Anda di halaman 1dari 42

KATARAK SENILIS MATUR

Pembimbing: dr. Denti Puspasari, Sp.M

CHIKA KLARISSA J510165050


ATHIEFAH Q. A. J510165079
IKBAR ARDIANSYAH J510165104
LAPORAN KASUS
IDENTITAS PASIEN

Nama : Tn. B
Jenis kelamin : Laki-Laki
Umur : 60 tahun
Agama : Islam
Pekerjaan : Wiraswasta
Alamat : Sukorejo, Ponorogo
Tanggal pemeriksaan : 25 Oktober 2017
ANAMNESIS
Penglihatan mata
kanan buram

Keluhan telah sudah dirasa sejak 1 tahun yang lalu dan


penglihatan sangat buram 3 bulan terakhir.

Pasien mengatakan pandangan yang buram terlihat seperti ada


asap. Keluhan dirasakan sangat mengganggu aktivitas pasien.

Keluhan pasien tidak disertai dengan mata


merah ataupun nyeri pada matanya.
Pasien tidak memiliki keluhan melihat seperti ada benda-benda
berterbangan yang mengikuti arah gerak mata.

Pasien tidak mengeluh silau jika melihat cahaya, cekot-cekot (-),


mata berair (-), gatal (-)

keluar kotoran air mata (-), melihat ganda (-), melihat


pelangi disekitar sumber cahaya (-)

Riwayat nyeri hebat pada mata yang disertai dengan


mual, muntah dan sakit kepala disangkal

04/08/13
RIWAYAT PENYAKIT DAHULU

Riwayat hipertensi : disangkal


Riwayat alergi : disangkal
Riwayat trauma mata : disangkal
Riwayat diabetes mellitus : diakui
Riwayat operasi mata : diakui
Pemeriksaan Fisik

Keadaan Umum : baik


Vital Sign
Tekanan darah: 110/70 mmHg
Nadi : 80 x/menit
RR : 20 x/menit
Suhu : 370C
Pemeriksaan Fisik
Kepala : normocephal, deformitas (-)

Mata : konjungtiva pucat (-/-),


sklera ikterik (-/-), edema
palpebra (-/-)

Leher : bentuk normal, pembesaran


KGB (-), peningkatan JVP (-)
Pemeriksaan Fisik
Thorax :
Cor Hasil Pemeriksaan
Inspeksi Ictus cordis tidak tampak
Palpasi Ictus cordis pada SIC V linea midclavicularis sinistra 2 cm ke
lateral, tidak kuat angkat
Perkusi Batas kanan atas : SIC II, linea parasternalis dextra
Batas kanan bawah : SIC IV, linea parasternalis dextra
Batas kiri atas : SIC II, linea parasternalis sinistra
Batas kiri bawah : SIC V, linea midclavicula sinistra

Auskultasi Bunyi jantung I-II intensitas regular, bising jantung (-)


Pulmo Depan Belakang
Inspeksi Simetris, Simetris,
Ketinggalan gerak (-) Ketinggalan gerak (-)
Retraksi intercostae (-) Retraksi intercostae (-)

Palpasi Gerak dada simetris Gerak dada simetris


Fremitus normal Fremitus normal
Perkusi Hipersonor/hipersonor Hipersonor/hipersonor
Auskultasi SDV (+/+) SDV (+/+)
Wh (-/-), Rh (+/+) Wh (-/-), Rh (+/+)

04/08/13
Pemeriksaan Fisik
Abdomen :
Inspeksi : Distensi (-)
Auskultasi : Bising usus (+) normal
Palpasi : Hepar/lien tidak teraba, nyeri
tekan (-)
Perkusi : Timpani, shifting dullness (-)

Ekstremitas
+
:
+ - -
Hangat + + Edema - -
Status Oftalmologis
No Pemeriksaan Mata Kanan Mata Kiri
1. Visus 1/~ 2/60
2. Posisi Bola Mata Ortoforia Ortoforia
3. Gerakan bola mata Baik ke segala arah Baik ke segala arah

4. Palpebra Edema (-) (-)


Superior Hiperemi (-) (-)
Pseudoptosis (-) (-)
Entropion (-) (-)
Ektropion (-) (-)
5. Palpebra Edema (-) (-)
Inferior Hiperemi (-) (-)
Entropion (-) (-)
Ektropion (-) (-)
6. Fissura palpebra + 10 mm + 10 mm
04/08/13
No Pemeriksaan Mata Kanan Mata Kiri
7. Konjungtiva Hiperemi (-) (-)
Palpebra Sikatrik (-) (-)
Superior

8. Konjungtiva Hiperemi (-) (-)


Palpebra Sikatrik (-) (-)
Inferior
9. Konjungtiva Injeksi Konjungtiva (-) (-)
Bulbi
Injeksi Siliar (-) (-)
Massa (-) (-)
Edema (-) (-)
10. Kornea Bentuk Cembung Cembung
Kejernihan Terdapat arcus Terdapat arcus
senilis senilis
Permukaan Licin Licin
Sikatrik (-) (-)
Benda Asing (-) (-)
04/08/13
No Pemeriksaan Mata Kanan Mata Kiri
11. Bilik Mata Kedalaman Kesan dalam Kesan dalam
Depan Hifema (-) (-)
12. Iris Warna Coklat Coklat
Bentuk Bulat dan regular Bulat dan regular
13. Pupil Bentuk Bulat dan reguler Bulat dan reguler
Refleks cahaya (+) Sulit dievaluasi
langsung
Refleks cahaya (+) Sulit dievaluasi
tidak langsung
14. Lensa Kejernihan Keruh merata Jernih, IOL (+)
Iris Shadow (-) (-)
Subluksasi (-) (-)
Dislokasi (-) (-)
15. TIO Palpasi Kesan normal Kesan normal
16. Funduskopi Refleks Fundus (+) Sulit di evaluasi

04/08/13
OD OS

04/08/13
Pemeriksaan Penunjang

Pemeriksaan laboratorium darah:


o Hb,Hct, Leukosit, Trombosit, PT
dan Aptt
o Pemeriksaan glukosa darah, HBa1c
Pemeriksaan EKG dan konsultasi ke
departemen Jantung
Resume

Pasien laki-laki 60 tahun datang dengan keluhan


pengelihatan mata kanannya buram secara
perlahan sejak 1 tahun yang lalu tanpa disertai
dengan mata merah. Memburuk sejak 3 bulan
terakhir. Penglihatan yang buram dideskripsikan
pasien seperti berkabut. Nyeri pada mata disangkal.
Pasien memiliki riwayat operasi katarak pada mata
kirinya. Pada pemeriksaan fisik didapati pada OD
1/~ dan kekeruhan pada lensa yang menyeluruh.
Pasien mengaku memiliki penyakit DM.

04/08/13
Diagnosis
Kerja

OD katarak senilis
stadium matur

Diagnosis Banding

OD katarak senilis stadium hipermatur


Retinopati diabetik
PROGNOSIS

Ad vitam: ad bonam
Prognosis Ad fungsionam: ad bonam
Ad sanationam: ad bonam
TINJAUAN PUSTAKA

KATARAK SENILIS
DEFINISI

Katarak adalah setiap keadaan kekeruhan pada


lensa yang dapat terjadi akibat hidrasi
(penambahan cairan) lensa, denaturasi protein
lensa atau terjadi akibat kedua-duanya.
Biasanya kekeruhan mengenai kedua mata dan
berjalan progresif ataupun dapat tidak mengalami
perubahan dalam waktu yang lama.
KLASIFIKASI

Klasifikasi berdasarkan etiologi


Katarak kongenital

Katarak akuisita
Katarak senilis
Katarak traumatik
Katarak komplikata
Katarak metabolik
Katarak oleh karena cedera listrik
Katarak oleh karena radiasi
Katarak oleh karena logam berat dan obat-obatan
Katarak yang berhubungan dengan penyakit kulit
Katarak yang berhubungan dengan penyakit tulang
Katarak dengan sindroma lainnya seperti sindroma Down
KLASIFIKASI

Klasifikasi berdasarkan morfologis


Katarak kapsular: meliputi kapsul

Katarak subkapsular: mengenai bagian superfisial dari korteks (dibawah


kapsul)

Katarak kortikal: meliputi sebagian besar dari korteks

Katarak supranuklear: meliputi bagian dalam korteks (diluar nukelus)

Katarak nuklear: meliputi nukelus dari lensa

Katarak polaris: meliputi kapsul dan bagian superfisial dari korteks pada
daerah polar
KATARAK SENILIS

Katarak senilis (age-related cataract) merupakan


jenis katarak didapat (akuisita) yang paling sering
ditemukan pada laki-laki maupun perempuan,
biasanya berusia di atas 50 tahun. Kondisi kekeruhan
biasanya bilateral akan tetapi hampir selalu kondisi
salah satu mata lebih berat dari mata lainnya. Secara
morfologis katarak senilis dapat dibagi menjadi 2
jenis, yaitu katarak kortikal dan katarak nuklear.
Kedua jenis katarak ini sering terjadi secara
bersamaan.
Keturunan

