Anda di halaman 1dari 41

KONSEP AKTIVA

AKTIVA BERUJUD

AKTIVA TIDAK BERUJUD


AKTIVA BERUJUD

Pengertian Aktiva
Pengukuran Aktiva
Metode Pengukuran Aktiva
Pengakuan Aktiva
Klasifikasi Aktiva
Pengertian Aktiva

Menurut Canning
Aktiva adalah jasa kemudian (future
service) dalam bentuk uang atau jasa
kemudian yang dapat diubah dalam bentuk
uang yang manfaatnya bagi seseorang atau
beberapa orang dijamin secara hokum

Menurut KDPPLK (Kerangka Dasar


Penyusunan& Penyajian Lap Keu)
Aktiva adalah sumber daya yang dikuasai
oleh perusahaan sebagai akibat dari
peristiwa masa lalu dan dari mana manfaat
ekonomi di masa depan diharapkan akan
diperoleh perusahaan
Pengertian Aktiva

Menurut FASB
Aktiva adalah manfaat ekonomi masa yang akan datang yang
mungkin, yang diperoleh atau dikendalikan oleh kesatuan
usaha tertentu sebagai akibat transaksi atau peristiwa yang
terjadi di masa yang lalu
Karakteristik aktiva
Dalam pengertian di atas terdapat tiga elemen penting dalam
aktiva yang merupakan karakteristiknya, yaitu :
manfaat ekonomi di masa yang akan datang
aktiva menyimpan kemungkinan manfaat ekonomi
masa yang akan datang, secara sendiri-sendiri atau
dalam kombinasi dengan aktiva lain untuk secara
langsung atau tidak langsung memberi sumbangan pada
aliran masuk kas bersih di masa depan.
Hak yang sudah kadaluarsa atau mempunyai manfaat
negative tidaak dapat dimasukkan sebagai aktiva.

pegendalian oleh kesatuan usaha


unit usaha tertentu dapat memperoleh manfaat tersebut
dan mengendalikan akses pihak lain atas aktiva itu
aktiva adalah sumber daya di bawah kendali unit usaha.

sebagai hasil transaksi masa yang lalu


transaksi, kejadian atau peristiwa yang menimbulkan hak
atau kendali atas manfaat tersebut sudah terjadi.
Aktiva tidak boleh mencakup manfaat yang akan
timbul di masa depan tetapi saat ini belum ada atau
tidak berada dalam kendali unit usaha.
Pengertian Aktiva
Menurut Vernon Kam
Aktiva adalah sumber-sumber ekonomi yang mampu
menyediakan manfaat ekonomi di masa yang akan datang yang
diperoleh atau dikendalikan oleh kesatuan usaha tertentu sebagai
akibat transaksi atau peristiwa di masa yang lalu.

Kriteria aktiva menurut Vernon Kam :


andal secara hukum
pengakuan terhadap aktiva sangat ditentukan oleh
konsep legal dari aktiva yang bersangkutan.
Kriteria ini berhubungan dengan informasi
akuntansi yang relevan dan reliable

penggunaan prinsip konservatif


prinsip ini mensyaratkan bahwa perlunya
mengantisipasi kerugian yang akan muncul
daripada keuntungan

makna ekonomi suatu transaksi


apabila makna ekonomis suatu transaksi telah
terjadi suatu pos dapat dicatat dan dilaporkan
dalam laporan keuangan tidak perlu terlalu
memperhatikan bentuk legalitas formalnya

kemampuan mengukur nilai aktiva


apabila ada kesulitan dalam pengukuran aktiva
yang bersangkutan maka aktiva tersebut tidak boleh
dicatat.
Ciri dan sifat aktiva

1. menurut Hendriksen :
harus ada hak tertentu atas manfaat dan jasa potensial di masa
yang akan datang. Hak-hak ini harus mempunyai manfaat positif
dan apabila hak-hak ini mempunyai manfaat lain atau negative
maka hak-hak tersenut tidak disebut aktiva.

Ketidakpastian mengenai nilai di kemudian atas suatu aktiva


janganlah digunakan untuk mengenayampingkannya dari
pengertian aktiva, karena walaupun ketidakpastian
mempengaruhi penilaian tetapi hal ini tidak mengubah sifat dari
aktiva

Hak tersebut harus dapat diperoleh atau dikendalikan oleh orang


atau kesatuan usaha tertentu.

Harus ada klaim yang dapat dipaksakan secara legal atas hak atau
jasa atau bukti lain bahwa bukti penerimaan manfaat di masa yang
akan datang adalah mungkin.

Manfaat ekonomi tersebut haruslah sebagai akibat atau peristiwa


yang telah terjadi.
Ciri dan sifat aktiva

2. menurut KDPPLK
digunakan baik sendiri maupun bersama aktiva
lain dalam produksi barang dan jasa yang dijual
oleh perusahaan
dapat dipertukarkan dengan aktiva lain
digunakan untuk menyelesaikan kewajiban
dibagikan kepada para pemilik perusahaan
Pengukuran Aktiva

Pengukuran berarti memberi nilai-nilai numerical


(kuantifikasi) dalam satuan moneter atas aktiva, bukan
pengukuran dalam satuan fisik, walaupun pengukuran
secara umum dapat dilakukan dalam satuan fisik dan
dapat pula dalam satuan moneter.

Tujuan penilaian aktiva adalah :


sebagai salah satu langkah dalam pengukuran laba
sebagai salah satu langkah dalam proses penyajian
posisi keuangan
memenuhi kebutuhan informasi yang ingin dicapai
dalam pelaporan keuangan
memenuhi kebutuhan informasi khusus yang
memerlukan penilaian untuk kepentingan
manajemen.
Definisi Penilaian
Aset
Dari beberapa definisi yang ada dapat digarisbawahi mengenai
penilaian adalah:
Penilaian merupakan sebuah opini (an opinion bukan judgment);
Penilaian juga merupakan suatu estimasi nilai (an estimated
value)
Dilakukan pada hari yang ditentukan (as of specific date)
Berdasarkan kepada hasil analisis atas data pasar yang relevan
(based on analysis of relavan market information).

Jadi penilaian (valuation/appraisal) pada dasarnya merupakan


estimasi atau opini, walaupun didukung oleh alasan atau analisis
yang rasional. Kelayakan suatu penilaian dibatasi oleh ketersediaan
data yang cukup, serta kemampuan dan obyektifitas si penilai
(valuer/appraiser).
Tujuan Penilaian Aset / Properti

Standar Penilaian Indonesia memperlihatkan


dan mengelompokkan tujuan penilaian :
Dasar Penilaian Nilai Pasar (jual beli, sewa)
Dasar Penilaian Selain Nilai Pasar (asuransi)
Penilaian untuk Laporan Keuangan
Penilaian untuk Jaminan Pelunasan Utang
Dalam Bentuk Hak Tanggungan dan Surat
Pengakuan Utang
Pengukuran Aktiva
Pengukuran atas aktiva dalam akuntansi adalah :
nilai-nilai pertukaran (exchange value)
adalah nilai-nilai yang berlaku di pasar karena adanya
transaksi jual beli.

nilai perubahan (conversion values)


adalah nilai-nilai yang terbentuk karena factor-faktor
produksi

* Pada dasarnya suatu perusahaan berada dalam 2 pasar, yaitu :


pasar dimana perusahaan membeli factor produksi atau pasar
tempat aktiva diperoleh
pada pasar ini terjadi nilai-nilai masukan dan input (entry) value

pasar dimana perusahaan menjual produk atau tempat aktiva


tersebut dilepaskan
pada pasar ini terjadi nilai-nilai keluaran atau output value.

Ada kesepakatan umum bahwa aktiva dicatat pada waktu perolehan


sebesar harga perolehan (entry value) dan dikeluarkan dengan
harga pelepasan (exit value)
penggolongan aktiva

Untuk memahami pengukuran aktiva, maka perlu


dipahami penggolongan aktiva, yaitu :
aktiva moneter
adalah pos-pos aktiva yang besarnya
ditentukan oleh kontrak sehingga
besarnya tidak terpengaruh oleh
perubahan nilai uang
missal : kas, tabungan, deposito,
piutang dagang
aktiva non moneter
adalah pos-pos aktiva yang besarnya
terpengaruh oleh perubahan nilai uang
missal : surat berhrga, persediaan, aktiva
tetap.
Metode Pengukuran Aktiva

Exchange output value (exit value)


Metode ini mendasarkan pengukuran pada nilai
keluaran artinya atas jumlah kas (rupiah) atau
penghargaan lainnya (non kas) yang diterima
suatu unit usaha apabila suatu aktiva atau potensi
jasa yang keluar dari perusahaan karena
penjualan atau suatu pertukaran

Beberapa nilai keluaran tersebut adalah :


1. discounted future cash receipt or service potentials
(penerimaan kas atau potensi jasa masa depan yang
didiskontokan)
metode ini dapat digunakan apabila harapan tentang
kepastian penerimaan kas atau setaranya cukup tinggi dan
tenggang waktu sampai penerimaan cukup panjang tetapi
saat atau tanggal penerimaannya pasti.
Pos yang dapat menggunakan metode ini adalah investasi
dalam obligasi, deposito berjangka, piutang wesel.
Metode Pengukuran Aktiva
( Lanjutan Exchange output value )

Kelemahan dalam metode ini adalah :


- arus kas atau service potentials sifatnya subyektif dan sulit
dibuktikan (not verifiable)
- sulit menentukan tingkat diskonto yang tepat
- bila ada dua atau lebih factor-faktor yang mempengatuhi
aliran kas bagaimana alokasi yang logis dari factorfaktor
tersebut
- jumlah present value dari masing-masing aktiva tidak sama
dengan nilai perusahaan
Metode Pengukuran Aktiva
( Lanjutan Exchange output value )

2. current output price (COP) Harga keluaran


sekarang
dapat digunakan apabila harga jual pada saat
pelaporan mencerminkan harga di masa yang
akan datang bila pos yang bersangkutan
keluar dari perusahaan.
Metode ini dapat digunakan untuk surat
berharga dan beberapa jenis persediaan.
Menurut metode ini persediaan harus diukur
dengan harga jualnya sebagai ukuran harga
keluaran bukan biaya perolehannya
Metode Pengukuran Aktiva
(lanjutan current output price (COP )
Proses pengukuran dalam metode ini :
- dalam pasar yang teratur harga pasar saat ini merupakan
taksiran yang layak dari harga pasar masa yang akan datang

- current price merupakan pengganti discounted expected


cash recept price dari persediaan yang sudah siap dijual

- bagi perusahaan yang belum akan dijual dalam waktu dekat


menurut COP harga jual persediaan di masa depan
didiskontokan

- biaya tambahan untuk produksi dan penjualan perlu


dikurangkan sehingga didapatkan net realizable value
Metode Pengukuran Aktiva
(lanjutan current output price (COP )
Kelemahan COP :
- hanya berlaku bagi aktiva yang dimaksudkan untuk
dijual

- COP untuk sebagian besar aktiva menjadi harga di


masa yang akan datang dengan asumsi ceteris paribus

- Diperlukan metode pengganti apabila ada aktiva


yang tidak mempunyai harga pasar atau harga jual
sekarang.
Metode Pengukuran Aktiva

3. current cash equivalent (CCE) setara kas masa berjalan


- konsep ini merupakan konsep pengukuran
tunggal untuk semua kativa yang menunjukkan
harga yang dapat direalisasikan sekarang
(present realization price).

- Konsep ini menunjukkan jumlah kas atau daya beli


umum yang dapat diperoleh dengan menjual
aktiva menurut kondisi perusahaan yang
wajar (dalam arti harga pasar barang sejenis
dalam kondisi normal)

- kelebihan metode ini adalah setelah semua kativa


dinilai dengan setara kas masa berjalan maka
jumlah yang tercantum mempunyai sifat
additive

- kesulitan utama konsep ini adalah bahwa tidak


semua aktiva mempunyai harga pasar, sehingga dalam
penafsiran sempit sepertinya metode ini membenarkan
untuk mengeluarkan pos-pos yang tidak mempunyai
nilai pasar dari neraca.
Metode Pengukuran Aktiva
4. Liquidation value (LV)
Adalah dasar pengukuran yang serupa dengan COP
atau CCE yaitu penilaian dengan menggunakan
harga keluaran, yang berbeda adalah dalam hal
kondisi pasarnya, yaitu menggunakan harga
penjualan dalam keadaan likuidasi.

Metode nilai likuidasi mengasumsikan bahwa suatu


penjualan yang dipaksakan sehingga harganya diturunkan
atau harga keluaran lebih rendah umumnya harga pasar
dalam kondisi normal.

Penerapan nilai likuidasi biasanya menyebabkan


diturunkannya penilaian aktiva serta diakuinya kerugian.

Metode ini hanya bias diterapkan dalam kondisi :


aktiva yang bersangkutan telah kehilangan kegunaan
yang lazim atau usang atau telah kehilangan pasar
dalam kondisi normal
nilai likuidasi diterapkan bila ada maksud
menghentikan perusahaan dalam waktu dekat,
sehingga tidak mampu menjual dalam pasar yang
normal
Metode Pengukuran Aktiva

Exchange Input Value


Metode pengukuran ini mengdasarkan pengukuran pada
ukuran masukan, yang menunjukkan jumlah kas atau
nilai imbalan lainnya yang dibayarkan ketika aktiva atau
manfaat yang diperoleh perusahaan dalam suatu
pertukaran.

Beberapa pengukuran dengan metode ini adalah :


Historical cost
Current Input Cost
Discounted future input cost
Standard Cost
Metode Pengukuran Aktiva
Exchange Input Value
Historical cost
Historical cost diukur dengan pembayaran yang dilakukan di masa lalu atau
yang harus dilakukan di masa yang akan datang untuk memperoleh barang atau
jasa atau pembayaran yang harus dilakukan untuk memperoleh atau
memproduksi suatu barang termasuk didalamnya semua jasa yang diperlukan
untuk mendapatkan aktiva sampai dalam kondisi siap digunakan.

Kelebihan metode ini adalah :


paling banyak digunakan dalam akuntansi konvensional karena mudah
dan praktis berdasarkan transakis yang telah terjadi.
Umumnya merupakan harga pertukaran barang dan jasa pada saat
perolehan, sehingga merupakan realitas
Keuntungan utama adalah sifat verifiable atau dapat diuji kebenarannya.

Sedangkan kelemahan dari metode ini adalah :


- akan kehilangan makna jika nilai aktiva berubah-ubah dari waktu
ke waktu. Setelah waktu yang panjang maka angka historical cost
tidak mempunyai makna sebagai manfaat di masa yang akan datang

tidak memungkinkan pengakuan gains (laba) atau losses ( rugi) dalam


proses terjadinya, karena umumnya pengakuan laba atau rugi dilakukan
pada saat adanta penjualan

ditinjau dari relevansi informasi untuk pengambilan keputusan historical


cost menjadi kurang keandalannya.
Metode Pengukuran Aktiva
Exchange Input Value

Current Input Cost (Biaya masa berjalan)


Merupakan harga pertukaran yang harus
dikeluarkan saat ini untuk memperoleh
aktiva yang sama dan pertukarannya.
Harga ini merupakan harga yang diperoleh dari
pasar tempat perusahaan membeli barang
atau jasa (pasar input) bukan tempat menjual
(pasar output).
Keuntungan penggunaan metode ini adalah :
ukuran terbaik mengenai nilai input yang
dimatchkan terhadap pendapatan

dalam matching memungkinkan pemisahan


holding gains dan/atau holding losses dan
pengakuan laba atau rugi operasional

biaya masa berjalan telah menjadi dasar


penilaian paling penting dalam akuntansi
khususnya untuk menyajikan informasi
mengenai dampak inflasi pada aktiva
perusahaan.
Metode Pengukuran Aktiva
(lanjutan current Input cost)

Sedangkan kelemahan metode ini


adalah :
kadang-kadang kurang obyektif
karena tidak tersedianya harga
pertukaran untuk aktiva tertentu di
masa kini, khususnya barang musim.

Perubahan dalam biaya kini tidak


selalu mencerminkan perubahan
harga jual masa berjalan, nilai tidak
mesti berubah karena adanya
perubahan biaya.
Metode Pengukuran Aktiva
Exchange Input Value
3. Discounted future input cost (biaya
masukan masa depan yang
didiskontokan)
Merupakan nilai sekarang
pengorbanan ekonomik di masa
yang akan datang
seandainya potensi aktiva tersebut tidak
diperoleh di masa sekarang.

