Anda di halaman 1dari 20

CHARACTERISTIC STRENGTH

COMPARISON IN CONCRETE BY THE


INFLUENCE OF FIBEROUS
MATERIALS
(PERBANDINGAN KARAKTERISTK KEKUATAN
BETON AKIBAT PENGARUH PENAMBAHAN
SERAT)

I KOMANG GIYA PRAMARDIKA


1781511008
TEKNOLOGI BETON DAN BAHAN STRUKTUR 2017
Inernational Journal of Civil Engineering and
Technology (IJCIET) Volume 8, Issue 8, August
2017, pp.264-272.
S. Karthikeyan
Assistant Professor, Department of Civil Engineering,
Hindustan University, Chennai, Tamilnadu, India.

A.A. Elangovan
Assistant Professor, Department of Civil Engineering,
GRT Institute of Engineering and Technology, Tiruttani ,
Tamilnadu, India.
POINT
Penelitian ini membandingkan perilaku beton dengan
penggunaan serat alami dan serat buatan.
Adapun benda uji yang digunakan yaitu beton dengan fc 30 MPa
dengan dan tanpa serat ada umur 14, 21, dan 28 hari.
Penggunaan 0,5% serat alami (NFC) dan serat buatan (AFC)
menunjukan peningkatan kuat tekan yang cukup besar
Abstract dibandingkan dengan kuat tekan rencana pada umur 28 hari.
Selain itu, karakteristik yang diperoleh yaitu pada beton dengan
0,5% serat alami dan buatan secara cukup besar mampu
meningkatkan kuat tarik lentur dibandingkan dengan kuat tarik
lentur rencana pada umur 14, 21, dan 28 hari.
Jadi, penambahan material serat pada beton menghasilkan
karakteristik beton yang lebih baik.
Perilaku material beton bersifat getas sehingga dapat dikatakan
bahwa beton memiliki kuat runtuh dan kuat tekan yang tinggi
namun lemah menerima tarik.
Akibat sifatnya yang lemah terhadap beban tarik, beton dapat
mengalami retak yang besar pada area tarik dan menyebabkan
keruntuhan.
Pada dasarnya retakan ini bersifat mikro retakan dan
Pendahuluan pembentukan celah mikro ini memainkan peran penting dalam
kegagalan beton.
Pada beton bertulang, area retak pada beton harus dipasang
tulangan.Solusi lainnya adalah dengan menggunakan
penambahan serat pada beton
Serat yang digunakan pada beton adalah bertindak sebagai
penghambat pengembangan retak di beton dan mencegah
pengembangan retak lebih lanjut.
Untuk mengamati perilaku beton dengan fc
30Mpa dengan penambahan 0,5% serat
alami pada beberapa kali waktu.
Untuk mengamati perilaku beton dengan fc
Rumusan 30Mpa dengan penambahan 0,5% serat
Masalah buatan pada beberapa kali waktu.
Untuk mengamati perilaku beton dengan
melakukan pengujian pada beton dengan
penambahan 0,5% serat alami dan serat
buatan
Material
OPC Grade 43 ( Kuat Minimum umur 28 hari 43 Mpa)
Diuji berdasarkan persyaratan IS:4301-1998
OPC
(Ordinary Portland
Cement)
Pasir alam (agregat halus) dengan diameter maksimum
lolos ayakan 4,75 mm
Agregat kasar digunakan batu pecah dengan ukuran
masimum 20 mm
Pengujian agregat dilakuakn dengan standar India IS:
383-1970
Agregat
Beton dengan campuran serat alami disebut dengan
beton berserat alami atau natural fiber concrete (NFC)
Serabut kelapa dikumpulkan dari bahan sisa dan dipilih
bagian seratnya saja. Panjang rata-rata serat adalah
sepanjang 2 cm.
Serat Alami
(Serabut
Kelapa)
Beton dengan tambahan serat buatan disebut dengan
beton berserat buatan atau artificial fiber concrete
(AFC)
Serat polypropylene merupakan serat polimer karbon
sintetis yang menghasilkan serat yang menerus dan
homogen, dengan potongan melintang persegi dan
dipotong dengan ukuran yang dikehendaki.
Serat Buatan Modulus elastisitas dan kuat tariknya lemah namun
(Polypropylene) keras secara alami.
Penggunaan fc 30 MPa pada penelitian ini dikarenakan
perkuatan serat lebih banyak digunakan pada beton
dengan kuat tekan rencana yang cukup tinggi.
Proporsi campuran beton menggunakan tambahan
serat alami dan buatan sebanyak 0,5% dari berat
Proporsi semen yang digunakan.
Campuran
Beton
Cetakan benda uji sebuai dengan persyaratan yang
termuan dalam IS (Indian Standard)

Benda Uji
Benda uji di dicetan secara terpisah,
1.Control Mix Concrete (CMC
2.Natural Fibre Concrete (NFC)
3.Artificial Fibre Concrete (AFC)
Cetakan dilepas setelah 24 jam dan beton dimasukan
kedalam bak perawatan benda uji

Pencetakan
Benda Uji
Hasil
Kuat Tekan
Beton

Pada benda uji NFC pada umur 14,21, dan 28


mengalami peningkatan kuat tekan berturut-turut
sebesar 7,76%, 7,68% dan 13,18%.
Pada benda uji AFC kuat tekan meningkat pada umur
14,21, dan 28 sebesar 7,76%, 7,68% dan 13,18%.
Kuat Tarik
Lentur

Pada benda uji NFC pada umur 14,21, dan 28 mengalami


peningkatan kuat tarik lentur berturut-turut sebesar
6,04%, 7,13%, dan 8,70%.
Pada benda uji AFC kuat tarik lentur meningkat pada
umur 14,21, dan 28 sebesar 9,67%, 14,02% dan 12,10%.
Kuat Tarik
Belah

Pengujian kuat tarik belah beton dilakukan pada umur 28


hari
Hasil yang diperoleh pada benda uji NFC menghasilkan
peningkatan kuat tarik belah sebesar 21,5%.
Sedangkan pada benda uji AFC peningkatan kuat tarik
belah terjadi sebesar 45,12%
Pada kuat tekan beton, dapat disimpulkan kuat tekan
beton serat NFC dan AFC memiliki peningkatan nilai
yang sama baik terhadap beton tanpa serat (CMC)
Pada kuat tarik lentur & kuat tarik belah beton berserat
buatan (AFC) memiliki peningkatan hasil yang lebih baik
dari pada beton berserat alami (NFC ) terhadap beton
tanpa serat (CMC)
Kesimpulan Sehingga, penambahan serat pada beton menghasilkan
karakteristik yang lebih baik dari pada beton tanpa serat.
Penambahan serat buatan menghasilkan hasil yang lebih
baik dari pada serat alami.
Penggunaan serat alami mengeluarkan sedikit biaya
dibandingkan dengan serat buatan.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai