TD : 60/40
histamin + reseptor H1 stimulasi sel endotel
merubah asam amino L arginin NO (vasodilator
poten) >> NO penurnan venous return
preload menurun cardiac output turun.
bronkospasme << O2 di darah
hipoksi kompensasi tubuh:
>>RR: - pertahankan perfui O2
Kelelahan otot pernafasan
prnumpuka sisa pembakaran gas
CO2 di darah dan jaringan >>CO2
pengaruhi pusat nafas di medula
oblongata
>>HR: pertahankan suplai darah ke
jaringan yang bawa O2
saturasi oksigen berkurang tidak
disertai kompensasi yang cukup dari
paru-paru untuk menambah julh o2
tersebut peningkatan jumlah hb yg
tereduksi(> 5g/dl) kebiruan di kulit
atau mukosa = sianosis
Posisi syok mengangkat kaki di atas jantung
Tujuan: membantu aliran darah ke jantung, (meninggikan
tungkai memungkinkan darah mengalir dari tungkai
kembali ke jantung), membantu lebih banyak
mengalirkan oksigen melalui darah dan membantu
menghilangkan hipoksia yang dapat menyebabkan
shock.
Meletakkan penderita dalam posisi syok :
Kepala setinggi atau sedikit lebih tinggi daripada dada
Tubuh horizontal atau dada sedikit lebih rendah
Kedua tungkai lurus diangkat 20 derajat ; literature lain ada yang
menyebutkan 15-30 cm jika tidak dicurigai cidera spinal)
Posisi trendelenburg (berbaring dengan kedua tungkai
diangkat / diganjal dengan kursi) menaikkan venous
return tekanan darah ikut meningkat.
Histamin meningkatkan permeabilitas kapiler perfusi O2
di otak menurun penurunan kesadaran
Histamin bronkospasme kontraksi otot bronkus aliran
O2 ke paru menurun, O2 di darah juga menurun;
permeabilitas meningkat perfusi ke otak menurun
Serotonin meningkatkan permeabilitas vaskuler
Bradikinin kontraksi otot polos.
Platelet activating factor (PAF) bronkospasme dan
meningkatkan permeabilitas vaskuler, agregasi dan aktivasi
trombosit
Prostaglandin leukotrien menyebabkan bronkokonstriksi.
Sel mas, basofil pelepasan mediator
(histamin, kinin, serotonin, SRSA, PG, PAF)
vasodilatasi disertai permeabilitas kapiler >>
transudasi cairan pengumpulan cairan
setempat.
Non imunologi:
Gol amin, gol kolin, faktor fisik (panas, dingin, sinar X,
trauma tumpul) menrangsang langsung PD kapiler
vasodilatasi dan >> permeabilitas kapiler
Langsung memicu el mas pelepasan mediator (gol
opiat dan bahan kontras
Bahan yg menyebabkan perubahan met asam
arakidonat (NSAID)
Angioedema: urtikaria yg mengenai
lapisan kulit lebih dalam dari dermis
submukosa, subkutis
Sel parietal gastrin, Ach
meningkatkan kalsium sitosol
merangsang protein kinase rangsang
HCl dari pompa proton
Sel ECL gastrin dan Ach rangsang
histamin keluar Histamin + H2 di sel
parietal peningkatan cAMP
rangsang protein kinase ragsang HCl
dri pompa proton
Subtipe Reseptor Distribusi
H1 Otot polos, endotel, otak
H2 Mukosa lambung, otot jantung, sel
mast, otak
H3 Presinaptik di otak, pleksus
mienterikus, neuron lainnya
H4 Eosinofil, neutrofil, sel-sel CD4T
Saluran nafas atas bisa mengalami gangguan jika lidah atau orofaring terlibat sehingga
terjadi stridor.
Wheezing: bernada tinggi yang terjadi akibat aliran udara yang melalui saluran napas
yang sempit
Terdapat mengi monofonik dan mengi polifonik. Mengi monofonik (analog dengan
suara dari satu alat musik) menunjukkan bahwa saluran napas obstruksi tak bervariasi
ukuran (caliber)nya berarti suatu penyempitan local (misal pada paru atau stenosis
bronkus atau trakea). Suara ini terbaik atau hanya terdengar pada tempat
penyempitan saja. Mengi polifonik (lebih umum), analog dengan beberapa nada yang
dimainkan secara berbarengan, dimana mengi hampir selalu terdengar pada kedua
sisi (bilateral). Hal ini menunjukkan suatu penyempitan saluran napas yang umum,
terutama terjadi pada bronchitis obstruktif, emfisema atau asma. (Stark, 1990:32)
Pada mengi terdapat dua jenis mengi mengenai timbulnya suara mengi berdasarkan
letak obstruksinya yaitu: (1)wheezing pada obstruksi saluran napas intrathorakal, dan
(2)wheezing pada penyempitan ekstrathorakal.
Mengi yang terjadi akibat obstruksi saluran napas intrathorakal terutama pada ekspirasi
karena saluran napas, sesuai dengan perubahan intrathorakal , cenderung melebar
pada inspirasi dan menyempit pada ekspirasi (Stark, 1990). Peningkatan resistensi
intrathorakal biasanya terjadi akibat penyempitan atau penyumbatan bronkus karena
tekanan dari luar, kontraksi otot bronkus, penebalan lapisan mukus, atau sumbatan
lumen oleh mucus, hal ini benyak terjadi pada asma atau bronchitis kronis (Lang,
2007:76).
Pulse oxymetri:
Untuk mengukur kadar O2 dalam darah
Dilengkapi pengukuran detak jantung atau
HR
Dapat digunakan utk emonitor hipoksemia
Pedoman terapi pasien hasilnya dapat
diketahui secara cepat.
ECG:
Pemeriksaan elektrik di jantung
Utk memeriksa laju/denyut jantung.
Otot2 pernafasan bekerja lebih ekstra
retraksi subcostal.
Pembagian Stadium:
Stadium 1 : Tampak retraksi suprasternal, stridor saat
inspirasi dan pasien tenang
Stadium 2 : retraksi suprasternal makin dalam, timbul
retraksi epigastrik, pasien mulai gelisah, stridor terdengar
saat inspirasi
Stadium 3 : tampak retraksi suprasternal, epigastrik,
infraklavikula dan intercostals, pasien sangat gelisah
dan dispnea, stridor terdengar saat inspirasi dan
ekspirasi
Stadium 4 : Retraksi bertambah jelas, pasien sangat
gelisah, tampak ketakutan dan sianosis. Jk berlangsung
terus menerus pasien kehabisan tenaga, pusat
pernapasan paralitik akibat hiperkapnea pasien
melemah dan tertidur asfiksia meninggal
Derajat/ stadium sumbatan jalan napas
Jackson
1. Sesak nafas, stridor inspirator, retraksi suprasternal ; KU
masih baik
II. Gejala stadium I + retraksi epigastrium ; penderita
mulai gelisah
III. Gejala stadium II+retraksi supra/infraklavikular;
penderita sangat gelisah dan sianotik
IV. Gejala umum stadium III+retraksi interkostal;
penderita berusaha sekuat tenaga untuk menghirup
udara; lama-kelamaan terjadi paralisis pusat
pernapasan, penderita menjadi apatik dan ahirnya
meninggal.
Diagnosis:
Syok anafilaktik
Diiagnosis Banding:
Asma Bronkial
Reaksi vasovagal
Kriteria reaksi anafilaksis (World Allergy Organization) :
Onset gejala akut (menit -jam): melibatkan kulit, jaringan mukosa, atau keduanya
(misal: urtikaria generalisata, pruritus, dengan kemerahan, pembengkakan
bibir/lidah/uvula) dan sedikitnya salah satu dari tanda berikut ini :
Gangguan respirasi (misal: sesak napas, wheezing akibat bronkospasme, stridor,
penurunan arus puncak ekspirasi/APE, hipoksemia)
Penurunan tekanan darah atau gejala yang berkaitan dengan kegagalan organ
target (misal:hipotonia, kolaps vaskular, sinkop, inkontinensia)
Atau dua atau lebih tanda berikut yang muncul segera (menit -jam) setelah terpapar
alergen yang mungkin (likely allergen), yaitu:
Keterlibatan jaringan mukosa dan kulit
Gangguan respirasi
Penurunan tekanan darah atau gejala yang terkait dengan kegagalan organ
target
Gejala gastrointestinal yang presisten (misal: nyeri kram abdomen, muntah)
Atau, penurunan tekanan darah segera (beberapa menit atau jam) setelah terpapar
alergen yang diketahui (known allergen), sesuai kriteria berikut:
Bayi dan anak: tekanan darah sistolik rendah (menurut umur) atau terjadi
penurunan >30% dari tekanan darah sistolik semula
Dewasa: Tekanan darah sistolik <90 mmHg atau terjadi penurunan
Anafilaksis Anafilaktoid
Antibiotik (penisilin, sefalosporin) Zat pengelepas histamin secara
langsung
-cairan hipertonik (media kontras,
manitol)
-Obat lain (dekstran, fluoresens)
- obat opiat,