Misal : fasilitas fisik dari sewa beli


Kelemahan dari metode ini adalah
seperti dalam historical cost
Metode Pengukuran Aktiva
Exchange Input Value

. Standard Cost (biaya standar)


4

Yaitu dengan dasar berapa biaya


yang seharusnya menurut asumsi
tertentu, berdasarkan biaya
standar yang diterapkan dalam
keadaan produksi pada tingkat
efisiensi dan kapasitas tertentu.
Metode Pengukuran Aktiva

C. Lower of Cost or Market


Valuation (LOCOM Nilai
terendah antara biaya dan
pasar)

Istilah pasar disini mengacu


pada harga keluaran dan harga
masukan, dan merupakan
replacement cost (ukuran
masukan)
Misal : persediaan barang.
Pengakuan Aktiva

Aktiva diakui dalam neraca apabila


manfaat ekonomi di masa yang akan
datang diperoleh perusahaan dan aktiva
tersebut mempunyai nilai atau biaya yang
dapat diukur keandalannya.
Manfaat ekonomi tersebut uncertainty
(mengandung ketidakpastian), tetapi
dapat diekspektasikan dan dipercaya
secara logis atas dasar bukti yang telah
tersedia.
Aktiva tidak diukur dalam neraca
apabila pengeluarannya telah terjadi
dan manfaat ekonominya dipandang
tidak mungkin mengalir ke dalam
perusahaan setelah periode akuntansi
berjalan. Sebagai alternatifnya
perlakuan pengeluaran semacam ini
dimasukkan ke dalam pengakuan beban
Pengakuan Aktiva
Kriteria dasar pengakuan aktiva :
Definisi
Maksudnya adalah bahwa suatu hasil transaksi akan masuk
dalam struktur yang selanjutnya dilaporkan dalam laporan
keuangan kalau memenuhi difinisi elemen laporan
keuangan

measurability
maksudnya adalah bahwa kejadian atau pos tertentu harus
mempunyai makna tertentu yang dapat diukur jumlah
rupiahnya dengan reabilitas yang cukup tinggi

relevance
maksudnya adalah bahwa informasi yang terkandung
dalam kejadian atau pos mempunyai daya untuk
membuat suatu perbedaan dalam keputusan pemakai
informasi

reliability
maksudnya adalah bahwa informasi tersebut
menggambarkan keadaan yang dipresentasikan secara
tepat, teruji (verifiable) dan netral.
Klasifikasi Aktiva

Dalam neraca aktiva telah disajikan dengan klasifikasi sesuai


dengan standar akuntansi keuangan yang berlaku.

Klasifikasi tersebut adalah :


Aktiva Lancar (current asset)
Aktiva tidak lancar (non current asset)
Klasifikasi Aktiva
Aktiva Lancar (current asset)
Yaitu aktiva yang diharapkan dapat direalisasikan dalam waktu satu
tahun atau dalam siklus operasi normal perusahaan.

Aktiva lancar terdiri dari :


kas dan bank
surat berharga (marketable securities)
deposito jangka pendek
wesel tagih (note receivable) yang jatuh tempo dalam waktu satu
tahun
piutang jangka pendek (short term receivable) yang terdiri dari
piutang usaha dan piutang lain-lain yang tergolong lancer.
Persediaan
Pembayaran uang muka untuk pembelian aktiva lancer
Pembayaran pajak di muka
Biaya dibayar di muka

Menurut PSAK NO 13 investasi yang diklasifikasikan ke dalam aktiva


lancer harus dicatat dalam neraca pada nilai terendah antara biaya
perolehan dan nilai pasar.
Klasifikasi Aktiva
Aktiva tidak lancar (non current asset)
Dapat dikelompokkan dalam :
1. investasi atau penyertaan (investment)
Yang dimaksudkan di sini adalah investasi jangka
panjang

Investasi meliputi :
investasi dagang
adalah investasi yang ditujukan untuk
mempermudah atau mempertahankan bisnis
atau hubungan perdagangan, guna memperoleh
sumber dana kas tambahan dalam bentuk
capital gain atau deviden

investasi property
adalah investasi pada tanah atau bangunan
yang tidak digunakan untuk dioperasikan
perusahaan, tetapi dimaksudkan untik
dimiliki selama beberapa tahun untuk
mendapatkan penghasilan.
Klasifikasi Aktiva
Aktiva tidak lancar (non current asset)
2. aktiva tetap (fixed asset) atau plant and equipment
adalah aktiva berujud yang diperoleh dalam
bentuk siap pakai atau dengan dibangun terlebih
dahulu yang digunakan untuk operasi perusahaa,
tidak dimaksudkan untuk dijual dalam rangka
kegiatan perusahaan dan mempunyai masa
manfaat lebih dari satu tahun.

