Anda di halaman 1dari 52

METODE KONSTRUKSI PEKERJAAN

JALAN
(Galian Pada Pasir Kelempungan)

Disusun Oleh :
Fenny Novita Meysabed Sianturi NIM:171158005

MAGISTER TERAPAN REKAYASA INFRASTRUKTUR


POLITEKNIK NEGERI BANDUNG
Metoda
konstruksi
Pekerjaan Pembersihan Lahan
Pekerjaan ini mencakup, pembuangan lapis humus tanah, pembongkaran serta
pembersihan tumbuh-tumbuhan dan puing-puing didalam daerah kerja.
Pelaksanaan Pekerjaan tempat kerja hanya mencakup lapisan tanah subur bagi
tumbuhnya tumbuh-tumbuhan dan maximal 20 cm.
Pohon yang akan ditebang diberi tanda terkebih dahulu. Pemangkasan dilakukan
dimulai dari ranting/ cabang pohon yang kecil dan dilanjutkan dengan batang yang
lebih besar serta pengangkatan akarnya.
Semua hasil pembongkaran/ pembersihan tersebut dibuang ke tempat yang telah
ditunjuk oleh Direksi Pekerjaan
Pekerjaan Pembersihan Lahan
Alat-alat yang digunakan terdiri dari :
Buldozer, digunakan untuk memotong, mendorong, dan
membongkar lapisan tanah permukaan keluar rencana
badan jalan dan distock.
Excavator, digunakan untuk meloading tanah yang di stock
dan dingkut oleh dump truck.
Dump Truck, digunakan untuk mengangkut tanah yang
diloading excavator ke daerah disposal area.
Gergaji, golok, kapak, gerobak, tali
Pekerjaan Pengukuran
1. Menentukan area kegiatan
2. Penentuan as rencana pekerjaan
3. Elevasi Rencana pekerjaan
4. Menentukan area penempatan
material dan peralatan
Pekerjaan Pembukaan Akses Jalan
o Lebar bagian atas jalan akses minimal 6 m. diratakan dan dipadatkan.
o Material untuk jalan akses berasal dari galian dasar sungai. Timbunan dilakukan sehingga
jalan akses tersebut mampu untuk lalu lintas selama masa pelaksanaan pekerjaan.
o Kemiringan sisi luar timbunan jalan akses dibuat 1:1 atau atas petunjuk direksi, serta
Penyedia Jasa harus memperhitungkan sendiri kemiringan untuk melintasi sub dam maupun
main dam dari struktur bangunan tersebut. Sisi jalan akses yang ke arah sungai harus diberi
patok dan tanda.
o Pengamanan yang cukup memadai, demi keselamatan lalu lintas peralatan konstruksi selama
pelaksanaan pekerjaan.
o Sebelum pelaksanaan pekerjaan jalan akses tersebut, penyedia jasa harus mengajukan
gambar rencana terlebih dahulu untuk mendapatkan persetujuan Direksi.
Pekerjan Galian
Pekerjaan Galian pada Pasir
Kelempungan
Pasir Kelempungan adalah
suatu bahan yang hampir
seluruhnya terdiri dari
pasir,tetapi ada mengandung
sejumlah lempung.
Tekstur Pasir Berlempung
(Loam Sandy) yaitu rasa kasar
terasa jelas, sedikit sekali
melekat, dan dapat dibentuk
bola tetapi mudah
sekali hancur.
Material Pasir Kelempungan
yang telah digali, dapat
digunakan kembali sebagai
material timbunan.
Pekerjaan Galian pada Pasir
Kelempungan
Penggalian harus dilaksanakan menurut kelandaian, garis, dan elevasi yang
ditentukan dalam Gambar yang disetujui oleh Direksi Teknis dan harus mencakup
pembuangan semua bahan dalam bentuk apapun yang dijumpai, termasuk tanah,
batu, batu bata, beton, pasangan batu dan bahan perkerasan lama, yang tidak
digunakan untuk pekerjaan permanen.
Pekerjaan galian harus dilaksanakan dengan gangguan yang seminimal mungkin
terhadap bahan di bawah dan di luar batas galian.
Pekerjaan Galian pada Pasir
Kelempungan
Bilamana bahan yang terekspos pada garis formasi atau tanah dasar atau
pondasi dalam keadaan lepas atau lunak atau kotor atau menurut
pendapat Direksi Teknis tidak memenuhi syarat, maka bahan tersebut
harus seluruhnya atau sebagian dibuang dan diganti dengan bahan
timbunan. Bilamana bahan yang terekspos memenuhi syarat maka perlu
dilakukan penanganan
Bilamana pada garis formasi dijumpai batu, lapisan keras atau bahan yang
sukar dibongkar untuk selokan, pada tanah dasar untuk perkerasan
maupun bahu jalan, atau pada dasar galian pipa atau pondasi struktur,
maka bahan tersebut harus digali 15 cm lebih dalam dari permukaan
rencana. Tonjolan-tonjolan batu yang runcing pada permukaan yang
terekspos tidak boleh tertinggal dan semua pecahan batu yang
diameternya lebih besar dari 5 cm harus dibuang. Profil galian yang
disyaratkan harus diperoleh dengan cara menimbun kembali dengan
bahan yang disetujui Direksi Teknis dan dipadatkan.
Pekerjaan Galian pada Pasir
Kelempungan
Peledakan sebagai cara pembongkaran batu hanya boleh digunakan jika,
menurut pendapat Direksi Pekerjaan, tidak praktis menggunakan alat
bertekanan udara atau suatu penggaru (ripper) hidrolis berkuku tunggal.
Direksi Pekerjaan dapat melarang peledakan dan memerintahkan untuk
menggali batu dengan cara lain, jika, menurut pendapatnya, peledakan
tersebut berbahaya bagi manusia atau struktur di sekitarnya, atau
bilamana dirasa kurang cermat dalam pelaksanaannya.
Bilamana diperintahkan oleh Direksi Pekerjaan, Penyedia Jasa harus
menyediakan anyaman pelindung ledakan (heavy mesh blasting) untuk
melindungi orang, bangunan dan pekerjaan selama penggalian. Jika
dipandang perlu, peledakan harus dibatasi waktunya sebagai yang
ditetapkan oleh Direksi Teknis.
Penggalian batu harus dilakukan sedemikian, apakah dengan peledakan
atau cara lainnya, sehingga permukaan galian harus dibiarkan pada kondisi
yang aman dan serata mungkin. Batu yang lepas atau bergantungan dapat
menjadi tidak stabil atau menimbulkan bahaya terhadap pekerjaan atau
orang harus dibuang atau
Pekerjaan Galian pada Pasir
Kelempungan
o Timbunan Kembali Menggunakan Material Bekas Galian adalah timbunan dengan material
dari bekas galian yang telah disetujui. Pekerjaan ini harus mencakup pengangkutan material,
penghamparan, pemadatan dan pengetesan kepadatan dari hasil timbunan.
o Dasar timbunan harus kering, diameter batu yang terdapat pada material timbunan, material
timbunan harus bebas dari sampah, ranting, plastik, dll
o Penimbunan menggunakan material bekas galian yang dihampar lapis demi lapis dan
dipadatkan setiap lapis dengan menggunakan Vibrator Roller. Untuk area yang sempit,
peralatan pemadatan disesuaikan dengan menggunakan hand roller atau hand compactor,
dengan persetujuan Direksi.
Timbunan dari Hasil Galian
Pekerjaan Bekisting
Pekerjaan Beton
Quality Plan
Quality Plan
Quality Plan adalah proses mengidentifikasi mutu dan / atau
standar proyek dan produk yang dibutuhkan, dan
mendokumentasikan bagaimana proyek akan dijalankan.
Perencanaan kualitas harus dilakukan secara paralel dengan
proses perencanaan proyek lainnya. Misalnya, perubahan
yang diusulkan pada sebuah produk untuk memenuhi standar
kualitas bisa saja memerlukan penyesuaian jadwal dan biaya
atau analisis resiko tentang dampak rencana.
Siklus Roda Manajemen Mutu
PLAN

REVIEW TRAIN

IMPROVE ACTION

MONITOR
IMPLEMENTASI RODA MANAJEMEN
MUTU PERUSAHAAN KONTRAKTOR
1. Perencanaan/ Plan
a. Quality target kontraktor dan spesifikasi teknis
b. Presentasi subkontraktor/ supplier
PLAN
c. Training-Training
d. Flow Chart dan SOP Quality Control
e. Form Check List
f. Kalibrasi, Serifikasi (mill cerficate) REVIEW TRAIN
g. Kunjungan ke work shop
2. Pelaksanaan
a. Ijin pelaksanaan
IMPROVE ACTION
b. Pembuatan mock up
c. Sampling and testing
d. Rapat kualitas dan control proses MONITOR
IMPLEMENTASI RODA MANAJEMEN
MUTU PERUSAHAAN KONTRAKTOR
3. Monitor / Kontrol
a. Melakukan check list membuat Defect List PLAN
b. Membuat evaluasi kualitas
c. Corrective Action and Preventive Action
d. Monitor and Inspection
REVIEW TRAIN
4. Improvement dan Review
a. Evaluasi produk dan Quality Assesment
b. Improvement Plan IMPROVE ACTION
c. Rekaman untuk Data Base
d. Serah Terima
MONITOR
Contoh Quality Plan
PLAN 1. QUALITY TARGET KONTRAKTOR 6. FORM CHECK LIST
2. QUALITY PLAN 7. KALIBRASI
3. PRESENTASI SUBKON 8. SERTIFIKASI (MILL CERT)
9. VISIT WORK SHOP
4. TRAINING-TRAINING
5. FLOW CHART & SOP

1. WORK PERMIT 4. QUALITY MEETING


DO 2. MOCK UP/ SHOW UNIT 5. PROCESS CONTROL
3. SAMPLING & TESTING

1. CHECK LIST
NO 2. DEFECT LIST
CHECK ACTION 3. CORRECTIVE ACTION
4. PREVENTIVE ACTION
5. MONITORING
6. INSPECTION

1. EVALUASI PRODUK
YES
2. QUALITY ASSESMENT
3. IMPROVEMENT PLAN
4. RECORD UNTUK DATA BASE
5. HARD OVER
FINISH REPAIR 6. QUALITY ASSURANCE
Hubungan ISO 9001 dengan Project Quality Plan
dan Quality Procedure
Element dalam ISO 9001 Project Quality Plan Prosedur
Perusahaan

5.4 Kebijakan Kebijakan Mutu


5.5.2 Perencanaan Mutu Ringkasan Spesifikasi

5.6 Sistem Manajemen Mutu Quality System (Sistem Mutu)

6.2 Sumber Daya Manusia -Job Description(Uraian Tugas Manual Perusahaan


dan Jabatan)
-Daftar Kualifikasi Personil

7.2.3 Komunikasi dengan Pelanggan Prosedur Koordinasi P 000 SC 002

7.3 Design dan Pengembangan Daftar Gambar dan Gambar- P 000 PM 006
gambar
Safety Health
Environtment / K3
Konsep Dasar Keselamatan Kerja

SAFETY
Terbebas dari:
1. Peristiwa Celaka
(Accident)
2. Nyaris Celaka
(Near-miss)
Safety Health Environtment / K3
Philosophy
Upaya untuk menjamin Keselamatan dan
Kesehatan tenaga kerja dan manusia pada
umumnya, hasil karya dan budayanya menuju
masyarakat yang sejahtera.
Pengertian dan Tujuan K3
Pengertian Umum dari Keselamatan Kerja
adalah suatu usaha untuk melaksanakan
pekerjaan tanpa mengakibatkan kecelakaan
atau nihil kecelakaan penyakit akibat kerja atau
zero accident.
Dengan demikian setiap personil di dalam
suatu lingkungan kerja harus membuat
suasana kerja atau lingkungan kerja yang aman
dan bebas dari segala macam bahaya untuk
mencapai hasil kerja yang menguntungkan.
Tujuan dari keselamatan kerja adalah untuk
mengadakan pencegahan agar setiap personil
atau karyawan tidak mendapatkan kecelakaan
dan alat-alat produksi tidak mengalami
kerusakan ketika sedang melaksanakan
pekerjaan.
Metoda K3
o Memenuhi Kelengkapan Administrasi K3

o Penyusunan Safety Plan (rencana K3) untuk proyek

o Melaksanakan Kegiatan K3 di lapangan

o Pelatihan Program K3

o Perlengkapan dan Peralatan Penunjang Program K3

o Penataan Lingkungan Proyek


Manajemen Lalu Lintas
Kerucut lalu lintas tiang penghalang dipasang untuk pengamanan daerah
kerja terhadap gangguan lalu lintas yang terbuat dari plastik atau kayu
dengan warna yang mencolok (jingga).
Barikade yang terbuat dari kayu atau logam dengan warna latar belakang
jingga dan bergaris merah digunaka untuk menutup jalur lalu lintas untuk
tidak dilalui.
Lampu lalu lintas dipasang agar pengemudi awas terhadap adanya pekerjaan
dan mengatur pergerakan lalu lintas.
Lampu lalu lintas terdiri dari:
1. Lampu isyarat berwarna kuning dan dapat berkedip.
2. Lampu pengatur lalu lintas (warna hijau, kuning dan merah).
Manajemen Lalu Lintas Skala Besar
Manajemen Lalu Lintas Skala Besar
Manajemen Lalu Lintas Skala Besar
Jenis Kebutuhan Rambu rambu Peringatan
Manajemen Lalu Lintas Skala Besar
Manajemen Lalu Lintas Skala Besar
Penerapan Program K3 dan
Lingkungan (K3-L)

Penerapan Program K3 dan Lingkungan


dilaksanakan oleh seluruh personil proyek
sesuai dengan tugas masing-masing.
Kebijakan Mutu K3 dan Lingkungan
1. Mencegah terjadinya kecelakaan

2. Mencegah timbulnya penyakit akibat pekerjaan

3. Mencegah/mengurangi kematian

4. Mencegah/mengurangi cacat tetap

5. Mengamankan material, konstruksi, pemakaian, pemeliharaan bangunan, alat2 kerja,


mesin2, pesawat2, instalasi2 dan sebagainya.

6. Meningkatkan produktifitas kerja tanpa memeras tenaga kerja & menjamin kehidupan
produktifnya

7. Mencegah pemborosan tenaga kerja, modal, alat2 & sumber2 produksi lainnya sewaktu
kerja dan sebagainya.

8. Menjamin tempat kerja yg sehat, bersih, nyaman & aman sehingga dpt menimbulkan
kegembiraan semangat kerja

9. Memperlancar, meningkatkan & mengamankan produksi, industri serta pembangunan


Sistem Manajemen K3 dan Lingkungan
Job Safety Analisis di Lapangan
Alat Pelindung Diri (APD)

Peralatan Pelindung diri untuk pekerja pada


dasarnya mempunyai masalah tersendiri.
Rendahnya motivasi dari pihak pekerja untuk
menggunakan peralatan itu hendaknya
diimbangi dengan kesungguhan Kontraktor
menerapkan aturan peggunaan peralatan itu.
Jenis Alat Pelindung
Jenis-jenis alat pelindung diri yaitu :
a. Baju Kerja d. Pelindung Pernafasan
b. Pelindung Kepala e. Pelindung Pendengaran
c. Pelindung Kaki f. Pelindung Mata
g. Tali Pengaman dan Sabuk Keselamatan (Safety Belt)
d. Pelindung Tangan
Identifikasi Bahaya
Pengukuran
Potensi Bahaya:

Orang tertabrak atau terserempet Penanganan Resiko Bahaya:


Digigit ular/ digigit serangga Penanganan Traffic yang baik & benar
Orang terbawa arus sungai/hanyut
Kenali lokasi yang akan dikerjakan/ induction lebih dahulu
Orang terhimpit mesin pintu air
Gunakan lotion

Gunakan APD yang benar

Hindari lokasi yang sedang dikerjakan atau berbahaya


Identifikasi Bahaya
Traffic Management
Potensi Bahaya: Penanganan Resiko Bahaya:
Orang Terserempet Penanganan Traffic yang baik & benar
Tabrakan Lalu Lintas Buat Rambu Standar
Orang Tertabrak
Gunakan Rambu Traffic yang Benar
Ada Petugas Flagman
Training Traffic Management

Penggalian Tanah
Potensi Bahaya:
Penanganan Resiko Bahaya:
Orang terpeleset
Orang terjatuh ke galian Menggunakan APD yang baik dan benar

Alat berat amblas Gunakan Rambu di Area Galian


Identifikasi Bahaya
Penimbunan Tanah
Potensi Bahaya: Penanganan Resiko Bahaya:
Orang Tertimbun Tanah Melakukan Koordinasi
Orang Tertabrak
Memberikan Penerangan yang Cukup
Mobil Tergelincir
Tabrakan Lalu Lintas Memberikan Rambu Standar
Gunakan Rambu Traffic yang Benar
Ada Petugas Flagman

Pembuangan Tanah Keluar Proyek


Potensi Bahaya:
Mobil Terbalik
Kecelakaan Mobil Keluar/ Masuk Proyek
Tabrakan
Tanah Jatuh dari Truk
Flow Koordinasi dengan Pihak Luar
Prinsip Manajemen K3L
Prinsip Manajemen K3L
Rambu-Rambu K3
Manajemen Sampah K3
Penanganan Kebakaran
Penanganan Kebakaran
Peralatan Pemadam Kebakaran :
Batang Pengait
Tangga
Karung yang telah dibasahi/dimasukkan ke dlam air
Pasir
Hydran
Tabung Pemadam Kebakaran (Fire Extinguisher)
Tabung APAR dan Kotak P3K
oPenempatan Tabung APAR
Tabung apar di tempatkan di setiap lokasi yang beresiko untuk timbulnya
api/ kebakaran agar penanggulangan dapat segera tertangani, Penempatanya di
lokasilokasi yang mudah terlihat serta terjangkau. Jenis tabung di sesuaikan dengan
jenis api yang mungkin timbul dan bahan bakar penyebabnya.

oPenempatan Kotak P3K di sediakan di Site Klinik, di setiap pos jaga keamanan agar
setiap terjadi kecelakaan yang sifatnya kecil dapat segera di beri pertolongan dan
tercatat untuk mengetahui frekuensinya.
SEKIAN
DAN
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai