Anda di halaman 1dari 59

PERBANYAKAN TANAMAN

KAKAO
1. Perbanyakan secara generatif

Pekerjaan yg dilakukan meliputi:


1. Pemilihan buah
2. Pemilihan biji
3. Pelaksanaan Perkecambahan.
4. Pemindahan kecambah ke polibag/
keranjang.
5.Pemindahan bibit ke lapangan
1.Pemilihan buah

Buah kakao tersebar pada batang, cabang dan ranting.

Buah kakao masak untuk benih diperkirakan 21 minggu


setelah anthesis.

Secara empirik dapat dihitung dengan rumus :

N = 2500 / (T-9), dimana N = umur buah dari saat


anthesis
T = temperatur rata-rata
harian
2. Pemilihan biji

Biji yang digunakan dapat berasal dari bagian


pangkal, tengah dan ujung.

Biji yang digunakan untuk benih dianjurkan


bernas dan berukuran sedang (kisaran berat
100 bijinya adalah 100 gram).

Biji kakao harus segera dikecambahkan karena


biji kakao tidak mempunyai masa dormansi.
3. Pelaksanaan perkecambahan biji

Perkecambahan dilakukan dalam


bedengan yang berukuran lebar 0.8 1
meter dan panjangnya menurut
kebutuhan.
Dibuat pada tanah gembur yang
diatasnya dilapisi pasir setinggi 15 cm.
Bedengan diberi atap setinggi 1,5
meter di sebelah Timur dan 1.2 meter
di sebelah Barat.
Cara meletakkan biji dengan radicle
(tempat keluarnya akar) di sebelah
bawah karena biji kakao bersifat epigeal

Biji disusun dengan jarak antar alur 3


cm dan antar biji 1 cm.

Penyiraman dilakukan pagi dan sore.


Perkecambahan dg karung goni

Perkecambahan dg media pasir

Perkecambahan dg karung goni


4. Pemindahan kecambah ke dalam keranjang
pembibitan

Saat memindahkan ke keranjang / polybag


dilakukan bila keping biji mulai tersembul
ke atas ( biji mulai berkecambah setelah
4 - 5 hari dikecambahkan dan diharapkan
pada hari ke 12 semua biji sudah
berkecambah ).

Pemindahan jangan terlambat karena


menyebabkan terputusnya akar tunggang.
Ukuran keranjang / polybag diameter 15
20 cm dan tinggi 30 35 cm.
Polybag diisi dengan tanah kompos dan
pasir (1 : 1), polybag berisi kecambah di
susun teratur di atas tanah yang sedikit
ditinggikan.
Penyiraman dilakukan pagi dan sore ,
pemupukan ZA 2 gram dilakukan 2 mg
setelah bibit dipindah ke polybag.
Pemindahan kecambah ke
dalam polibag
Bedengan pembibitan
Kebutuhan bibit untuk 1 hektar

Jumlah bibit yang dibutuhkan = luas lahan /


jarak tanam + sulaman
Untuk luas lahan 1 hektar dengan jarak tanam
4x2 meter, jumlah bibit = 10.000 m2/8 m2 =
1250 bibit
Untuk sulaman 10 % = (10/100) x 1250 = 125
bibit, jadi jumlah bibit yang dibutuhkan =
1250 + 125 = 1375 bibit.
Kebutuhan benih kakao untuk areal 1 Ha
Asumsi daya kecambah benih 90 %, jumlah kecambah
yang dapat dipindahkan 95 %, jumlah bibit yang dapat
ditanam 80 %. Kebutuhan benih kakao = 100/90 x
100/95 x 100/80 x Y = 1,46 Y
(Y = jumlah bibit yang dibutuhkan).

Jumlah benih yang dibutuhkan= (100/90)x (100/95) x


(100/80) x 1375 = 2007.5 =2008 benih

1375 = jumlah bibit yang dibutuhkan


Apabila kita hendak menanam tanaman kakao
pada tanah seluas 5 hektar dengan jarak
tanam 4 x 2 meter.
a.Berapa jumlah bibit yang harus disediakan
apabila setelah dipindah ke lapang terdapat
10 % bibit yang mati dan harus disulam.

b.Berapa kg benih yang dibutuhkan (termasuk


sulaman) apabila diketahui daya kecambahnya
95%, kecambah yang dapat dipindah 80%,
bibit yang dapat ditanam 90% dan berat 100
benihnya = 110 gram.
5. PEMBIBITAN
Alasan perlunya pembibitan dalam budidaya
kakao :
1. Di tempat pembibitan, perawatan bahan
tanaman dapat lebih sempurna
2. Dengan pembibitan, pembuatan benih dapat
dilakukan setiap saat ada buah. Jadi tidak
terikat oleh musim
3. Menjamin mutu bahan tanam yang baik
karena sortasi bibit mudah dilakukan
Syarat tempat pembibitan

1. Dekat dengan sumber air


2. Tempatnya datar tetapi mempunyai
drainase yang baik
3. Terlindung dari angin kencang dan
penyinaran matahari langsung
4. Terlindung dari hama atau hewan
pengganggu
Kebutuhan areal pembibitan
Luas pembibitan yang efektif adalah 60% dari
luas tanah yang harus disiapkan.

