Anda di halaman 1dari 31

ENDOFTALMITIS

Nurul Fitriyah
20070310074
ANATOMI BOLA MATA
Bola mata dibungkus oleh 3 lapis jaringan, yaitu:
TUNIKA FIBROSA Pada bagian posterior disebut sklera.
Bagian terluar yang melindungi bola mata. Bagian terdepan
sklera disebut cornea yang bersifat transparan yang
memudahkan sinar masuk ke dalam bola mata.
TUNIKA VASKULOSA Jaringan Uvea
Jaringan vaskular, yang terdiri atas iris, badan siliar dan
koroid.
TUNIKA NERVOSA Retina
Terletak paling dalam dan mempunyai susunan lapis
sebanyak 10 lapis yang merupakan lapis membran
neurosensoris yang akan merubah sinar menjadi
rangsangan pada saraf optik dan diteruskan ke otak.
Mata juga terdiri dari tiga ruangan, yaitu:
Camera Oculi Anterior
Batas depan : Kornea
Batas belakang : Permukaan depan iris dan lensa
Batas tepi : Sudut bilik mata anterior
Kedalaman maks pada bagian tengah yaitu 3 mm.
Bagian terdangkalnya terletak pada insersi iris bagian perifer.
Volume bilik mata depan sekitar 0,20 ml.
Camera Oculi Posterior
Batas anterior : Iris
Batas posterior : Capsula lensa serta zonula zinii
Batas tepi : Processus siliaris
Volume bilik mata posterior pada orang dewasa sekitar 0,06 ml.
Aquos humor dihasilkan oleh epitel tak berpigmen pada prosesus siliaris
kebilik mata posterior yang kemudian akan mengalir melalui pupil kebilik
mata anterior.
Corpus Vitreus
Adalah ruangan terbesar pada mata.
Batas anterior : Lensa, zonula zinii dan badan siliar
Batas posterior : Retina dan syaraf optik.
Volume ruangan ini adalah 4,5 ml.
Koroid Sklera

Korpus siliar

Pupil
Retina

Kornea
Fovea Sentralis Lensa
Vitreus Humour

Iris

COP COA

Limbus
ENDOPHTALMITIS
Endoftalmitis adalah peradangan berat yang terjadi
pada seluruh jaringan intraocular, yang mengenai dua
dinding bola mata, yaitu retina dan koroid tanpa
melibatkan sklera dan kapsula tenon, yang biasanya terjadi
akibat adanya infeksi.
EPIDEMIOLOGI
Angka kejadian endoftalmitis, setelah operasi terbuka
bola mata di Amerika adalah 5-14% dari semua kasus
endoftalmitis.
Sedangkan endoftalmitis yang disebabkan oleh trauma
sekitar 10-30%, dan endoftalmitis yang disebabkan oleh
reaksi antibody terhadap pemasangan lensa yang dianggap
sebagai benda asing oleh tubuh adalah 7-31%.
KLASIFIKASI
Endoftalmitis Purulen (Supuratif)
Yang memberikan gambaran abses di dalam badan
kaca.
Endoftalmitis Septika
Yang disebabkan oleh kuman non piogen seperti
tuberkulosis, sepsis, lepra, toksoplasmosis dan
histoplasmosis yang akan memberikan gejala
peradangan uvea berat tanpa adanya supurasi.
Endoftalmitis Fakoanafilatik
Merupakan suatu penyakit autoimun terhadap jaringan
tubuh (lensa) sendiri, akibat jaringan tubuh tidak
mengenali jaringan lensa yang tidak terletak di dalam
kapsul.
ETIOLOGI
Penyebab endoftalmitis dapat dibagi menjadi dua, yaitu
endoftalmitis yang disebabkan oleh infeksi dan endoftalmitis
yang disebabkan oleh imunologis atau auto imun (non
infeksi). Endoftalmitis yang disebabkan oleh infeksi dapat
bersifat:
Endogen
Terjadi akibat penyebaran bakteri, jamur ataupun parasit
dari fokus infeksi di dalam tubuh, yang menyebar secara
hematogen ataupun akibat penyakit sistemik lainnya,
misalnya endocarditis
Eksogen
Terjadi akibat trauma tembus atau infeksi sekunder /
komplikasi yang terjadi pada tindakan pembedahan yang
membuka bola mata, reaksi terhadap benda asing dan
trauma tembus bola mata.
Bakteri gram positive menyebabkan 56-90% dari
seluruh kasus endoftalmitis. Beberapa kuman
penyebabnya dalah staphylococcus epidermidis,
staphylococcus aureus, dan spesies streptococcus. Bakteri
gram negatif seperti pseudomonas, escherichia coli dan
enterococcus dapat ditemukan dari trauma tembus bola
mata.

Per kontinuitatum
Misal pada keratitis atau selulitis yang menjalar ke
daerah yang lebih dalam dari mata.
ENDOFTALMITIS PURULEN/SUPURATIVA
(ABSES BADAN KACA)

Dari luar tak tampak gejala peradangan.


Peradangan terjadi hanya pada koroid dan retina, tidak
sampai ke iris dan badan siliar tidak ada tanda
iridosiklitis.
Gejala utama berupa visus yang sangat berkurang dan
tidak kembali lagi koroid yang rusak tidak dapat
kembali normal
Pemeriksaan : Tampak warna kuning di belakang lensa.
Visus 0 atau hanya persepsi cahaya.
Gambaran fundus tidak terlihat sama sekali karena
tertutup abses.
Dapat disertai gejala umum berupa suhu badan yang
tinggi, menggigil, dll.
ENDOFTALMITIS SEPTIKA

Peradangan terjadi pada koroid, retina, iris dan badan


siliar.
Terdapat abses badan kaca dan tanda iridosiklitis
berupa:
Inj.perikornea
Kornea keruh akibat edema kornea dan
Keratik presipitat
Flare (+) pada COA
Hipopion
Nyeri tekan bola mata
Sakit kepala dan mata
Gerak mata baik, visus 0.
Gejala umum berupa nyeri,demam, malaise, mual,
muntah.
ENDOFTALMITIS FAKOANAFILAKTIK

Merupakan reaksi uvea granulomatosa terhadap lensa


yang mengalami ruptur.
Merupakan suatu penyakit autoimun terhadap jaringan
tubuh (lensa) sendiri, akibat jaringan tubuh tidak
mengenali jaringan lensa yang tidak terletak di dalam
kapsul.
Pada tubuh terbentuk antibodi terhadap lensa sehingga
terjadi reaksi antigen antibodi yang akan menimbulkan
gejala endoftalmitis fakoanafilaktik.
MANIFESTASI KLINIS
Subjekif
Fotofobia
Nyeri pada bola mata
Penurunan tajam penglihatan
Nyeri kepala
Mata terasa bengkak
Kelopak mata bengkak, merah, kadang sulit untuk
dibuka.
Objektif
Pemeriksaan yang dilakukan adalah pemeriksaan luar,
slit lamp dan funduskopi.
Udem Palpebra Superior
Reaksi konjungtiva berupa hiperemis dan kemosis
Injeksi siliar dan injeksi konjungtiva
Udem Kornea
Kornea keruh
Keratik presipitat
Bilik mata depan keruh
Hipopion
Kekeruhan vitreus
Penurunan refleks fundus dengan gambaran warna yang
agak pucat ataupun hilang sama sekali.
Pada endoftalmitis yang disebabkan jamur, di dalam badan
kaca ditemukan massa putih abu-abu, hipopion ringan,
bentuk abses satelit di dalam badan kaca, dengan proyeksi
sinar yang baik.
riwayat tindakan bedah mata, trauma tembus bola mata
disertai dengan atau tanpa adanya penetrasi benda asing
eksogen
Ada atau tidaknya riwayat penyakit sistemik yang diderita
endogen
Penyakit yang merupakan predisposisi terjadinya
endoftalmitis di antaranya adalah diabetes melitus, AIDS dan
SLE yang dapat dihubungkan dengan imunitas yang rendah.
Penyakit infeksi yang dapat menyebabkan endoftalmitis
endogen akibat penyebarannya secara hematogen adalah
meningitis, endokorditis, infeksi saluran kemih, infeksi paru-
paru dan pielonefritis.
Endoftalmitis fakoanafilaktik, dapat ditanyakan tentang
adanya riwayat segala subjektif katarak yang diderita pasien
sebelumnya.
PEMERIKSAAN PENUNJANG
Metode kultur merupakan langkah yang sangat
diperlukan karena bersifat spesifik untuk mendeteksi
mikroorganisme penyebab. Teknik kultur memerlukan
waktu 48 jam 14 hari. Bahan-bahan yang dikultur
diambil dari:
Cairan dari COA dan corpus viterous
Pada endoftalmitis, biasanya terjadi kekeruhan pada
corpus viterous. Oleh sebab itu, bila dengan
pemeriksaan oftalmoskop fundus tidak terlihat, maka
dapat dilakukan pemeriksaan USG mata.
Dengan pemeriksaan ini dapat ditentukan apakah ada
benda asing dalam bola mata, menilai densitas dari
vitreitis yang terjadi dan mengetahui apakah infeksi
telah mencapai retina.
Pemeriksaan penunjang lainnya, terutama bila ada
penyakit sistemik yang dapat menimbulkan endoftalmitis,
melalui penyebaran secara hematogen.
Pemeriksaan darah lengkap, LED, kadar nitrogen, urea
darah, kreatinin.
Foto rontgen thoraks
USG jantung
Kultur darah, urin, LCS, sputum, tinja
Sediaan apus dengan pewarnaan Gram, Giemsa, KOH.
DIAGNOSIS
Dengan mengetahui gejala subjektif dan gejala objektif
yang didapatkan dari pemeriksaan fisik dan pemeriksaan
penunjang, maka diagnosis endoftalmitis sudah dapat
ditegakkan.

KOMPLIKASI
Jika proses peradangan mengenai ketiga lapisan mata
(retina, koroid dan sklera) dan badan kaca maka akan
mengakibatkan panoftalmitis. Panoftalmitis merupakan
peradangan pada seluruh bola mata termasuk sklera dan
kapsula tenon.
Endoftalmitis Panoftalmitis
Radang Intraokular Intraokular,
Demam Tidak nyata intraorbita
Sakit bola mata Ada Nyata
Pergerakan bola mata Masih dapat Berat
Eksoftalmos Tidak ada Sakit tidak bergerak
Bedah Enukleasi Mata menonjol
Eviserasi bulbi
PENATALAKSANAAN
Prinsipnya bukan untuk memperbaiki visus
Antibiotik spektrum luas dan mempunyai daya penetrasi
yang baik ke dalam mata, ex. Penicillin dan
kloramphenicol sistemik. Antibiotika lokal berupa tetes,
salep, inj subkonjunctival, inj.intravitreal
Steroid secara topikal, konjungtiva, intravitreal, atau
secara sistematik, yang digunakan untuk pengobatan
semua jenis endoftalmitis.
Sikloplegia tetes dapat diberikan untuk mengurangi rasa
nyeri, stabilisasi aliran darah pada mata dan mencegah
terjadinya sinekia.
Tindakan Vitrektomi
Antibiotik dapat diberikan secara tunggal ataupun
kombinasi. Kombinasi yang dianjurkan adalah
gabunan antara golongan aminoglikosida. Pilihan
kombinasi tersebut merupakan yang terbaik, karena:
Toksisitas minimal terhadap retina dan jaringan
ocular
Kombinasi tersebut lebih memiliki arti klinis
dibandingkan pemberian antibiotik tunggal
maupun kombinasi lainnya
Sebagai terapi awal yang agresif untuk mencegah
kerusakan jaringan intraokular yang luas, karena
kadang mikroorganisme sulit di identifikasi dari
endoftalmitis.
Biasanya endoftalmitis fungal terdiagnosis
bila respon pasien setelah pemberian
antibiotik dosis tunggal atau kombinasi tidak
ada. Ataupun ditemukan faktor-faktor
predisposisi seperti, pasien sedang dalam
pengobatan antibiotik spektrum luas dalam
jangka waktu lama, pasien menderita
keganasan ataupun dalam keadaan imunitas
yang buruk.
Subkonjun Intravitr
Antibiotik Sistemik (mg) Topikal (%)
gtiva (mg) eal (mg)
PENICILIN
Ampicilin 150-200mg/kg/hr - 100 5
IV
Carbenicillin 400-600mg/kg/hr 10 100 0.5-2.0
IV
Dicloxacilin 0.124-0.5g/6j - - -
PO/IM
Metchicilin 1-2g/4j IV/IM 10 100 2
Nafcilin 1-2g/4j IV/IM - - -
Oxacilin 1-2g/4j IV/IM 6.6 100 0.5
Penicilin G 2-4jtU/4-6j IV 0.1 50,000-1 -
jt IU
Piperacilin 200-500m/kg/hr 5-10 - 1.5
IV/IM
Ticarcilin 250-300mg/kg/hr 5-10 100-150 3
Subkonjun Intravitr
Antibiotik Sistemik (mg) Topikal (%)
gtiva (mg) eal (mg)
CEPHALO-
SPORIN
Cefamandole 0.5g/6j-2g/4j - 12.5 -
IM/IV
Cefazoline 0.25g/8jam-2g/4j 5-10 50-100 0.5-2
IM/IV
Cefatoxime 1g/8j-2g/4j IM/IV 5-10 100 0.4
Cefsulodin 1-1.5g/6j IV - 100 -
Ceftazidime 1-2g/8-12j IM/IV - 125 2
Ceftriaxone 1-2G/12-24J IM/IV - 100 2
Chepalothin 0.5g/6-2j IM/IV 5 50-125 2
Moxalactam 1g/8j-2g/4j IM/IV 10 100 1.25-2
Subkonju Intravitr
Antibiotik Sistemik (mg) Topikal (%) ngtiva eal
(mg) (mg)
AMINOGLIK
SODA
Amikacin 15mg/hrjarak 8- 0.5-1.5 25 0.4
12j IM/IV
Gentamicin 3-5mg/hrjarak8j 0.3-1.5 10-40 0.2
IM/IV
Netilmicin 4-6.5mg/hrjarak - - 0.25
8j IM/IV
Tobramycin 3-5mg/hr jarak 0.3-1.5 20-40 0.2
8j IM/IV
Neomycin - 0.3-3.3 - -
Subkonjungt Intravitrea
Antibiotik Sistemik (mg) Topikal (%)
iva (mg) l (mg)
MICELLANEOUS -
Aztreonam 1g/8j-2g/j IV - 0.1 -
Bacitracin - 10,000 U/ml - -
Ciprofloxasin 250-750mg/12 j - 1 -
Clindamycin 150-450mg/6j PO 1-5 50-100 2
150-900mg/8j
IV/IM
Chloramphenicol 0.25-0.75g/6j - - TMP1.6
50mg/kg/hr IM/IV
Cotrimoxazole 2.5-5mg/kg/6j IV TMP16SM280 - -
Asam Fusidic 500mg PO/IV - - 0.5
Imipenem 0.5-1.0g/6j IVAM - - -
Metronidazole 7.5mg/kg/6j IV - - -
Teicoplanin 200mg/hr IV/IM 5 67 0.75
Vancomycin 1g/12j/V - 25 1
Terapi steroid
Mengurangi inflamasi yang disertai eksudt
Mengurangi granulasi jaringan

Kedua efek ini penting untuk endoftalmitis, karena


dasar dari endoftalmitis adalah inflamasi, dimana
prognosis visusnya dipengaruhi oleh inflamasi yang terus
berlanjut. Sampai saat ini pemberian kortikosteroid pada
endoftalmitis masih kontroversi walaupun sudah banyak
penelitian menunjukkan hasil yang memuaskan dari
pemberian Dexamethason dalam menghambat reaksi
inflamasi dan reaksi imun abnormal yang dapat
menimbulkan kerusakan luas pada mata. Dexamethason
dapat diberikan secara intravitreal dengan dosis 400ug
dan 1 mg secara intraokular sebagai profilaksis.
Sikloplegik dapat diberikan untuk mengurangi rasa
nyeri, stabilisasi aliran darah pada mata, mencegah
dan melepas sineksia serta mengistirahatkan iris dan
benda siliar yang sedang mengalami infeksi.

Pada kasus yang berat dapat dilakukan Vitrektomi


Pars Plana, yang bertujuan untuk mengeluarkan
organisme beserta produk toksin dan enzim
proteolitiknya yang berada dalam vitreous,
meningkatkan distribusi antibiotik dan mengeluarkan
membran siklitik yang terbentuk, yang potensial
menimbulkan ablasi, serta mengembalikan
kejernihan vitreous.
PROGNOSIS
Endoftalmitis endogen lebih buruk daripada
endoftalmitis eksogen. Karena berhubungan dengan
tipe organisme yang berhubungan (tingkat virulensi,
organisme, daya tahan tubuh penderita dan
keterlambatan diagnosis)

Endoftalmitis yang diterapi dengan vitrektomi 74%


pasien mendapatkan perbaikan visus sampai 6/30.
Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai