Sistemproteksi 150411235321 Conversion Gate01

Anda mungkin juga menyukai

Anda di halaman 1dari 41

SISTEM PROTEKSI

Antonius Baan LS
Pembimbing : Ir.
Makmur Saini, MT
Kondisi abnormal yang mungkin timbul pada sistem :
Terbebani lebih (overload)
Beroperasi pada tempratur > t normal (overheated)
Beropersi pada frekuensi > frekuensi normal (over
frequency)
Beropersi pada frekuensi < frekuensi normal (under
frequency)
Beropersi pada tegangan > tegangan normal (over
voltage)
Beropersi pada tegangan < tegangan normal
(under voltage)
Dari kondisi abnormal diatas, hubung singkat
menimbulkan efek yang paling parah. hal ini
disebabkan karena IHS sangat besar yang akan
menimbulkan stress dan panas yang berlebihan
pada bagian dari sistem yang dialiri I HS tersebut,
akibatnya bisa terjadi:
Konduktor meleleh/putus
Isolator retak/pecah
Kebakaran

Cara penanggulangannya dengan memperpendek


tHS berada pada sistem dengan:
Pengaman lebur (fuse)
Relay proteksi
Gambar 1 Blok Diagram Sistem Proteksi
Fungsi Proteksi
Untuk melindungi peralatan terhadap gangguan
yang terjadi dalam system diperlukan alat-alat
pengaman,alat-alat pengaman yang kebanyakan
berupa relay mempunyai 2 fungsi yaitu :
Melindungi peralatan terhadap gangguan
yang terjadi dalam system, jangan
samapai mengalami kerusakan.
Melokalisir gangguan jangan samapai
meluas dalam system.
Konstruksi Relay Elektro
Mekanik
Relay elektro mekanik terdiri dari rangkaian
listrik yang menggerakkan suatu mekanisme yang
pada akhirnya harus men-trip PMT dengan jalan
menutup kontak pemberi arus trip coil (kumparan
trip) dari PMT.
Gambar 2 Konstruksi Relay Elektro Meknik
Konstruksi Relay Solid State
(Static Relay)
Relay solid state mempunyai konstruksi lebih
ringkas (more compact) dan juga praktis tidak
banyak memerlukan banyak pemeliharaan jika
dibandingkan dengan relay elektro mekanis.
Penggunaan mikroprosesor sebagai inti relay
solid state yang canggih, misalnya penggunaan
impedansi dapat menghasilkan unjuk kerja
(peromance)yang lebih baik dibandingkan unjuk
kerja relay rela impedansielektro mekanis.
Gamabar 3 (a) Blok Diagram dari Relay Arus lebih
solid state

Gambar 3 (b) Rangkaian dari Level Detector


Pengaman Generator
Bagian hulu dari system tenaga listrik adalah
generator yang terdapat di pusat listrik dan
digerakkan oleh mesin penggerak mula (prime
mover). Mesin penggerak dalam Pusat Listrik
berkaitan erat dengan instalasi mekanis dan
instalasi listrik dari pusat listrik.
Generator sebagai sumber energi listrik
dalam system perlu diamankan jangan samapai
mengalami kerusakan. Karena kerusakan
generator akan sangat mengganggu jalanya
opeasi system tenaga listrik.
Gambar 4 Bagan Generator dengan Mesin
Penggerak dan Medan Penguat
Pengaman Terhadap Generator
Gangguan Luar
Penyebab utama gangguan dalam sebuah
system adalah petir dan yang sering disamabr
petir adalah saluran transmisi, sehingga saluran
uadara tranmisi merpakan salah satu sumber
gangguan yang utama karena selain disambar
petir sering terganggu oleh tanaman.
PMT dari saluran-saluran yang menuju keluar
pusat listrik dilengkapi dengan relay-relay untuk
menghadapi gangguan-gangguan yang terjadi di
luar pusat listrik, maka sesungguhnya pengaman
generator terhadap gangguan diluar pusat listrik
bersifat back up.
Gambar 5. Hubungan Generator dalam Sebuah
Pusat Listrik
Pengaman Transformator
Karena transformator di gardu induk pada
umumnya berhubungan dengan rel dan rel
langsung berhubungan dengan saluran
transmisi sedangkan saluran transmisi
kebanyakan adalah saluran udara yang
jumlah gangguannya tinggi maka
kemungkinan bahwa transformator
mendapat gangguan karena gangguan di
saluran transmisi adalah lebih besar dari
pada generator
Pengaman Transformator
Untuk pengamanan transformator terhadap
gangguan didalam transformator seperti halnya
pada generator dipakai relay deffrensial.
Sedangkan untuk gangguan hubung tanah dipakai
restricted eart ground fault seperti yang tunjukkkan
pada Gambar 2.10
Gambar 6 Rangkaian dari restricted eart ground
fault Relay. Dalam keadaan normal IA +
IB = 0 sehingga relay tidak bekerja.
Rele Tipe Induksi Dengan Dua
Besaran Penggerak
Rele tipe induksi dengan dua besaran
penggerak atau tipe rile induksi terarah =
Directional induction type Relay.Rele tipe ini
dikenal ada tiga macam :
Rele arus arus (current-current relay)
Rele tegangan-tegangan (voltage-voltage
relay)
Rele tegangan-arus (voltage-current relay)
yang paling umum digunakan adalah rele
tegangan arus (voltage-current relay) dengan
karakteristik pada Gambar 7:
Gambar 7 Karakteristik relay tegangan-arus
Rele arus lebih
( Overcurrent Relay )
Rele arus atau overcurent relay adalah rele
yang akan bekerja bila arus yang mengalir dalam
kumparan operasinya sudah melibihi nilai yang
telah ditentukan (setting).
Berdasarkan karakteristik waktu kerja, rele arus
lebih dibedakan atas :
Instantaneous Time Overcurrent Relay
Definite Time Overcurrent Relay
Inverse Time Overcurrent Relay
Inverse Dedinite Minimum Time Lag Relay
(IDMTL Relay)
Gambar 8. Karakteristik Rele Arus Lebih
Rele Arus Kurang
(Undercurrent Relay)
Rele arus kurang akan bekerja bila arus turun
dibawah nilai yang telah ditentukan. Rele ini
khususnya digunakan dalm proteksi generator
terhadap kehilangan eksitasi (loss of exitation).
Rele Differensial
(Differential Relay)
Rele differensial adalah rele yang akan bekerja
apabila selisih dua besaran listrik yang sejenis sudah
melebihi nilai yang telah ditentukan. Karena besaran
yang digunakan pada umumnya adalah arus, maka rele
bisa juga disebut Current Differential Relay dan
umumnya disebut singkat Differential Relay

Rele differensial dibedakan atas:


Rele differensial longitudinal ( Longitudinal
Differential Relay )
Rele differensial persentase ( Percentage Differential
Relay )
Rele Differensial Longitudinal

Gambar 9. Rangkaian Rele Difrensial Longitudinal


Rele Differensial Persentase

Gambar 10. Rangkaian Rele Difrensial Persentase


Rele Jarak (Distance Relay)

Dalam rele jarak, ada keseimbangan antara arus


dan tegangan, yang hubungannya dinyatakan
sebagai impedansi.
Impedansi merupakan ukuran listrik dari jarak
sepanjang saluran transmisi, yang mengarah
pada nama yang biberikan pada kelompok rele
jarak.
Rele Jarak (Distance Relay)

Rele jenis ini mempunyai kesanggupan untuk


mengukur impedansi saluran sampai jarak
tertentu.
Dasar pengukurannya mencakup:
Arus hubung singkat yang dirasakan oleh
rele
Besar tegangan pada titik dimana rele
ditempatkan atau disambung.
Gambar 11. Rangkaian Rele Jarak
Rele Differensial Persentase
Tipe tipe rele jarak
Rele impedansi (impedansi Relay)
Rele Reaktansi (Reactance Relay)
Rele Admitansi (Admittance Relay)
Rele Ohm (Ohm Relay)
Rele Offset Mho (Offset Mho Relay)
Rele Impedansi
Dalam relay impedancy, momen yang
ditimbulkan oleh elemen arus dimbangi oleh
momen yang ditimbulkan oleh elemen tegangan
Elemen arus menimbulkan momen positip (pick
up) sedangakan elemen tegangan menimbulkan
momen negative (reset)
Dengan kata lain,. relay impedansi adalah relay
arus lebih dengan penahanan tegangan (voltage
restrained overcurrent relay).
Gambar 12. Elemen Start dari relay impedancy
Rele Digital (Relay Numerik)
Dari uraian diatas tampak beberapa kelebihan
relay digital dibandingkan relai elektromekanik,
yaitu:
Keandalan dan waktu kerjanya (time respon-nya)
lebih baik karena tidak ada bagian-bagianyang
bergerak (moving parts).
Karakteristiknya bisa diatur melalui program
microprocessor
Bisa dikomunikasikan dengan SCADA yang ada
dipusat pengatur beban.
Dimensinya lebih kecil.
Gambar 13. Blok Digram dari Relay Digital
SWITCHGEAR
RELAY
CB DAN CT GI TET 500 kV
CB GI TET 500 kV
LIGTHING ARRESTER 150 Kv
PT. PLN (PERSERO) WILAYAH SINGLE LINE DIAGRAM SISTEM SULSEL
SULSEL, SULTRA, SULBAR PLTD Mamuju
AP2B SISTEM SULSEL SAMPAI TAHUN 2007 PLTD Suppa D
3,5 MW D
6x10 MW PLTM Sawitto 1
Diketahui: Diperiksa: Dibuat : Revisi : KETERANGAN: D 1,6 MW
2x5 MVA 5 MVA
MANAJER ASMAN OPERASI Bag. Operasi Mar2007 PLMAS MJENE
16 MVA
SUPPA
BARRU
20 MVA
TLAMA 1 TELLO 2 2 PNKEP 2 PPARE 2 20 MVA 2
2 1 1 1 1 1
30 MVA
BKARU
A A
B S.BSOWA B
2x45 MVA
1 3 5 10 MVA
D D A A
D
Mitsubishi MAROS 30 MVA
PLTA Bakaru
2 x30 MVA 16 MVA 20 MVA 2x 63 MW
SWD
GE 4 2 1
D D D DAYA MNDAI
Westcan
2 1 Alsth#2 10 5x10
4x10 PLTU, Alst#1 MVAR
MVAR
D
PLTU = 25,0 MW 2x10 MVAR 20 MVA SDRAP 1 MKALE 1
PLTD Stama
15,0 MW PLTD = 65,0 MW MVAR 2 2
PLTG = 122,8 MW PLOPO
A A A
20 MVA 20 MVA S.TNASA
BNTLA 20 MVA B B B
3x31,5 MVA
PKANG BWAJA 2 1
3 1 2
10 MVA
1 2 20 MVA 2x20 MVA
2x20 MVA D
1x30 MVA PLTD
BRLOE 2 1
2x30 MVA D
Masamba
20 MVA PLTD Makale 3,2 MW
D
4,8 MW
2 1 1 PLTD Palopo
15,4 MW
2 SKANG
A
1
B
2 SGMSA
D
SPENG
PLTA Bilibili 11 12 18
20 MW A PLTGU
TBNGA B 16 MVA Sengkang
1 2 135 MW

1
30 MVA
2x20 MVA
2
BONE
20 MVA A
1
B
2
1 2

TLASA 2x20 MVA

JNPTO 1
1 2
1
BKMBA
2 2 1
20 MVA 2
SNJAI
20 MVA 20 MVA 20 MVA
THE
END

Anda mungkin juga menyukai