Anda di halaman 1dari 32

Model Pelayanan

Terpadu Trauma
Kepala
Di Kota Depok
Dr. Dra. Dumilah Ayuningtyas, MARS
Dr. Pukovisa Prawiroharjo, Sp.S.
Nur Agustini, S.Kp.,M.Si.
Vetty Yulianty Permanasari, SSi, MPH

Dipresentasikan oleh:
_____________________________________
FKTP: ________________________________
TRAUMA/CEDERA KEPALA

Kerusakan fisik pada kepala akibat kekuatan yang


tidak dapat diduga maupun ditoleransi
dalam pembahasan ini: mengacu pada Traumatic Brain
Injury (cedera otak traumatic)
MENGAPA TRAUMA KEPALA

Di Amerika Serikat: 2,8 juta orang cedera kepala pada 2013;


50.000 meninggal
Di Indonesia: tidak ada data
Cedera kepala = 14,9% dari seluruh cedera
Penyebab: jatuh (40,9%), kecelakaan sepeda motor (40,6%)
Motor makin banyak.

Di Depok: pada 2014 terjadi 287 kecelakaan 409 korban, 25


orang meninggal
100% pasien cedera kepala berat + 2/3 pasien cedera kepala
sedang = cacat permanen
TUJUAN PELATIHAN

Tenaga kesehatan Depok dapat:


Mengenali gejala-gejala cedera kepala
Melakukan pertolongan dan stabilisasi pertama
Merujuk
Menskrining gangguan kognitif/perilaku onset lambat
CEDERA KEPALA
PATOFISIOLOGI

Kerusakan bagian otak secara langsung


Otak membengkak saat cedera, perdarahan dalam otak
Volume otak membesar
Kapasitas tengkorak tetap
tekanan intrakranial meningkat
GEJALA DAN MANIFESTASI

Global:
Sakit kepala
Penurunan kesadaran/pingsan
Interval lusid = jeda waktu antara dua periode
penurunan kesadaran; sering ditemukan pada
perdarahan epidural
Mual/muntah
Kejang
GEJALA DAN MANIFESTASI

Fokal: sering pada perdarahan intraserebral; mirip stroke


Lateralisasi (hemiparesis/hemihipestesia, pupil asimetris)
Gangguan penglihatan (contoh: hilang lapang pandang, double
vision)
Gangguan bicara/memahami pembicaraan
Gangguan memori/amnesia
Gangguan menelan
Vertigo (pusing berputar)
Gawat/henti napas/jantung
GEJALA DAN MANIFESTASI

Kognitif: seringkali 1-3 bulan setelah cedera


Gangguan perilaku
Gangguan psikologis
Penurunan performa kognitif
Lemot
Gangguan memori
Fungsi eksekutif
TATA LAKSANA
1. STABILISASI ABC
Coba bangunkan pasien, sambil memeriksa pernapasan dan
nadi carotis
Bila gangguan:
1. Amankan lokasi, panggil bantuan
2. CPR (CardioPulmonary Resuscitation) 30:2
Cukup dalam (5 cm)
Cukup cepat (100-120x/menit)
Rekoil dada
Minimalkan gangguan
tujuan: mempertahankan aliran darah ke otak
American Heart Association, 2015
RSCM
TATA LAKSANA
1. STABILISASI ABC
Bila CPR:
Selalu panggil bantuan
Cari yang kompetensi lebih tinggi.
Dokter dengan pelatihan Bantuan Hidup Lanjutan
(Advanced Life Support, ALS).
Panggil ambulans dan persiapkan perujukan ke RS
dengan ICU.
Pasang jalur infus dengan cairan isotonik, alirkan
secepatnya.
TATA LAKSANA
1. STABILISASI LEHER
Pasien cedera kepala = kemungkinan besar cedera leher
10-25% pasien cedera leher mengalami perburukan karena
penangan pertama yang salah.
Bila pasien mengenakan helm: open-face atau full-face jangan
dilepas membantu stabilisasi leher

Half-face Open-face Full-face


Pemasangan bidai leher (cervical collar)

Oxford Medical Education, 2012


Pemasangan papan punggung (spine board). Bila tidak ada: papan keras.

OMI Nursing Skills Review, 2014


TATA LAKSANA
2. EVALUASI DISABILITAS & LAIN-LAIN
GCS Glasgow Coma Scale, menilai kesadaran
Anamnesis: mekanisme trauma
Pingsan? Kejang? Gejala lain?
Lateralisasi? Refleks pupil?
Helm?
RLA Ranchos Los Amigos Scale, menilai kognitif
Elevasi kepala 20-30 menurunkan tekanan intrakranial
EMS Skills Video, 2013
TATA LAKSANA
2. EVALUASI
Racoon Eyes & Battle Sign = tanda patah basis cranii
TATA LAKSANA
2. EVALUASI - GCS
Skor Eyes (mata) Motorik Verbal
1 Tidak merespon Tidak merespon Tidak merespon