Radiasi
Merokok
Faktor-faktor yang UV
mempengaruhi
tipe, maturasi dan
usia munculnya
katarak senilis

Riwayat
Faktor
dehidrasi
diet
berat
Stadium Maturasi Katarak Senilis

Stadium katarak insipien


Merupakan stadium yang paling
dini, yang belum menimbulkan
gangguan visus. Kekeruhan
terutama terdapat pada bagian
perifer berupa berca-bercak
seperti jari-jari roda, terutama
mengenai korteks anterior, sedang
aksis relatif masih jernih.Gambaran
berupa Spokes of a wheel.
Stadium Maturasi Katarak Senilis

Stadium katarak imatur


Lensa terlihat putih keabu-abuan,
namun masih terdapat korteks yang
jernih, maka terdapat iris shadow.
Kekeruhan terdapat dibagian posterior
dan bagian belakang nukleus lensa.
Pada stadium ini mungkin terjadi
hidrasi kroteks, yang mengakibatkan
lensa menjadi cembung, sehingga
indeks refraksi berubah karena daya
biasnya bertambah dan mata menjadi
miopia.
Stadium Maturasi Katarak Senilis

Stadium katarak matur


Kekeruhan korteks secara total
sehingga iris shadow tidak ada.
Lensa telah menjadi keruh
seluruhnya. Pada pupil
nampak lensa yang seperti
mutiara. Pada stadium ini,
lensa akan berukuran normal
kembali akibat terjadi
pengeluaran air.
Stadium Maturasi Katarak Senilis

Stadium katarak hipermatur


Katarak hipermatur tipe Morgagni: Pada
kondisi ini, korteks mencair dan lensa
menjadi seperti susu. Nukleus yang berwarna
coklat tenggelam ke dasar.Pada stadium ini
juga terjadi kerusakan kapsul lensa, sehingga
isi korteks yang cair dapat keluar dan lensa
menjadi kempis, yang dibawahnya terdapat
nukleus lensa. Katarak hipermatur tipe Morgagni
Katarak hipermatur tipe sklerotik: Pada
kondisi ini, korteks terdisintegrasi dan lensa
menjadi berkerut yang menyebabkan COA
menjadi dalam
04/08/13
GEJALA KLINIS
Kekeruhan lensa dapat terjadi tanpa menimbulkan gejala, dan
dijumpai pada pemeriksaan mata rutin. Gejala katarak yang
sering dikeluhkan adalah :
Silau
Diplopia monokular atau polypia
Halo. Hal ini bisa terjadi pada beberapa pasien oleh karena terpecahnya sinar
putih menjadi spektrum warna oleh karena meningkatnya kandungan air
dalam lensa.
Distorsi. Katarak dapat menyebabkan garis lurus kelihatan bergelombang
Penurunan tajam penglihatan. Katarak menyebabkan penurunan penglihatan
progresif tanpa rasa nyeri.
Myopic shift
Seiring dengan perkembangan katarak, dapat terjadi peningkatan dioptri
kekuatan lensa, yang pada umumnya menyebabkan miopia ringan atau
sedang.
PENATALAKSANAAN

Pengobatan dari penyebab katarak:


Penyebab katarak harus dicari, karena
apabila penyakit tersebut dapat ditemui dan
diobati seringkali memberhentikan progresi
dari penyakit tersebut, contohnya adalah:
1. Kontrol gula darah pada pasien DM
2. Menghentikan penggunaan obat-obatan seperti
kortikosteroid
3. Pengobatan uveitis untuk mencegah komplikasi
Memperlambat progresi: penggunaan yodium, kalsium,
kalium, vitamin E dan aspirin dihubungkan dengan
perlambatan dari kataraktogenesis.
Meningkatkan penglihatan pada katarak insipien dan imatur
dengan:
1. Refraksi
2. Pencahayaan: Pada opasitas sentral menggunakan
penerangan yang terang. Pada opasitas perifer
menggunakan penerangan yang sedikit redup.
Pengunaan kacamata hitam ketika beraktifitas diluar ruangan
pada pasien dengan opasitas sentral
Midriatikum pada pasien dengan katarak aksial yang kecil.
Indikasi Operasi