Jarak kantong plastik = 15 x 15 cm berarti


setiap m2 berisi 44,44 bibit = 45 bibit.

Jarak tanam 4x2 m, bibit yang dibutuhkan 1375


bibit, jadi luas tanah pembibitan yang
dibutuhkan = 100/60 x 1375/45 x 1 m2 =
50.93 m2
6. Pemindahan bibit ke kebun
Bibit siap dipindah ke kebun setelah
berumur 4-6 bulan.
Kakao lindak bisa lebih awal karena
pertumbuhannya lebih cepat dari pada
kakao mulia.
Kriteria yang umum digunakan adalah
bibit yang sedikitnya mempunyai 12 daun
yang sudah tua, tinggi bibit > 50 cm dan
diameter batang 1,5 cm.
Sebelum bibit dipindah, dilakukan hardening
(penarangan ) yaitu melatih bibit untuk
menyesuaikan dengan keadaan lingkungan di
kebun.caranya dengan membuka atap bedengan
secara bertahap sebulan sebelum dipindah
(tiap minggu 25 %).
Dihindari pemindahan bibit berumur > 8 bulan
karena sebagian besar akarnya telah
menembus polybag, pemindahan dilakukan
musim hujan karena biasanya pertumbuhan
awalnya mengalami stagnasi.
Bibit Kakao Siap pindah
Pembuatan benih siap kirim

Pengiriman benih dlm buah kurang praktis,


ongkos mahal.
Cara praktis: adalah pengiriman dalam
bentuk biji.
Biji berdaging buah (pulp) dimasukkan dlm
air kapur 2,5 %(25g kapur dlm 1 ltr air)
selama 30 detik, pulp dibersihkan, dicuci
dengan air bersih agar bebas kapur.
Testa dikupas (tanpa testa penyimpanan
bisa lebih lama), kemudian dicuci lagi.
Benih direndam dengan fungisida
(Delsene Mx 200) 1 %, 5 10 menit.
Benih diangin-anginkan sampai kadar air
sekitar 40 % (tidak ada titik air
dipermukaan benih).
Benih dimasukkan kantong plastik
tertutup, tiap kantung berisi 500 butir,
dipak dalam karton, 1 pak berisi 10
kantong. Benih siap dikirim.
Umumnya daya kecambah masih tingi
(80%) selama 28 hari
Pembelahan buah dan pengeluaran benih berdaging
buah

Pencampuran benih berdaging buah dengan air kapur


(30 detik)

Pencucian air kapur yang menempel pada benih


berdaging buah dan pengupasan kulit benih (testa)

Pencucian benih untuk menghilangkan sisa kapur yang


menempel pada benih dan penirisan benih
Persiapan larutan fungisida (Delsene Mx-200 1 %)

Perendaman benih dalam fungisida selama 5 10 menit

Benih diangin-anginkan di tempat teduh selama 1-2 jam sampai


kadar air mencapai 40 %

Pengantongan benih sebanyak 500 butir per kantong

Penyusunan kantong benih dalam peti karton a 10 kantong

Pemberian serbuk gergaji di sela-sela kantong plastik


Pemetikan Buah
Pemilihan & Pemecahan buah
Pengumpulan dan
pemilihan biji
Pulping Benih tanpa testa

Perendaman dg
fungisida
Kemasan dg
kantung plastik

Kemasan siap kirim


2.Perbanyakan Vegetatif
Perbanyakan dapat dilakukan dg stek,
umumnya dengan cara okulasi (budding)
dan sambungan (grafting)

Dalam okulasi terjadi interaksi antara


batang bawah (rootstock) dan batang
atas (scion)
Kekhususan sifat batang bawah yang
dikehendaki a.l:
ketahanan terhadap hama & penyakit.
daya adaptasi thd kondisi tanah/lahan,
sifat kegigasan pertumbuhan
serapan hara.
A.Okulasi
Dilakukan pada bibit umur 3 bulan.
Entres diambil dari klon-klon unggul,
misalnya ICS 60, TSH 858, UIT 1, ICS 13
dan GC 7.

Entres berupa cabang-cabang plagiotrop


yang sehat , tidak sedang bertunas (flush),
warna hijau kecoklatan, diameter 1 cm.
Letak tempelan (pertautan ) di bagian
hipokotil.

Jendela okulasi dibuat dengan cara


menoreh kulit vertikal sejajar sepanjang 3
cm, jarak antar torehan 0,8 cm. Di ujung
bawah torehan dipotong horisontal
sehingga terbentuk lidah kecil.

Pengikatan dari bawah ke atas dengan susunan


seperti genteng.
Tali pengikat dibuka dan diamati umur 2 3
minggu.

Pada okulasi jadi, batang bawah dilengkungkan


untuk memacu pertumbuhan tunas baru.

Pada okulasi yang gagal, diulang pada sisi yang


berlawanan.
Batang bawah dipotong 5 cm di atas pertautan
setelah tunas baru memiliki 6 lembar daun
dewasa.

