Anda di halaman 1dari 16

GANGGUAN PENGGUNAAN INHALAN

dr. Pembimmbing:
dr. Andi Soraya Sp.Kj

N 111 16 116
NAPZA adalah akronim dari Narkotik, Alkohol, Psikotropika dan
Zat adiktif lainnya.1 Inhalan termasuk dalam zat adiktif lainnya.
Adapun yang termasuk inhalan adalah senyawa organik berupa gas
dan zat pelarut yang mudah menguap
Lebih dari 22 juta orang Amerika usia 12 tahun atau lebih telah
menggunakan inhalan, dan setiap tahun lebih dari 750.000
menggunakan inhalan untuk pertama kalinya.2 Mereka yang
menggunakan inhalan kebanyakan anak-anak berusia 9-14 tahun
walaupun yang lebih tua juga ada yang menggunakan
Inhalan terdapat pada berbagai barang keperluan rumah
tangga, kantor, cat dan pelumas mesin.1 Lem, semir sepatu, toluena, cat
semprot, bensin, dan cairan ringan adalah salah satu inhalan paling
sering disalahgunakan oleh orang-orang muda.
Inhalasi merupakan Zat yang dihisap melalui mulut akan
langsung masuk ke paru-paru. Didalam paru-paru alveoli
(kantong udara) menyerap zat masuk ke dalam sistim pembuluh
darah kapiler yang ada di dalam paru-paru. Dari sini masuk ke
dalam jantung setelah itu ke otak. Biasanya zat yang digunakan
secara inhalansi memerlukan waktu 4-7 detik untuk memberikan
efek.
Inhalan adalah kelompok kimia beragam zat psikoaktif
terdiri dari pelarut organik dan zat volatil yang umumnya
ditemukan pada lebih dari 1.000 produk rumah tangga biasa
Inhalansi adalah salah satu dari sedikit zat yang lebih
umum digunakan oleh anak-anak yang lebih muda dari pada
yang lebih tua. Diperkirakan bahwa 10% -20% remaja berusia
12-17 tahun telah mencoba inhalansi.
Pria umumnya menggunakan inhalansia lebih sering
daripada wanita. Namun, Survei National Household Survey on
Drug Abuse tidak menunjukkan perbedaan gender dalam tingkat
penggunaan inhalan di kalangan remaja antara usia 12 dan 17.
Anak-anak di bawah 12 tahun dan orang dewasa yang
menggunakan inhalansia lebih cenderung laki-laki.
Inhalan yang digunakan sangat banyak ragamnya dan tergolong dalam berbagai zat kimia
sehingga sulit untuk mengadakan klasifikasi yang sempurna. Tabel berikut merupakan salah
satu usaha untuk mengelompokkan inhalan dalam beberapa golongan:
F10-19. GANGGUAN Mental dan Perilaku Akibat Penggunaan
Zat Psikoaktif
F.18. Gangguan Mental dan Perilaku Akibat Pengguanaan
Pelarut yang Mudah Menguap
GANGGUAN TERKAIT INHALAN
Gangguan Penggunaan Inhalan
Kriteria Diagnostik
A. Sebuah pola problematis penggunaan zat inhalan berbasis hidrokarbon yang menyebabkan
penurunan yang signifikan secara klinis atau tertekan, sebagaimana dimanifestasikan oleh
setidaknya dua dari berikut ini, terjadi dalam jangka waktu 12 bulan:
1. Substansi inhalan sering di gunakan dalam jumlah yang lebih besar atau waktu yang lebih
lama dari pada yang diperkirakan
2. Ada keinginan yang terus-menerus atau upaya yang gagal untuk mengurangi atau
mengontrol penggunaan zat inhalan.
3. Banyak waktu yang dihabiskan dalam kegiatan yang diperlukan untuk memperoleh zat
inhalan, menggunakannya, atau pulih dari dampaknya.
4. Keinginan yang kuat atau desakan untuk menggunakan zat inhalan.
5. Penggunaan berulang bahan inhalan mengakibatkan kegagalan untuk melakukan kewajiban
penting dalam hidupnya seperti di tempat kerja, sekolah, atau rumah.
6. Penggunaan lanjutan bahan inhalan meskipun mengetahui masalah sosial berulang atau
masalah interpersonal yang persisten disebabkan atau diperparah oleh efek dari
penggunaannya.
7. Kegiatan sosial, pekerjaan, atau rekreasi berkurang karena penggunaan zat inhalan.
8. Penggunaan berulang zat inhalan di mana secara fisik berbahaya
9. Penggunaan bahan inhalan dilanjutkan meskipun mengetahui dapat terusmenerus atau
masalah fisik atau masalah psikologis yang mungkin telah disebabkan atau diperburuk oleh
substansi.
10. Toleransi, seperti yang didefinisikan oleh salah satu dari berikut:
a. Kebutuhan nyata untuk peningkatan jumlah zat inhalan untuk mencapai intoksikasi atau
efek yang diinginkan.
b. Sebuah penurunan efek nyata dengan terus menggunakan jumlah yang sama dari zat
inhalan.
Inhalant Intoxication