Fungsi penglihatan: Operasi katarak dilakukan ketika cacat


visus menjadi menyebabkan gangguan signifikan pada
kehidupan sehari-hari pasien.
Indikasi medis: meskipun pasien merasa nyaman dari aspek
penglihatan, operasi dapat dianjurkan apabila pasien
menderita:
Glaukoma lens-induced
Endoftalmitis fakoanafilaktik
Penyakit retina seperti retinopati diabetikum dan ablasio retina yang
terapinya terganggu karena adanya kekeruhan lensa.
Indikasi kosmetik: Terkadang pasien dengan katarak matur
meminta ekstraksi katarak agar pupil kembali menjadi hitam.
Evaluasi Preoperatif

Pemeriksaan umum: untuk melihat apakah pasien memiliki


penyakit diabetes mellitus, hipertensi dan masalah jantung,
PPOK dan daerah potensi infeksi seperti periodontitis dan
infeksi saluran kemih. Gula darah harus terkontrol dan
hipertensi tidak boleh diatas 160/100 mmHg
Pemeriksaan fungsi retina:
Persepsi sinar: apakah operasi tersebut akan menguntungkan dengan
melihat apakah fungsi retina masih baik atau tidak.
RAPD: apabila positif maka kemungkinan ada lesi nervus optikus
Persepsi warna
Pemeriksaan diskriminasi dua sinar
Pemeriksaan objektif seperti elektroretinogram, EOG dan VOR.
Evaluasi Preoperatif

Mencari sumber infeksi lokalis: infeksi konjungktiva,


meibomitis,blefaritis dan infeksi sakus lakrimalis harus
disingkirkan. Dilakukan uji anel untuk melihat patensi sakus
lakrimalis apabila pasien memiliki riwayat mata berair. Apabila
terdapat penyakit dakriosistitis, maka harus dilakukan
dakriosistektomi ato dakriosistorinostomi.
Evaluasi segmen anterior: apakah ada tanda-tanda uveitis
seperti keratic precipitate, efek Tyndall dan harus diobati
sebelum operasi katarak
Pengukuran TIO: tekanan intraokuler yang tinggi merupakan
prioritas pengobatan sebelum ekstraksi katarak
Penyulit yang mungkin timbul setelah operasi katarak

Peradangan pada hari pertama post-operasi,


dapat dicegah dengan pemberian antibiotika
lokal dan sistemik
Prolaps iris melewati lubang diantara sayatan
atau tempat jahitan
Jika prolaps iris dibiarkan, maka sekitar hari ke
4-5 dapat menyebabkan coa dangkal,
kemudian dapat timbul ablasi retina, akibat
badan siliar kedepan
Pembedahan Katarak Senilis

Ekstraksi katarak intrakapsular (ICCE)


Pada teknik ini, keseluruhan lensa katarak dan
kapsulnya diangkat. Zonula yang lemah dan
terdegenerasi merupakan syarat dari operasi
ini. Karena hal ini, teknik ini tidak bisa dilakukan
pada pasien yang muda karena zonula yang
kuat. Pada usia 40-50 tahun, digunakan enzim
alphachymotrypsin yang melemahkan zonula.
Indikasi: Subluksasi dan dislokasi lensa.
Pembedahan Katarak Senilis

Ekstraksi katarak ekstrakapsular (ECCE)


Pada teknik ini, bagian besar dari kapsula
anterior dan epitel, nukleus dan korteks
diangkat; kapsula posterior ditinggalkan
sebagai penyangga lensa implant.
Indikasi: Operasi katarak pada anak-anak dan
dewasa.
Kontraindikasi: Subluksasi dan dislokasi lensa.
Pembedahan Katarak Senilis

Fakoemulsifikasi
Pembedahan menggunakan vibrator ultrasonik
untuk menghancurkan nukleus yang kemudian
diaspirasi melalui insisi 2.5-3 mm, dan
kemudian dimasukan lensa intraokular yang
dapat dilipat. Keuntungan yang didapat ialah
pemulihan visus lebih cepat, induksi astigmatis
akibat operasi minimal, komplikasi dan
inflamasi pasca bedah minimal.
LENSA TANAM INTRAOKULER

Implantasi lensa intraokular merupakan metode pilihan


untuk koreksi afakia. Biasanya bahan lensa intraokuler
terbuat dari polymethylmethacrylate (PMMA).
Pembagian besar dari lensa intraokular berdasarkan metodi
fiksasi pada mata ialah:
IOL COA: Lensa di depan iris dan disangga oleh sudut dari
COA.
Lensa yang disangga iris: lensa dijahit kepada iris, memiliki
tingkat komplikasi yang tinggi.
Lensa Bilik Mata Belakang: Lensa diletakan di belakang iris,
disangga oleh sulkus siliaris atau kapsula posterior lensa.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai