Demam dengue merupakan sindrom jinak sebab arbovirus dengan karakter demam bifasik, mialgia atau athralgia, rash, leucopenia dan limfadenopati.
DHF ialah suatu infeksi Arbovirus akut, ditularkan oleh nyamuk
spesies Aedes dan sebagai salah satu manifestasi simptomatik dari infeksi virus dengue dengan karaktristik yang timbul akibat peningkatan permeabilitas kapiler, hemostasis yang abnormal.
Dengue shock syndrome adalah demam berdarah dengue yang
disertai renjatan. Penyakit ini terdapat di daerah tropis, terutama di negara ASEAN dan Pasifik
Barat. Di Indonesia dikenal 2 jenis nyamuk Aedes, yaitu:
Aedes Agypti
Paling sering ditemukan.
Hidup di daerah tropis, hidup dan berkembang biak di dalam rumah, yaitu di
tempat penampungan air jernih atau penampungan air di sekitar rumah.
Sepintas lalu tampak berlurik, berbintik-bintik putih.
Biasanya menggigit pada siang hari, terutama pada pagi dan sore hari.
Jarak terbang 100 meter.
Aedes Albopictus Habitatnya di tempat air jernih. Biasanya di sekitar rumah atau pohon-pohon, tempat yang menampung air hujan yang bersih, seperti pohon pisang, pandan, kaleng bekas. Menggigit pada waktu siang hari. Jarak terbang 50 meter. Patofisiologi yang menentukan berat penyakit dan membedakan DHF dari DD ialah meningginya permeabilitas dinding pembuluh darah, menurunnya volume plasma, terjadinya hipotensi, trombositopeni, dan diathesis hemoragik. Pada kasus berat, renjatan terjadi secara akut, nilai hematokrit meningkat bersamaan dengan menghilangnya plasma melalui endotel dinding pembuluh darah. Plasma merembes selama perjalanan penyakit mulai dari permulaan demam dan mencapai puncaknya pada masa renjatan, pada renjatan berat volume plasma dapat menurun sampai dari 30%.