Anda di halaman 1dari 59

LAPORAN KASUS

Oleh :
Pembimbing:
Hans Andre Simorangkir
dr. Yutu Solihat, Sp.An, KAKV
Yuli Bintang Sihotang
Athan Bremana Tarigan
Deva Letchumy
Ileus obstruktif merupakan kegawatan di
bidang bedah digestive yang sering
dilaporkan

Gangguan saluran cerna ini menduduki 20%


dari seluruh kasus nyeri akut abdomen yang
tidak tergolong appendisitis akut

Penderita datang dengan keluhan nyeri pada


abdomen disertai mual, muntah, perut distensi
dan obstipasi

Obstruksi usus disebabkan berbagai


penyebab sehingga mengakibatkan gangguan
pada aliran normal isi usus sepanjang saluran
usus
Setiap tahunnya 1 dari 1000 penduduk segala
usia didiagnosa ileus obstruktif

Penyebab ileus obstruktif berkaitan pada kelompok usia,


50% terjadi pada kelompok usia pertengahan dan tua
akibat perlekatan oleh pembedahan sebelumnya

Berdasarkan data WHO (2008), diperkirakan penyakit saluran


cerna tergolong 10 besar penyakit penyebab kematian di dunia.
Indonesia menempati urutan ke 107 jumlah kematian
diakibatkan penyakit saluran cerna dunia tahun 2004, dengan
39.3 jiwa per 100.000 jiwa

Menurut data DINKES 2008 angka kunjungan


penderita penyakit saluran cerna rumah sakit
di Indonesia mencapai 360,247.
ILEUS OBSTRUKTIF
Definisi
Kerusakan atau hilangnya pasase isi usus yang
disebabkan oleh sumbatan mekanik. Rintangan
pada jalan isi usus akan menyebabkan isi usus
terhalang dan tertimbun di bagian proksimal
dari sumbatan, sehingga pada daerah
proksimal tersebut akan terjadi distensi atau
dilatasi usus
ETIOLOGI

Tumor (primer dan


Adhesi Intestinal Hernia Inkarserata
metastasis)

Divertikulum Meckel Intussusception Volvulus

Strikur yang
menyebabkan Askariasis Impaksi faeces
penyempitan lumen usus

Benda asing
KLASIFIKASI
Obstruksi
biasa
Menurut sifat
sumbatan
Obstruksi
strangulasi
Obstruksi
tinggi
Menurut letak
Ileus sumbatan
Obstruktif
Obstruksi
rendah

Lesi
ekstrinsik

Menurut
etiologi Lesi intrinsik

Obstruksi
menutup
PATOGENESIS
GEJALA KLINIS
Bersifat Sistemik
Dehidrasi Berat
Hipovolemia
Syok
Oliguria
Gangguan Keseimbangan Elektrolit
Perut gembung
Kelebihan Cairan usus
Kelebihan gas dalam usus
Serangan kolik
Nyeri perut berkala
Distensi berat
Mual/muntah
Gelisah/ menggeliat
Bunyi usus nada tinggi
Halangan pasase
Obstipasi
Tidak ada flatus
DIAGNOSIS

nyeri kolik dengan muntah hebat

Pada anamnesis intususepsi, didapatkan bayi tampak gelisah


dan tidak dapat ditenangkan, sedangkan diantara serangan
biasanya anak tidur tenang karena sudah capai sekali

nyeri perut, gelisah sewaktu kolik, biasanya keluar lendir


campur darah (red currant jelly) per anum

Muntah tidak menonjol, tetapi distensi tampak jelas


Anak biasanya muntah sewaktu
serangan dan pada pemeriksaan
perut dapat diraba massa yang
biasanya memanjang dengan batas
jelas seperti sosis

Strangulasi ditandai dengan adanya


lokal peritonitis seperti takikardia,
pireksia (demam), lokal tenderness dan
guarding, rebound tenderness, nyeri
lokal, hilangnya suara usus lokal
PEMERIKSAAN FISIK
Inspeksi
Perut distensi, dapat ditemukan darm kontur
dan darm steifung
Benjolan pada regio inguinal, femoral dan
Skrotum menunjukkan suatu hernia
inkarserata
Pada Intussusepsi dapat terlihat massa
abdomen berbentuk sosis
Perkusi
Hipertimpani
Auskultasi
Hiperperistaltik,
Bising usus bernada tinggi,
Borborhygmi
Palpasi
Kadang teraba massa seperti pada tumor,
invaginasi atau hernia
Adanya darah pada pemeriksaan colok dubur
PEMERIKSAAN PENUNJANG
Radiologi
Tampak terjadi dilatasi dari usus bagian proksimal
sampai ke tempat obstruksi dalam 35 jam.Sebaliknya,
pada usus bagian distal dari obstruksi tidak tampak
bayangan gas, atau bila sumbatannya terjadi belum
lama maka tampak bayangan gas yang sangat sedikit di
bagian distal obstruksi
Pada foto posisi tegak akan tampak bayangan air fluid
level yang banyak dibeberapa tempat (multiple fluid
levels) yang tampak terdistribusi dalam susunan tangga
(step ladder appearance), sedangkan usus sebelah
distal dari obstruksi akan tampak kosong.
Essential of Diagnosis

Complete Proximal Complete Mid or


Obstruction Distal Obstruction
Nyeri kolik abdomen
Vomiting
Vomiting

Abdominal distention
Abdominal discomfort
Constipation-obstipation

Peristaltic rushes
Abnormal oral contrast x-rays
Usus yang berdilatasi pada
pemeriksaan rontgen.
DIAGNOSIS BANDING
Obstruksi Mekanis Ileus Paralitik Pseudo-obstruksi
Sederhana (Ileus
Obstruktif)

Keluhan Nyeri keram abdominal, konstipasi, Nyeri abdominal ringan, Nyeri keram abdominal,
obstipasi, mual, muntah, dan perut kembung, mual, konstipasi, obstipasi, mual,
anoreksia muntah, obstipasi, dan muntah, dan anoreksia
konstipasi
Hasil Borborygmi, bunyi peristaltic Bising usus senyap, Borborygmi, timpani, terdapat
Pemeriksaan
meningkat dengan bising usus nada distensi, dan timpani gelombang peristaltik dengan
Fisik
tinggi, distensi, nyeri terlokalisir bising usus hipo atau
hiperaktif, distensi dan nyeri
terlokalisir
Gambaran Foto Bow-shaped loops in ladder patern, Dilatasi usus kecil dan Dilatasi usus besar terisolasi
Polos BOF
terdapat gambaran gas kolon yang usus besar dengan dengan peningkatan diafragma
terperangkap di bagian distal dari peningkatan diafragma
lesi,
TATALAKSANA
Persiapan penderita
Dekompressi usus dengan suction, menggunakan
NGT yang dimasukkan dalam perut atau usus
Pemasangan kateter untuk mengukur urine output
Koreksi elektrolit dan keseimbangan asam basa
Atasi dehidrasi
Mengatur peristaltik usus yang efisien berlangsung
selama 4 sampai 24 jam sampai saatnya penderita
siap untuk operasi
Operatif
Koreksi sederhana (simple correction)
Tindakan operatif by-pass
Membuat fistula entero-cutaneus pada bagian
proximal dari tempat obstruksi
Melakukan reseksi usus yang tersumbat dan
membuat anastomosis ujung-ujung usus
untuk mempertahankan kontinuitas lumen
usus
KOMPLIKASI
Peritonitis septicemia
Syok hypovolemia
Perforasi usus
Nekrosis usus
Sepsis
Abses
Sindrom usus pendek dengan malabsorpsi
dan malnutrisi
Gangguan elektrolit
PROGNOSIS
Mortalitas obstruksi tanpa strangulata
adalah 5% sampai 8% asalkan operasi
dapat segera dilakukan.
Keterlambatan dalam melakukan
pembedahan atau jika terjadi strangulasi
atau komplikasi lainnya akan
meningkatkan mortalitas sampai sekitar
35% atau 40%.3
Prognosisnya baik bila diagnosis dan
tindakan dilakukan dengan cepat
Pemeriksaan Awal
Airway
Pastikan jalan nafas bebas dari obstruksi
Dipasang selang oksigen 2-4 l/i
Breathing
RR yang meningkat adalah tanda awal dari acidosis maupun
hipoksia. Takipnoe bisa disebabkan oleh nyeri, anxietas atau
pireksia. Periksa saturasi oksigen dan awasi RR secara regular.
Circulation
Pantau nadi, tekanan darah, T/V yang cukup atau tidak, dan
capillary refill time. Periksa akral untuk perfusi perifer. Tentukan
derajat dehidrasi. Pasang iv kanule
Disability
Menilai status mental pasien.
Masalah-masalah yang sering dialami pada
operasi laparotomi darurat
Kardiovaskular -Hipovolemia
- Dehidrasi
- Sepsis dan syok septic
Respiratorik - Hipoksia
- Takipnoe
- Atelektasis
Kelainan darah - Anemia
- Kalau septik masalah koagulopati
Renal - Oliguri atau anuria akibat gagal ginjal akut
CNS - Penurunan kesadaran
- Anxietas
- Nyeri
- Cenderung intoksifikasi
Gastrointestinal - Lambung penuh
- Distensi abdominal
- Perforasi atau obstruksi usus
Metabolik - Pireksia
- Asidosis
- Hipotermia
- Gangguan elektrolit
- Hipoglikemik
Manajemen Jalan Nafas
Hipoksia
Resiko Aspirasi
Manajemen Ventilasi
Manajemen Dehidrasi
Kriteria untuk menilai derajat dehidrasi
RINGAN SEDANG BERAT
GEJALA
3-5% BB 6-8% BB 10% BB

Turgor Kulit Berkurang Lambat Sangat lambat

Nadi N/ lemah kecil Tak teraba

Tensi N/

Urine Pekat Pekat, vol (-)

Rasa haus + + ++

Lidah N Lunak, kecil dan keriput Lunak, kecil dan keriput

Mata N Cowong Sangat Cowong

Ubun-ubun N Cekung Sangat Cekung

Kesadaran Baik gelisah Menurun


Derajat Ringan 3-5% BB dan Derajat Sedang 6-8% BB
Dilakukan rehidrasi lambat untuk 8 jam pertama deficit cairan
+ maintenance.
Dilakukan rehidrasi lambat untuk 16 jam kedua deficit cairan
+ maintenance.
Dehidrasi Berat 10% BB
Dilakukan rehidrasi cepat = 20-40cc/kgBB/1/2-1jam , deficit
cairan = 10% x BB (g) , kemudian dilalukan evaluasi
hemodinamik dengan memantau tekanan darah, nadi dan urine
output sekiranya buruk diulangi lagi rehidrasi cepat dan
sekiranya baik yaitu T 100 mmHg , N<100X/i , UOP1-
2cc/KgBB/jam.
Dilakukan rehidrasi lambat untuk 8 jam pertama deficit cairan
+ maintenance.
Dilakukan rehidrasi lambat untuk 16 jam kedua deficit cairan
+ maintenance.
Monitoring Pasien Pasca
Bedah
Setelah operasi selesai pasien dibawa ke
Recovery Room (RR)
Dipantau tekanan darah, saturasi oksigen,
EKG, denyut nadi hingga kondisi stabil
Atasi nyeri pasca operasi
Identitas Pasien
Nama : Berman Siahaan
Umur : 63 tahun
Suku : Batak Toba
Agama : Kristen
Pekerjaan : PNS
Alamat : Jln. Sei Gambus Lk. II,
Kota Kisaran Barat
Tanggal Masuk IGD : 30 Agustus 2017
Tanggal Konsul Anestesi : 30 Agustus 2017
Berat Badan : 58 kg
Tinggi Badan : 165 cm
Anamnesis
Keluhan Utama : Nyeri pada seluruh lapangan perut
Telaah : Nyeri pada seluruh lapangan perut dialami
2 minggu ini dan memberat dalam 2 hari sebelum masuk rumah
sakit. Nyeri dirasakan seperti dililit pada seluruh lapangan perut
dan tidak berkurang dengan pemberian obat penghilang rasa
sakit. Os mengeluhkan tidak BAB dan flatus selama 2 minggu
ini. Os juga mengeluhkan mual dan muntah yang memberat 2
hari ini, dan sesampai di IGD RSUP HAM, os masih muntah.
Riwayat penurunan BB (+). BAK dalam batas normal. Os telah
dilakukan USG abdomen di RSUD Kisaran dimana hasilnya
terdapat udara di abdomen dan dirujuk ke RSUP HAM dengan
diagnosa akut abdomen
RPO : Dulcolax, Laxadyl, Ciprofloxacin
RPT : Tidak jelas
Time Sequences
Primary Survey di IGD RSUP
HAM (20 Agustus 2017)
Tanda dan Gejala Kesimpulan Penanganan Hasil

A (airway) Clear Airway clear


Snoring (-) C-spine stabil
Gurgling(-)
Crowing (-)
C-spine stabil

B (breathing) Spontaneous O2 2 L/menit via nasal SaO2: 99%


Inspeksi canule RR: 26 x/menit
- Napas spontan
- Toraks simetris, tidak terlihat ketinggalan
bernapas.
Palpasi
Stem fremitus kanan = kiri
Perkusi
Sonor di kedua lapangan paru
Auskultasi
- SP/ST: vesikular/ -
- RR: 20x/menit
C (circulation) Pasang IV line 18G, CRT <2 detik
CRT <2 detik three way dan Akral H/M/K
Akral hangat, merah, kering pemberian cairan TD: 110/70 mmHg
T/V cukup NaCl 0.9% HR = 92 x/menit,
TD: 110/70 mmHg regular
HR: 92 x/menit UOP (+), terpasang
kateter urin.

D (disability) GCS 15 Mempertahankan A-B-C Kesadaran Compos Mentis


Kesadaran: GCS 15 tetap lancar
(E4M6V5)
AVPU: Alert
pupil: 3 mm/3 mm, isokor
RC: +/+

E (exposure) Mengganti dengan


Temperature: 37,3C laken yang kering dan
Fraktur (-) bersih.
Edema (-)
Secondary Survey

B1 (Breath) Airway clear; RR: 20 x/menit; SP: vesikuler/vesikuler; ST: -/-;


S/G/C: -/-/-; SaO2: 99%

B2 (Blood) Akral: hangat, merah, dan kering; TD: 110/70 mmHg; HR:
92x/menit, reguler, t/v: kuat/cukup; CRT < 2 detik;
Temperatur: 36,5C

B3 (Brain) Sensorium: compos mentis; GCS 15 (E4V5M6); pupil: isokor;


: 3 mm / 3 mm; RC +/+

B4 (Bladder) UOP (+); warna: kuning jernih; terpasang kateter urin


B5 (Bowel) Abdomen: simetris membesar; distensi; timpani;
peristaltik (+) meningkat, MMT terakhir 29 Agustus 2017
pukul 21.00

B6 (Bone) Fraktur (-), Edema (-), Luka lecet (-)


Riwayat

Allergies Tidak ada

Medication Tidak ada

Past Ilness Tidak ada

Last Meal 21:00 WIB ( 29 Agustus 2017)

Event Pasien dirujuk dari RSUD Kisaran


dengan diagnosa Akut Abdomen
Penilaian Nyeri
P ( Provokes/ Pilliates) Ileus obstruktif

Q (Quality) Nyeri bersifat melilit

R (Radiates) Nyeri terasa di seluruh lapangan perut

S (Severity) Numeric Rating Scale 5-6

T (Time) Nyeri perut memberat dalam 2 hari


SMRS
Penatalaksanaan di Blue Line IGD
RSUP HAM (30 Agustus 2017)
Bed rest
O2 2-4 L/I, via Nasal Canule
Dekompresi via NGT No.18
IVFD NaCl 0.9% 20 gtt/ menit
Inj. Ketorolac 30 mg / 8 jam
Inj. Ranitidine 50 mg / 12 jam
Inj. Ceftriaxone 1gr / 12 jam
Inj. Metoclopramide 10 mg / 8 jam
Rencana : Cek Darah Lengkap, KGD Sewaktu, RFT,
Elektrolit, Foto Polos Abdomen 3 Posisi, Foto Thorax
PA, Konsul Bedah Digestif
Jenis Pemeriksaan Hasil Rujukan

Hemoglobin (HGB) 10,7 g/dL 12 16 g/dL

Pemeriksaan Eritrosit (RBC) 5,27 4,50-6,50

Penunjang Leukosit (WBC) 11.720 /L 4,0 11,0 x 103/L

Hematokrit 34% 36 47 %

Trombosit (PLT) 516.000/L 150 450 x 103/L

Neutrofil 78,70% 50 70%

Limfosit 10,80% 20 40%

Monosit 10,10% 2 8%

Eosinofil 0,20% 1 3%

Basofil 0,20% 0 1%

Natrium (Na) 134 mEq/L 135 155 mEq/L

Kalium (K) 4.2 mEq/L 3,6 5,5 mEq/L

Klorida (Cl) 96 mEq/L 96 106 mEq/L

Glukosa Darah Sewaktu 92 mg/dL <200 mg/dL

Albumin 3.7g/dL 3,5 5,0 g/dL

Blood Urea Nitrogen (BUN) 20 mg/dL 7-19 mg/ dL


Ureum 43 mg/dL 15-40 mg/dL
Kreatinin 0.80 mg/dL 0,6-1,1 mg/dL
Foto Thorax

Interpretasi Foto Toraks :


Jantung dan paru dalam
batas normal
Interpretasi Foto Polos
Abdomen : Ileus Obstruksi
EKG

Hasil EKG : Irama : sinus Takikardi, QRS rate 93x/I, QRS axis normal, P wave
normal, PR interval 0,12 s, QRS duration 0,08 s, ST-T change (-), LVH (-), VES
(-), RAE (+)
Kesimpulan : Sinus Rhythm
DIAGNOSIS

Total Mechanical Bowel Obstruction d/t


Susp. Ca Colon
RENCANA

Operasi di Kamar Bedah Emergensi IGD


Pemeriksaan Fisik di KBE IGD
pukul 10.35 WIB
B1 (Breath) Airway : clear, gargling/snoring/crowing:-/-/-, RR: 20 x/mnt,
SP: Vesikuler, ST: (-), SPO2: 99%, batuk (-), sesak (-).

B2 (Blood) Akral : H/M/K, TD : 120/80 mmHg, HR : 95 x/mnt, reguler.


Temp : 36,8C, CRT < 2.
B3 (Brain) Sens: Compos Mentis, GCS 15 (E4M6V5), pupil isokor, 3
mm/3 mm, RC +/+

B4 (Bladder) BAK (+) vol: 100 cc/jam, warna: kuning jernih, terpasang
kateter urine
B5 (Bowel) Abdomen: simetris membesar, distensi, peristaltik (+)
meningkat, terpasang NGT no. 18 keluar cairan 100 cc
warna kecoklatan

B6 (Bone) Fraktur (-), Edema (-),


TEKNIK ANESTESI
Bed Rest
Inj Midazolam 3 mg
Inj Fentanyl 100 mcg/iv
Oksigenasi O2 8 lpm 3-5 menit
Induksi Propofol 70 mg/iv
Inj. Atracurium 50 mg/iv
Jenis anastesi : GA - ETT
DURANTE OPERASI

Lama operasi: 225 menit


TD: 100 120/ 70 80 mmHg
HR: 70-90 x/menit
SpO2: 95 100%
Pendarahan: 400 cc
UOP: 70 cc/jam, warna urin jernih
Cairan:
Pre-op: RL 500 mL
Durante op: RL 2000 mL
Pemeriksaan Fisik Post Operasi di RR
KBE pukul 23.15 WIB

B1 (Breath) Airway clear, SP: vesikuler, ST -/-, SpO2 99% RR: 18x/i

B2 (Blood) Akral: H/M/K, TD 120/70 mmHg, HR 102 x/menit, T/V


kuat/cukup, reguler, suhu: 37,1C, CRT< 2

B3 (Brain) Sens : CM, pupil isokor 3mm/ 3mm, RC +/+

B4 (Bladder) UOP (+), vol. 140 cc/ 2 jam, warna kuning jernih

B5 (Bowel) Luka operasi tertutup verband, tampak stoma berwarna


merah/viable, produksi (+), terpasang NGT No. 18

B6 (Bone) Fraktur (-), Edema (-),


TERAPI POST OPERASI
Bed rest + Head up 300
Transfusi PRC 200 ml
Diet M-II
O2 4L/I via Nasal Canule
IVFD Ringer Laktat 500cc 30 gtt/I + IVFD NaCl 0.9% 400 cc 20gtt/I
IVFD Paracetamol 1000 mg / 8 jam
Inj. Ceftriaxone 1 gr /12 jam
Inj. Metronidazole 500 mg /8 jam
Inj. Ranitidine 50 mg /12 jam
Inj. Ketorolac 30 mg / 8 jam
Rencana pemeriksaan Darah Rutin, KGD, Analisa Gas Darah, RFT,
Elektrolit, dan LFT.
Rencana transfusi PRC
Monitoring kesadaran, RR, HR, TD, SpO2, UOP selama di ruang
Pemulihan
Teori Kasus

Ileus Obstruktif adalah salah satu BS, Laki-laki usia 63 tahun dengan
penyebab akut abdomen atau juga dikenal sangkaan ileus obstruktif ec sus Ca Colon
dengan obstruksi usus mekanis merupakan
kegawatan dalam bedah abdominalis yang
sering dijumpai dibandingkan dengan ileus
paralitik. Setiap tahunnya 1 dari 1000
penduduk segala usia didiagnosa ileus
obstruktif. Penyebab ileus obstruktif
berkaitan pada kelompok usia yang
terserang dan letak obstruksi, 50% terjadi
pada kelompok usia pertengahan dan tua
akibat perlekatan oleh pembedahan
sebelumnya. Tumor ganas dan volvulus
merupakan penyebab tersering obstruksi
usus besar pada usia pertengahan dan
orang tua, kanker kolon merupakan
penyebab dari 90% ileus obstruktif yang
terjadi.
Gambaran klinik Pada pasien dijumpai gambaran klinis berupa :
yang bersifat Nyeri pada seluruh lapangan perut dialami 2 minggu ini dan memberat dalam 2
sistemik meliputi: hari sebelum masuk rumah sakit.Nyeri dirasakan seperti dililit pada seluruh
Dehidrasi berat lapangan perut dan tidak berkurang dengan pemberian obat penghilang rasa sakit.
Hipovolemia Tidak BAB dan flatus selama 2 minggu. Mual dan muntah yang memberat 2 hari
Syok Riwayat penurunan BB (+)
Oliguria A (Airway) : Clear ; Snoring (-) / Gargling (-) / Crowing (-) ; C-spine stabil
Gangguan B (Breathing) : Inspeksi : Nafas spontan, pergerakan thoraks kiri dan kanan
keseimbangan simetris, tidak terlihat ketinggalan bernafas, retraksi (-) ; Palpasi : Stem fremitus
elektrolit kanan = kiri ; Perkusi Sonor di kedua lapangan paru ; Auskultasi : SP/ST: vesikular/
Perut gembung - ; RR: 20x/menit
Kelebihan cairan C (Circulation) TD : 110/70 mmHg ; HR : 92 x/menit, reguler, t/v: kuat/cukup ; Akral
usus Hangat/Merah/Kering, CRT < 2 detik
Kelebihan gas D (Disability) ; Kesadaran : CM, GCS 15 (E4V5M6) ; AVPU : Alert ; Pupil:isokor,
dalam usus : 3 mm / 3 mm, RC (+/+)
Gambaran klinik E (Exposure) : Temperatur: 36,5C ; Fraktur (-) Edema (-)
serangan kolik B1 (Breath) : Airway clear; RR: 20 x/menit; SP:versikular; ST:-/-; S/G/C: -/-/-; SaO2:
meliputi : 99%
Nyeri perut berkala B2 (Blood) : Akral: hangat, merah, dan kering; TD: 110/70 mmHg; HR: 92x/menit,
Distensi berat reguler, t/v: kuat/cukup; CRT < 2 detik; Temperatur: 36,5C
Mual / muntah B3 (Brain) : Sensorium: compos mentis; GCS 15 (E4V5M6); pupil: isokor; : 3
Gelisah / mm / 3 mm; RC +/+
menggeliat B4 (Bladder) : UOP (+); warna: kuning jernih; terpasang kateter urin
Bunyi usus nada B5 (Bowel) : Abdomen: simetris membesar; distensi; timpani; peristaltik (+)
tinggi meningkat
Halangan pasase B6 (Bone) : Fraktur (-)edema (-) luka lecet (-)
Obstipasi Pemeriksaan Penunjang : Hb/Ht/Leu/PLT: 10,7/34/11.720/516.000 ; Bun/Ur/Cr:
Tidak ada flatus 20/43/0.80
Foto Thorax : Jantung dan paru dalam batas normal.
Diagnosis Pada pasien dijumpai :
Anamnesis: obstruksi usus halus Nyeri pada seluruh lapangan perut
sering menimbulkan nyeri kolik seperti dililit
dengan muntah hebat. Juga Muntah
didapatkan distensi perut dan bising Defekasi (-), flatus (-)
usus meningkat. Penderita tidak Abdomen membesar simetris,
dapat melakukan defekasi atau distensi, timpani
flatus. Hiperperitaltik
Inspeksi: distensi perut
Perkusi: hipertimpani
Auskultasi: hiperperitaltik
Dasar pengobatan ileus obstruksi Bed rest + Head up 300
adalah: Transfusi PRC 200 ml
koreksi keseimbangan elektrolit dan Diet M-II
cairan, O2 4L/I via Nasal Canule
menghilangkan peregangan dan IVFD Ringer Laktat 500cc 30 gtt/I +
muntah dengan dekompresi, IVFD NaCl 0.9% 400 cc 20gtt/I
mengatasi peritonitis dan syok bila IVFD Paracetamol 1000 mg / 8 jam
ada, dan Inj. Ceftriaxone 1 gr /12 jam
menghilangkan obstruksi untuk Inj. Metronidazole 500 mg /8 jam
memperbaiki kelangsungan dan Inj. Ranitidine 50 mg /12 jam
fungsi usus kembali normal. Inj. Ketorolac 30 mg / 8 jam
BS, laki-laki berusia 63 tahun dikonsulkan ke departemen anastesi
RSUP HAM dengan keluhan nyeri di seluruh lapangan perut dialami
2 minggu ini dan memberat dalam 2 hari sebelum masuk rumah
sakit. Nyeri dirasakan seperti dililit pada seluruh lapangan perut dan
tidak berkurang dengan pemberian obat penghilang rasa sakit. Os
mengeluhkan tidak BAB dan flatus selama 2 minggu ini. Os juga
mengeluhkan mual dan muntah yang memberat 2 hari ini, dan
sesampai di IGD RSUP HAM, os masih muntah. Riwayat penurunan
BB (+). BAK dalam batas normal. Os telah dilakukan USG
abdomen di RSUD Kisaran dimana hasilnya terdapat udara di
abdomen dan dirujuk ke RSUP HAM dengan diagnosa akut
abdomen. Kemudian dilakukan tindakan primary survey dan
secondary survey. Setelah dilakukan anamnesis, pemeriksaan fisik
dan pemeriksaan penunjang, pasien didiagnosa dengan Total
Mechanical Bowel Obstruction d/t Susp. Ca Colon
Dan pasien ditatalaksana dengan:
Bed rest + Head up 300
Transfusi PRC 200 ml
Diet M-II
O2 4L/I via Nasal Canule
IVFD Ringer Laktat 500cc 30 gtt/I + IVFD
NaCl 0.9% 400 cc 20gtt/I
IVFD Paracetamol 1000 mg / 8 jam
Inj. Ceftriaxone 1 gr /12 jam
Inj. Metronidazole 500 mg /8 jam
Inj. Ranitidine 50 mg /12 jam
Inj. Ketorolac 30 mg / 8 jam

Anda mungkin juga menyukai