Anda di halaman 1dari 17

KEJANG DEMAM

YVONNE MARSAULINA HARIANJA


1510211136
Definisi
Berdasarkan International Definisi berdasarkan
League Against Epilepsy
(ILAE), kejang demam konsensus tatalaksana
merupakan kejang selama kejang demam dari Ikatan
masa kanak-kanak setelah Dokter Anak Indonesia/
usia 1 bulan, yang IDAI, kejang demam adalah
berhubungan dengan
penyakit demam tanpa bangkitan kejang yang
disebabkan infeksi sistem terjadi pada kenaikan suhu
saraf pusat, tanpa riwayat tubuh (suhu rektal di atas
kejang neonatus dan tidak 38*C) yang disebabkan oleh
berhubungan dengan kejang
simptomatik lainnya suatu proses ekstrakranium.
Etiologi
Lepasnya sitokin inflamasi (IL-1-Beta) atau
hiperventilasi yang menyebabkan alkalosis dan
meningkatkan pH otak sehingga terjadi kejang
Diturunkan secara genetik sehingga eksitasi
neuron menjadi lebih mudah
Terjadi karna proses ekstrakranial, cth : infeksi
saluran pernapasan akut, otitis media akut,
roseola, infeksi saluran kemih, dan infeksi saluran
cerna
Klasifikasi
Kejang demam sederhana
Kejang demam kompleks
Epidemiologi
Kejang demam merupakan jenis kejang yang paling sering,
biasanya merupakan kejadian tunggal dan tidak berbahaya.
Berdasarkan studi populasi, angka kejadian kejang demam
di Amerika Serikat dan Eropa 27%, sedangkan di Jepang 9
10%.
Dua puluh satu persen kejang demam durasinya kurang dari
1 jam, 57% terjadi antara 1-24 jam berlangsungnya demam,
dan 22% lebih dari 24 jam.
Sekitar 30% pasien akan mengalami kejang demam
berulang dan kemudian meningkat menjadi 50% jika kejang
pertama terjadi usia kurang dari 1 tahun. Sejumlah 935%
kejang demam pertama kali adalah kompleks, 25% kejang
demam kompleks tersebut berkembang ke arah epilepsi
Mekanisme Kejang
Demam
Peningkatan temperatur dalam otak berpengaruh terhadap perubahan
letupan aktivitas neuronal.
Perubahan temperatur tersebut menghasilkan sitokin yang merupakan
pirogen endogen, jumlah sitokin akan meningkat seiring kejadian demam
dan respons inflamasi akut.
Respons terhadap demam biasanya dihubungkan dengan interleukin-1 (IL-
1) yang merupakan pirogen endogen atau lipopolisakarida (LPS) dinding
bakteri gram negatif sebagai pirogen eksogen.
LPS menstimulus makrofag yang akan memproduksi pro- dan anti-in amasi
sitokin tumor necrosis factoralpha (TNF-), IL-6, interleukin1 receptor
antagonist (IL- 1ra), dan prostaglandin E2 (PGE2).
Reaksi sitokin ini mungkin melalui sel endotelial circumventricular akan
menstimulus enzim cyclooxygenase2 (COX-2) yang akan meng- katalis
konversi asam arakidonat menjadi PGE2 yang kemudian menstimulus pusat
termoregulasi di hipotalamus, sehingga ter- jadi kenaikan suhu tubuh.
Demam juga akan meningkatkan sintesis sitokin di hipokampus. Pirogen
endogen, yakni interleukin 1, akan meningkatkan eksitabilitas neuronal
(glutamatergic) dan menghambat GABA ergic, peningkatan eksitabilitas
neuronal ini yang menimbulkan kejang.
Pemeriksaan
Penunjang
Pemeriksaan Laboratorium
Pungsi Lumbal
Elektroensefalografi
Pemeriksaan Laboratorium
Pemeriksaan laboratorium tidak rutin pada
kejang demam, dapat untuk mengevaluasi
sumber infeksi penyebab demam, atau keadaan
