Konjungtiva
dr. Abdi Kelana,P SpM
Penebalan konjungtiva
degenerasi hialin jaringan
submukosa konjungtiva
Etiologi ? rangsangan luar : sinar
matahari, debu, panas, udara kering,
angin dll
= hematoma subkonjungtiva
Bercak merah muda/tua, besar/kecil, dgn/tnp
peradangan mata
Sebab pecahnya p.d pada / di bwh konjungtiva, co/:
batuk rejan : tusis quinta
trauma tumpul basis kranii
peradangan mata : konjungtivitis hemoragik
hipertensi, anemia, idiopatik dll
Spontan diabsorpsi dlm 1-2 minggu
percepat : kompres hangat
(hari I kompres dingin)
Chemosis
= edema konjungtiva
Jarang terjadi sendiri, sering dgn pembengkakan palpebra
Sebab : peradangan lokal
konjungtivitis, ulkus kornea, meibomitis
akut dll
obstruksi lokal aliran darah &/
limfe tumor orbital, trombosis sinus
kavernous, glaukoma akut dll
sistemik anemia berat,
hipoproteinemia, gagal jantung, sindrom
nefrotik, urtikaria dll
Dekongestan cgh bendungan cairan dlm
selaput lendir konjungtiva
Kemotik konjungtiva berat palpebra tdk
menutup disisi keluarkan cairan
Dry Catarrh
= hiperemi konjungtiva
Sebab :
1. akut rangsangan lokal oleh benda asing (debu,
angin), cahaya terang, alergi, menyertai influenza
2. kronik perlu kacamata / memakai kacamata salah,
trikisis, blefaritis, obstruksi aparatus lakrimal, alkohol >>,
sering melihat dekat
Tanda :
konjungtiva dan palpebra sedikit bengkak,
agak kasar dengan atau tanpa sekret
mata panas, kering, lekas berair mata, cpt lelah
palpebra terasa berat
bila terkena cahaya timbul rasa tidak enak di mata
Cuci mata dgn boorwater .
Argirosis
Jarang
Bercak coklat kehitaman
pada konjungtiva forniks
atau konjungtiva bulbi
bawah
Menetap & tidak dapat
diperbaiki
Deposit Ag (argentum)
pemakaian AgNO3 terlalu
lama
Simbleferon
Perlengketan antara konjungtiva tarsal-bulbi-
forniks, bisa juga kenai kornea
Sebab : trauma pada mata(mekanis/kimiawi),
peradangan (trakoma,difteri)
3 macam : 1. Simbleferon partialis anterior
konjungtiva tarsal konjungtiva
bulbi atau kornea
2. Simbleferon partialis posterior
konjungtiva forniks
3. Simbleferon totalis
konjungtiva tarsal konjungtiva
bulbi konjungtiva forniks
Simbleferon
Inferior >>
Tanda : Gerak mata terganggu
Diplopia, lagoftalmus
Th/ ringan lepaskan, beri salep
berat op plastik (sesudah lepas, tutup
tempat lepasan dengan membrana
mukosa mulut atau bibir)
Konjungtivitis
Peradangan konjungtiva
Penyebab: bakteri, virus, jamur, alergi
Untuk mengetahui penyebab perlu
pemeriksaan mikroskopis dari sekret/kerokan
konjungtiva
Hasil , ditemukan banyak:
Monosit diduga karena virus
Leukosit PMN diduga karena bakteri
Eosinofil diduga radang akibat alergi
Limfositmenunjukan radang kronis
Keluhan tersering :mata merah
Pada mata merah perlu dibedakan :
konjungtivitis,perdarahan
subkonjungtiva, iritasi konjungtiva
Konjungtivitis: injeksi dan hiperemi
konjungtiva
iritasi konjungtiva: hanya injeksi
konjungtiva (kelelahan mata, kurang
tidur, asap, debu)
Menurut gambaran klinis,dibagi
menjadi :
Konjungtivitis kataral
Konjungtivitis purulen
Konjungtivitis flikten
Konjungtivitis
membran/pseudomembran
Konjungtivitis vernal
Konjungtivitis folikularis nontrakoma
Konjungtivitis folikularis trakoma
Konjungtivitis kataral
Penyebab :
Gonore
Non gonore (pneumokok, streptokok,
meningokok, stafilokok, inclusion
conjungtivitis , dll
Gejala klinik : konjungtivitis akut + sekret
purulen
Konjungtivitis gonore = oftalmia gonoroika
Konjungtivitis purulenta
Pembagian menurut umur :
<3 hari : oftalmia gonoroika
neonatorum (langsung dari ibu
penderita uretritis gonoroika )
pencegahan :
AgNO3 1% tetes :kerusakan kornea
Chloramphenicol/penicilin tetes
>3 hari : oftalmia gonoroika infantum
Anak kecil : oftalmia gonoroika
yuvenilis
Dewasa : oftalmia gonoroika adultum
Konjungtivitis purulenta
Gejala klinik :
oftalmia gonoroika neonatorum : 2
mata serentak
Yang lain : 1 mata menular ke yang lain
3 stadium :
stadium infiltratif
Stadium supuratif/purulenta
Stadium konvalesen (penyembuhan),
hipertrofi papil
Konjungtivitis purulenta
stadium infiltratif :
1-3 hari
Palpebra : bengkak, hiperemi, tegang,
blefarospasme
Konjungtiva palpebra : bengkak, hiperemi,
mungkin terdapat pseudomembran
Konjungtiva bulbi : injeksi konjungtival
hebat, kemotik
Sekret serous, kadang-kadang berdarah
Kelenjar preaurikuler : membesar
demam
Konjungtivitis purulenta
Stadium supuratif/purulenta
2-3 minggu
Palpebra : bengkak, hiperemi, tidak
begitu tegang, blefarospasme
Sekret berdarah, terus menerus,
muncrat bila palpebra dibuka (khas)
Konjungtivitis purulenta
Stadium konvalesen :
2-3 minggu
Palpebra : sedikit bengkak
Konjungtiva palpebra : hiperemi, tidak
infiltartif
Konjungtiva bulbi : injeksi konjungtival,
tidak kemotik
Sekret jauh berkurang
Tanpa pengobatan : tidak akan
mencapai stadium 3
Konjungtivitis purulenta
Komplikasi : ulkus kornea perforasi
endoftalmitis panoftalmi ptisis
bulbi
Pemeriksaan mukroskopis : diplokok
intraseluler, di dalam sel epitel dan
leukosit, di samping diplokok yang
ekstraseluler
Diplokok ekstraseluler proses sudah
menahun
Tes maltose membedakan gonokok
dengan meningokok
Konjungtivitis purulenta
Pengobatan :
Isolasi
Mata diversihkan dengan kapas basah tiap
15 menit + Salep mata penisilin
Tetes mata penisilin G 10.000-20.000 U/ml
tiap menit selama 30 menit
Penisilin sistemik 50.000 U/kgBB oral/IM
Alternatif : tetrasiklin, garamisin, kemisetin
Kekeruhan kornea sulfas atropin %
3x/hari 1 tetes
Konjungtivitis Flikten
Radang terbatas dari konjungtiva disertai
tonjolan kecil kemerahan (flikten)
Flikten kumpulan sel limfosit di bawah sel
epitel, dapat mencair di ujungnya ulkus
Konjungtiva bulbi Konjungtivitis Flikten
Limbus Keratokonjungtivitis Flikten
Berisi pus oftalmia pustuler
Sering dicetuskan oleh blefaritis atau
Konjungtivitis akut
Konjungtivitis Flikten
Flikten di Konjungtiva lekas sembuh,
jarang berbekas
Flikten di limbus : lebih lambat
fasikel keratitis fasikularis
panus fasikularis (banyak)
berpindah-pindah wander
phlyctaen
Flikten di kornea : jaringan parut
setelah sembuh geographic
patern
Konjungtivitis Flikten
Penyebab, alergi thdp:
Tuberkulo protein (Konjungtivitis
skrofulosa)
Infeksi bakteri : koch weeks, Stafilokok,
Streptokok, pneumokok
Virus : herpes simpleks
Toksin moluskum kontangiosum
Jamur : kandida albikans
Cacing askaris, tripanosomiasis
Infeksi fokal: gigi, hidung, telinga,
tenggorokan,UTI
Konjungtivitis Flikten
Konjungtivitis Flikten :tanda radang
tidak jelas, terbatas pada tempat
flikten, sekret hapir tidak ada
Konjungtivitis kum Flikten : tanda
radang jelas, sekret mukous,
mukopurulen, biasanya timbul
karena infeksi sekunder pada
Konjungtivitis Flikten
Keluhan : lakrimasi, fotofobia,
blefarospasme
Konjungtivitis Flikten
Pengobatan :
Kortikosteroid tetes/salep mata
AB untuk mencegah infeksi sekunder
Vitamin A,B kompleks, C
Suntikan kortikosteroid bila dengan
salep tidak baik (0,3-0,5cc, 2x
seminggu)
Cari fokus penyebab
Konjungtivitis membranasea
dan pseudomembranasea
Ditandai dengan adanya masa putih atau
kekuning-kuningan, yang menutupi konjungiva
palpebra, bahkan konjungtiva bulbi
Membran :
Reaksi nekrose dan koagulasi dari jaringan
konjungtiva
Permukaan tidak rata
Bila diangkat menimbulkan perdarahan
Pseudomembran :
Endapan eksudat atau sekret pada permukaan
konjungtiva
Permukaan rata
Bila diangkat tidak berdarah
Konjungtivitis membranasea
Terdapat pada :
Difteri primer atau sekunder dari nasofaring
Streptokok hemolitik eksogen maupun endogen
Steven Johnson syndrome
Gejala klinik :
Palpebra bengkak
Konjungtiva palpebra hiperemi dengan membran di
atasnya
Konjungtiva bulbi : injeksi konjungtiva +, mungki
ada membran
Kadang-kadang ada ulkus kornea
Dapat mengenai satu mata atau dua mata
Konjungtivitis membranasea
Pengobatan :
Terhadap difteri
Serum anti difteri 20.000U, 2hari berturut- turut
Salep penisilin pada kedia mata setiap jam
penisilin sistemik, Dewasa: 1,2 juta U, anak 50.000U
2hari berturut-turut
Biasanya sembuh dalam 5 hari
Untuk Steven Jhonson
Aor mata buatan setiap jam, 1 tetes
Salep Ab lokal dan sistemik
Kortikosteroid
Untuk Streptokok hemolitik : AB yang
efektif thd kuman-kuman gram +
Konjungtivitis
pseudomembranasea
Didapat pada semua konjungtivitis
yang bersifat hiperakut / purulen
Cth :
Konjungtivitis gonore
Pneumokok
Epidemic keratokonjungtivitis
Inculsion Konjungtivitis
Pengobatan : menurut penyebabnya
Konjungtivitis vernal
Dinamakan juga spring catarrh
Tebanyak usia 5-25 thn, terutama
laki-laki
Keluhan :
Mata sangat gatal, terutama di
lapangan terbuka saat panas terik
Sering alergi terhadap tepung sari dan
rumput-rumputan
Konjungtivitis vernal
Gejala klinik :
Palpebra :
terutama mengena Konjungtivitis palpebra
superior
Konjungtiva tarsal pucat, putih keabu-abuan
disertai papil-papil yang besar (cobble stone
appearance)
Susnan papil rapat, dari samping tidak menonjol
Pada permukaan kadang-kadang dilapisi lapisan
seperti susu,terdiri dari sekret yang mukoid
Papil rata dengan kapiler di tengahnya
Kadang-kadang konjungtiva palpebra
hiperemi,bila terkena infeksi sekunder
Konjungtivitis vernal
Bentuk limbus :
Di sekitar limbus, konjungtiva bulbi menebal,
berwarna putih susu, kemerah-merahan, sperti
lilin (tantras dot)
Bila sembuh akan meninggalkan bekas
menyerupai arkus senilis
Sekret mukoid dan sangat lengket
Pada pemeriksaan sekret dengan giemsa :
ditemukan banyak eosinofil
Dapat menimbulkan keratitis epitel/ulkus
kornea pembentikan jaringan sikatrik ringan.
Kadang-kadang terdapat panus, tidak
menutupi seluruh kornea
Konjungtivitis vernal
Perjalanan penyakit menahun,
kekambuhan terutama pada musim
panas
Pengobatan :
Stadium akut: salep mata atau tetes
kortikosteroid stiap 2 jam, 2 tetes dan
kompres dingin
Kelainan kornea : kortikosteroid
sistemik + sulfas atropin % 3x/ hari
1 tetes
Konjungtivitis atopi
Berdasarkan respon imunologik
Pendrita mempunya stima atopi lainnya
seperti dermatitis dan asma bronkial
Sering kambuh pada musim hujan
Keluhan :
Mata perih
Fotofobia
Mata merah
Terasa panas
Konjungtivitis atopi
Gejala obyektif :
Kulit palpebra kering dan deskwamasi
Konjungtiva palpebra inferior terdapapat
pail-papil halus, terkadang besar
Keratitis superfisial dengan neovaskularisasi
(setelah kekambuhan beberapa kali)
Kasus berat : seluruh kornea keruh, penuh
pembuluh darah, penglihatan terganggu
Pemeriksaan kerokan konjungtiva : banyak
eosinofil
Konjungtivitis atopi
Penyulit :
Kerusakan kornea dnegan jaringan sikatrik
yang tebal mengganggu penglihatan
Pengobatan :
Kortikosteroid lokal, AB, pemeliharaan kelopak
mata
Hindari alergen
Keratoplasti bila terjadi kerusakan kornea
Cobble stone appearance : dapat terlihat
akibat reaksi alergi terhadap lensa kontak
sembuh 2-3 mgg setelah pengobatan
Konjungtivitis folikularis
2macam : trakoma dan nontrakoma
Konjungtivitis folikularis nontrakoma :
1. Konjungtivitis folikularis akuta (biasa karena
virus):
inclusion konjungtivitis
Keratokonjungtivitis epidemika
Demamfaringokonjungtivitis
Keratokonjungtivistis herpetika
Konjungtivitis new castle
Konjungtivitis hemoragik akut
2. Konjungtivitis folikularis kronika
3. Konjungtivitis folikularis toksika/alergika
4. folikulosis
inclusion konjungtivitis
penyebab : virus kalmidozoa okulogenita
Masa inkubasi 8-10 hari
Pemeriksaan kerokan konjungtiva : badan
inklusi dari studgart yang basfilik
menyerupai badan inklusi trakoma disertai
PMN dan monosit
Kelenjar preaurikuler membesar, keras,
mobile, tidak sakit
Klinis, terdapat 2 bentuk :
Neonatorum : inclusion blenorrhoe
Dewasa : inclusion konjungtivitis, swimming
pool konjungtivitis
inclusion blenorrhoe
Konjungtivitis purulenta non
gonorhoe
Menyerupai Konjungtivitis gonorhoe
harus dibedakan dengan
pemeriksaan sekret
Biasa timbul 2 minggus etelah lahir
Mengenai 2 mata
Penularan secara langsung melalui
jalan lahir dari sekret serviks
inclusion blenorrhoe
Gejala klinik :
Palpebra : bengkak, blefasospasme
Konjungtiva palpebra : munkin ada
pseudomembran /hiperemis banyak folikel
terutama Konjungtiva palpebra inferior
Konjungtiva bulbi : injeksi Konjungtiva
hebat, mudah berdarah
Kornea : tidak terdapat kealinan, kadang
keratitis superfisialis
Sekret : purulen, kuning
inclusion blenorrhoe
Prognose : tidak seburuk
Konjungtivitis gonorhoe
Pencegahan : metode crede
Pengobatan : AB atau sulfa seperti
tetrasiklin atau sulfonamide topikal
inclusion konjungtivitis
Infeksi biasa didapat di kolam
renang (penderita uretritis, servisitis,
klamidia okulogenita)
Bisa juga dengan kontak langsung
genital
Keluhan : mata merah, fotofobia,
lakrimasi, kadang kelenjar
preauruculer membesar, tidak nyeri
inclusion konjungtivitis
Gejala klinik :
Palpebra : bengkak sedikit
Konjungtiva palpebra : hiperemi, banyak folikel,
mungkin terdapat speudomembran
Konjungtiva bulbi : tidak begitu hiperemi
Kornea : tidak terdapat kealinan, kadang keratitis
superfisialis, dapat mengenai dua mata
Pengobatan : tidak ada yang spesifik
AB atau sulfa seperti tetrasiklin atau sulfonamide
(mencegah infeksi sekunder) topikal 1-2 minggu
AB sistemik
Keratokonjungtivitis
epidemika
/ shipyard eye
Penyebab : adenovirus tipe 8
Masa inkubasi 5-10 hari
Terdapat badan inklusi bentuk bintang pada
alveolus
Mulai daei 1 mata yang meradang diikuti mata
lainnya dengan cepat
Kelenjar preaurikuler hapir selalu membesar
dengan nyata, nyeri tekan,
Sekret : serous, seromukous
Mikroskopis :
Banyak monosit
Keratokonjungtivitis
epidemika
Keluhan : Mata merah, berair, silau, ada pasir,
badan terasa lemah
Gejala klinik :
Palpebra : bengkak
Konjungtiva tarsalis : hiperemi, banyak folikel
terutama di inferior, mungkin ada pseudomembran
Konjungtiva bulbi : injeksi konjungtiva, kemotik,
perdarahan subkonjungtiva
6-10 hari di kornea tampak infiltrat bulat-bulat
kecil,besar, diameter mm (keratitis superfisial
yang tersebar) letaknya subepitel. Tes flouresin -,
infiltrat tidak pernah menjadi ulkus, dan tidak
pernah terjadi neovaskularisasi
Sensibilitas korneatidak menurun
Keratokonjungtivitis
epidemika
Pengobatan :
Perbaiki keadaan umum
AB atau sulfa lokal dan sistemik untuk
mencegah infeksi sekunder
Kortikosteroid secara hati-hati
Jaga kebersihan
Demam faringokonjungtiva
Jarang dijumpai
Penyebab : virus new castle -->
sering didapat pada peternak unggas
Masa inkubasi 1-2 hari
Keluhan : mata seperti ada pasir,
beraor, fotofobi, sakit sekali, pada
konjungtivitis biasanya tidak sakit
Konjungtivitis new castle
Gejala klinik :
Palpebra bengkak
Konjungtiva palpebra terutama yang
inferior hiperemi dengan banyak folikel
Konjungtiva bulbi : injeksi konjungtival +
Kornea : baik, mungkin ditemukan keratitis
epitel atau subepitel
Sekret : lengket, banyak monosit
Kelenjar preurikuler sering membesar
disertai pana dingin, sakit leher, dan pegal-
pegal
Pengobatan : AB dan sulfa
Konjungtivitis folikularis
kronika
Penyebab : diduga virus
Masa inkubasi : belasan hari
Sering pada anak-anak, jarang pada
dewasa
Perjalanan penyakit menahun, 2-3
bulan
Keluhan tidak nyata, hanya terasa
gatal dan matanya berat
Konjungtivitis folikularis
kronika
Gejal obyektif :
Konjungtiva palpebra : terutama yang bawah,
sedikit hiperemi, banyak folikel
Konjungtiva bulbi :injeksi konjungtival ringan
Kornea : baik
Sekret : sedikit, banyak monosit
Kelenjar preaurikuler :membesar tapi kecil-
kecil
Pengobatan : AB dan sulfa
Dapat diberikan sulfazinci % dan kolirium
Konjungtivitis Toksika /
Alergika
Sebab :
Pemakaian pilokarpin / eserin yg lama (th/glaukoma)
Moluskum kontangiosum di margo palpebra toksin
konjungtiva
Klinis :
Konjungtiva palpebra tanda radang tidak nyata,
bnyk folikel tu di konjungtiva tarsal inferior
Kelenjar preaurikuler tidak membesar
Lakrimasi, gatal hebat
Th/ tgtg penyebab :
Stop pilokarpin / eserin
Pada moluskum kontangiosum insisi segera,
keluarkan isinya, beri larutan AgNO3
Folikulosis
Sebab ? virus
Anak2 gizi kurang >
Klinis : folikel>> di konjungtiva tarsal inferior
(tampak sbg benjolan kecil kemerah-
merahan, mengkilat)
tanda radang (-), sekret (-)
kadang pembesaran KGB seluruh
badan
mata sering berkedip & fotofobia
Th/ tidak ada perbaiki KU (makanan &
vitamin)
Konjungtivitis Folikularis
Trakoma
Trakoma (Yunani) trachis :
kasar
Sebab : Chlamydia trachomatis
(MI 1mgg)
Menular sekret
Semua usia tu orang muda &
anak2
Sering diketahui kebetulan
asimptomatik / hanya gatal di
mata, berair & banyak kotoran
Merupakan konjungtivitis menahun
Bisa sebabkan kebutaan parut kornea & trikiasis
berulang / infeksi sekunder
Penyulit :
Entropion
Trikiasis
Simbleferon
Kekeruhan kornea
Xerosis / keratitis sika