Oleh :
Pembimbing:
Hans Andre Simorangkir
dr. Yutu Solihat, Sp.An, KAKV
Yuli Bintang Sihotang
Athan Bremana Tarigan
Deva Letchumy
Ileus obstruktif merupakan kegawatan di
bidang bedah digestive yang sering
dilaporkan
Strikur yang
menyebabkan Askariasis Impaksi faeces
penyempitan lumen usus
Benda asing
KLASIFIKASI
Obstruksi
biasa
Menurut sifat
sumbatan
Obstruksi
strangulasi
Obstruksi
tinggi
Menurut letak
Ileus sumbatan
Obstruktif
Obstruksi
rendah
Lesi
ekstrinsik
Menurut
etiologi Lesi intrinsik
Obstruksi
menutup
PATOGENESIS
GEJALA KLINIS
Bersifat Sistemik
Dehidrasi Berat
Hipovolemia
Syok
Oliguria
Gangguan Keseimbangan Elektrolit
Perut gembung
Kelebihan Cairan usus
Kelebihan gas dalam usus
Serangan kolik
Nyeri perut berkala
Distensi berat
Mual/muntah
Gelisah/ menggeliat
Bunyi usus nada tinggi
Halangan pasase
Obstipasi
Tidak ada flatus
DIAGNOSIS
Abdominal distention
Abdominal discomfort
Constipation-obstipation
Peristaltic rushes
Abnormal oral contrast x-rays
Usus yang berdilatasi pada
pemeriksaan rontgen.
DIAGNOSIS BANDING
Obstruksi Mekanis Ileus Paralitik Pseudo-obstruksi
Sederhana (Ileus
Obstruktif)
Keluhan Nyeri keram abdominal, konstipasi, Nyeri abdominal ringan, Nyeri keram abdominal,
obstipasi, mual, muntah, dan perut kembung, mual, konstipasi, obstipasi, mual,
anoreksia muntah, obstipasi, dan muntah, dan anoreksia
konstipasi
Hasil Borborygmi, bunyi peristaltic Bising usus senyap, Borborygmi, timpani, terdapat
Pemeriksaan
meningkat dengan bising usus nada distensi, dan timpani gelombang peristaltik dengan
Fisik
tinggi, distensi, nyeri terlokalisir bising usus hipo atau
hiperaktif, distensi dan nyeri
terlokalisir
Gambaran Foto Bow-shaped loops in ladder patern, Dilatasi usus kecil dan Dilatasi usus besar terisolasi
Polos BOF
terdapat gambaran gas kolon yang usus besar dengan dengan peningkatan diafragma
terperangkap di bagian distal dari peningkatan diafragma
lesi,
TATALAKSANA
Persiapan penderita
Dekompressi usus dengan suction, menggunakan
NGT yang dimasukkan dalam perut atau usus
Pemasangan kateter untuk mengukur urine output
Koreksi elektrolit dan keseimbangan asam basa
Atasi dehidrasi
Mengatur peristaltik usus yang efisien berlangsung
selama 4 sampai 24 jam sampai saatnya penderita
siap untuk operasi
Operatif
Koreksi sederhana (simple correction)
Tindakan operatif by-pass
Membuat fistula entero-cutaneus pada bagian
proximal dari tempat obstruksi
Melakukan reseksi usus yang tersumbat dan
membuat anastomosis ujung-ujung usus
untuk mempertahankan kontinuitas lumen
usus
KOMPLIKASI
Peritonitis septicemia
Syok hypovolemia
Perforasi usus
Nekrosis usus
Sepsis
Abses
Sindrom usus pendek dengan malabsorpsi
dan malnutrisi
Gangguan elektrolit
PROGNOSIS
Mortalitas obstruksi tanpa strangulata
adalah 5% sampai 8% asalkan operasi
dapat segera dilakukan.
Keterlambatan dalam melakukan
pembedahan atau jika terjadi strangulasi
atau komplikasi lainnya akan
meningkatkan mortalitas sampai sekitar
35% atau 40%.3
Prognosisnya baik bila diagnosis dan
tindakan dilakukan dengan cepat
Pemeriksaan Awal
Airway
Pastikan jalan nafas bebas dari obstruksi
Dipasang selang oksigen 2-4 l/i
Breathing
RR yang meningkat adalah tanda awal dari acidosis maupun
hipoksia. Takipnoe bisa disebabkan oleh nyeri, anxietas atau
pireksia. Periksa saturasi oksigen dan awasi RR secara regular.
Circulation
Pantau nadi, tekanan darah, T/V yang cukup atau tidak, dan
capillary refill time. Periksa akral untuk perfusi perifer. Tentukan
derajat dehidrasi. Pasang iv kanule
Disability
Menilai status mental pasien.
Masalah-masalah yang sering dialami pada
operasi laparotomi darurat
Kardiovaskular -Hipovolemia
- Dehidrasi
- Sepsis dan syok septic
Respiratorik - Hipoksia
- Takipnoe
- Atelektasis
Kelainan darah - Anemia
- Kalau septik masalah koagulopati
Renal - Oliguri atau anuria akibat gagal ginjal akut
CNS - Penurunan kesadaran
- Anxietas
- Nyeri
- Cenderung intoksifikasi
Gastrointestinal - Lambung penuh
- Distensi abdominal
- Perforasi atau obstruksi usus
Metabolik - Pireksia
- Asidosis
- Hipotermia
- Gangguan elektrolit
- Hipoglikemik
Manajemen Jalan Nafas
Hipoksia
Resiko Aspirasi
Manajemen Ventilasi
Manajemen Dehidrasi
Kriteria untuk menilai derajat dehidrasi
RINGAN SEDANG BERAT
GEJALA
3-5% BB 6-8% BB 10% BB
Tensi N/
Rasa haus + + ++
B2 (Blood) Akral: hangat, merah, dan kering; TD: 110/70 mmHg; HR:
92x/menit, reguler, t/v: kuat/cukup; CRT < 2 detik;
Temperatur: 36,5C
Hematokrit 34% 36 47 %
Monosit 10,10% 2 8%
Eosinofil 0,20% 1 3%
Basofil 0,20% 0 1%
Hasil EKG : Irama : sinus Takikardi, QRS rate 93x/I, QRS axis normal, P wave
normal, PR interval 0,12 s, QRS duration 0,08 s, ST-T change (-), LVH (-), VES
(-), RAE (+)
Kesimpulan : Sinus Rhythm
DIAGNOSIS
B4 (Bladder) BAK (+) vol: 100 cc/jam, warna: kuning jernih, terpasang
kateter urine
B5 (Bowel) Abdomen: simetris membesar, distensi, peristaltik (+)
meningkat, terpasang NGT no. 18 keluar cairan 100 cc
warna kecoklatan
B1 (Breath) Airway clear, SP: vesikuler, ST -/-, SpO2 99% RR: 18x/i
B4 (Bladder) UOP (+), vol. 140 cc/ 2 jam, warna kuning jernih
Ileus Obstruktif adalah salah satu BS, Laki-laki usia 63 tahun dengan
penyebab akut abdomen atau juga dikenal sangkaan ileus obstruktif ec sus Ca Colon
dengan obstruksi usus mekanis merupakan
kegawatan dalam bedah abdominalis yang
sering dijumpai dibandingkan dengan ileus
paralitik. Setiap tahunnya 1 dari 1000
penduduk segala usia didiagnosa ileus
obstruktif. Penyebab ileus obstruktif
berkaitan pada kelompok usia yang
terserang dan letak obstruksi, 50% terjadi
pada kelompok usia pertengahan dan tua
akibat perlekatan oleh pembedahan
sebelumnya. Tumor ganas dan volvulus
merupakan penyebab tersering obstruksi
usus besar pada usia pertengahan dan
orang tua, kanker kolon merupakan
penyebab dari 90% ileus obstruktif yang
terjadi.
Gambaran klinik Pada pasien dijumpai gambaran klinis berupa :
yang bersifat Nyeri pada seluruh lapangan perut dialami 2 minggu ini dan memberat dalam 2
sistemik meliputi: hari sebelum masuk rumah sakit.Nyeri dirasakan seperti dililit pada seluruh
Dehidrasi berat lapangan perut dan tidak berkurang dengan pemberian obat penghilang rasa sakit.
