tepat waktu oleh
pengendalian intern klien.
Merupakan fungsi efektivitas desain dan operasi
pengendalin intern untuk mencapai tujuan klien
yang relevan dengan penyusunan laporan
keuangan klien
Beberapa risiko pengendalian akan selalu ada
karena keterbatasan bawaan dalam setiap
pengendalian intern
RISIKO PENGENDALIAN (Control Risk)
Risiko bahwa suatu salah saji material yang dapat terjadi dalam
suatu asersi tidak dapat dicegah atau dideteksi secara tepat
waktu oleh pengendalian intern entitas (efektivitas internal
control entitas)
Ukuran yang digunakan oleh auditor untuk menilai
adanya kemungkinan bahwa terdapat sejumlah salah
saji material yang melebihi nilai salah saji yang dapat
ditoleransi atas segment tertentu akan tidak terdeteksi
oleh pengendalian intern klien
Risiko pengendalian menunjukkan :
Penilaian tentang apakah pengendalian intern yang
dimiliki klien efektif untuk mencegah atau mendeteksi
terjadinya salah saji
Kehendak auditor membuat penilaian berada
dibawah nilai maksimum (100%) sebagai bagian dari
rencana audit yang dibuatnya
Semakin efektif pengendalian intern
semakin rendah faktor risiko
pengendalian
Hubungan antara risiko pengendalian
dan risiko deteksi saling berlawanan
Contoh Control Risk:
kemungkinan pengendalian internal
gagal mendeteksi kesalahan material
10 unit x $20 = $2000
Auditor dapat mengurangi risiko ini
dengan melakukan tes terhadap
pengendalian internal yang ada
2. Risiko bawaan (Inherent risk)
Kerentanan suatu saldo akun atau golongan transaksi
terhadap suatu salah saji material (asumsi : tidak terdapat
pengendalian yang terkait)
Faktor yang mempengaruhi risiko bawaan :
Besarnya saldo akun atau golongan transaksi tertentu
dibandingkan dengan yang lain
Faktor Ekstern (perkembangan teknologi)
Faktor yang berhubungan dengan beberapa atau
seluruh saldo akun atau golongan transaksi yang
mempengaruhi risiko bawaan (lihat SA Seksi 316, PSA
No.32 dan PSA No. 70 Pertimbangan atas Kecurangan
dalam Audit Laporan Keuangan, paragraf 10)
Risiko bawaan (IR) dan risiko pengendalian
(CR) Harus ada, terlepas dari dilakukan atau
tidaknya audit atas laporan keuangan
Ukuran yang dipergunakan oleh auditor dalam menilai
adanya kemungkinan sejumlah salah saji yang material
(kekeliruan dan kecurangan) dalam suatu segment
sebelum ia mempertimbangkan keefektifan
pengendalian intern yang ada
Asumsi : tidak ada pengendalian intern (karena
pengendalian intern untuk mempertimbangkan resiko
pengendalian), rentan adanya kesalahan sajian dalam
laporan keuangan tingkat resiko inheren tinggi
INHERENT RISK
Kemungkinan terdapat kerugian/kesalahan
(sebelum reliabilitas internal controls
dipertimbangkan) menjalankan bisnis adalah
berisiko (apalagi bisnis secara internasional)
Perusahaan dalam industri yg sedang menurun
IR
Industri dengan volume besar dalam transaksi kas
IR
Auditor tidak dapat mengurangi risiko ini
Contoh: Perusahaan memiliki saldo $10 jt $2
jt perusahaan tidak menjalankan bisnisnya lagi
Menilai Risiko Inheren
Faktor yang mempengaruhi risiko akseptibilitas inheren
Sifat bisnis klien
Temuan audit yang diperoleh dari audit sebelumnya
Penugasan awal vs. penugasan ulangan
Pihak terkait
Berbagai transaksi nonrutin
Pertimbangan yang diperlukan untuk mengkoreksi pencatatan berbagai
saldo dan transaksi akun
Penyusun populasi
Memperoleh informasi untuk menilai risiko inheren
Informasi industri dan bisnis klien
Kunjungan kepada pabrik dan kantor klien
Identifikasi atas para pihak terkait
3. Risiko deteksi (Detection risk)
Risiko bahwa auditor tidak dapat mendeteksi salah saji
material dalam suatu asersi
Merupakan fungsi efektivitas prosedur audit dan
penerapannya oleh auditor
Timbul karena ketidakpastian yang ada pada waktu auditor
tidak memeriksa 100% saldo akun atau golongan
transaksi, dan karena ketidakpastian lain yang ada,
walaupun saldo akun atau golongan transaksi tersebut
diperiksa 100%
Berhubungan dengan prosedur audit dan dapat diubah
oleh keputusan auditor
Mempunyai hubungan yang terbalik dengan risiko bawaan
dan risiko pengendalian
Semakin kecil risiko bawaan dan risiko pengendalian yang
diyakini auditor, semakin besar risiko deteksi yang dapat
diterima
Semakin besar risiko bawaan dan risiko pengendalian
yang diyakini auditor, semakin kecil tingkat risiko deteksi
yang dapat diterima
PLANNED DETECTION RISK
(Risiko Deteksi yang Direncanakan)
Resiko bahwa auditor tidak dapat mendeteksi salah saji
material yang terdapat dalam suatu asersi (efektivitas prosedur
audit)
Ukuran resiko bahwa bukti audit atas segmen tertentu
akan gagal mendeteksi keberadaan salah saji yang
melebihi suatu nilai salah saji yang masih dapat
ditoleransi, andaikan salah saji semacam itu ada
Tergantung pada ketiga faktor lainnya yang terdapat
dalam model rIsiko deteksi terencana hanya akan
berubah jika auditor melakukan perubahan pada salah
satu dari ketiga faktor
Menentukan nilai bukti substantif yang direncanakan
oleh auditor untuk dikumpulkan, yang merupakan
kebalikan dari ukuran rIsiko deteksi terencana
DETECTION RISK
kemungkinan prosedur audit gagal
untuk mendeteksi kerugian/kesalahan
Ini adalah faktor risiko yang dapat dikendalikan
oleh auditors
Substantive procedures
HUBUNGAN RISIKO INHEREN, RISIKO DETEKSI
YANG DIRENCANAKAN dan BUKTI AUDIT YANG
DIRENCANAKAN
risiko inheren berlawanan dengan risiko deteksi
terencana, tapi mempunyai hubungan yang
searah dengan bukti audit

Semakin meningkatnya bukti audit yang


diperlukan untuk tingkat resiko inheren yang
tinggi diperlukan staff audit yang
berpengalaman
RISIKO AKSEPTIBILITAS AUDIT
Ukuran atas tingkat kesediaan auditor untuk menerima kenyataan bahwa
laporan keuangan mungkin masih mengandung salah saji yang material setelah
audit selesai dilaksanakan serta suatu laporan audit unqualified telah
diterbitkan
Risiko deteksi yang dapat diterima (DR) tergantung :
Tingkat yang diinginkan untuk membatasi risiko audit suatu saldo atau golongan
transaksi
Penetapan auditor terhadap risiko bawaan dan risiko pengendalian
Penetapan auditor terhadap risiko bawaan dan risiko pengendalian menurun,
risiko deteksi yang daoat diterima akan meningkat

Tingkat risiko akseptibilitas audit rendah auditor ingin memperoleh tingkat


keyakinan yang lebih tinggi bahwa laporan keuangan tidak mengandung salah
saji yang material
Risiko = 0% (yakin sekali) audit assurance /overal assurancet = satu dikurangi
risiko akseptibilitas audit dan Risiko = 100% benar-benar tidak yakin
Hubungan antara risiko akseptibilitas audit dengan risiko deteksi terencana
searah
Hubungan antara risiko akseptibilitas audit dan bukti audit yang direncanakan
berlawanan
Menilai Risiko Akseptibilitas Audit
Lebih baik dilakukan selama fase perencanaan audit