A. Terjadi dalam jangka waktu yang pendek baik disengaja maupun tidak, paparan dosis tinggi
terhadap zat inhalan, termasuk hidrokarbon yang cepat menguap seperti toluene atau atau bensin.
B. Secara klinis tampak perilaku yang bermasalah dan perubahan fisiologis yang signifikan (seperti:
agresif, sering berkelahi, apatis, gangguan penilaian) yang berkembang selama, atau segera
setelah paparan inhalans.
C. Dua (atau lebih) tanda dan gejala berikut, yang berkembang selama, atau segera setelah,
pemakaian atau pemaparan dengan inhalan:
1. Pusing.
2. Nystagmus.
3. inkoordinasi.
4. Bicara tidak jelas.
5. Berjalan goyah.
6. Letargi
7. Refleks tertekan.
8. Gerakan motoric menurun
9. Tremor.
10. Kelemahan otot secara umum.
11. Penglihatan kabur atau diplopia.
12. Stupor atau koma.
13. Euphoria.
D. Tanda-tanda atau gejala yang tidak disebabkan kondisi medis lain dan tidak dapat dijelaskan
dengan baik pada gangguan mental lainnya, termasuk intoksikasi akibat zat lain.
Inhalan tersedia dalam bentuk cairan tersimpan dalam
botol atau kaleng, dalam bentuk semprotan (hair spray,
pembasmi serangga, pemadam kebakaran) atau yang berbentuk
semisolid yang tersedia dalam tuba.1
Inhalan dikomsumsi dengan cara disedot melalui hidung dan
mulut (sniffing), atau dituang dalam kantong plastik (bagging).
Dengan menghirup 1-0-15 kali dari kantong plastik tertutup itu,
dapat dicapai euforia untuk kebanyakan inhalan
Inhalan bekerja pada dinding sel saraf pada susunan saraf
pusat. Inhalan paling cepat diserap melalui paru. Pada umumnya,
inhalan mempunyai onset yang cepat. Inhalan dimetabolisme di
hati dan dieksresikan melalui ginjal dan paru, sebagian dalam
bentuk utuh. Inhalan bekerja pada sistem dopaminergik dan
GABA-ergik. Toleransi terhadap inhalan terjadi dengan cepat.
Menyebabkan ketergantungan psikis secara jelas sedangkan
ketergantungan fisik tidak jelas.1
Afinitas terhadap lemak sangat tinggi sehingga banyak
terdapat pada otak, medula spinalis dan hati karena jaringan
tersebut mengandung banyak lemak.
Intoksikasi akut inhalan ditandai
dengan adanya: mual, muntah, diare,
Euforia kehilangan nafsu makan, nyeri di
perasaan melayang dada
iritasi pada mata gangguan koordinasi motorik
melihat objek manjadi ganda (bbicara cadel, jalan sempoyongan)
(double vision) Letargi
suara berdenging di telinga Hiporefleksi
Berbangkis gangguan irama jantung
hidung basah nyeri otot dan sendi
Batuk halusinasi, ilusi, waham, daya nilai
disekitar mulut berbekas (rash) realitas terganggu, mudah
tersinggung, impulsif, kesadaran
berkabut dan perilaku aneh (bizare).
Penggunaan inhalan berkaitan dengan sejumlah besar efek samping dan efek psikososial:

Efek akut
Keracunan inhalansia menghasilkan sindrom mirip dengan keracunan alkohol, terdiri
dari pusing, inkoordinasi, bicara cadel, euforia, lesu, memperlambat refleks, memperlambat
pemikiran dan gerakan, tremor, penglihatan kabur, pingsan atau koma, kelemahan otot
umum, dan gerakan mata yang involunter

Efek neurologis dan kognitif


Pajanan tunggal menyebabkan keracunan inhalansia dapat menghasilkan masalah
memori jangka panjang dan gangguan kecepatan pengolahan informasi.
Hasil pada penggunaan rekreasi inhalansia tercatatat mirip dengan temuan dengan
hasil pada pajananan inhalansia pada pekerja yaitu memiliki deficit pada ingatan,
perhatian, dan pengambilan keputusan dibandingkan
Keracunan inhalansia berulang dapat menyebabkan gangguan neurologis, termasuk
Parkinsonisme, gangguan kognisi karena degradasi sel-sel otak (ensefalopati) atau hilangnya
sel-sel otak (cerebral atrofi), dan hilangnya kekuatan otot dan koordinasi karena kerusakan
otak kecil (serebelum ataksia)
Efek pada Organ Lain Selain Otak
Semakin terbukti bahwa inhalansia dapat menyebabkan
masalah kesehatan kronis yang mempengaruhi beberapa sistem
organ
Penelitian pada hewan, laporan kasus, dan investigasi klinis
kecil telah membuktikan terdapatnya efek inhalansia pada hati,
jantung, dan toksisitas ginjal, demineralisasi tulang, penekanan
sumsum tulang, dan mengurangi kekebalan
Toluena Amilnitrit dan Butilnitrit Senyawa ini bersifat hepatotoksik,
Toluena dapat mengakibatkan Dapat menimbulkan vasodilatasi nefrotoksisk, merusak nervus
hepatomegali, ikterus, pembuluh darah organ seks dan cranial, terutama nervus optikus.
meningkatkan kadar sering dipakai oleh kaum
alkalifosfatase, piuria, hematuria, homoseksual. Zat ini mempunyai Karbon tetraklor
albuminuria karena kerusakan kemampuan menekan imunitas Senyawa inii bersifat hepatotoksik
pada tuubulus renalis, anemia, seluler sehingga sering dan nerotoksik.
kemunduran fungsi mental, dihubungkan dengan infeksi
gangguan serebellum seperti HIV/AIDS serta sarkoma kaposi.
ataksia, nistagmus, ensefalopati, Amilnitrit dan butilnitrit mengubah Bensin
paralisis otot tungkai bagian hemoglobin menjadi Bensandung beberapa jenis
belakang (foot draging) dan methehemoglobin. senyawa yang mudah menguap,
polineuropati. dapat menimbulkan perasaan
Heksena lelah, berat badan berkurang,
Benzena Pengunaan kronis menyebabkan gemetar, jalan sempoyongan,
Benzena dapat menyebabkan anemia, polineuropati neuritis, sampai pada kelumpuhan
anemia aplastik, leukemia, atau sensomotorik, kelemahan sampai saraf tepi terutama nervus cranial.
pansitopenia. Juga menyebabkan atrofi otot dan parestesia.
degenerasi atau nekrosis hati, Keton
nyeri lambung, gastritis dan Keton dapat memnyebabkan
dispepsia. Ensefalopati neuropati perifer.
disebabkan oleh timah yang
terdapat di dalam benzena. Trikloretilena
Secara umum pencegahan (prevensi) terbagi dalam 3 bagian
yaitu:
Prevensi primer adalah pencegahan agar orang yang sehat
tidak terlibat penyalahgunaan/ketergantungan inhalan
Prevensi sekunder adalah terapi atau pengobatan terhadap
mereka yang terlibat penyalah gunaan atau ketergantungan
inhalan.
Prevensi tersier adalah rehabilitasi penyalahguna atau
ketergantungan inhalan setelah memperoleh terapi.
Perjalanan penyalahgunaan dan ketergantungan inhalan agak
berbeda tergantung pada usia orang yang terkena. Anak-anak yang
lebih muda yang bergantung pada atau menyalahgunakan inhalan
menggunakannya secara teratur, terutama pada akhir pekan dan
sepulang sekolah. Seiring bertambahnya usia anak, mereka sering
berhenti menggunakan inhalan. Mereka mungkin menghentikan
penggunaan zat sama sekali atau mungkin beralih ke zat lain.
Orang dewasa yang menyalahgunakan atau bergantung pada
inhalan dapat menggunakan penghirupan secara teratur selama
bertahun-tahun. Mereka mungkin juga sering "mabuk" terhadap inhalan
(yaitu, menggunakannya lebih sering untuk jangka waktu yang lebih
singkat). Pola penggunaan ini bisa berlangsung bertahun-tahun.

Anda mungkin juga menyukai