Anda di halaman 1dari 30

PERTEMUAN 3

SIKLUS HIDROLOGI DAN NERACA AIR

1
Distribusi Vertikal Air Tanah
muka tanah

zona air tanaman


air

zona aerasi

air vadose
zona vadose sedang

udara
zona kapiler
partikel muka air tanah
tanah

air tanah
Jenuh air
zona
Air adose yang tertahan pada
bidang kontak partikel tanah di
zona tak jenuh (zona aerasi) lapis kedap air

2
Siklus Hidrologi

recharge
air permukaan

aliran
air tanah

lapisan
kedap air

3
Air Tanah & Sistem Akuifer
Sumur Sumur Sumur
dalam dangkal dalam

Air tanah
perched

sungai

sungai

Akuifer
Akuifer nirtekan
Akuifer nirtekan
tekan lapisan
kedap air

lapisan
Akuifer
kedap air tekan

Pengambilan air tanah Jika volume pengambilan


tergantung : melebihi volume recharge,
kapasitas akuifer maka akan terjadi penurunan
recharge yang masuk ke tanah.
akuifer.
4
NERACA AIR

Pengertian neraca air :


Neraca air di suatu daerah merupakan perimbangan antara
jumlah air yang masuk, keluar, dan yang tersimpan oleh
tanah/batuan di daerah tersebut

Untuk menghitung neraca air di suatu daerah, batas-batas


hidrologis daerah tersebut harus dapat ditentukan dengan
jelas. Biasanya digunakan batas-batas daerah aliran
Sungai (DAS).
Daerah Aliran Sungai (DAS)

Daerah aliran sungai (DAS) atau watershed


merupakan satu kesatuan area pada sistem
pengeringan yang utuh.
Suatu DAS pada umumnya membentuk pola aliran
tertentu.
Suatu DAS dibatasi oleh waterhed divide terhadap DAS
lainnya.

Watershed divide dapat berupa:


a. Punggungan
b. Pegunungan/perbukitan
c. Topografi yang lebih tinggi

Suatu DAS tidak mengenal batas-batas administrasi.


Watershed Divide
Siklus Hidrologi & Neraca Air -
10
Adhi Muhtadi
Untuk keperluan penghitungan neraca air di
suatu daerah diperlukan data-data mengenai

a. Curah hujan (presipitasi) rata-rata setidaknya dalam 1 tahun (P).


b. Aliran permukaan rata-rata dalam 1 tahun (Q)
c. Evapotranspirasi rata-rata dalam 1 tahun (E).

Satuan untuk P, Q, dan E masing-masing adalah volume/luas


area/tahun : cm/th (m/th).
NERACA AIR (WATER BALANCE)

Rumus :

CH = I + Ro + ET DS Atau CH = Ro + ET + BF DS

I = BF + DS

CH : Curah hujan mm/bln


Ro : Air limpasan mm/bln
ET : Evapotranspirasi mm/bln
I : Infiltrasi mm/bln
BF : Base flow mm/bln
DS : Imbuhan atau Pengurasan airtanah mm/bln
12
INFILTRASI
(Peresapan air permukaan ke dalam tanah)

Perhitungan laju infiltrasi rata-rata per tahun pada


suatu DAS dilakukan dengan menggunakan debit
sungai harian minimum rata-rata.

Asumsi
Air yang masuk ke dalam tanah akan keluar lagi
dalam bentuk mata air dan mengalir ke sungai.
Tidak ada air permukaan tanah yang masuk ke
dalam aliran sungai (misal kegiatan rumah tangga,
pertanian/ perkebunan, industri), dll. 13
Neraca Air (Hukum Kekekalan Massa):
Neraca air menunjukkan hubungan antara komponen-2 dalam
siklus hidrologi (hidrgeologi), yang dapat dinyatakan sebagai
persamaan berikut :

P = R + ET + I atau P = R + ET + (BF + dS)


di mana :
P = presipitasi/ curah hujan
R = run off/ limpasan
E = evaporasi
T = transpirasi
ET = evapo-transpirasi
I = infiltrasi
BF = base flow/ aliran sungai dari mata air
dS = recharge/ imbuhan airtanah
Neraca Air (Water Balance)
Neraca Air (Hukum Kekekalan Massa) :
Neraca air menunjukkan hubungan antara komponen2
dalam siklus hidrologi (hidro-geologi), yang dapat di-
nyatakan sebagai persamaan berikut :
Rumus : CH = I + Ro + ET + DS
Atau
CH = Ro + ET + BF + DS
I = BF + DS
Keterangan :
CH : Curah hujan (mm)
Ro : Air Limpasan (mm/bln)
ET : Evaporasitranspirasi (mm/bln)
I : infiltrasi (mm/bln)
BS : Base flow (mm/bln)
DS : Imbuhan atau Pengurasan airtanah (mm/bln)
Rumus Perhitungan Qmin rata-rata
Perhitungan debit harian minimum rata-rata
tersebut dilakukan dengan menggabungkan dua
cara perhitungan, yaitu dengan cara :
Villinger
Kille

Selanjutnya Qmin rata-rata ini dipakai untuk


menghitung nilai infiltrasi suatu daerah.
Rumus Perhitungan Infiltrasi

I = Q min rata-rata : L (mm/bln)

Keterangan :
I : laju infiltrasi (mm/bln)
Qmin rata-rata : debit minimum rata-rata (mm/bln)
L : luas daerah aliran sungai (km2)
Rumus Perhitungan Run-Off (RO)

RO = (Qrata-rata Qmin rata-rata) : L (mm/bln)

Keterangan :
RO : Air Limpasan (Run-Off) (mm/bln)
Qrata-rata : Debit minimum rata-rata (mm/bln)
Qmin rata-rata : Debit minimum rata-rata (mm/bln)
L : Luas daerah aliran sungai (km2)
Rumus Perhitungan Evaporatranspirasi
(Turc, 1970)

ET = CH : {0,90 x (CH : Jt)2 }0,5 (mm/bln)

Keterangan :
ET : Evapotranspirasi (mm/bln)
CH : Curah hujan rata-rata (mm/bln)
t : Temperatur rata-rata bulanan udara (oC)

Jt = {(300 + 25.t + 0,04.t2) : 365} x jlh hari/bln


Data CH rata-rata bulanan dari
tiga stasiun pengamatan
di DAS Ciwidey, Soreang, Kab. Bandung
Data Klimatologi Stasiun Geofisika Bandung
Data Debit Sungai rata-rata
Data Debit S. Ciwidey Di Cibeureum (No. Stasiun 160)
Luas DAS (Cathment Area) : 170 km2
Q rata-rata dan Q minimum rata-rata
Q minimum rata-rata
Perhitungan Komponen Neraca Air dan Besarnya
Imbuhan DAS S. Ciwidey, Soreang
TUGAS II
Data CH dari Tugas sebelumnya.
Format Laporan seperti kuliah Minggu III
Luas DAS : 140 km2

BULAN CH Qrata-2 Qmin Trata-rata Jt ET Inf RO Pengisian


(mm) (m3/det) (m3/det) ( Co ) ( mm ) ( mm ) ( mm ) ( mm ) Airtanah
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10)
1 15,0 6,7 23,20
2 15,3 6,9 23,00
3 14.0 8,1 23,20
4 12.3 7,4 23,20
5 11,6 4,5 23,60
6 6,4 3,0 25,40
7 5,7 2,7 24,90
8 1,8 1,0 25,30
9 2,5 0,7 26,10
10 4,0 1,2 24,30
11 7.6 1,9 25,90
12 7,9 4,0 25,70
30
Jumlah 0 104,1 48.1 0 0 0 0
Persentase ( % ) ....... ...... ..... .....

Anda mungkin juga menyukai