Pengaruh risiko perjanjian pada risiko akseptibilitas audit


Risiko Perjanjian (engagement risk)
Risiko yang akan diderita oleh auditor atau firma audit akibat
hubungan dengan klien, walaupun laporan audit yang dibuat bagi
klien tersebut telah dibuat dengan benar.
Faktor yang mempengaruhi risiko akseptibilitas audit
Derajat kebergantungan para pengguna eksternal pada laporan
keuangan
Ukuran usaha klien
Distribusi kepemilikan
Sifat dan nilai kewajiban
Kemungkinan bahwa klien akan mengalami kesulitan keuangan setelah
penerbitan laporan audit
Posisi likuiditas
Laba (rugi) pada tahun sebelumnya
Metode pembiayaan pertumbuhan
Sifat operasi klien
Kompetensi manajemen
Evaluasi auditor atas integritas manajemen
Membuat keputusan resiko akseptibilitas audit
Jika nilai tingkat risiko akseptibilitas audit rendah
klien berisiko membutuhkan lebih banyak bukti
audit yang ekstensif, penugasan personil yang lebih
berpengalaman dan/atau suatu review yang lebih
ekstensif pada kertas kerja audit
Menilai Risiko Kecurangan
Untuk menilai risiko kecurangan, kondisi yang harus
diperhatikan saat salah saji material adanya kecurangan :
Insentif/tekanan
Kesempatan
Perilaku/rasionalisasi
Informasi yang mempengaruhi risiko kecurangan
Untuk membantu auditor mengevaluasi faktor risiko yang berhubungan
dengan ketiga kondisi tersebut
Merespon risiko kecurangan
Merancang dan melakukan prosedur audit untuk mengarah kepada
resiko kecurangan yang teridentifikasi
Mengubah keseluruhan perilaku dari audit untuk merespon risiko
kecurangan yang teridentifikasi
Melakukan prosedur untuk mengarahkan risiko manajemen menguasai
kontrol
Hubungan antara Risiko dengan Bukti Audit
dan Faktor yang Mempengaruhi Risiko
Dua cara auditor mengubah audit untuk merespon risiko :
- Perjanjian itu mungkin membutuhkan staf yang lebih berpengalaman
- Perjanjian akan ditelaah kembali lebih teliti daripada biasanya
Risiko audit untuk segmen
Risiko pengendalian, risiko inheren ditentukan bagi setiap siklus,
akun dan tujuan audit
Risiko pengendalian akan berbeda bagi akun yang berbeda,
tergantung tingkat efektivitas pengendalian yang ada
Faktor yang mempengaruhi risiko inheren (tingkat kerentanan
terhadap penyalahgunaan dan tingkat rutinitas transaksi) berbeda
dari satu akun ke akun lainnya
Risiko akseptibilitas audit umumnya ditetapkan auditor selama fase
perencanaan dan ditetapkan pada tingkat yang sama bagi setiap
siklus dan akun utama
Tingkat risiko pengendalian dan tingkat resiko inheren sangat
bervariasi antar siklus, akun atau tujuan audit
Hubungan antara Risiko dengan Bukti Audit
dan Faktor yang Mempengaruhi Risiko
Mengaitkan nilai salah saji yang masih dapat
ditoleransi dan risiko kepada tujuan audit yang terkait
dengan saldo
Batasan pengukuran
Rendah, Sedang dan tinggi
Cukup sulit mengukur jumlah bukti audit yang diperlukan
bagi suatu tingkat risiko deteksi terencana
Hubungan antara risiko, materialitas dan bukti audit
Risiko suatu pengukuran atas ketidakpastian
Materialitas suatu pengukuran atas ukuran/besaran
Konsep materialitas dan resiko dalam auditing keduanya
mengukur tungkat ketidakpastian suatu nilai pada suatu
besaran tertentu
MODEL RISIKO AUDIT
(Audit Risk Model)

RA=RBxRPxRD
Faktor resiko audit harus ditetapkan
rendah:
Pengguna laporan
Kemungkinan timbul masalah
keuangan
Integritas manajemen
Mengevaluasi Hasil
SAS 47, model risiko audit untuk mengevaluasi hasil audit :
AcAR = IR x CR x AcDR
AcAR (Achieved Audit Risk/Risiko Audit yang Tercapai)
IR (Inheren Risk/Risiko Inheren )
CR (Control Risk/Risiko Pengendalian)
AcDR (Achieved Detection Risk/Risiko Deteksi yang Tercapai)
Komponen risiko audit kuantitatif (persentase) atau
nonkuantitatif (misalnya, minimum sampai maksimum)
Cara untuk mengurangi tingkat risiko audit yang tercapai
hingga mencapai tingkat risiko yang dapat diterima:
Mengurangi tingkat risiko inheren, risiko pengendalian dan risiko
deteksi yang tercapai dengan meningkatkan uji audit yang substantif
Merevisi risiko dan bukti audit
Dilakukan jika penilaian awal atas risiko pengendalian atau risiko
inheren telah ditetapkan terlalu rendah atau risiko akseptibilitas telah
ditetapkan terlalu tinggi
Contoh :
Example inventory with
IR=40%, CR=60%, AR=5%
(fixed tingkat confidensi 95%)
.05 = .4 * .6 * DR
... then DR=21%
Relationship between DR and
substantive procedures
RELATIONSHIP BETWEEN TEST of CONTROL
and SUBSTANTIVE TEST:
angka DR akan menentukan luasnya uji
pengendalian dan teknik audit.
Internal control baik CR rendah tes
substantifnya tidak perlu luas.
What happens if internal controls are more
reliable than last audit?
Last year: .05 = .4 * .6 * DR [DR = .21]
This year: .05 = .4 * .4 * DR [DR = .31]
The more reliable the internal controls, the lower
the CR probability; thus the higher the DR will be,
and fewer substantive tests are necessary.
MODEL RISIKO AUDIT UNTUK PERENCANAAN
Digunakan oleh auditor untuk mempertimbangkan resiko yang
ada dalam merencanakan bukti audit yang akan dikumpulkan
pada setiap siklusnya
SAS 39 (AU 350) sampling audit
SAS 47 (AU 312) materialitas dan resiko
AAR
PDR= ---------
IR X CR
dimana :
PDR = Planned Detection Risk (Resiko Deteksi yang
Direncanakan)
AAR = Acceptable Audit Risk (Resiko Akseptibilitas Audit)
IR = Inherent Risk (Resiko Inheren)
CR = Control Risk (Resiko Pengendalian)
Hubungan antara Materialitas, Risiko Audit dan Bukti Audit
1. Jika auditor mempertahankan risiko audit konstan dan
tingkat materialitas dikurangi, auditor harus menambah
jumlah bukti audit yang dikumpulkan.
2. Jika auditor mempertahankan tingkat materialitas konstan
dan mengurangi jumlah bukti audit yang dikumpulkan,
risiko audit menjadi meningkat.
3. Jika auditor menginginkan untuk mengurangi risiko audit,
auditor dapat menempuh salah satu dari 3 cara berikut :
a. Menambah tingkat materialitas, sementara itu mempertahakan
jumlah bukti audit yang dikumpulkan,
b. Menambah jumlah bukti audit yang dikumpulkan, sementara itu
tingkat materialitas tetap dipertahankan,
c. Menambah sedikit jumlah bukti audit yang dikumpulkan dan tingkat
materialitas secara bersama-sama.

Anda mungkin juga menyukai