Anda di halaman 1dari 25

LEUKEMIA

Definisi
Adalah keganasan hematologic akibat proses neoplastic yang
disertai gangguan diferensiasi pada berbagai tingkatan sel
induk sehingga terjadi ekspansi progresif kelompok sel ganas
dalam sumsum tulang, kemudian leukemia beredar secara
sistemik
Epidemiologi
Umur:
ALL: terbanyak pada anak-anak dan dewasa muda
AML: pada semua umur, lebih sering pada orang dewasa
CML: pada semua umur, tersering pada umur 40-60 tahun
CLL: terbanyak pada orang tua
Jenis Kelamin:
Laki-laki > perempuan
Klasifikasi
AKUT
Dibagi menjadi dua yaitu
Leukemia Mieloid Akut
Leukemia Limfoblastik Akut
Disebut akut apabila lebih dari 30 persen sel blas dalam
sumsum tulang.
Jika selnya mieloblas berarti LMA, jika limfoblas berrarti LLA
Klasifikasi
KRONIK
Dibagi menjadi dua yaitu
Leukemia Mieloid Kronik
Leukemia Limfoblastik Kronik
Disebut kronik apabila akumulasi dalam sumsum tulang adalah
sel yang telah matang atau sit. Jika selnya mielosit berarti LMK,
jika sel-selnya limfosit berarti LLK.
LEUKEMIA
LIMFOBLASTIK
AKUT
Epidemiologi
ALL adalah bentuk leuemia paling lazim dijumpai pada anak.
Insidensi tertinggi usia 3-7 tahun. Menurun pada usia 10 tahu
keatas. Peningkatan lagi setelah usia 40 tahun.
Etiologi
Belum diketahui, diperkirakan karena banyak faktor seperti
genetik
infeksi virus (EBV), seperti retrovirus, virus leukemia feline,
HTLV-1 pada dewasa
lingkungan karena radiasi atau paparan benzena, bahan kimia
inustri seperti insektisida, obat-obatan yang digunakan untuk
kemoterapi
Klasifikasi
Berdasar FAB (french american british)
TIPE L1
Sel blas kecil seragam dan sitoplasma sedikit
TIPE L2
Sel blas berukuran lebih besar dan dengan anak inti dan sitoplasma
yang jelas. Lebih heterogen (ada yang besar ada yang keci)
TIPE L3
Sel blas besar dan anak inti jelas sitoplasma basofilik dan vakuola
sitoplasma jelas
Klasifikasi
Berdasar petanda imunologik (imunofenotipe dan frekuensi
relative)
T-ALL
B-ALL
Klasifikasi
Gejala Klinis
1. Kegagalan sumsum tulang 2. Infiltrasi organ
Anemia (pucat, letargi atau turun Nyeri tulang dan sternum
konsentrasi, lemas) Limfadenopati
Netropenia (demam, malaise, infeksi) Splenomegali
Trombositopenia ( pendarahan kulit, Hepatomegali
pendarahan mukosa) Hipertofi gusi dan infiltrasi klit
Sindrom meningeal: sakit kepala, mual,
muntah, mata kabur, kaku duduk
Gejala Klinis
3. Hiperkatabolik
Kaheksia
Keringat malam
Hiperurikemia yang dapat
menimbulkan gout, dan dadal dinjal
Diagnosis
Klinis
Adanya gejala gagal sumsum tulang
Organomegali serin dijumpai

Darah tepi dan sumsum tulang


Blast di darah tepi 15%, sumsum tulang 30%

Pengecatan sitokimia

+Immunophenotyping
+Px sitogenetika (kromosom)
Pengecatan Sitokimia
Pengecatan sitokimia
(pulasan peroksidase)

Larutan yang diperlukan :


1. Larutan Cupri Sulfat : CuSO4.5H2O 0,5 gram dalam 100 ml aquadest.
2. Larutan benzidine : benzidine basa 0,2 gram digerus dalam cawan porselin dalam
200 ml aqudest. Disaring dan tambahkan 0,25 ml H2O2 3% dan simpan dalam botol
coklat. Tahan selama 6 bulan.
3. Larutan Safranin : safranin 1 gram dalam 100 ml aquadest.
Cara :
1. Letakkan sediaan kering dan difiksasi di atas rak.
2. Genangi sediaan dengan larutan kuprisulfat selama 30 60 detik.
3. Buang larutan tadi dan genangi dengan larutan benzidine selama 2 menit.
4. Bilas dan warnai dengan larutan safranin selama 1 menit.
5. Bilas dan keringkan.
Hasil : Plasma jajaran granulosit berwarna biru sedangkan granula berisi peroksidase
akan berwarna hijau biru. Mielobast dengan hasil negatif. Monosit memiliki granula
namun terlihat kecil-kecil. Limfosit tidak ada dan berwarna merah.
Pengecatan Sitokimia
(Sudan Black)

Larutan yang diperlukan :


1. Larutan Sudan Black : 0,5 gram Sudan Black B dicampur dengan 100 mL etanol absolut. Biarkan
selama 2 hari dan saring.
2. Larutan Buffer : Phenol 16 gram, etanol absolut 30 mL, Na2HPO4.12H2O 0,3 gram dan aquadest
100 mL.
3. Larutan kerja : dicampur 60 mL larutan Sudan Black dan 40 mL Buffer. Saring.
Cara :
1. Sediaan direkatkan dengan uap formalin dalam wadah tertutup selama 10 menit.
2. Genangi sediaan dengan larutan kerja selama 30 menit.
3. Bilas dengan etabol absolut dan bilas dengan air.
4. Bisa juga di warnai dengan safranin 0,1 %.
Hasil : Granula yang mengandung lipid/lemak akan berwarna hitam.
Pengecatan Sitokimia
(Periodic Acid Schiff)
Larutan yang diperlukan :
1. Larutan asam periodat : HIO4. 2H2O 1 gram dalam 100 mL aquadest.
2. Reagent Schiff : Basic Fuchsin 1 gram dimasukkan dalam 400 mL air mendidih, biarkan dingin sampai 50C, saring, tambah 1 mL thionylchloride (SOCl2), simpan tempat
gelap 24 jam, tambah 2 gram carbon adsorbens, kocok saring, simpan lemari es dalam botol gelap.
3. Larutan hematoksilin 2 gram dalam 100 mL aquadest.
Cara :
1. Sediaan hapus direkatkan denga uap formalin dalam cawan petri selama 10 menit.
2. Bilas dengan air selama 15 menit.
3. Genangi sediaan dengan asam periodat selama 30 menit.
4. Bilas dengan aquadest, genangi dengan reagent schiff selama 30 menit.
5. Bilas dengan air, bilas dengan aquadest selama 5 menit.
6. Genangi dengan hematoksilin selama 10 menit.
Hasil : Granula dalam leukosit yang berisi glikogen menjadi merah.
Imunofenotip
Imunofenotip
Sitogenetik
Biologi molekular
Diagnosis
Pemeriksaan Lab
Anemia normositik normokrom
Trombositopenia (<10)
Leukosit meningkat, pada apus darah tepi banyak sel muda
Px sumsum tulang menunjukan hiperseluler. Di sumsum tulang
ada lebih dari 30 persen sel blas (dalam hitung 500 sel pada
apusan sumsum tulang)
Immunophenotyping ( tes untuk menentukan antigen
permukaan sel blas (surface marker), dapat ditentukan apakah
Pre B, ALL T, atau ALL B)
Referensi
Hematologi ringkas
Repository USU, UNAIR, UNDIP

Anda mungkin juga menyukai