Anda di halaman 1dari 26

PENYEHATAN UDARA GAS

H2S
Nama kelompok : 1.
Scarvia Nuzula (PO7133111031)
O (PO7133112012)
Dewi Alfriyanti
o
Dewita Nungky (PO7133112013)
3.
4. Heri Adianto (PO7133112022)
5. Nur Hidayah (PO7133112040)
6. Nuzulla Zakky (PO7133112044)
7. Roshi Annisa (PO7133112053)
81 Salsabila Marufi (PO7133112054)
Pendahuluan tentang penyehatan udara

Lingkungan udara (atmosfer) adalah salah satu lingkungan hidup manusia yang
penting selain dari hidrosfer (air) dan pedosfer (tanah). Kualitas udara akan
berpengaruh bagi kualitas hidup manusia. Jika kualitas udara dalam suatu
wilayah itu buruk maka kualitas hidup (kesehatan) masyarakat wilayah
tersebut itupun akan buruk. Sebaliknya, jika kualitas udara suatu wilayah itu
baik maka kualitas hidup (kesehatan) masyarakat sekitarpun akan baik.
Sejalan dengan perkembangan zaman, semakain lama kualitas udara yang ada
di muka bumi ini adalah semakin berkurang.
Polutan adalah Zat atau bahan yang dapat mengakibatkan pencemaran terhadap
lingkungan baik (Pencemaran Udara,tanah,air,dsb).
Polusi yaitu masuknya atau dimasukkannya makhluk hidup, zat energi, dan atau
komponen lain ke dalam lingkungan, atau berubahnya tatanan lingkungan
oleh kegiatan manusia atau oleh proses alam sehingga kualitas lingkungan
turun sampai ke tingkat tertentu yang menyebabkan lingkungan menjadi
kurang atau tidak dapat berfungsi lagi sesuai dengan peruntukannya (Undang-
undang Pokok Pengelolaan Lingkungan Hidup No. 4 Tahun 1982).
Pengertian Gas H2S

Gas H2S adalah rumus kimia dari gas Hidrogen Sulfida yang
terbentuk dari 2 unsur Hidrogen dan 1 unsur Sulfur. Satuan
ukur gas H2S adalah PPM ( part per milion).
Gas H2S disebut juga gas telur busuk, gas asam, asam belerang
atau uap bau.
PK >ses terjadinya Gas H2S

Gas H2S terbentuk akibat adanya penguraian zat-zat


organik oleh bakteri. Oleh karena itu gas ini dapat
ditemukan di dalam operasi pengeboran minyak / gas
dan panas bumi, lokasi pembuangan limbah industri,
peternakan atau pada lokasi pembuangan sampah.
Efek paparan H 2 S dapat berdampak pada fisik
manusia yang tergantung dari beberapa faktor antara
lain:
Frekuensi seseorang terpapar H 2 S Besarnya
konsentrasi H 2 S
Lamanya seseorang berada di lingkungan paparan
H 2S
Daya tahan seseorang terhadap paparan H 2 S
Tragkat konsentrasi H2S (PPM) dan efek pada manusia

0.13 Bau minimal yang masih terasa


4.6 Mudah dideteksi, bau yang sedang
10 Permulaan iritasi mata dan mulai berair
27 Bau yang tidak enak dan tidak dapat ditoleransi lagi.
100 Batuk-batuk, iritasi mata dan indera penciuman sudah tidak berfungsi
200 - 300 Pembengkakan mata dan rasa kekeringan di tenggorokan
500 - 700 Kehilangan kesadaran dan bisa mematikan dalam waktu 30 - 1 jam
Lebih dari 700 Kehilangan kesadaran dengan cepat dan berlanjut kematian Menurut
ACGIH (American Conference Of Govermental Industrial Hygienists) :
- Nilai ambang batas (TLV-TWA / Threshold Limit Value-Time Weighted
Average) H2S adalah 10 PPM, yang didefinisikan sebagai konsentrasi ratarata yang
diperkenankan untuk pemaparan selama 8 jam sehari atau 40 jam seminggu. Pekerja dapat
terpapar secara berulang tanpa menimbulkan gangguan kesehatan pada konsentrasi 10 PPM
(Occupational Exposure Limit for Chemical Substances).
- Sedangkan nilai ambang batas yang merekomendasikan bahwa pekerja tidak boleh
terpapar H2S untuk jangka waktu maksimal 15 menit adalah bila paparan melebihi 20PPM
atau yang disebut dengan TLV - STEL (Treshold Limit Value - Short Term Exposure Limit ).
Efek fisik Gas H2S pada tingkatan rendah dapat
menyebabkan gejala-gejala berikut ini :

- Sakit kepala atau pusing - Badan terasa lesu -


Hilangnya nafsu makan
- Rasa kering pada hidung, tenggorokan dan dada -
Batuk - batuk - Kulit terasa perih
[PROSES DAN KRONOLOGIS TERJADINYA KERACUNAN
GAS H2S PADA TUBUH MANUSIA

Pada kondisi normal, seseorang bernafas dengan menghirup udara yang


terkandung oksigen sebagai salah satu bagian udara bebas, selain nitrogen dan
unsur-unsur lainnya. Oksigen sangat dibutuhkan manusia untuk proses
oksidasi di dalam tubuh. Oksigen yang masuk ke dalam paru-paru akan
dibawa oleh darah ke seluruh tubuh termasuk ke otak. Jika seseorang
menghirup udara yang telah tercampur dengan gas H2S maka komposisi
oksigen yang masuk kedalam tubuh akan berkurang, sehingga kinerja otakpun
akan terganggu. Tingkat konsentrasi gas H2S di otak yang semakin tinggi
akan mengakibatkan lumpuhnya saraf pada indera penciuman dan hilangnya
fungsi kontrol otak pada paru-paru. Akibat fatalnya adalah paru-paru akan
melemah dan berhenti bekerja, sehingga seseorang dapat hilang kesadaran dan
meninggal dalam ukuran waktu tertentu.
Bahaya Umum Gas H2S

H2S lebih berat dari udara Sehingga gas ini akan selalu terletak di dasar suatu bangunan yang
tertutup, ventilasi kurang seperti: basement, manholes, pipa pembuangan limbah, ruangan
besi telepon bawah tanah, lubang pupuk.
Oleh karena itu, jika ada pekerjaan di confined space, gunakan prosedur yang benar seperti
permit to work ataupun Job safety analysis sebelum bekerja.
Rute utama masuk ke dalam tubuh adalah melalui jalan napas yaitu inhalasi/hirupan. Dan gas
ini secara cepat di serap oleh paru-paru. Absorpsi melalui kulit bisa terjadi, walaupun hanya
sedikit saja.
Tenaga kerja dapat mencium bau telur busuk atau rotten egg, bila ada konsentrasi H2S dalam
jumlah yang rendah. Akan tetapi bila terpapar terus menerus dalam konsentrasi rendah
ataupun langsung terpapar dalam konsentrasi yang tinggi maka indra penciuman bisa
menjadi lumpuh( olfactory fatigue ). Kejadian ini bisa terjadi dengan sangat cepat. Oleh
karena itu jangan mengandalkan indra penciuman untuk mendeteksi kehadiran gas H2S.
Sebagai tambahan gas H2S bersifat sangat flammable, sehingga bila ada gas mixture bisa
terjadiledakan/explosive, dan api bisa menjalar ke sumber api asal.
Jika gas terbakar, maka akan mengeluarkan uap dan gas toxic seperti sulfur dioxide.
Kontak dengan H2S cair akan menyebabkan frostbite.
Jika pakaian terkena oleh H2S cair, maka hindarkan dari sumber api, amankan dan isolasi
pakaian tersebut dan biarkan H2S cair tersebut untuk menguap ke udara.
Bahaya Kesehatan Gas H2S

- Konsentrasi rendah
Bisa mengiritasi mata, hidung, tenggorokan dan sistem pernapasan ( seperti mata perih dan
terbakar, batuk, dan sesak napas).
Orang penderita asma bisa menjadi tambah berat penyakitnya.
Efek ini bisa tidak secara langsung dan baru terasa bebrapa jam atau hari kemudian.
Pemaparan berulang ataupun jangka panjang dapat menimbulkan gejala : mata merah, sakit
kepala, fatigue, mudah marah, susah tidur, gangguan pencernaan, dan penurunan berat
badan.
Konsentrasi Sedang
Bisa menyebabkan iritasi mata dan pernapasan yang berat( batuk, susah bernapas,
penumpukkan cairan di paru), sakit kepala, pusing, mual, muntah, mudah marah.
Konsentrasi Tinggi
Paparan dengan konsentrasi tinggi akan menyebabkan syok, kejang, tidak bisa

bernapas, tidak sadar, koma, dan akhirnya kematian. Efek lethal tersebut bisa
dalam beberapa hirupan ataupun hanya dalam 1 hirupan.
Pengendalian

Metode mengurangi atau menetralisir paparan gas


H 2 S dapat dilkukan dengan cara:
Meniupkan angin menggunakan kipas angin besar (
bug blower ) sehingga gas H 2 S akan terhambur.
Kondisi ini mengakibatkan konsentrasi paparan gas
H 2 S akan berkurang karena area paparan gas H 2 S
akan melebar. Metode menetralisir gas H 2 S dapat
dilakukan dengan Sulfur Recovery Unit, yaitu
dengan suatu alat yang dapat menguraikan unsur
Hidrogen dan Sulfur secara reaksi kimiawi.
Sistem Monitoring gas H2S
Maksud dan tujuan sistem monitoring H 2 S adalah :
Sistem Monitoring//2S adalah sistem yang berfungsi
untuk melakukan pemantauan adanya gas H 2 S dengan
memanfaatkan peralatan-peralatan detektor
H 2 S .Sistem Monitoring H 2 S dilakukan untuk
mengetahui adanya paparan gas H 2 S pada suatu area
tertentu sehingga dapat dilakukan tindakan-tindakan
keselamatan dan kesehatan kerja yang berkaitan
dengan bahaya gas H 2 S tersebut.
Detektor gas H 2 S
Detektor gas H2S adalah suatu alat yang mampu
mendeteksi adanya gas H 2 S Jenis-jenis peralatan
deteksi gas H2S diantaranya adalah :
Electronic Detector H 2 S
Peralatan ini berfungsi untuk mendeteksi gas H 2 S
dengan sistem electrik atau yang sering disebut
dengan sensor H 2 S, yang terdiri dari
komponenkomponemhead sensor, transmiter dan
monitor.
H 2 S Tube Detector
Merupakan peralatan deteksi gas H 2 S berupa zat
kimia yang akan bereaksi dengan gas H 2 S yang
dikemas dalam bentuk batang kaca berskala. Cara
penggunaannya adalah dengan menghisap sample gas
H2S dan hasil reaksi akan ditunjukkan dengan
perubahan warna yang kemudian dapat dihitung
berdasarkan skala pembacaannya.
H 2 S Tube Detector terdiri dari: H 2 S
Monitoring and Safety Sistem
alarm Sensor H 2 S
Fixed monitoring system H 2 S
Pencegahan Paparan Gas H2S

Sebelum tenaga kerja memasuki daerah yang dicurigai


mengandung H2S :
1. Udara harus di tes dulu dengan alat monitor udara
yaitu alat hidrogen sulfide detector atau multi gas
meter oleh tenaga kerja yang memiliki kualifikasi.
2. Jika gas terdeteksi oleh alat detektor, maka daerah
tersebut harus di ventilasi untuk menghilangkan gas
H2S yang ada.
3. Jika gas tersebut tidak bisa dihilangkan, tenaga
kerja yang memasuki area tersebut, harus memakai
PPE respirator.
Memasuki Daerah dengan Gas H2S yang Berbahaya

- Jika level gas H2S 100 ppm atau lebih, maka dikategorikan sebagai IDLH
yaitu immediately dangerous to life and health.
Memasuki daerah dengan kategori IDLH harus memakai respirator :
1. SCBA yaitu self contained breathing apparatus dengan minimum service
life 30 menit.
2. Kombinasi full facepiece pressure demand supplied air respirator dengan
sebuah auxiliary self contained air supply.
- Jika level gas dibawah 100 ppm, maka air purifying respirator dapat
digunakan dengan cartidge yang sesuai untuk gas H2S. Sebuah full facepiece
respirator dapat mencegah iritasi pada mata.
Jika yang dipakai adalah half mask respirator, maka untuk mengatasi iritasi
pada mata, harus dipakai juga tight fitting goggle.
RESCUE
Jangan mencoba untuk merescue didaerah dengan gas H2S tanpa
memakai respirator yang sesuai dengan konsentrasi gas yang ada ataupun
menolong dengan petugas rescue yang tidak terlatih.
Gas H2S detector
SCBA
Kasus mermenai H2S
\ o

BENJENG(portalgresik.com) - Satu pekan sudah semburan lumpur minyak


mentah dan gas di Desa Metatu, Benjeng berlangsung. Hingga Rabu (21/11) terus menyedot
perhatian warga untuk datang menyaksikan langsung fenomena alam tersebut. Hanya saja,
mulai sekarang harus ekstra hati-hati, pasalnya selain mengandung gas metana, sejak Selasa
(20/11) sore, warga mulai terganggu dengan aroma menyengat disertai rasa perih di mata
setiap menghirup bau udara menyengat dari titik semburan.
Malah hingga radius 300 meter warga sudah merasakan dampak aroma bau mirip gas air
mata itu. Ternyata gejala itu akibat gas Hidrogen Sulfida (H2S) yang terpapar ke udara.
Baunya menyengat dan pedih di mata, kata Sukron salah satu penjual makanan dadakan
di sekitar lokasi semburan.
Hasil uji laboratorium dari Afiliansi dan Konsultasi Industri Teknik Kimia Institut Teknologi
10 Nopember 1945 Surabaya, memang menunjukkan pusat semburan mengandung Hidrogen
Sulfida (H2S). Bahkan, kandungannya mencapai 30 miligram per Liter.
Kepala Badan Lingkungan Hidup Kabupaten Gresik, Tugas Husni Syarwanto menyatakan gas
itu berbahaya bila terhirup manusia. Selama tidak meluber ke tanah dan terhirup manusia
aman bagi lingkungan. Tetapi bila meluber bisa mencemari tambak.
Makanya lokasi semburan disterilkan dari radius 100 agar gas terurai di udara dan tidak
terhirup. Arah angin juga menentukan kandungan gas mengarah ke mana, kata Tugas.
Sementara Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Gresik telah membagikan
8000 masker kepada warga.
Pematang juga dilebarkan dari 1,5 meter jadi 6 meter untuk memudahkan tim ahli mensurvei
dan mengobservasi semburan. Selain itu sudah dilakukan penanggulan agar semburan tidak
meluber ke permukiman. Yang terpenting menangani semburan agar tidak sampai
berdampak buruk ke masyarakat, tegas Kepala BPBD Gresik Hari Sucipto.
Sekedar diketahui,gas H2S bersifat ekstrim racun yang menempati kedudukan kedua setelah
Hydrogen sianida (HCN) dan sekitar lima kali lebih beracun dari karbon monoksida (CO).
Gas H2S sangat berbahaya jika terhirup masuk ke saluran pernafasan. Jika jumlah gas H2S
yang terserap ke dalam sistem peredaran darah melampaui kemampuan oksidasi dalam darah
maka akan menimbulkan keracunan terhadap sistem syaraf. Setelah itu secara singkat segera
diikuti terjadinya sesak nafas dan kelumpuhan (paralysis) pernafasan pada konsentrasi
tinggi.
Solusi pengendalian terhadap kasus diatas adalah :
Meniupkan angin menggunakan kipas angin besar
bug blower ) sehingga gas H 2 S akan terhambur.

Anda mungkin juga menyukai