Insomnia &
Gangguan Somatoform
Agung Frijanto
PP PDSKJI
Tingkat Kemampuan 4:
mendiagnosis, melakukan penatalaksanaan
secara mandiri dan tuntas
Lulusan dokter mampu membuat diagnosis klinik
dan melakukan penatalaksanaan penyakit tersebut
secara mandiri dan tuntas.
4A. Kompetensi yang dicapai pada saat lulus
dokter
2
Pendahuluan
Insomnia : gangguan tidur yang sering
ditemukan di layanan primer (30%)
GMO
NAPZA
Ggn Cemas
Somatoform Insomnia
Skizofrenia &
Ggn Afektif
Ggn Waham
Manik
Depresi
4
Gambaran Klinis Insomnia
Insomnia Primer :
merupakan gangguan tidur yang tidak ada
hubungannya dengan medis, psikis, dan
lingkungan.
Insomnia Sekunder :
merupakan gangguan tidur yang disebabkan oleh
beberapa penyakit dan gangguan medis yang lain.
6
Etiologi Insomnia Sekunder
1. GMO
Primer : kondisi medis primer di otak.
Sekunder : kondisi medis sistemik yg pengaruhi otak.
2. Penyalahgunaan NAPZA
3. Skizofrenia/Ggn Waham
5. Ggn Cemas/Somatoform
7
DIAGNOSIS HIRARKI
INSOMNIA
8
Somatoform
Dalam praktik klinis sehari-hari sering ditemui fenomena gangguan somatoform atau
lebih populer dengan istilah psikosomatik.
Menolak penjelasan dokter bahwa tidak ditemukan kelainan fisik yg menjadi dasar
keluhan serta menyangkal/menolak membahas kemungkinan adanya penyebab
psikologis.
Gangguan ini ditandai oleh bermacam-macam keluhan fisik. Berbagai keluhan tersebut
acapkali berpindah-pindah, sebagai contoh dalam waktu beberapa hari terjadi keluhan
pada pencernaan, disusul gangguan pernafasan pada hari-hari berikutnya. Atau kadang
keluhan tersebut menetap hanya pada satu sistem saja, misal hanya pada sistem
pencernaan. Kondisi inilah yang seringkali menjadi sebab berpindah-pindahnya pasien
dari satu dokter ke dokter yang lain ("doctor shopping").
Bahkan ada sebagian pasien yang kemudian jatuh pada perangkap "medikalisasi" yakni
upaya atau tindakan yang tidak etis untuk mengambil keuntungan dengan berbagai
teknik dan taktik, yang membuat mereka terkondisi dalam keadaan sakit dan
memerlukan pemeriksaan maupun pengobatan yang sebenarnya tidak diperlukan. 9
Etiologi
- Faktor Biologis
Transmisi genetik 10-20%
- Faktor Psikososial
Komunikasi sosial
( menghindari kewajiban, ekspresi emosi, simbol perasaan).
Learning behavior, kultur & etnik.
10
Kriteria Diagnosis
- Keluhan fisik tidak dapat dijelaskan melalui pemeriksaan fisik
& laboratorik.
- Distress & disfungsi sosial.
- Keluhan :
- Empat gejala nyeri
(empat regio & fungsi berbeda, mis:kepala, abdomen, punggung).
- Dua gejala GIT
(mis:mual kembung muntah, dll).
- Satu gejala seksual
(mis : disfungsi seksual, haid tdk teratur)
- Satu gejala pseudoneurologik
(mis : paralisis, menurunnya fungsi indera dll)
11
1. Ny. B/ 45 thn
12
Tatalaksana
Rujuk jika ;
1. Tidak ada perbaikan bermakna.
2. Terdapat penyulit (komorbid dgn ggn jiwa lain)
3. Tatalaksana lebih lanjut
13
Contoh kasus :
1. Tn. A, 75 tahun
Sejak beberapa bulan terakhir sering
mengalami sulit tidur. Akibat keluhan
kurang tidurnya Tn.A merasa badan tidak
fit, sering merasa lemas, sulit konsentrasi,
bertambah sering lupa terhadap kegiatan
yg baru dilakukan dan mudah emosi.
14
Etiologi Insomnia pada Geriatri
15
Melatonin
(N-acetyl-
5methoxytryptamine)
1. Adapted from Brzezinski A. N Engl J Med. 1997;336:186-195. 2. Kilduff TS, Kushida CA. Sleep Disorders Medicine: Basic Science,
Technical Considerations, and Clinical Aspects. 1999.
16
Ramelteon
Reseptor agonis melatonin terbaru
Tidak menyebabkan gangguan memori,
pembelajaran, motorik.
latency to persistent sleep , total sleep time ,
sleep efficiency
toleransi yang bagus pada pasien geriatri dengan
memiliki risiko yang relatif kecil mengalami
ganguan psikomotor yang dapat menyebabkan
jatuh (perhatian khusus pada ESO benzodiazepine).
17
Insomnia
18
Penyebab Insomnia Kronik
Insomnia
Kronik
Kimia otak
Gangguan
& Sistem Imun psikiatrik Kondisi Medik Obat-obatan
hormon
19
Penatalaksanaan Insomnia
Mengobati
penyebab
Memperbaiki
Farmakoterapi Penatalaksanaan higiene tidur
Psikoterapi
20
Farmako terapi
Idealnya tidak ada individu memerlukan obat
untuk bisa tidur
21
Benzodiazepin
Benzodiazepin sering digunakan
Sebelum menggunakan harus diketahui riwayat
penyalahgunaan zat dan alkohol
FDA menyetujui untuk hipnotik-sedatif1
Bekerja pada GABAAbenzodiazepine receptor complex1
Keuntungan
Absorbsi dan distribusi cepat 2
Terbukti efektif pada insomnia 1,3
Sleep latency pendek
Frequensi & durasi terjaga
Total sleep time
Lorazepam, alprazolam, dan klonazepam efek
terapeutiknya lebih besar dan onset kerjanya lebih cepat
1. Mendelson WB et al. Sleep Med Rev. 2004;8:7-17. 2. Dikeos DG, Soldatos CR. Prim Care Companion
J Clin Psychiatry. 2002;4(suppl 1):27-32. 3. Ringdahl EN et al. J Am Board Fam Pract. 2004;17:212-219.
22
Kerugian
1. Mendelson WB et al. Sleep Med Rev. 2004;8:7-17. 2. Ringdahl EN et al. J Am Board Fam Pract. 2004;17:212-219. 3. Dikeos DG,
Soldatos CR. Prim Care Companion J Clin Psychiatry. 2002;4(suppl 1):27-32.
23
Lanjutan
24
25
Terapi Nonfarmakologi
Higiene tidur
26
Rujuk jika
Refractory Insomnia
Insomnia dgn penyulit.
Suicidal Ideation (insomnia pada Depresi Berat)
27
Simpulan
Insomnia & Somatoform : banyak di layanan primer
Penatalaksanaan komprehensif
28
29