Anda di halaman 1dari 31

LAPORAN KESEHATAN

MASYARAKAT
PENYULUHAN PERILAKU HIDUP BERSIH DAN
SEHAT UNTUK SISWA SEKOLAH DASAR
Beberapa masalah kesehatan yang sering dijumpai di Desa Peninjoan
sering erat kaitannya dengan kebiasaan dan perilaku masyarakat
setempat yang tidak bersih.
Hal ini dibuktikan dengan tingginya angka penyakit menular dan
penyakit infeksi, dan cacingan. Tingginya penyakit menular tidak disertai
dengan peningkatan kesadaran dari masyarakat untuk menerapkan
PHBS.
Melihat kenyataan ini kami merasa perlu untuk memberikan penyuluhan
mengenai PHBS karena berdasarkan survey yang kami lakukan
beberapa lalu enam SD Negeri di Desa Peninjoan belum masih belum
mengetahui prilaku hidup bersih dan sehat.
PERSIAPAN
Diawali dengan berkoordinasi dengan kepala desa Peninjoan, Kelian Dinas
Dusun Karang Suwung Kaja, dan Kepala Sekolah Dasar Negeri 5 Peninjoan
membicarakan berbagai rangkaian kegiatan akan dilaksanakan di SD 5
Peninjoan yang melibatkan beberapa instansi terkait.
Penetapan waktu pelaksanaan penyuluhan, tempat penyuluhan, dan teknis
penyuluhan.
Peralatan materi penyuluhan, phantom gigi sebagai alat peraga, sikat
gigi dan pasta gigi untuk praktek sikat gigi, poster cara menggosok gigi dan
cuci tangan, sabun cuci tangan serta sound untuk memutar lagu cuci
tangan.
PELAKSANAAN
Kegiatan diawali dengan pengarahan di tengah lapangan mengenai teknis
kegiatan.
Siswa kelas 1-3 mendapatkan materi cuci tangan; 4-6 mendapatkan materi cara
menggosok gigi.
Diberikan penyuluhan mengenai pola hidup bersih di sekolah dan bahaya jika tidak
menggosok gigi secara rutin.
Demosntrasi dengan mencontohkan cara mencuci tangan yang benar dengan
diirigi lagu 7 langkah mencuci tangan. Untuk demonstrasi cara menggosok gigi
yang benar dilakukan dengan menggunakan phantom.
Setelah diberikan demonstrasi, dilakukan praktek mencuci tangan serta menggosok
gigi secara mandiri dibawah pengawasan mahasiswa KKN.
Akhir setiap sesi maka akan dilontarkan beberapa pertanyaan, dan setiap peserta
yang berhasil menjawab pertanyaan akan diberikan hadiah hiburan.
JADWAL KEGIATAN
No. Tanggal Rincian Kegiatan Alokasi
Waktu
1. Senin, 25 Juli 2016 Melakukan koordinasi dengan pihak kepala desa 2 jam
dan kepala dusun terkait dengan kegiatan yang
dilakukan, waktu, tempat, dan peserta
penyuluhan PHBS
2. Rabu, 27 Juli 2016 Berkoordinasi dengan pihak kepala sekolah 2 jam
mengenai kegiatan penyuluhan, peserta, dan
waktu pelaksanaan.
3. Kamis, 28 Juli 2016 Menyiapkan materi serta peralatan untuk 2 jam
kegiatan penyuluhan PHBS
4. Jumat, 29 Juli 2016 Konfirmasi kembali ke SDN 5 Peninjoan untuk 1 jam
kegiatan di keesokan hari
5. Sabtu, 30 Juli 2016 Pelaksanaan kegiatan penyuluhan PHBS 4 jam
HASIL
Hasil yang diperoleh dari penyuluhan PHBS ini adalah para peserta memiliki
rasa antusias untuk mencuci tangan sebelum dan sesudah makan, setelah
buang air besar, saat tangan kotor serta cara menggosok gigi setelah
makan dan akan tidur.
Dalam kegiatan ini, dipilih mencuci tangan yang sesuai bagi siswa SD dan
dengan diiringi lagu mencuci tangan sehingga mudah untuk diikuti oleh
peserta, dan siswa SD dapat menerapkannya di sekolah maupun di rumah.
Selain itu langsung dilakukannya praktek mencuci tangan dan menggosok
gigi juga mendukung peserta untuk lebih mengerti dan mengingat cara
mencuci tangan dan menggosok gigi yang benar sehingga dapat
diterapkan di tempat lain dengan baik.
