Anda di halaman 1dari 37

CASE REPORT

FASE PRODROMAL SKIZOFRENIA

M. Irvan 1110070100036
Dessyana Wulandari 1210070100023

Pembimbing
dr. Sulistiana Dewi, SpKJ
1
Laporan Kasus

Identitas Pasien

Nama : Tn. R
Jenis Kelamin : Laki-laki
Usia : 21 tahun
Agama : Islam
Suku : Minang
Pendidikan Terakhir : SMP
Pekerjaan : Mengojek
Status Perkawinan : Belum Menikah
Alamat : Tanjung Paku
Tanggal Diperiksa : 22 Desember 2016
Riwayat Psikiatri

Keluhan Utama:
Pasien tidak bisa tidur sejak 3 hari yang lalu

Riwayat Penyakit Sekarang :


o Pasien tidak bisa tidur sejak 3 hari yang lalu. Hal ini
dikarenakan pasien merasakan cemas yang datang
karena pikirannya yang kacau, hal ini membuat
pasien sulit untuk tidur. Dan apabila cemasnya
muncul, pasien akan sering memukul-mukul
tembok.
Sejak 5 tahun yang lalu pasien
mulai mengurung diri dikamar,
pasien curiga kepada teman-
temannya padahal temannya
tersebut tidak membicarakannya

Hal ini membuat pasien hanya


memendam amarah untuk
temannya dan melampiaskan
kekesalan dan kemarahan dengan
mengamuk dan melawan
dirumah

Pasien juga mendengar adanya suara bisikan-


bisikan minta tolong
Suara ini terdengar sejak beberapa bulan yang
lalu
Pasien lebih pendiam dan sulit untuk
mengungkapkan perasaannya

Pasien tidak mau keluar rumah


dan malas untuk berakivitas
Riwayat Penyakit Dahulu :
o Riwayat Psikiatri : Belum pernah dirawat sebelumnya
o Riwayat Gangguan Medik : Tidak ada kelainan sebelumnya
o Penggunaan Zat Psikoaktif : Tidak ada
Riwayat Kehidupan Pribadi
a. Riwayat Pendidikan
SD : tamat, pernah tinggal kelas
SMP : tamat, prestasi kurang baik

b. Riwayat Pekerjaan
Pasien tidak memiliki pekerjaan yang tetap

c. Riwayat Perkawinan
Pasien belum menikah

d. Aktivitas Sosial
Aktivitas sosial pasien kurang dan tidak terlalu banyak teman
e. Riwayat Hukum
Pasien tidak pernah melakukan pelanggaran hukum dan
terlibat dalam masalah hukum.

f. Riwayat Psikoseksual
Tidak ada kelainan, pasien meyukai lawan jenis

Riwayat Keluarga
Dikeluarga tidak ada yang memiliki keluhan serupa dengan
pasien. Pasien merupakan anak pertama dari empat
bersaudara. Pasien memiliki dua anak perempuan. Hubungan
dengan saudara-saudara pasien cukup baik.
Situasi Kehidupan Sekarang
Pasien tinggal bersama ayah ibu dan tiga orang adiknya di
salah satu daerah kota Solok. Lingkungan tempat tinggal pasien
merupakan tempat padat penduduk dan saling berdekatan
rumahnya dengan tetangga, hubungan keluarga pasien dengan
tetangga sekitar rumah baik.
Persepsi Pasien Tentang Diri dan Lingkungan
Pasien menyadari bahwa dirinya sakit tetapi tidak tahu apa
penyebab penyakit tersebut dan perlu pengobatan sehingga
pasien pergi ke Poliklinik Jiwa RSUD Solok untuk meminta
obat dan konsultasi mengenai keluhannya. Pasien berobat
dibawa oleh orangtua dan akan minum obat sesuai anjuran
dokter apabila disuruh dan diingatkan oleh orangtua serta
apabila obat habis pasien akan kontrol kembali ke poliklinik.
Pemeriksaan Status Mental

a. Deskrispi Umum
Penampilan: Seorang laki-laki berpenampilan sesuai usia,
penampilan rapi dan bersih.
Kesadaran: Kompos mentis
Perilaku dan Aktivitas Motorik: Tagak gelisah selama proses
wawancara
Sikap Terhadap Pemeriksa: Pasien bersikap kooperatif terhadap
pemeriksa selama wawancara.

b. Mood dan Afek


Mood : Disforia
Afek : Menyempit
Keserasian : Mood dan afek serasi
c. Pembicaraan
Pembicaraan : Spontan
Volume : Cukup
Artikulasi : Jelas

d. Gangguan Persepsi
Depersonalisasi : Tidak ada
Derealisasi : Tidak ada
Ilusi : Tidak ada
Halusinasi : Halusinasi auditorik (+) suara meminta
tolong

e. Pikiran
Proses Pikir : Koheren
Isi Pikir : Waham rujukan (+)
f. Fungsi Intelektual
Kesadaran : Compos Mentis , GCS = 15
Orientasi :
Waktu: : Baik
Tempat : Baik
Orang : Baik
Daya Ingat:
Daya ingat jangka panjang: Baik
Daya ingat jangka sedang: Baik
Daya ingat jangka pendek: Baik
Daya ingat segera: Baik
Konsentrasi dan Perhatian: Baik
Kemampuan membaca dan menulis: Baik
Kemampuan visuospasial: Baik
Pikiran Abstrak: Tidak diperiksa
Intelegensia dan Kemampuan Informasi: Tidak diperiksa
Kemampuan Menolong Diri Sendiri: Tidak diperiksa

Kemampuan Pengendalian Impuls


Saat wawancara, pasien dapat mengontrol emosinya
dengan baik (tidak mengamuk atau menangis).

Daya Nilai dan Tilikan


Daya Nilai Sosial : Baik
Uji Daya Nilai : Baik
Penilaian Realita : Baik
Tilikan : Derajat empat (menyadari dirinya
sakit dan butuh bantuan namun tidak memahami
penyebab sakitnya)
Pemeriksaan Diagnostik Lebih Lanjut

Status Interna
Keadaan Umum : Baik
Kesadaran : Kompos Mentis
Status Gizi : Cukup
Tanda-tanda vital
Tekanan Darah : 110/80 mmHg
Frekuensi Nadi : 780x/menit
Frekuensi Nafas : 19 x/menit
Suhu : 36,4oC
Status Neurologis
Tanda meningeal: Kaku kuduk (-), brudzinki (-), kernig
sign (-)
Nervus I-XII : Tidak ada kelainan
Peningkatan TIK : Tidak Ada
Reflek Fisiologis
KPR : (++)
APR : (++)
Bisep : (++)
Trisep : (++)
Refleks Patologis
Babinski : (-)
Gordon : (-)
Chaddok : (-)
Scheffer : (-)
Hoffman : (-)
Tanda efek Ekstrapiramidal
Tremor : Tidak ada
Akatisia : Tidak ada
Bradikinesia : Tidak ada
Cara Berjalan : Normal
Keseimbangan : Tidak ada
Rigiditas : Tidak ada

Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan Laboratorium: tidak ada
Diagnosa Multiaksial

Aksis I : Skizofrenia Paranoid


Aksis II : Belum ada diagnosa
Aksis III : Tidak ada diagnosis
Aksis IV : Lingkungan
Aksis V : GAF Scale = 70-61

Prognosis

Quo ad vitam : Malam


Quo ad fungsionam : Malam
Quo ad Sanation : Malam
Penatalaksanaan

Psikoterapi
Kepada pasien
i. Psikoterapi Suportif
Memberikan kehangatan, empati dan optimistik
kepada pasien.
ii. Psikoedukasi
Membantu pasien untuk mengetahui lebih banyak
tentang gangguan yang dideritanya.
Kepada keluarga
i. Penyakit yang diderita pasien
Memberikan penjelasan yang bersifat komunikatif,
informatif, dan edukatif tentang penyakit pasien
ii. Terapi
Memberikan penjelasan mengenai terapi yang
diberikan pada pasien
Farmakoterapi

Risperidon 2x3 mg

Trihexipenidil 2x2 mg

Trifluoperazin 2x5 mg

Onzapin 1x5 mg (malam)

diazepam 1x2 mg (malam)


SKIZOFRENIA
DEFINISI

Skizofrenia adalah pola penyakit bidang psikiatri,


merupakan sindroma klinis dari berbagai keadaan
psikopatologis yang sangat mengganggu serta melibatkan
proses pikir, persepsi, emosi, gerakan, dan tingkah laku.
Epidemiologi

Bersarakan laporan Prevalensi tertinggi


Data WHO RISKEDAS terdapat di provinsi
menunjukkan Kementerian DKI Jakarta
Kesehatan Republik 20,3%berturut-
bahwa di tahun Indonesia pada tahun
2002 saja 2007 prevalensi
turut diikuti oleh
diketahui tidak gangguan jiwa berat provinsi Nanggroe
kurang dari 25 (skizofrenia) di Aceh Darussalam
juta skizofrenia Indonesia adalah 18,5%, Sumatera
sebesar 4,6%. Barat 16,7%
Klasifikasi
Menurut Diagnostic and Statistical manual of Mental Disorders Fourth Edition Text
Revised(DSM-IV-TR) membagi skizofrenia atas suptipe secara klinik yaitu

Tipe Katatonik

Tipe Hebefrenik

Tipe Paranoid

Tipe Tak Terinci

Tipe Residual
Gejala

Delusi atau waham


Halusinasi
Positif
Kekacauan alam pikir
Gaduh, gelisah, agresif

Afek tumpul atau mendatar


Menarik diri dari lingkungan dan
Negatif pergaulan
Miskin kontak emosional, pendiam
Pola pikir stereotip
Diagnosa
Sedikitnya satu gejala yang amat jelas
A. Isi pikiran
Thought of echo
Thought of insertion or withdrawal
Thought of broadcasting
B. Waham
Delusion of control
Delusion of influence
Delusion of passivity
Delusion of perception

C. Halusinasi auditorik
D. Waham menetap jenis lainnya.
Atau paling sedikit dua gejala secara jelas
A. Halusinasi yang menetap dari panca-indera
B. Arus pikiran yang terputus atau mengalami
sisipan
C. Perilaku katatonik
D. Gejala-gejala negatif
Adanya gejala khas tersebut berlangsung dalam 1
bulan atau lebih

Harus ada suatu perubahan yang bermakna dalam


mutu keseluruhan
Fase Skizofrenia

Fase Prodromal
Timbul gejala-gejala non spesifik yang lamanya
bisa mingguan sampai 1 tahun sebelum onset
psikotik menjadi jelas

Meliputi :
- hendaya fungsi pekerjaan
- fungsi sosial
- fungsi penggunaan waktu luang
- fungsi perawatan diri
Fase Aktif
Pada fase ini, gejala positif/psikotik menjadi
jelas

Meliputi :
- tingkah laku katatonik
- Inkoherensi
- Waham
- halusinasi disertai gangguan afek
Fase Residual
Fase ini memiliki gejala-gejala yang sama
dengan Fase Prodromal tetapi gejala
positif/psikotiknya sudah berkurang
penderita skizofrenia juga mengalami
gangguan kognitif berupa
gangguan berbicara spontan
mengurutkan peristiwa
kewaspadaan
eksekutif (atensi, konsentrasi, hubungan sosial)
Fase Prodromal

'Prodrome' mengacu pada gejala awal


penyakit yang mendahului manifestasi dari
perkembangan penyakit, atau periode
gangguan yang merupakan penyimpangan
dari pengalaman dan perilaku seseorang
sebelumnya
Gejala prodromal

distorsi halusinasi paranoia


persepsi sementara ringan

Berkembang Tidak berkembang


menjadi psikotik menjadi psikotik

Skizofrenia At Risk Mental


State
Untuk mengetahui gejala prodromal
pasien dilakukan anamnesis dengan
teknik retrospektif rekonstruksi yang
dilakukan pada pasien dan orang lain
seperti orang tua, saudara, ataupun
teman
Intervensi dalam Fase prodromal
Psikoterapi
Pasien
Orang lain (keluarga dan teman)
Medikamentosa
Kesimpulan

Skizofremia adalah pola penyakit bidang psikiatri,


merupakan sindroma klinis dari berbagai keadaan
psikopatologis yang sangat mengganggu serta
melibatkan proses pikir, persepsi, emomenonjol.
Fase prodromal skizofrenia paranoid berawal
dengan adanya perubahan dari fungsi-fungsi pada fase
promorbid menuju saat muncul gejala psikotik yang
nyata. Fase ini dapat berlangsung dalam beberapa
minggu atau bulan, akan tetapi lamanya fase ini rerata
antara 2 sampai 5 tahun. Pada fase ini, individu
mengalami kemunduran dalam fungsi-fungsi yang
mendasarsi, gerakan, dan tingkah laku.

Anda mungkin juga menyukai