1. Nativisme
Aliran ini dipelopori oleh Schopenhauer filsuf bangsa Jerman (1788 - 1860),
yang berpendapat bahwa manusia lahir dengan negara kuat dan kokoh sesuai
dengan perjuangan masyarakat, bangsa dan gara yaitu Pancasila. Pancasila sebagai
landasan pemersatu yang mengikat bangsa Indonesia yang multi suku, multi ras,
multi bahasa, adat istiadat, dan multi agama menjadi Negara Kesatuan
Republik Indonesia. Oleh karena itu, maka Bhinneka Tunggal Ika merupakan suatu
conditio sine quanon, syarat mutlak yang harus diterima adanya, tidak dapat
ditawar-tawar lagi, karena pilihan lain akan membawa kehancuran dan runtuhnya
Negara Kesatuan Rapublik Indonesia yang kita cintai ini.
Setiap aspek karakter harus dijiwai oleh kelima sila Pancasila secara utuh
dan komprehensif. Muchlas dan Hariyanto (2012:22-25) menjelaskan kelima
Pancasila sebagai payung terhadap setiap aspek karakter manusia Indonesia.
Aspek aspek karakter harus dijiwai oleh kelima sila Pancasila
secara utuh dan komprehensif
Tokoh aliran atau teori ini adalah William Stern, seorang ahli ilmu jiwa bangsa
Jerman (1871 - 1939). la berpendapat bahwa pembawaan dan lingkungan kedua-duanya
menentukan perkembangan manusia.
William Stem berpcndapat bahwa aliran nativisme dan empirisme masing-
masing terlalu ekstrim kepada pengaruh bawaan atau bakat dan lingkungan atau
pendidikan. Kedua-duanya mengandung kebenaran dan juga ketidak benaran. Kenyataan
menunjukkan dan telah diakui oleh ilmu pengetahuan bahwa pembawaan dan
lingkungan sama-sama memberikan pengaruh terhadap pertumbuhan dan
perkembangan anak. Beliau juga menggambarkan bahwa hasil perrumbuhan dan
perkembangan bergantung pada pembawaan dan lingkungan, seolah-olah dua garis yang
menuju ke suatu titik pertcmuan sebagai berikut;
pembawaan baik dan buruk. Perkembangan manusia tslah ditentukan oleh faktor-faktor
yang dibawa manusia sejak lahir. Lingkungan tidak mempunyai peran apa, pembawaan
yang menentukan. Pertumbutian dan perkembangan manusia telah ditentukan oleh
pembawaan, mau jadi apa kelak hanyalah menuoggu waktunya saja. Menururt kaum
nativisme, pendidikan tidak dapat mengubah sifat-sifat pembawaan, dengan kata lain,
pcndidikan tidak mempunyai arti apa-apa, merupakan pekerjaaan yang sia-sia. Sesuai
dengan hal itu maka dalam ilmu pendidikan aliran ini disebut juga sebagai Pesimisme
2. Naturalisme
Aliran ini dipelopori oleh J. J. Rousseau seorang filsuf bangsa Perancis (1712
- 1778). Beliau berpendapat dalam bukunya Emile bahwa semua adalah baik pada
waktu baru datang dari tangan Sang Pencipta. tetapi semua mcnjadi buruk di
tangan manusia. Semua manuaia yang baru lahir mempunyai pembawaan yang
baik, tidak ada seorangpLin lahir dengn pembawaan yang buruk. Bagaimana hasil
perkembangannya kemudian sangat ditentukan oleh pendidikan yang diterimanya
atau yang mempengaruhinya.
Jika pengaruh/pendidikan itu baik. akan mnejadi baiklah ia, akan tetapi
jika pengaruh irujelek, akan jelek pula hasilnya. Berati pembawaan yang baik yang
dibawa sejak lahir tersebut menjadi rusak (buruk) oleh tangan manusia. Oleh sebab
itu, Rousseau, sebagai pendidik, mengajukan "pendidikan alam." Artinya. anak
hendaklah dibiarkan tumbuh dan berkembang sendiri menurut alamnya;
manusia atau masyarakat jangan banyak mencampurinya. Jadi aliran
naturalisme memandang tidak perlu adanya pendidikan bagi pertumbuhan dan
perkembangan bakat dan kemampuan anak. Aliran ini juga disebut
negativisme, karena berpendapat bahwa pendidikan hanya membiarkan
pertumbuhan dan perkembangan anak dengan sendirinya sesuai dengan
bawaannya; serahkanlah anak ke pada alamnya.
3. Empirisme
Pada hakekatnya pendidikan anak adalah sepenuhnya tanggung jawab orang tua, karena tangggung
jawab yang ada pada orang tua adalah kodrati, pemberian Tuhan, dan kasih sayang orang tua juga kodrati,
pemberian Tuhan, tidak dapat digantikan oleh siapapun. Unsur utama dalam praktek pelaksanaan pendidikan
terhadap anak adalah kasih sayang. Dengan kasih sayang akan timbul dedikasi yang didalamnya akan terwiijud
kerelaan berkorban demi kemajuan dan kebahagiaan anak atau peserta didik. Hal seperti ini, yang pada
sebenarnya hanya dimiliki para orang tua terhadap anak-anaknya.
Pendidikan kepribadian yang berhubungan dengan sikap dan sifat lebih besar tanggung jawabnya di pundak para
orang tua. Teladan dan pendidikan yang dilakukan di tengah-tengah keluarga memainkan peran yang sangat
besar tehadap pembentukan sikap dan sifat anak, anak akan banyak beiajar dan meniru sikap dan sifal yang
timbul di tengah keluarganya, seperti kejujuran, kesabaran, suka menolong, keramah tamahan, kesopanan,
kelembutan, keimanan, kerajinan, rasa hormat dan sebagainya. Sekolah lebih menitik beratkan tanggung
jawabnya pada pengembangan aspek intelektiial dan keterampilan,yang waiaupun tidak boleh mengabaikan
aspek kepribadian atau aferktif. Sudah barang tentu tanggung jawab sekolah disesuaikan dengan fungsi
keberadaannya di tengah masyrakat, seperti dijelaskan di atas, bahwa sekolah dimaksudkan untuk
membantu lembaga pendidikan keluarga untuk membimbing dan mendidik anak-anak menjadi manusia yang
berguna ditengah-tengah masyarakat dan Negara sesuai dengan tuntutan perkembangan dan kemajuan ilmu
pengetahuan dan teknologi serta kebutuhan hidup manusia yang semakin kompleks.
Jelaslah bahwa sebenarnya tugas orangtua atau keluarga dan sekolah hampir bersamaan; keduanya melaksanakan
pendidikan keseluruhan dari anak. Perbedaannya hanyalah yang satu lebih menilik beratkan kepada salah satu
segi pendidikan yang menjadi tanggung jawabnya masing-masing.
Sekolah sebagai lembaga pendidikan bukan mengambil alih peranan dan fungsi orang tua sebagai
pendidik yang pertama dan utama, melainkan membantu keluarga mendidik anak-anak terutama dalam segi
pengembangan pengetahuan dan keterampilan sesuai dengan kebutuhan. Segala aktivitas yang dilakukan di
sekolah dilaksanakan sesuai dengan aturan dan ketertiban, dapat dikatakan telah terjadwal, sehingga disebut
formal.
Lingkungan masyarakat merupakan lingkungan ketiga dalam proses pembentukan
kepribadian anak-anak sesuai dengan keberadaannya. Lingkungan masyarakat akan
memberikan sumbangan yang cukup berarti dalam pendidikan anak, apabila diwujudkan
dalam proses dan pola yang tepat. Tidak semua dari ilmu pengetahuan, keterampilan, dan
sikap dapat dikembangkan dalam keluarga maupun oleh sekolah dalam diri anak, karena
keterbatasan dana dan kelengkapan lembaga tresebut. Kekurangan yang dirasakan dapat
diisi dan dilengkapi oleh lingkungan masyarakat dalam membina pribadi peserta didik
secara utuh dan terpadu. Pendidikan dalam lingkungan masyaiakat akan berfungsi
sebagai pelengkap (complement), pengganti (substitute) dan tambahan (supplement)
terhadap pendidikan yang diberikan oleh lingkungan lain (Dewantara. 1987: 120).
Dalam lembaga pendidikan ini akan dapat dikembangkan bermacam-macam aktivitas
yang bersifat pendidikan oleh bermacam-macam instansi maupun jawatan dan lembaga
pendidikan maupun non pendidikan. Kegiatan pendidikan yang berfungsi sebagai
pelengkap perkembangan kepribadian sccara individual maupun kelompok ialah
pendidikan keterampilan, sebagai akibat belum mantapnya apa yang telah mereka terima
pada sekolah atau dalam keluarga. Kegiatan ini mencakup antara lain;
a. Perkembangan rasa sosial dalam berkomunikasi dengan orang lain
b. Pembinaan sikap dan kerjasama dengan anggota masyarakat
c. Pembinaan keterampilan dan kecakapan khusus yang belum didapat di
sekolah
PENDIDIKAN KARAKTER
Pengertian Karakter
Pendidikan karakter mempunyai arti yang lebih tinggi dari pada pendidikan moral,
pendidikan moral berkailan dengan baik dan buruk atau benar dan salah, sedangkan
pendidikan karakter berhubungan jauh lebih dari pada itu yakni, bagaimana menanamkan
kebiasaan (habit) tentang hal-hal yang baik dalam kehidupan, sehingga seseorang memiliki
kesadaran dan pemahaman yang tinggi, serta kepedulian dan komitmen untuk mewujudkan
kebajikan dalam kehidupan sehari-hari. Dapai dikatakan bahwa karakter merupakan sifat hakiki
atau alami yang dimiliki seseorang dalam bertindak untuk meojawab situasi secara bermoral
yang diwujudkan melalui perbtiatan baik, jujur, bertanggung jawab, hormal terhadap orang lain,
rajin, kerja keras, pamang mcnyerah, cerdas, kreatif, berdisiplin, dan pandai raelihai peluang.
Habit ataii kebiasaan mengandung makna mengetahui sesualu dan diwujudkan dalam pcrbuatan
dilakukan berulang-ulang sehingga icrbiasa dan akhimya menjadi kebiasaan dalam
hidupnya.Berdasarkan Kamus Besar Bahasa Indonesia (2008) karakter adalah sifat-sifat kejiwaan,
akhlak atau budi pekerti yang membedakan seseorang dari yang lain; tabiat; watak.
Berkarakter berarti memiliki labial; memiliki kepribadian; memiliki watak. Menurut Tadkiroatun
Musfiroh 2008 (dalam Sofan Amri dkk, 2011: 3), karakter mengacu kepada serangkaian sikap
(altitudes), perilaku (behaviors), motivasi (motivations), dan keterampilan (skills). Karakter berasal
dari bahasa Yunani "to mark" yang berarti menandai dan memfokuskan bagaimana
mengaplikasikan nilai kebaikan dalam bentuk tindakan atau tingkah laku. Bila seseorang
bertingkah laku atau berbuat tidak jujur, kejam, rakus atau tamak, dan perilaku jelek lainnya
akan dikatakan orang tersebut berkarakter jeiek. Sebaliknya, orang yang bertingkah laku sesuai
dengan kaidah moral atau norma disebut berkarakter bagus atau mulia.
Karakter berkaitan dengan kekuatan moral yang positif. Orang yang berkarakter
adalah orang yang mempunyai kuaSitas moral positif (Muslich, 2011:71)Orang yang
berkarakter akan menunjukkan dalam hidupnya perbuatan yang bermakna dan
bermanfaat pada sesamanya, lingkungannya, keluarganya, dan dirinya sendiri yang
didasari oleh kekuatan spiritualnya. Karakter dimaknai sebagai cara berpikir dan
bertindak yang membedakan seseorang dengan yang lain dalam hidupanya sebagai
individu dan kerja sama dengan orang lain baik di dalam keluarga, masyarakat
bangsa dan Negara (Muchlas Samani dan Hariyanto, 2012: 41). Karakter dapat
dipandang sebagai nilai-nilai perbuatan manusia yang berhubungan dengan Tuhan
Allah, diri sendiri, manusia sesamanya, lingkungan, dan kebangsaan yang
diwujud nyatakan melalui pikiran, sikap, perasaan, perkataan, dan perbuatan
berdasarkan norma-norma agama, hukum, budaya, adat istiadat, dan tata krama.
Berarti karakter adalah perilaku yang tampak aalam interaksi kehidupan sehari-hari
oleh diri sendiri, orang lam dan lingkungannya. Jack Corle dan Thomas Philip (2000)
dalam Warsono dkk. (2010) menjelaskan bahwa: "Karakter merupakan sikap dan
kebiasaan seseorang yang memungkinkan dan mempermudah tindakan moral".
Bersikap, berpikir, bertindak atau perbuatan merupakan perwujudan dari
karakter seseorang. Dengan demikian . karakter dapat di golongkan dalam empat
hal, Aa Gym (2006:66) dalam Zainal Aqib (2011:79), yakni; pertama, ada karakter
lemah seperti penakut. tidak berani mengambil risiko, pemalu, cepat kalah atau
menyerah, dan kurang berani manghadapi lantangan atau hambatan. Kedua,
karakter kuat misalnya tangguh, ulet, mempunyai daya juang yang tinggi, panning
menyerah, dan berani menghadapi tantangan~atau hambatan. Ketiga, karakter jelek
seperti licik, egois, serakah, sombong, pamer gila hormat, dan suka merendahkan
orang lain. Dan keempat adalah karakter baik, misalnya jujur, terpercaya, terbuka,
rendah hati, dan senang membantu orang lain atau empati.
Sesuai dengan berbagai pengertian dan defenisi karakter yang
dijelaskan di atas, serta faktor-faktor yang dapat
mempengaruhi, maka dapat disimpulkan bahwa karakter adalah
sebagai niiai dasar yang membangun pribadi seseorang, yang
terbentuk melalui pengaruh hereditas atau turunan dan
lingkungan, yang membedakan seseorang dengan orang lain yang
sifatnya khas atau unik dan diwujudkan melalui sikap dan perilaku
dalam kehidupan sehari-hari. Ciri-ciri karakter dapat diidentifikasi
pada perilaku individu dan bersifat khas atau unik, sehingga
karakter sangat erat dengan keperibadian seseorang.
Walaupun karakter setiap orang/individu bersifat unik,
karakteristik umum yang menjadi stereotip dari sekelompok
orang atau masyarakat dapat diidentifikasi sebagai karakter
suatu kelompok masyarakat tertentu atau bahkan dapat
pula dipandang sebagai karakter suatu bangsa. Misalnya
orang Batak atau suku batak dipandang memiliki karakter
yang paling menonjol adalah gigih, dan berani !
SEKIAN
DAN
TERIMAKASIH