Hipovolemia Tidak BAB dan flatus selama 2 minggu. Mual dan muntah yang memberat 2 hari
Syok Riwayat penurunan BB (+)
Oliguria A (Airway) : Clear ; Snoring (-) / Gargling (-) / Crowing (-) ; C-spine stabil
Gangguan B (Breathing) : Inspeksi : Nafas spontan, pergerakan thoraks kiri dan kanan
keseimbangan simetris, tidak terlihat ketinggalan bernafas, retraksi (-) ; Palpasi : Stem fremitus
elektrolit kanan = kiri ; Perkusi Sonor di kedua lapangan paru ; Auskultasi : SP/ST: vesikular/
Perut gembung - ; RR: 20x/menit
Kelebihan cairan C (Circulation) TD : 110/70 mmHg ; HR : 92 x/menit, reguler, t/v: kuat/cukup ; Akral
usus Hangat/Merah/Kering, CRT < 2 detik
Kelebihan gas D (Disability) ; Kesadaran : CM, GCS 15 (E4V5M6) ; AVPU : Alert ; Pupil:isokor,
dalam usus : 3 mm / 3 mm, RC (+/+)
Gambaran klinik E (Exposure) : Temperatur: 36,5C ; Fraktur (-) Edema (-)
serangan kolik B1 (Breath) : Airway clear; RR: 20 x/menit; SP:versikular; ST:-/-; S/G/C: -/-/-; SaO2:
meliputi : 99%
Nyeri perut berkala B2 (Blood) : Akral: hangat, merah, dan kering; TD: 110/70 mmHg; HR: 92x/menit,
Distensi berat reguler, t/v: kuat/cukup; CRT < 2 detik; Temperatur: 36,5C
Mual / muntah B3 (Brain) : Sensorium: compos mentis; GCS 15 (E4V5M6); pupil: isokor; : 3
Gelisah / mm / 3 mm; RC +/+
menggeliat B4 (Bladder) : UOP (+); warna: kuning jernih; terpasang kateter urin
Bunyi usus nada B5 (Bowel) : Abdomen: simetris membesar; distensi; timpani; peristaltik (+)
tinggi meningkat
Halangan pasase B6 (Bone) : Fraktur (-)edema (-) luka lecet (-)
Obstipasi Pemeriksaan Penunjang : Hb/Ht/Leu/PLT: 10,7/34/11.720/516.000 ; Bun/Ur/Cr:
Tidak ada flatus 20/43/0.80
Foto Thorax : Jantung dan paru dalam batas normal.
Diagnosis Pada pasien dijumpai :
Anamnesis: obstruksi usus halus Nyeri pada seluruh lapangan perut
sering menimbulkan nyeri kolik seperti dililit
dengan muntah hebat. Juga Muntah
didapatkan distensi perut dan bising Defekasi (-), flatus (-)
usus meningkat. Penderita tidak Abdomen membesar simetris,
dapat melakukan defekasi atau distensi, timpani
flatus. Hiperperitaltik
Inspeksi: distensi perut
Perkusi: hipertimpani
Auskultasi: hiperperitaltik
Dasar pengobatan ileus obstruksi Bed rest + Head up 300
adalah: Transfusi PRC 200 ml
koreksi keseimbangan elektrolit dan Diet M-II
cairan, O2 4L/I via Nasal Canule
menghilangkan peregangan dan IVFD Ringer Laktat 500cc 30 gtt/I +
muntah dengan dekompresi, IVFD NaCl 0.9% 400 cc 20gtt/I
mengatasi peritonitis dan syok bila IVFD Paracetamol 1000 mg / 8 jam
ada, dan Inj. Ceftriaxone 1 gr /12 jam
menghilangkan obstruksi untuk Inj. Metronidazole 500 mg /8 jam
memperbaiki kelangsungan dan Inj. Ranitidine 50 mg /12 jam
fungsi usus kembali normal. Inj. Ketorolac 30 mg / 8 jam
BS, laki-laki berusia 63 tahun dikonsulkan ke departemen anastesi
RSUP HAM dengan keluhan nyeri di seluruh lapangan perut dialami
2 minggu ini dan memberat dalam 2 hari sebelum masuk rumah
sakit. Nyeri dirasakan seperti dililit pada seluruh lapangan perut dan
tidak berkurang dengan pemberian obat penghilang rasa sakit. Os
mengeluhkan tidak BAB dan flatus selama 2 minggu ini. Os juga
mengeluhkan mual dan muntah yang memberat 2 hari ini, dan
sesampai di IGD RSUP HAM, os masih muntah. Riwayat penurunan
BB (+). BAK dalam batas normal. Os telah dilakukan USG
abdomen di RSUD Kisaran dimana hasilnya terdapat udara di
abdomen dan dirujuk ke RSUP HAM dengan diagnosa akut
abdomen. Kemudian dilakukan tindakan primary survey dan
secondary survey. Setelah dilakukan anamnesis, pemeriksaan fisik
dan pemeriksaan penunjang, pasien didiagnosa dengan Total
Mechanical Bowel Obstruction d/t Susp. Ca Colon
Dan pasien ditatalaksana dengan:
Bed rest + Head up 300
Transfusi PRC 200 ml
Diet M-II
O2 4L/I via Nasal Canule
IVFD Ringer Laktat 500cc 30 gtt/I + IVFD
NaCl 0.9% 400 cc 20gtt/I
IVFD Paracetamol 1000 mg / 8 jam
Inj. Ceftriaxone 1 gr /12 jam
Inj. Metronidazole 500 mg /8 jam
Inj. Ranitidine 50 mg /12 jam
Inj. Ketorolac 30 mg / 8 jam