Membuka mata pada


2 Deserebrasi (ekstensi) Mengerang
rangsang nyeri

Membuka mata atas Dekortikasi (fleksi Menyebut kata tanpa


3
perintah abnormal) arti

4 Membuka mata spontan Fleksi withdrawal Disorientasi


Mampu melokalisasi
5 Orientasi baik
nyeri
Bergerak dengan
6
perintah
T Terintubasi
TATA LAKSANA
2. EVALUASI - RLA
Derajat Definisi Penjelasan
I Tidak ada respon Tidak bereaksi terhadap rangsangan eksternal
Bereaksi terhadap rangsangan eksternal, namun secara
II Respons umum
terbatas, tidak spesifik, dan tidak konsisten.
Respons Merespon spesifik terhadap rangsangan eksternal,
III
terlokalisir namun dengan gerakan sederhana
IV Bingung-agitasi Menunjukkan perilaku aneh, tak bertujuan, agitatif
Menunjukkan perilaku aneh, tak bertujuan, namun
V Bingung-tak sesuai
tidak teragitasi. Dapat mengikuti perintah sederhana.
Menunjukkan respon yang tepat dan bertujuan, namun
VI Bingung-sesuai
terdapat masalah memori.
Dapat beraktivitas normal dalam lingkungan yang
VII Otomatis-sesuai
dikenal, namun lemot.
Orientasi dan respons sesuai dengan lingkungan, hanya
VIII Bertujuan-sesuai
menunjukkan masalah penalaran abstrak.
TATA LAKSANA
2. EVALUASI - KLASIFIKASI CEDERA KEPALA

Defisit
GCS Pingsan? CT-scan
Neuro?
Minimal 15 - - Normal
Ringan 13-15 < 10 menit - Normal
Sedang 9-12 10 mnt - 6 jam + Abnormal
Berat 3-8 > 6 jam + Abnormal
BONUS
FOUR SCORE COMA SCALE
Refleks Batang
Eyes (mata) Motorik Pernapasan
Otak
0 Tidak merespon Tidak merespon Refleks batuk (-) Apnea

Membuka pada Refleks pupil dan Bernapas di atas


1 Ekstensi
nyeri kornea (-) laju ventilator

Membuka atas Refleks pupil atau Tanpa ventilator,


2 Fleksi pada nyeri
perintah kornea (-) irregular
Membuka spontan, Satu pupil miosis, Tanpa ventilator,
3 Melokalisir nyeri
tracking (-) terfiksir Cheyne-Stokes
Mengikut perintah
Tracking (+),
(angkat jempol, Refleks pupil dan
4 mengedip sesuai Normal
genggam, tanda kornea (+)
perintah
peace)
TATA LAKSANA
3. PERUJUKAN
Bila Cedera Kepala Minimal pulangkan, beri edukasi
Bila muncul gejala lain, segera ke RS
Bila CKR/CKS/CKB rujuk
Perhatikan tulang belakang
Pengalihan informasi
TATA LAKSANA
4. EVALUASI KOGNITIF
40-60% pasien masalah kognitif 1-3 bulan pascacedera
Umumnya: lemot, masalah memori, gangguan eksekutif
Pemeriksaan: MMSE (Mini-Mental State Examination) dan
FBA (Frontal Battery Assessment)
memerlukan waktu lama

Alternatif: Kuesioner Rivermead dan Epsworth


TATA LAKSANA
4. EVALUASI KOGNITIF - RIVERMEAD
Membandingkan gejala sebelum dan setelah cedera
Skala: 0 (tidak ada masalah) 4 (masalah berat)
Sakit kepala
Merasa melayang/pusing
Mual dan/atau muntah
Sensitif bunyi, mudah terganggu oleh bunyi keras
Sulit tidur
Mudah lelah
Mudah tersinggung dan marah
Merasa tertekan atau sedih
Merasa frustrasi atau tak sabar
Mudah lupa
Sulit berkonsentrasi
Perlu waktu lebih untuk berpikir (lemot)
Pandangan kabur
Sensitif cahaya, mudah terganggu cahaya terang
Pandangan ganda
Gelisah
TATA LAKSANA
4. EVALUASI KOGNITIF - EPSWORTH
Seberapa mudah tertidur (bukan lelah)
Skala: 0 (tidak mungkin) 3 (kemungkinan besar)

Duduk dan membaca


Menonton TV
Duduk tanpa melakukan apapun di tempat umum (bioskop
atau dalam sebuah rapat)
Tiduran untuk beristirahat siang saat mungkin
Duduk dan bicara dengan seseorang
Duduk diam setelah makan siang tanpa alkohol
Dalam mobil, saat berhenti selama beberapa menit di jalan
KESIMPULAN

Cedera kepala = banyak terjadi, berbahaya, memiliki


komplikasi onset lambat, menyebabkan kecacatan
Pertolongan pertama = sangat penting
1. ABC + stabilisasi leher
2. D
3. Rujuk
4. Skrining kognitif onset lambat
~ Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai