Anda di halaman 1dari 35

geostatistik

PENGANTAR
TEORI GEOSTATISTIK
1. PENDAHULUAN
Teori geostatistik merupakan cabang daripada statistik terapan yang dibantu dengan diskripsi matematik
dan analisa (observasi) geologi. Pada dasarnya geostatistik dapat digunakan untuk estimasi dan
penelaahan variabel, faktor atau keadaan yang ada kaitannya dengan ilmu kebumian (earth sciences).

Dalam dunia pertambangan, telah bertahun-tahun berbagai model matematik telah dikembangkan
untuk menelaah distribusi nilai atau kadar elemen tertentu dalam endapan mineral

Model yang sederhana biasanya didasarkan pada asumsi bahwa nilai-nilai itu
distribusinya secara random. Statistik klasik pada prinsifnya berdasarkan distribusi
random, variable bersifat bebas (independent). Dalam setiap endapan mineral kita
mengetahui bahwa pada suatu titik atau lokasi nilai mineral berbeda dengan nilai mineral
sejenis pada titik lainnya, juga sering didapat bahwa dua buah nilai tak begitu berbeda
bila lokasinya berdekatan, jika dibandingkan dengan nilai lain yang letaknya lebih jauh. Hal
ini menunjukan adanya derajat korelasi antara nilai-nilai tersebut dan koralasi ini
merupakan suatu fungsi jarak antara nilai-nilai tadi. Model matematik fungsi ini telah
dikembangkan oleh Matheron dengan nama semi variogram dan variabelnya terikat pada
posisi dan arah.
Dalam keadaan tertentu sering pula dijumpai adanya endapan mineral yang
memperlihatkan nilai-nilai yang variasinya sistimatis baik menurun atau meningkat.
Kecenderungan seperti demikian disebut drift. Umpamanya nilai kadar elemen logam
tertentu meningkat semakin dalam posisinya atau sebaliknya semakin kecil bila
bertambah jauh dari pusat magma.
2. BEBERAPA PENGERTIAN

2.1. Statistik Klasik dan Statistik Spasial :


Untuk mengetahui karakteristik endapan suatu mineral biasanya diambil sejumlah sample. Melalui
analisa sifat-sifat sebuah sample tersebut akan diketahui karakteristik mineral tersebut. Analisa tadi
dapat menggunakan metode statistik. Jika kita menggunakan statistik klasik dalam menganalisa sample,
maka kita harus menganggap bahwa nilai sample merupakan pencerminan / realisasi dari pada variabel
random. Posisi dari pada sample tidak diperhatikan dan setiap sample dari endapan itu memiliki
propabilitas yang sama untuk dianalisa.

Bila nilai sample itu dianggap sebagai pencerminan dari pada fungsi random, maka analisa
dilakukan dengan metode statistik spasial. Dalam hipotesa ini nilai sample, yaitu sebagai
variabel, terikat pada posisi dalam endapan mineral. Demikian pula antara nilai-nilai sample
secara kuantitatif merupakan fungsi dari jaraknya dan hubungan ini merupakan dasar dari
pada statistik spasial.
2.2. Distribusi Normal :
Seandainya kita memiliki nilai-nilai sample x I ; dimana i = 1, 2, 3, ..n. Maka
langkah pertama dalam analisa adalah mengelompokkan nilai-nilai tersebut dalam
beberapa kelompok. Jika kolompok-kelompok ini dijadikan histogram dan bentuknya
seperti lonceng terbalik, maka nilai-nilai sample itu memperlihatkan keadaan yang
penyebarannya normal. Dalam praktek bentuk lonceng terbalik tadi jarang diperoleh
kecuali untuk mineral yang berkadar tinggi yang variabilitisnya rendah.

Kebanyakan, terutama mineral yang berkadar rendah histogram yang


terbentuk keadaannya menceng ( skew ) ke kiri , disebut negative skiw atau
kekanan disebut negative skew.
Bentuk distribusi yang menceng seringkali dirubah dalam bentuk lain yaitu lognormal.
Bila x variat dengan distribusi menceng dan bila log e ( x ) variat dengan distribusi
normal, maka distribusi dari pada x dikatakan lognormal dua parameter. Jika log e ( x
+ p ) variat normal dengan sebagai konstanta,
maka x adalah lognormal tiga-parameter.
2.3. Statistik Spasial, Variansi Covariansi :

Dengan statistik biasa sesungguhnya kita dapat mengestimasi nilai rata-rata


dari kadar suatu endapan atau cebakan dan menghitung limit konvidensinya. Hal ini
tercapai jika seluruh endapan atau deposit itu telah disampling walaupun dengan jarak
yang cukup jauh (antara 500 - 1000 m).

Dengan cara ini diasumsikan bahwa variabel (nilai sampel) itu bebas (independent)
tidak terikat pada posisi maupun arah. Kedudukan indevendent menjadi tidak berarti
bila kita ingin mengistimasi sebagian kecil dari defosit tersebut

Evaluasi lokal hanya mungkin jika ada hubungan antara nilai sampel dan nilai
disekeliling sampel. Hubungan ini dinyatakan fungsi dalam posisi sampel
terhadap bagian deposit yang dievaluasi (blok deposit).
Untuk mengevaluasi blok tersebut diatas perlu dipenuhi kriteria :
Nilai-nilai sampel di dalam atau dekat blok memiliki hubungan saling
mempengaruhi.
Nilai-nilai sampel yang terdekat dengan blok memiliki kemiripan nilai-nilai dalam
blok.

Hubungan tersebut lebih nyata jika adanya kaitan nilai-nilai sampel itu dengan jaraknya.
Suatu nilai z (x) dari suatu sampel yang berpusat pada titik x memiliki sifat-sifat yang
merupakan fungsi dari titik tersebut. Dengan demikian terdapat struktur spasial tertentu
dalam distribusi sampel tersebut, yang tiada lain sebagai regionalized phenomena
atau gejala regionalis dan kemudian menelaah Z (x) sebagai variabel regional, yaitu
variabel yang terikat pada posisi. Hal ini dapat diperoleh dengan statistik melalui model
tertentu. Melalui model ini kemudian ditentukan hubungan antara nilai blok dan nilai
sampel dan seterusnya mengevaluasnilai lokal atau bagian deposit.
Perlu diketahui bahwa model statistik ini diperoleh dengan analisa sifat-sifat
sampel yang telah diketahui (yang ada pada kita) untuk digunakan dalam
estimasi nilai suatu blok yang belum diketahui nilainya. Inferensi statistik
demikian berlaku jika model terbentuk dari sifat-sifat dari sampel dan blok
yang sama jenisnya atau memiliki kondisi stationary.

Anda mungkin juga menyukai