KENDALA
Kendala yang dihadapi saat melaksanakan kegiatan penyuluhan PHBS
siswa kelas 1 dan kelas 2 yang ternyata melakukan kegiatan belajar
mengajar yang dilakukan secara bergantian. Selain itu wastafel yang
tersedia di lapangan hanya 2 wastafel sehingga waktu untuk
mempraktekan cuci tangan cukup lama
SOLUSI
Untuk masalah kegiatan belajar mengajar kelas 1 dan 2 yang dilakukan
bergantian maka praktek mencuci tangan dilakukan di antara jam belajar
mengajar kelas 1 dan 2. Selain itu untuk masalah wastafel yang terbatas
maka kegiatan demonstrasi mencuci tangan untuk kelas 1-3 dan gosok gigi
untuk kelas 4-6 dilakukan secara bergantian, dilakukan 5 orang pada setiap
sesi praktik mandiri hingga semua peserta mendapatkan kesempatan.
PENYULUHAN HIV/AIDS DAN INFEKSI
MENULAR SEKSUAL KEPADA SISWA-SISWI
SMPN 2 TEMBUKU
Dinas kesehatan provinsi Bali tahun 2015 3.987 kasus penyakit menular seksual
yang terjadi di Bali remaja
Pada penyuluhan ini kami menargetkan siswa-siswi SMPN Tembuku 2 karena
mengingat usia tersebut merupakan peralihan dari anak-anak menuju remaja dan
pendidikan tersebut dirasa penting diberikan sedini mungkin.
Di SMPN 2 Tembuku KSPAN SMPN 2 Tembuku. Mengingat akan pembinaan pada
kelompok siswa ini yang dirasa kurang dikarenakan kurannya narasumber seperti
yang dikatakan oleh Pak Dewa selaku pembina KSPAN, maka siswa ini dirasa perlu
mendapatkan informasi yang tepat sehingga dapat bertindak sesuai umur dan
sopan santun sehingga nantinya ilmu yang diberikan dapat disebarluaskan
kemasyarakat luas khususnya warga di Desa Peninjoan itu sendiri. Salah satu
informasi yang diperlukan adalah tentang penyakit menular seksual, khususnya
HIV/AIDS.
PERSIAPAN
Berkoordinasi dengan kepala Desa Peninjoan, Kelian Banjar Dusun
Peninjoan, Kepala Sekolah SMPN 2 Tembuku, dan Guru Pembina KSPAN
SMPN 2 Tembuku untuk membicarakan berbagai rangkaian kegiatan yang
kami akan laksanakan di sekolah tersebut yang melibatkan beberapa
instansi terkait.
Koordinasi yang kami lakukan meliputi penetapan waktu pelaksanaan
penyuluhan, melakukan sosialisasi kegiatan penyuluhan IMS dan HIV/AIDS.
Kami menyiapkan media presentasi yang berupa poster, buku terkait IMS
dan HIV/AIDS, materi presentasi dalam bentuk powerpoint, dan video
mengenai HIV/AIDS.
PELAKSANAAN
Setelah terjadi kesepakatan dengan Kepala Sekolah SMPN 2 Tembuku maka
penyuluhan infeksi menular seksual dan HIV/AIDS dapat diadakan.
Keseluruhan kegiatan penyuluhan ini berlangsung dengan lancar dan
didukung dengan antusias siswa-siswi yang amat tinggi. Untuk materi
penyuluhan kami membahas sekilas tentang kesehatan reproduksi,
dilanjutkan dengan pengertian infeksi menular seksual, gejala infeksi
menular seksual, contoh penyakit infeksi menular seksual, pengertian
HIV/AIDS, gejala HIV/AIDS, pencegahan HIV/AIDS.
Pada poster yang dibagikan berisikan materi tentang HIV/AIDS dan VCT.
JADWAL KEGIATAN PENYULUHAN HIV/AIDS
DAN IMS
No. Tanggal Rincian Kegiatan Alokasi
Waktu
1. Jumat, 29 Juli Melakukan koordinasi dengan kepala desa dan kelian dinas 4 jam
2016 dusun Peninjoan, serta pihak sekolah meliputi kepala sekolah dan
guru pembina KSPAN di SMPN 2 Tembuku

2. Sabtu Senin, 30 Persiapan bahan presentasi seperti powerpoint, video dan poster 6 jam
1 Agustus 2016
3. Selasa, 2 Agustus Konfirmasi ulang kepada kepala sekolah dan guru pembimbing 1 jam
2016 KSPAN SMPN 2 Tembuku terkait pelaksanaan kegiatan.

4. Sabtu, 6 Agustus Penyuluhan HIV/AIDS dan IMS kepada siswa-siswi SMPN 2 3 jam
2016 Tembuku sekaligus penyerahan kenang-kenangan berupa buku
tentang HIV/AIDS dan penyerahan poster.
HASIL
Hasil yang diperoleh dari pelaksanaan kegiatan ini adalah meningkatnya
pengetahuan masyarakat khususnya siswa-siswi terhadap bahaya dan IMS
khususnya HIV/AIDS.
Saat sesi tanya jawab dibuka terdapat cukup banyak pertanyan dari
peserta, hal ini menunjukkan para peserta antusias mengikuti penyuluhan.
KENDALA
Perubahan tempat dari Aula SMPN 2 Tembuku dengan kapasitas ruangan
mencapai 150 orang menjadi penggunaan ruang Multimedia yang hanya
bisa menampung 60 orang.
Saat hari H kegiatan digunakan untuk menaruh berbagai barang kesenian
dan keterampilan siswa-siswinya.
Layar LCD yang disediakan oleh kepala sekolah tersebut mendadak
menjadi buram sebelum sesi presentasi dilakukan
Tidak adanya pengeras suara untuk membesarkan suara pada video
HIV/AIDS yang dibawa oleh kami.
SOLUSI
Untuk mengatasi kendala yang dihadapi kami menggunakan LCD yang
dipinjam dari SDN 5 Peninjoan dan membawa sound system untuk
membesarkan suara video.
PENYULUHAN PENTINGNYA GIZI SEIMBANG
PADA BALITA DI POSYANDU BANJAR
PENARUKAN
Berdasarkan data dari dinas kesehatan provinsi Bali tahun 2015 terdapat
2,30% balita kekurangan gizi yang terdiri dari 1, 99% balita berstatus gizi
kurang dan 0,31% balita berstatus gizi buruk.
Di Bangli, khususnya di Desa Peninjoan masih banyak didapatkan kasus gizi
kurang pada Balita.
PERSIAPAN
Kegiatan persiapan diawali dengan berkoordinasi dengan kepala desa
Peninjoan, Kelian Banjar Desa Penarukan, Bidan Puskesmas Pembantu II
Tembuku untuk membicarakan berbagai rangkaian kegiatan yang kami
akan laksanakan di beberapa tempat yang melibatkan beberapa instansi
terkait.
Koordinasi yang kami lakukan meliputi penetapan waktu pelaksanaan
penyuluhan, melakukan sosialisasi kegiatan penyuluhan gizi seimbang. Kami
menyiapkan media presentasi yang berupa leaflet, powerpoint dan video
mengenai gizi buruk.
PELAKSANAAN
Untuk materi penyuluhan kami membahas sekilas tentang definisi gizi
seimbang, dilanjutkan dengan jenis-jenis makanan yang bergizi, cara
pengolahan makanan yang baik dan benar, tanda-tanda kurang gizi,
akibat kurang gizi pada balita dan cara pemberian makanan yang tepat
pada balita.
Pada leaflet yang dibagikan berisikan materi tentang jenis makanan dan
cara mengolahnya.
JADWAL KEGIATAN

No. Tanggal Rincian Kegiatan Alokasi


Waktu
1. Senin, 1 Agustus 2016 Melakukan koordinasi dengan kepala desa, bidan 3 jam
desa, kelian banjar Desa Peninjoan
2. Sabtu Senin, 6 8 Agustus Persiapan bahan presentasi seperti powerpoint, 8 jam
201 video dan leaflet
3. Selasa, 9 Agustus 2016 Konfirmasi waktu pelaksanaan penyuluhan 1 jam
kepada kelian banjar Desa Peninjoan dan Kelian
Banjar Penarukan
4. Rabu 10 Agustus 2016 Penyuluhan Gizi Seimbang pada Ibu-ibu di Banjar 3 jam
Penarukan
HASIL
Hasil yang diperoleh dari pelaksanaan kegiatan ini adalah meningkatnya
pengetahuan masyarakat khususnya ibu-ibu mengenai gizi seimbang pada
Balita.
Saat sesi tanya jawab dibuka terdapat cukup banyak pertanyan dari
peserta, hal ini menunjukkan para peserta antusias mengikuti penyuluhan.
Diharapkan pasca kegiatan penyuluhan ini seluruh ibu-ibu yang hadir dapat
mengolah dan memberikan makanan yang bergizi pada anak-anaknya.
Selain itu diharapkan pula agar peserta yang hadir dapat menyebarkan
informasi yang sudah mereka dapatkan ke warga sekitarnya.
KENDALA
Tidak dapat digunakannya microphone untuk presentasi.
Panitia juga kesulitan untuk mendatangkan ibu-ibu di banjar Penarukan,
Desa Peninjoan sebagai peserta mengingat sebagian besar ibu-ibu juga
bekerja baik sebagai petani ataupun pedagang.
SOLUSI
Menggunakan TOA atau speaker agar suara pembicara dapat didengar
jelas. Namun hal ini tidak mengurangi antusiasme peserta penyuluhan. Untuk
masalah peserta yang hadir, panitia bekerja sama dengan bidan di Pustu
untuk mengadakan penyuluhan bersamaan dengan acara posyandu yang
meliputi penimbangan berat badan, imunisasi dan pemberian vitamin A
sehingga hamper semua ibu-ibu di banjar dinas Penarukan hadir saat
acara.
TENDA TENSI DAN CEK GULA DARAH
Tenda tensi ini sendiri dilaksanakan bersamaan dengan beberapa program
pokok KKN,
Program klinik kewirausahaan di Banjar Payuk
Penyuluhan gizi seimbang untuk balita di Banjar Penarukan
Acara menyambut 17 Agustus di Banjar Puraja dan Peninjoan.
Pemeriksaan tekanan darah dan pemeriksaan gula darah dilakukan oleh
mahasiswa KKN yang berasal dari Fakultas Kedokteran Universitas Udayana.
Berlangsung selama kurang lebih sekitar 2 jam dan dihadiri oleh kelihan banjar dan
warga banjar tempat tenda tensi dilakukan.
Pelaksanaan tenda tensi ini memperoleh respon yang positif dari warga masyarakat
Desa Peninjoan. Dimana hal ini terlihat dari setiap tenda tensi diadakan terdapat
minimal 20 orang peserta warga masyarakat yang mengikutinya
JADWAL KEGIATAN

AlokasiW
No Tanggal RincianKegiatan
aktu
1 Jumat, 05 Agustus 2016 Tenda Tensi di Banjar Payuk 2 jam
2 Rabu, 10 Agustus 2016 Tenda Tensi di Banjar Penarukan bersamaan 2 jam
dengan Posyandu dan penyuluhan gizi buruk

3 Rabu, 17 Agustus 2016 Tenda Tensi di Banjar Puraja dan Banjar 2 Jam
Peninjoan bersamaan dengan Acara 17
Agustusan
4 Kamis, 25 Agustus 2016 Tenda Tensi di Banjar Peninjoan bersamaan 2 Jam
dengan acara Perpustakaan daerah Bangli
HASIL
Mahasiswa KKN dapat belajar untuk terjun langsung ke masyarakat dan
berhadapan dengan pasien yang sebenarnya, mengasah kemampuan
klinis mereka, serta mempelajari seni berinteraksi dan berkomunikasi dengan
masyarakat. Kepedulian serta peran aktif mahasiswa dalam kegiatan ini
akan sangat membantu dalam mengatasi masalah kesehatan masyarakat
setempat, sekaligus meningkatkan derajat kesehatan masyarakat tersebut.
KENDALA
Peserta yang tidak tertib dan tidak mengantri saat pelaksanaan tenda tensi
SOLUSI
Menyediakan lebih banyak tenda tensi dan menyediakan sarana tempat
duduk agar pasien bisa lebih nyaman dalam mengantrai.

Anda mungkin juga menyukai