lain misalnya gastroenteritis dehidrasi disertai
demam. Pemeriksaan laboratorium antara lain
pemeriksaan darah perifer, elektrolit, dan gula
darah.
Pungsi Lumbal
Pemeriksaan cairan serebrospinal dilakukan untuk
menegakkan atau menyingkirkan kemungkinan
meningitis.
Risiko meningitis bakterialis adalah 0,66,7%.
Pada bayi, sering sulit menegakkan atau menyingkirkan
diagnosis meningitis karena manifestasi klinisnya tidak
jelas. Oleh karena itu, pungsi lumbal dianjurkan pada:
1. Bayi kurang dari 12 bulan sangat dianjurkan
2. Bayi antara 12-18 bulan dianjurkan
3. Bayi >18 bulan tidak rutin
Bila klinis yakin bukan meningitis, tidak perlu dilakukan
pungsi lumbal.
Elektroensefalografi
Pemeriksaan elektroensefalogra (electro
encephalography/EEG) tidak direkomendasi- kan
karena tidak dapat memprediksi berulangnya
kejang atau memperkirakan kemungkinan
epilepsi pada pasien kejang demam.
Pemeriksaan EEG masih dapat di- lakukan pada
keadaan kejang demam yang tidak khas, misalnya
pada kejang demam kompleks pada anak usia
lebih dari 6 tahun, atau kejang demam fokal.
Pencitraan
MRI diketahui memiliki sensitivitas dan spesi sitas yang
lebih tinggi dibandingkan CT scan, namun belum tersedia
secara luas di unit gawat darurat. CT scan dan MRI dapat
mendeteksi perubahan fokal yang terjadi baik yang bersifat
sementara maupun kejang fokal sekunder. Foto Xray kepala
dan pencitraan seperti Computed Tomography scan (CT-
scan) atau Magnetic Resonance Imaging (MRI) tidak rutin
dan hanya atas indikasi seperti:
1. Kelainan neurologik fokal yang menetap (hemiparesis)
2. Paresis nervus VI
3. Papiledema
Penatalaksanaan
Saat Kejang
1. Yakinkan orangtua bahwa prognosis sangat baik
2. Perhatikan jalan napas, anak diposisikan miring, periksa
tanda vital
3. Beri antipiretik parasetamol atau ibuprofen
4. Diazepam rectal (5mg (bb<10kg), 10mg (bb>10kg)
5. Diazepam IV (0.25-0.5 mg/kgbb. Kecepatan 2mg/menit.
Dosis maksimal 20mg)
6. Bila tidak berhenti : Fenitoin
7. Bila tidak berhenti : Fenobarbital
8. Bila tidak berhenti : knock down dengan Midazolam,
Tiopental, Propofol (di unit intensif)
Fenitoin
- dosis inisial : 10-20mg/kgbb. Kecepatan
1mg/kgbb/menit. Kec maksimal 50mg/menit
- harus diencerkan 10mg : 1ml NaCl 0,9%.
Dosis maksimal 1gram

- dosis rumatan : 5-7 mg/KgBB/hari dibagi 2


dosis
Fenobarbital
- Dosis inisial 20mg/KgBB. Kecepatan 20mg/menit.
Dosis maksimal 1 gram

- Dosis rumatan 4-6 mg/kgBB/hari dibagi 2 dosis


yang diberikan 12 jam kemudian.
Sesudah kejang
1. Pencegahan intermitten
- diazepam oral / diazepam rektal

2. Pencegahan terus menerus


- Fenobarbital 3-4 mg/kgbb/hari. Dibagi 2x. (es :
penurunan kognitif pada pemakaian jangka panjang)
- Sodium valproate 15-40 mg/kgbb/hari. Dibagi 2 3 x
(es : hepatitis pada anak >2 tahun)
Prognosis
30% - 50% mengalami kejang demam
berulang.
Risiko rekurensi bertambah bila
Masih dalam jangka satu tahun
Riwayat keluarga kejang demam atau epilepsi
Cepatnya kejang setelah demam
Kejang sebelumnya terjadi pada suhu yang tidak
terlalu tinggi
Referensi
http://www.kalbemed.com/Portals/6/06_232
CME-
Penatalaksanaan%20Kejang%20Demam.pdf

Anda mungkin juga menyukai