1. ISR endogen adalah jenis ISR yang paling umum di dunia. Timbul akibat pertumbuhan
tidak normal, organisme yang seharusnya tumbuh normal didalam vagina, antara lain
vaginosis bakteri dan kandidiasis yang mudah disembuhkan.
2. ISR iatrogenik atau yang berhubungan dengan prosedur medis adalah infeksi yang
disebabkan masuknya mikroorganisme kedalam saluran reproduksi melalui prosedur
medis yang kurang atau tidak steril, antara lain induksi haid, aborsi, pemasangan AKDR,
peristiwa persalinan atau apabila infeksi sudah ada dalam slauran reproduksi bagian
bawah menyebar melalui mulut rahim hingga ke saluran reproduksi bagian atas. Gejala
yang mungkin timbul, antara lain rasa sakit disekitar panggul, demam tinggi secara
tiba-tiba, menggigil , haid tidak teratur, cairan vagina yang tidak normal dan timbul
rasa sakit saat berhubungan seksual.
3. PMS adalah sebagian ditularkan melalui hubungan seksual dengan pasangan yang
telah terinfeksi
Pencegahan ISR
Mencegah infeksi baru dengan memutus jalur
penularannya
ISR endogen dapat dicegah melalui peningkatan
kebersihan individu, peningkatan akses pada pelayanan
kesehatan yang bermutu, promosi, mencari pengobatan
ke pelayanan kesehatan
ISR iatrogenik dapat dicegah melalui sterilisasi peralatan
medis yang digunakan, skrining atau pengobatan
terhadap ISR sebelum melaksanakan prosedur medis.
PMS dapat dicegah dengan menghindari hubungan
seksual atau dengan melakukan hubungan seksual yang
aman (monogami dan penggunaan kondom yang benar
dan konsisten
1. ULKUS MOLE (Chancroid)
Disebabkan oleh bakteri Hemophilus ducreyi. Gejala-gejala yang mungkin ditimbulkan
antara lain. Luka lebih dari diameter 2 cm, cekung, pinggirnya tidak teratur, keluar
nanah dan rasa nyeri. Biasanya hanya pada salah satu sisi alat kelamin. Sering (50%)
disertai pembengkakan kelenjar getah bening dilipat paha berwarna kemerahan
(bubo) yang bila pecah akan bernanah dan nyeri. Komplikasi yang mungkin terjadi:
kematian janin pada ibu hamil yang tertular, memudahkan penularan infeksi HIV. Tes
laboratorium untuk mendeteksinya dengan pewarnaan Gram dan Biakan agar selama
seminggu.
2. KLAMIDIA
Disebabkan oleh bakteri Chlamydia trachomatis. Infeksi ini biasanya kronis, karena
sebanyak 70% perempuan pada awalnya tidak merasakan gejala apapun sehingga
tidak memeriksakan diri. Gejala yang ditimbulkan: Cairan vagina encer berwarna putih
kekuningan; Nyeri di rongga panggul; Perdarahan setelah hubungan seksual.
Komplikasi yang mungkin terjadi: Biasanya menyertai gonore; Penyakit radang panggul;
Kemandulan akibat perlekatan pada saluran falopian; Infeksi mata pada bayi baru
lahir; Memudahkan penularan infeksi HIV. Tes laboratorium yang dilakukan untuk
mendeteksi adalah Elisa, Rapid Test dan Giemsa.
3.Sifilis
Sifilis atau raja singa adalah penyakit seksual yang disebabkan
oleh infeksi bakteri Treponema pallidum. Gejala awal sifilis
adalah munculnya lesi atau luka pada alat kelamin atau pada
mulut. Luka ini mungkin tidak terasa sakit, tapi sangat mudah
untuk menularkan infeksi. Luka atau lesi ini akan bertahan
selama 1,5 bulan dan kemudian menghilang dengan sendirinya.
4. TRIKOMONIASIS
Disebabkan oleh protozoa Trichomonas vaginalis. Gejala-gejala
yang mungkin ditimbulkan antara lain: Keluar cairan vagina
encer berwarna kuning kehijauan, berbusa dan berbau busuk;
Sekitar kemaluan bengkak, kemerahan, gatal dan terasa tidak
nyaman. Komplikasi yang bisa terjadi : lecet sekitar kemaluan,
bayi lahir prematur, memudahkan penularan infeksi HIV. Tes
laboratorium untuk mendeteksi sediaan basah KOH.
5. SKABIES (GUDIG)
Merupakan penyakit menular yang salah satu bentuk
penularannya adalah lewat kontak seks, selain
kontak secara langsung, misalnya pemakaian
selimut, handuk dll. Penyakit ini disebabkan oleh
sejenis parasit yang disebut Sarcopfes scabiei,
dengan gejala klinik antara lain:
Gatal pada malam hari
Terdapat di sela jari, lipat siku, ketiak, daerah ujung
kelamin dll
Merupakan infeksi di lingkungan keluarga.
Tanda pasti dari penyakit ini adalah ditemukannya
kutu Sarcoples pada pemeriksaan secara mikrokopis.
6. KONDILOMA AKUMINALA - KUTIL KELAMIN
Sering disebut juga dengan penyakit Jengger Ayam
atau Brondong Jagung dan penyakit ini disebabkan
oleh sejenis virus yaitu : Humans Papilloma Virus
(HPV). Penyakit ini menyerang pada usia 17-33
melalui kontak secara langsung. Gejala klinisnya
antara lain:
Blintil-blintil kecil berkelompok menjadi besar
Pada laki-laki terdapat di ujung penis
Pada wanita terdapat di : vagina, Labim mayor,
klitoris
Keluar cairan berwarna putih, cair dan gatal
Rasa nyeri dan panas pada saat bersenggama
7. HERPES GENITAL (HSV-2)
Penyakit Herpes atau dalam bahasa jawanya
disebut dompo disebabkan oleh sejenis virus
yang disebut Herpes Virus Simpleks tipe 2, yang
mempunyai ciri khas antara lain :
Terutama mengenai daerah genital
berpotensi menjadi kanker.
berkaitan dengan aktifitas seksual seseorang.
Gejala klinis Herpes yaitu:
Gelembung-gelembung kecil berisi cairan,
kemudian terkumpul menjadi satu dan
membesar
8. GONORRHOE
Gonorrhe atau sering disebut GO (Kencing nanah)
termasuk salah satu jenis Penyakit Menular Seksual (PMS)
yang sering di temukan kasusnya di Indonesia.
Diperkirakan terdapat lebih dari 150 juta kasus GO di
dunia setiap tahunnya, dan ini membuktikan bahwa GO
merupakan penyakit menular seks yang cukup
berbahaya. Kuman penyebabnya: Neisseria
gonnorrhoeae. Masa inkubasi atau penyebaran kuman:
210 hari setelah hubungan seks.
Tanda-tanda: nyeri pada saat kencing, merah, bengkak
dan bernanah pada alat kelamin. Keluarnya cairan/
sekref kanfal seperti nanah dari alat kelamin, biasanya
pada pria. Sementara diagnosa pada wanita sangat sulit.
Komplikasi yang timbul: infeksi radang panggul, mandul,
menimbulkan kebutaan pada bayi yang dilahirkan.
Pemeriksaan: pewarnaan gram dan biakan agar.
9. AIDS
AIDS (Acquired Immuno Defisiency Syndrome)
merupakan suatau bentuk sindromata atau
kumpulan gejala yang terjadi akibat menurunan
kekebalan tubuh serta drastis, dan virus
penyebabnya adalah HIV atau Humanus
Immunodeficiency Virus. Virus masuk ke dalam tubuh
melalui perantara darah, semen, sekref vagina, serta
cairan-cairan tubuh yang lain. Sebagian besar (75%)
penularan terjadi melalui hubungan kelamin. Infeksi
oleh HIV memberikan gejala klinik yang tidak spesifik,
mulai dari tanpa gejala pada stadium awal sampai
gejala-gejala yang berat pada stadium yang lebih
lanjut.