Yang temasuk dalam aktiva ini adalah :


- tanah
- gedung
- bangunan
- mesin dan peralatan
- kendaraan
- inventaris kantor
Klasifikasi Aktiva
Aktiva tidak lancar (non current asset)

4. aktiva tidak berujud (intangible asset)


adalah aktiva tidak lancar dan tidak berbentuk yang
memberikan memberikan hak ekonomi dan hokum
kepada pemiliknya dan dalam laporan keuangan
tidak dicakup secara terpisah dalam klasifikasi
aktiva yang lain.

Karakteristik jenis aktiva ini adalah tingkat


ketidakpastian mengenai nilai dan manfaat di kemudian
hari

Aktiva jenis ini meliputi :


hak paten
hak cipta
franchise
merek dagang
goodwill
Klasifikasi Aktiva
Aktiva tidak lancar (non current asset)
5. aktiva lain-lain (other investment)
adalah pos-pos yang tidak dapat secara layak digolongkan
dalam aktiva yang telah disebut sebelumnya.

Misal :
aktiva yang tidak digunakan untuk operasi
piutang kepada pemegang saham
beban yang ditangguhkan
aktiva jangka pendek yang tidak termasuk dalam
aktiva lancer

Menurut PSAK no 13 aktiva tidak lancar harus dicatat dalam


neraca berdasarkan biaya perolehan, kecuali jika harga pasar
investasi jangka panjang menunjukkan nilai di bawah biaya
perolehan secara signifikan dan permanent sehingga perlu
dilakukan penyesuaian atas nilai investasi tersebut
Klasifikasi aktiva yang lain
Klasifikasi aktiva yang lain adalah :
1. aktiva moneter (monetary asset)
adalah klaim untuk sejumlah rupiah di masa yang akan datang tanpa
memperhatikan perubahan daya beli uang.

Atau pos-pos aktiva yang besarnya tidak terpengaruh oleh perubahan


nilai uang (rupiah) akan tetapi daya beli klaim tersebut untuk
dipertukarkan dengan potensi jasa lain akan berubah.
Misal :
tabungan
deposito
piutang dagang
piutang wesel
uang muka jaminan kontrak

2. aktiva non moneter (monetary asset)


adalah pos-pos yang besarnya terpengaruh oleh perubahan nilai uang .

Atau aktiva yang mempunyai klaim untuk menerima potensi jasa


yang daya beinya konstan.
Misal :
surat berharga
persediaan barang dagangan
aktiva tetap
goodwill
AKTIVA TAK BERUJUD
Pengertian Aktiva Tak Berujud
Aktiva tak berujud adalah kelebihan biaya dari suatu perusahaan yang
diakuisisi atas jumlah aktiva bersihnya yang berujud.

Yang termasuk dalam aktiva tak berujud


aktiva tak berujud tradisional
nama barang
hak cipta
perjanjian untuk tidak bersaing
waralaba
bunga masa depan
goodwill
lisensi
hak operasi
paten
rekaman induk
proses rahasia
merek dagang
nama dagang
AKTIVA TAK BERUJUD

beban yang ditangguhkan


iklan dan promosi
uang muka pengarang
biaya pengembangan perangkat lunan computer
biaya penerbitan utang
biaya hokum
riset pemasaran
biaya organisasi
biaya pra pembukaan
biaya relokasi dan penataan ulang
perbaikan
biaya riset dan pengembangan
biaya persiapan
biaya pelatihan
Pengakuan Aktiva Tak Berujud
Menurut SFAC No 5
Syarat dikapitalisasi suatu aktiva bila :
memenuhi definisi yang tepat
dapat diukur
relevan
dapat diandalkan
Selanjutnya menurut FASB :
Biaya yang dikeluarkan untuk jasa riset dan
pengembangan, relokasi, reparasi, pelatihan atau iklan,
berkaitan dengan manfaat ekonomi jangka panjang dapat
dilakuan dengan dua cara :
biaya yang dikeluarkan serupa dengan asuransi dibayar
dimuka atau sewa dibayar di muka diperlakukan sebagai
biaya
merupakan manfaat ekonomi masa depan yang diperkirakan
akan diperoleh di masa yang akan dating diperhitungkan
sebagai aktiva baik ditambahkan kepada aktiva lain atau
diungkapkan

Anda mungkin juga menyukai