Anda di halaman 1dari 18

SINDROM GUILLAIN BARRE

(SGB)
DEFINISI
Sindrom Guillain-Barre (polineuritis infeksiosa, sindrom
Landry-guillain-barre, polineuritis idiopatik akut) adalah
penyakit sistem saraf perifer yang ditandai dengan
serangan mendadak paralisis atau paresis otot. Sindrom
ini terjadi akibat serangan autoimun pada mielin yang
membungkus saraf perifer.
ETIOLOGI
Penyebab Sindrom Guillain-Barre belum diketahui, tetapi
penyakit ini bisa merupakan respon imun yang diantarai
sel terhadap virus. Sekitar 50% pasien ini memiliki riwayat
demam ringan yang baru saja terjadi dan biasanya
berupa infeksi saluran nafas atas atau yang lebih jarang
lagi, gastoenterintis.
EPIDEMIOLOGI
0.6-1.9 per 100.000 populasi dan angka ini hampir sama di
semua negara.
SGB dapat dialami pada semua usia dan ras. Dengan usia
berkisar 30-50 tahun merupakan puncak insiden SGB, jarang
terjadi pada usia ekstrim.
Insidensi SGB usia termuda yang pernah dilaporkan adalah 3
bulan dan paling tua usia 95 tahun.
Ras:
83 % penderita adalah kulit putih
7 % kulit hitam
5 % hispanis
1 % asia
4 % pada kelompok ras yang tidak spesifik (PERSI, 2012).
FAKTOR RESIKO
GBS dapat mempengaruhi semua kelompok usia, tetapi
resiko yang lebih besar pada :
Dewasa muda
Dewasa yang lebih tua
ETIOLOGI DAN PENCETUS

2/3 ada pencetus


Infeksi viral : CMV, EBV, HIV, Herpes zoster dan simpleks,
influenza, hepatitis A dan B
Infeksi bakteri: C. jejuni, Mycoplasma pneumoni, Shigella
Penyakit sistemik : limfoma, tumor, SLE
Pembedahan, trauma, vaksinasi.
(Belladona, 2010)
1/3 tanpa pencetus
KLASIFIKASI
Acute Motor-Sensory Axonal Neuropathy (AMSAN)
infeksi saluran cerna C.jejuni. Patologi yang ditemukan
adalah degenerasi akson dari serabut saraf sensorik dan
motorik yang berat dengan sedikit demielinisasi.
Acute Motor-Axonal Neuropathy (AMAN)
infeksi saluran cerna C jejuni . Penderita tipe ini memiliki
gejala klinis motorik dan secara klinis khas untuk tipe
demielinisasi dengan asending dan paralysis simetris
Miller Fisher Syndrome
terdiri dari ataksia, optalmoplegia dan arefleksia. Motorik
biasanya tidak terkena. Perbaikan sempurna terjadi dalam
hitungan minggu atau bulan
Acute inflammatory demyelinating polyneuropathy
(AIDP)
mempunyai karakteristik kelemahan progressive areflexic
dan perubahan sensorik
Chronic Inflammatory Demyelinative Polyneuropathy
(CIDP)
gambaran klinik seperti AIDP, tetapi perkembangan
gejala neurologinya bersifat kronik
Acute pandysautonomia
Disfungsi dari sistem simpatis dan parasimpatis. Tanpa
sensorik dan motorik, jarang.
PATOGENESIS
PATOFISIOLOGI
PENEGAKAN DIAGNOSIS

Anamnesis:
Rasa baal
Parastesia bagian distal dan bilateral
Disfagia, diplopia dan bicara tidak jelas
Sakit dank ram dapat menyertai kelemahan otot
Kesulitan BAK
Inkontinensia urin
Kesulitan menelan dan bernafas
Pemeriksaan fisik
Takikardi
Aritmia (30% kasus)
Hipertensi (30% kasus)
Disfagia dan kesulitan bicara (kerusakan
SSP)
Kelemahan otot kerusakna motoric) dimulai
dari ekstemitas bawah
Pemeriksaan penunjang
Pemeriksaan LCS
kenaikan kadar protein (1-1,5 g/dl) tanpa diikuti
kenaikan jumlah sel.
>> pasien jumlah sel pasien kurang dari 10/mm3 dan
disebut dengan istilah disosiasi albumin sitologis .
Pemeriksaan Elektromiografi (EMG)
mengkonfirmasi neuropati demielinisasi
Pemeriksaan MRI
gambaran cauda equina yang membesar
DIAGNOSIS BANDING
Miastenia Gravis
Poiliomyelitis
Miositis Akut
TATALAKSANA

Monitoring disfungsi jantung dan paru


- Elektrokardiografi, tekanan darah, pulse oximetry untuk
saturasi hemoglobin (Hb), kapasitas vital dan kemampuan
menelan harus dimonitor pada pasien dengan gejala berat,
setiap 2-4 jam, atau 6-12 jam jika pasien stabil.
- Penanaman pacemaker jantung sementara, gunakan
ventilator mekanik, dan pemasangan tabung nasogastric
(NGT).

Pencegahan emboli pulmo


- Pencegahan menggunakan heparin subkutan dan kompresi
pada pasien dewasa yang tidak bisa berjalan.

Imunoterapi
- Terapi imun globulin intravena (IV) atau penggantian
plasma.
- Pada pasien yang telah stabil atau membaik, diobati
dengan imunoterapi, tapi jangan diberikan plasma jika
sudah diterapi imun, atau sebaliknya.
KOMPLIKASI

Aspirasi
Gagal nafas makanan/cairan
ke dalam paru

Trombosis vena
Pneumonia
dalam
PROGNOSIS
pada umumnya penderita mempunyai prognosa yang
baik tetapi sebagian kecil dapat meninggal diakibatkan
oleh berbagai macam komplikasi selama progresi
penyakit.

Anda mungkin juga menyukai