Pemupukan setiap 2 minggu dengan Urea 2


gram / bibit.

Bibit siap dipindah ke lapangan setelah


berumur 8 9 bulan dengan ciri-ciri diameter
batang 0,7 cm, tinggi 50 cm dan jumlah
daun 12 lembar.
Pembiakan vegetatif dengan cara okulasi
Hasil okulasi
B. Sambung pucuk

Dilakukan pada bibit umur 3 bulan.

Entres diambil dari klon-klon


unggul,misalnya ICS 60, ICS 13, TSH
858, UIT 1 dan GC 7.
Entres berupa cabang-cabang plagiotrop
yang sehat dan tidak sedang bertunas
(flush), warna hijau kecoklatan,
diameter 1 cm.

Batang bawah dipotong datar, disisakan


3 lembar daun.
Untuk satu sambungan diambil 3 mata
tunas entres.

Pangkal entres disayat miring pada


kedua sisi sehingga runcing seperti baji.

Entres disisipkan pada ujung batang


bawah yang dibelah, pertautan diikat tali
dan entres ditutup kantong plastik.
Diamati setelah 10 15 hari.

Pada sambungan jadi tunas dibiarkan


tumbuh sepanjang 2 cm. kemudian
tutup entres dibuka, tanpa melepas tali
ikatan pertautan. Tali ikatan pertautan
dibuka setelah tunas baru berumur 3
bulan.

Bibit siap ditanam ke lapangan setelah


berumur 7 bulan.
Pembiakan vegetatif dengan cara sambung pucuk
Hasil sambung pucuk
Pelaksanaan penyambungan di pembibitan
Hasl sambung pucuk di pembibitan
C. Sambung samping
Dilakukan pada tanaman dewasa
di lapangan, tujuan untuk peremajaan,
perbaikan kualitas dan mutu hasil,
pemurnian tanaman

Dpt dilakukan dg 2 cara yaitu:


1)sambungan pada tunas air (tunas
ortotrop), caranya sama dengan yang
dilakukan dipembibitan.
2) Sambung pada batang pokok.
Sambung pada batang dewasa umumnya
dilakukan pada tanaman kakao umur 5-
15 tahun

Entres dipilih dr klon-klon unggul.

Sambungan dilakukan 45 50 cm diatas


tanah

Cara: dg metode forket yg dimodifikasi


Tanaman Hasil sambung
Sambung samping
samping
D. Setek

Kakao termasuk tanaman yang sukar


disetek, sehingga metode perbanyakan
ini kurang berkembang.

Sebetulnya tanaman asal setek cepat


berbunga, berbuah dan habitusnya
pendek.
Pohon untuk sumber setek harus jelas
identitasnya, sehat dan tumbuh kuat

Bahan setek berupa cabang plagiotrop


semi hardwood dengan tanda permukaan
bawah cabang berwarna hijau,
permukaan atas berwarna cokelat.
Cabang tidak sedang bertunas (flush).
Cabang-cabang diambil pagi jam 9 11,
dikumpulkan dalam bak plastik berisi air,
pangkal setek harus tercelup air.

Daun setek dikupir tinggal 1/3 bagian, setiap


setek mempunyai 5 ruas, dan membawa 2 3
helai daun.

Sementara itu disiapkan bak setek dengan


lebar 1 meter dan panjang sesuai kebutuhan.
Medium penyetekan berupa pasir halus.
Medium penyetekan terlebih dulu disterilkan
dengan fumigan, misalnya Vapam 2 % dengan
dosis 5 liter per 1 m3 medium. Setelah
disiram, medium ditutup lembaran plastik
selama 3 hari. Selanjutnya plastik dibuka dan
medium diaduk-aduk, disiram air dan
diratakan.

Sementara itu disiapkan zat pengatur tumbuh,


misalnya IBA ( Indole Butyric Acid ) 3000
ppm dalam pelarut ethanol 50 %.
Pangkal setek disayat miring, dicelupkan
dalam IBA selama 10 detik kemudian
langsung ditanam.

Jarak tanam 3 x 5 cm. Setek ditanam


agak miring ke Barat sehingga
permukaan daun menghadap ke Timur.
Setelah disiram dengan sprayer,
setek disungkup dengan lembaran
plastik transparan selama 3 minggu.

Pemeliharaan selama itu adalah


penyiraman dengan sprayer tanpa
membuka plastiknya.

Setelah 3 minggu setek mulai berakar,


setek yang sudah berakar dipindah ke
kantong plastik yang berisi medium
pembibitan.
Selanjutnya kantong plastik untuk
sementara disungkup dengan plastik,
sama dengan proses pengakaran selama
2 bulan. Selama itu sungkup secara
bertahap dibuka untuk aklimatisasi.
Bibit asal setek dipelihara di pembibitan
selama 6 bulan, caranya sama dg bibit
asal benih.
Pembiakan vegetatif dengan cara stek
Hasil stek yang telah berakar dan bibit asal stek

Anda mungkin juga menyukai