Anda di halaman 1dari 12

Metode Penyusunan Anggaran

dan
Sumber-Sumber Pendanaan

09-08-2012
1
Metode Penyusunan Anggaran
Di Negara Kesatuan Republik Indonesia diatur dalam
sejumlah Peraturan Perundangan yaitu :
1. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 Tentang Keuangan Negara;
2. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2003 Tentang Sistem Perencanaan
Pembangunan Nasional;
3. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara ;
4. Undang-Undang 15 Tahun 2004 Tentang Pemeriksaan Pengelolaan dan
Tanggungjawab Keuangan Negara
5. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 Tentang Pemerintahan Daerah
sebagaimana telah diubah beberapa kali, terakhir dengan Undang-Undang
Nomor 12 Tahun 2008 tentang Perubahan Kedua Atas Undang-Undang
Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah;
6. Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan
Antara Pusat dan Pemerintahan Daerah;

2
Dengan Berlakunya Paket Peraturan Perundangan
tersebut, maka terdapat perubahan mendasar
dalam hal metode penyusunan anggaran

Masa Lalu Sekarang

Traditional Budget Performance Budget


yaitu penyusunan anggaran yaitu penyusunan anggaran
dengan pendekatan dengan pendekatan anggaran
Incremental dan Line Item yang kinerja yang penekanan
penekanan pertanggungjawabannya tidak
pertanggungjawaban pada sekedar pada setiap input
setiap input yang dialokasikan tetapi juga pada ouput dan
outcome

Pasal 14 dan Pasal 19 UU No.17/2003


3
Perubahan Metode Penyusunan Anggaran tersebut juga
berpengaruh pada aspek pengendalian &
audit keuangan
Sekarang

Pengendalian dan Audit Keuangan yang


Masa Lalu dilakukan juga termasuk audit kinerja

Pengendalian dan Audit


Keuangan tidak berjalan Lebih menerapkan konsep value for
dengan baik karena tidak money atau konsep 3 E yaitu Ekonomis,
memasukkan kinerja Efisien, & Efektif

Artinya, dalam mencari dana maupun


menggunakan dana Pemda dituntut utk
selalu memperhatikan tiap rupiah dana
(uang) yang diperoleh dan digunakan

Pasal 4, UU No.15/2004
4
Anggaran Berbasis Kinerja (ABK)
Performance Based Budget

PBB adalah prosedur atau mekanisme untuk memperkuat


keterkaitan antara dana yang diberikan kepada
instansi/lembaga pemerintah dengan outcome (hasil/dampak)
dan/atau output (keluaran), melalui pengalokasian anggaran
yang didasarkan pada informasi formal tentang kinerja.
Informasi kinerja formal: informasi mengenai ukuran kinerja
(performance measure), ukuran biaya untuk masing-masing
kelompok output dan outcome, dan penilaian atas efektivitas
dan efisiensi belanja melalui berbagai alat analisis.
TUJUAN :
Untuk meningkatkan efisiensi alokasi dan
produktivitas (allocative and productive efficiency)
dari belanja pemerintah.
Marc & Jim, 2005
5
Implementasi Metode ABK
di Pemerintah Kota Yogyakarta
Diawali dengan penyusunan dokumen perencanaan pembangunan yang disinergikan
dengan dokumen perencanaan pembangunan dari Pemerintah Pusat (berdasarkan UU
No.25 Tahun 2004)

RENSTRA Pedoman RENJA

Pemerintah
KL KL

Pusat
Pedoman diacu
Pedoman dijabarkan
RPJP RPJM
RKP
NASIONAL NASIONAL

diacu diperhatikan Diserasikan melalui MUSRENBANG

RPJP Pedoman RPJM dijabarkan


RKPD

Pemerintah
DAERAH DAERAH

Daerah
Pedoman

RENSTRA Pedoman RENJA


SKPD SKPD

6
PROSES INTEGRASI DOKUMEN PERENCANAAN DAN PENGANGGARAN

Pedoman

Pemerintah
RENSTRA RENJA RINCIAN
RKA - KL
KL KL APBN

Pusat
Pedoman Pedoman
diacu

RPJP Pedoman Pedoman


RPJM RAPBN APBN
RKP
NASIONAL NASIONAL
dijabarkan

diacu diperhatikan Diserasikan melalui MUSRENBANGDA

Pedoman
Pedoman dijabarkan
RPJP RPJM RKPD RAPBD APBD
KUA/

Pemerintah
DAERAH DAERAH
PPAS

Daerah
Pedoman
Pedoman

RENSTRA Pedoman RENJA Pedoman


RKA PENJABARAN
SKPD SKPD SKPD APBD

PERENCANAAN PROGRAM PENGANGGARAN

7
Implementasi dokumen perencanaan SKPD
(basis penyusunan ABK Dinas Kesehatan)
Berdasarkan Permendagri 54 Tahun 2010

MDGs
VISI
SKN/SKD P
E
SPM D
O RENSTRA MISI
KESHTN M DINKES
A
RPJMD KOTA YK N TUJUAN
2011 - 2016

RENSTRA SASARAN K
O
KEMENKES
N
PROGRAM STRATEGI
S
I
KEGIATAN KEBIJAKAN Performance Based S
Budgetting T
NILAI E
N
S
RENJA I
TAHUNAN
Input
Ouput
Outcome
MUSRENBANG RKA-SKPD
8
Sumber-Sumber Pendanaan
(Berdasarkan UU 33 Tahun 2003 dan UU 28 Tahun 2009)
1. PAD
a. Pajak Daerah
b. Retribusi Daerah
c. Hsl. Pengelolaan Kekayaan Daerah yg dipisahkan
d. Lain-lain PAD yang sah

2. DANA PERIMBANGAN
a. Dana Bagi Hasil Pajak/Bukan Pajak
b. Dana Alokasi Umum (DAU)
c. Dana Alokasi Khusus (DAK)

3. LAIN-LAIN PENDAPATAN YG SAH


a. Dana Hibah
b. Dana Darurat
c. Dana Bagi Hasil Pajak dari Provinsi/Pemerintah Daerah Lainnya
d. Dana Penyesuaian dan Otonomi Khusus
e. Bantuan Keuangan dari Provinsi/Pemerintah Daerah Lainnya
9
Penyusunan Anggaran dengan Metode ABK pada SKPD
(Dinas Kesehatan)

RKA SKPD

PROGRAM
Apa yang ingin dicapai OUTCOME
Apa yang dikerjakan KEGIATAN
Alat Analisa Belanja :
1. Perwal ttg Standar
Apa yang digunakan dalam
bekerja
INPUT Harga Barang dan Jasa
(Standar Biaya)
2. Analisa Standar Biaya
(ASB)
Apa yang dihasilkan (barang)
atau dilayani (jasa)
OUTPUT
Belum Ada .

10
Skema Pembiayaan
Berdasarkan Sumber- APBD APBN
sumber Anggaran DAK DEKON TP TRANSFER
DAERAH

RENSTRA
KEMENKES Acuan Percepatan
Pencapaian
Kinerja
MDGs

SKN/SKD
pedoman RENSTRA
SPM PROGRAM
KESHTN DINKES

RPJMD KOTA YK
2011 - 2016

11
Hambatan dan Permasalahan
Perjalanan metode penyusunan anggaran dengan pendekatan ABK sejak
ditetapkannya peraturan perundangan sebagaimana tersebut diatas, belum
sepenuhnya sesuai yang diharapkan hal ini karena beberapa faktor antara lain :
1. Perumusan nomenklatur program dan kegiatan belum mempertimbangkan
aspek-aspek pengukuran kinerja (SMART: Spesific, Measurement,
Attainable, Relevant, Timely)
2. Kebutuhan pengukuran kinerja program yang berbeda-beda menurut
peraturan dari Kementrian Teknis (Mendagri, MENPAN, LAN) sehingga
pada saat perumusan hasil (outcome) terdapat tumpang tindih
makna/pengertian, apakah untuk mengukur kinerja program atau kegiatan.
3. Relevansi antara keluaran (output) dengan hasil (outcome) sehingga
menyulitkan dalam evaluasi kinerja di akhir tahun.

12

Anda mungkin juga menyukai