Anda di halaman 1dari 37

Dasar Teori Elektromagnetik

Oleh Kelompok 8

LOGO
Outline

Pengertian Persamaan Atenuasi dan


EM Maxwell Skin Depth

Segitiga Segitiga
Fase dan Fase dan Aplikasi EM
Elipt Elipt
Pengertian EM

Efektif dalam pencarian bahan-bahan konduktif. Perubahan komponen-komponen medan akibat


variasi konduktivitas dimanfaatkan untuk menentukan struktur bawah permukaan.

Konsep metode EM : Medan EM yang ditimbulkan oleh suatu pemancar (medan EM primer)
enimbulkan fluks elektromagnetik pada konduktor yang berada dalam pengaruhnya.
Konduktor terinduksi dan menimbulkan ggl yang menghasilkan arus sekunder (arus pusaran = eddy
current)
Arus sekunder mengalir dalam konduktor dan menyebabkan gelombang EM sekunder (tergantung
konduktivitas konduktor, permeabilitas magnetik konduktor & frekuensi gelombang EM primer).
Medan EM Sekunder & Primer berubah terhadap jarak sehingga pada penerima terjadi kombinasi
medan EM total (primer dan sekunder).
Persamaan Maxwell
Medan elektromagnetik dapat digolongkan menjadi 4 parameter medan, yaitu:
E = Intensitas Medan Listrik (V/m) H = Intensitas Medan Magnet (A/m)
D = Rapat Fluks Medan Listrik (C/m2) B = Rapat Fluks Medan Magnet (Wb/m2)

1.Hukum Faraday 3.Hukum Gauss Listrik


medan listrik dapat ditimbulkan dari jumlah fluks listrik yang melewati
perubahan induksi magnet terhadap suatu permukaan tertutup akan
waktu sama dengan jumlah muatan yang
mengelilingi permukaan tersebut

2.Hukum Ampere 4. Hukum Gauss Magnet


medan magnet tidak hanya dapat Tidak ada medan magnet yang
ditimbulkan dari arus listrik, akan bersifat monopol
tetapi juga disebabkan oleh
perubahan pergeseren listrik
terhadap waktu.
Atenuasi dan Skin Depth

Pelemahan (Atenuasi) Medan Skin Depth


Segitiga Fase dan Elipt

Segitiga Fase Elipt


Aplikasi EM

GPR MT
Pencirian Geologi Bawah Permukaan Identifikasi Sesar
Dangkal Model Sub Petroleum System
Penentuan Kondisi Geohidrologi
Pelacakan Situs Purbakala (Arkeologi)
CSAMT
Penentuan Kedalaman Pondasi Gedung
Identifikasi Lithologi Batuan Bawah
Permukaan
VLF
Estimasi Pola Penyebaran Resistivitas
High Resolution Deteksi Reaktif Patahan Bawah Permukaan
Dangkal
Pemetaan Sungai Bawah Permukaan
Pemetaan Penyebaran Kontaminan
Metode Metode EM

VLF (Very Low Frequency)


CMD (Conductivity Measure Depth)
MT Series
GPR (Ground Pentration Radar)
TDEM (Time Domain Electromagmetic)
VLF (Very Low Frequency)

Bertujuan : mengukur daya hantar listrik batuan


Cara : mengetahui sifatsifat gelombang EM sekunder

Gelombang sekunder ini dihasilkan dari induksi EM sebuah


gelombang EM bidang primer yang berfrekuensi sangat rendah (10
- 30 KHz.
Prinsip Kerja Alat
Pengolahan Data & Interpretasi

Tahap-tahap dalam pengolahan


Koreksi Moving Average Filter
Fraser Filter
Karous Hjelt Filter
Tilt Angel

Metode Interpretasi Interpretasi


Interpretasi dari Derivatif Fraser
Interpretasi Penilaian Langsung
Interpretasi dengan Filter Linier Karous Hjelt
Aplikasi

Penerapan Metode VLF:


Pendeteksian Patahan Dangkal
Pemetaan Sungai Bawah Permukaan
Pemetaan Persebaran Kontaminan
CMD (Conductivity Measure Depth)

Mengukur nilai konduktivitas benda dengan memanfaatkan


induksi elektromagnetik dari aliran listrk yang dipancarkan ke bawah
permukaan hingga kedalaman 6 meter dengan frekuensi 14.6
kHz.
Prinsip Kerja Alat
Pengolahan dan Parameter

Parameter :
Conductivity

Diagaram alir pengolahan data


Aplikasi

Penerapan Metode CMD :


Eksplorasi air tanah dan mineral
Kontaminasi limbah pada air tanah
Intrusi air laut
Pemetaan geologi
Penentuan lokasi benda-benda yang terpendam di dalam
tanah (pipa, tangki, drum dan kabel)
Arkeologi
Penentuan lokasi bahan tambang
Penentuan lokasi gua
MT Series

MT (Magnetotelluric) dan AMT (Audio Magnetotelluric)

CSAMT (Controlled Source Audio Magnettoteluric)


MT (Magnetolelluric) dan AMT (Audio Magnetotelluric)

Perbedaan metode pengukuran MT dan AMT hanya


pada frekuensi :
Metode MT (400Hz - 0.0000129 Hz)
Metode AMT (10 kHz - 0.1 Hz)

Sumber : Arus telurik yang terjadi di sekitar ionosfer bumi.


Prinsip Kerja Alat
Metode MT
2 Komponen medan listrik (Ex, Ey)
3 komponen medan magnet (Hx, Hy, Hz)
Cara :
menanam elektroda sesuai konfigurasi
menanam koil sedalam 15
pencatatan data variasi medan magnet dan medan listrik
Filtering digunakan pada saat akuisisi data (low-pass filter,
high-pass filter, dan band-pass filter)
Pengolahan dan Parameter

Kurva sounding MT = seperti model 1-D geolistrik


menggunakan kurva bantu maupun fitting dengan computer

Resistivitas semu Cagniard : Hasil induksi gelombang EM


terhadap batuan. Dipakai pada gelombang bidang.
Aplikasi

Penerapan Metode MT:


Indentifikasi Sesar
Eksplorasi Geotermal
Pemodelan Sistem Pengendapan Minyak Bumi
CSAMT (Controlled Source Audio Magnetotelluric)

Metode CSAMT : metode sounding resolusi tinggi,


menggunakan loop dua kutub yang ditanam di dalam tanah
atau menggunakan loop horisontal sebagai sumber buatan.
Sumber gelombang : terdiri dari kutub dipole elektrik
(ditanam di dalam tanah 1 km - 2 km dan terletak 4 - 10 km
dari area pengukuran)

Rentang frekuensi pengukuran : 16 Hz - 8000 Hz.

Besaran dan fase satu komponen medan elektrik (E) dan


satu komponen medan magnetik (H) saling tegak lurus.
Prinsip Kerja Alat
Pengolahan

Tahap-tahap dalam pengolahan:


Pengukuran Komponen E dan H
Analisis frekuensi
Pemilihan sinyal pada spectrum tertentu
Perhitungan resistivitas
Perhitungan kedalaman skin depth

Jenis Koreksi:
Source Effect
Static Effect
Near Field
Parameter

Parameter yang didapatkan:


Skin Depth
Effective Depth Penetration
Cagniard Apparent Resistivity
Aplikasi

Penerapan Metode CSAMT:


Identifikasi Litologi Batuan Bawah Permukaan
Estimasi Pola Penyebaran Resistivitas
Eksplorasi Panasbumi
Eksplorasi Mineral
TDEM (Time Domain Electromagnetic)

Metode yang mengamati peluruhan respon magnetic


bawah permukaan hasil induksi medan EM (sumber
buatan)

efektif untuk : menentukan konduktivitas elektrik tanah pada


kedalaman 10 - 1000 meter
Pengolahan dan Parameter

Parameter :
Resistivitas
Aplikasi

Penerapan metode TDEM


pertambangan
dll
TERIMAKASIH

Kelompok 8

LOGO

Anda mungkin juga menyukai