Anda di halaman 1dari 31

SITOLOGI SIKLUS HAID

APA ITU SITOLOGI ?

Sitologi adalah ilmu yang mempelajari sel, mencakup


sifat-sifat fisiologis sel seperti struktur, interaksi sel, dar
hidup sel, pembelahan sel, hingga kematian sel. Sitologi
lebih dikenal sebagai biologi sel, mempelajari struktur
sel, komposisi seluler, dan interaksi sel dengan sel lain
dan lingkungan yang lebih besar dimana mereka ada.
Haid

siklus haid yaitu jarak antara hari pertama haid dengan


hari pertama haid berikutnya.

lama haid, yaitu jarak dari hari pertama haid sampai perdarahan
haid berhenti

Haid dikatakan normal bila didapatkan siklus haid, tidak kurang


dari 24 hari, tetapi tidak melebihi 35 hari, lama haid 3 7 hari,
dengan jumlah darah selama haid berlangsung tidak melebihi 80
ml, ganti pembalut 2-6 kali per hari.
Variasi Siklus Haid Sepanjang Usia Reproduksi
Perempuan

Variasi panjang siklus haid


merupakan manifestasi klinik variasi
panjang fase folikuler di ovarium,
sedangkan fase luteal mempunyai
panjang yang tetap berkisar antara
13 15 hari. Mulai dari menarke
sampai mendekati menopause,
panjang fase luteal selalu tetap.
Haid merupakan hasil kerja sama yang sangat rapi
dan baku dari sumbu Hipotalamus-Hipofisis-
Ovarium (sumbu H-H-O). Pada awal siklus sekresi
gonadotropin (FSH, LH) meningkat perlahan,
dengan sekresi folikel stimulating hormone (FSH)
lebih dominan dibanding Luteinizing Hormone (LH).
Sekresi gonadotropin yang meningkat ini memicu
beberapa perubahan di ovarium.
Pada awal siklus (awal fase folikuler) reseptor LH hanya dijumpai
pada sel teka,

reseptor FSH hanya ada disel granulosa

LH memicu sel teka untuk menghasilkan hormon


androgen,

hormon androgen memasuki sel granulosa. FSH dengan bantuan enzim


aromatase mengubah androgen menjadi estrogen (estradiol) di sel
granulosa.pada awal siklus / awal fase folikuler
PERAN FSH
Memicu sekresi inhibin B, dan aktivin di sel granulosa.
Inhibin B memacu LH meningkatkan sekresi androgen
di sel teka, dan inhibin B memberikan umpan balik
negatif terhadap sekresi FSH oleh hipofisis. Sementara
itu, aktivin membantu FSH memicu sekresi estrogen di
sel granulosa.
Androgen diubah menjadi estrogen di sel granulosa
denganbantuan enzim aromatase.
Memicu proliferasi sel granulosa. Folikel membesar.
Bersama estrogen memperbanyak reseptor FSH di sel
granulosa.
FASE FOLIKULAR

berkisar antara 10 -14 hari


. Selama fase folikuler didapatkan proses steroidogenesis, folikulogenesis
dan oogenesis / meiosis yang saling terkait
FOLIKEL PRIMORDIAL

Folikel primordial di bentuk sejak pertengahan kehamilan


sampai beberapa saat pascapersalinan.

folikel yang sedang tidak tumbuh, berisi oosit dalam fase pembelahan meiosis
profase yang terhenti pada tahap diplotene, dikelilingi oleh satu lapis sel
granulosa kurus panjang (spindle-shape).
Pada saat menarke, saat berakhirnya masa pubertas, sumbu H-H-O
bangkit kembali setelah tertekan cukup lama. Pascamenarke, dengan
sumbu H-H-O yang bekerja secara teratur dan siklik, gonadotropin
secara teratur pula mulai memacu ovarium.

folikel primordial yang keluar dari cadangan ovarium, masuk ke masa


petumbuhan dan kebetulan bertepatan dengan awal siklus, akan dipacu
oleh gonadotropin (FSH, LH) dan akan terus tumbuh masuk pada
tahapan pertumbuhan folikel berikutnya. Sementara itu, sekelompok
folikel primordial yang pada saat masuk ke masa pertumbuhan tidak
bertepatan dengan awal siklus akan mengalami atresia.
Daerah korteks ovarium manusia disertai beberapa folikel primordial dan
folikel primer. Foliker primer ditandai melalui epitelnya yang tinggi mula-mula
berbentuk kuboid kemudian kolumner, lapisan pembatas (zona pelusida) yang
kaya akan mukopolisakarida diantara epitel folikel dan sel germinal dan oosit
primer yang besar.
FOLIKEL PREANTRAL

oosit membesar
dikelilingi oleh membran

zona pellucida

Sel granulosa mengalami proliferasi

menjadi berlapis-lapis

sel tekater bentuk dari jaringan disekitarnya


LANJUTAN..

Sel granulosa folikel preantral sudah mampu


menangkap stimulus gonadotropin,
menghasilkan tiga macam steroid seks,
estrogen, androgen, dan progesteron.
FOLIKEL ANTRAL
Stimulus FSH dan estrogen secara sinergi
menghasilkan sejumlah cairan yang semakin
banyak, terkumpul dalam ruangan antara sel
granulosa.
Cairan yang semakin banyak tersebut
membentuk ruangan / rongga (antrum)
memisahkan sel granulosa menjadi dua, sel
granulosa yang menempel pada dinding folikel
dan sel granulosa yang mengelilingi oosit
Sel granulosa yang mengelilingi oosit disebut
kumulus ooforus. Kumulus ooforus berperan
untuk menangkap sinyal yang berasal dari
oosit, sehingga terjadi komunikasi yang erat
antara oosit dan sel granulosa. Pada tahap ini
awal siklus cairan folikel antral berisi FSH,
estrogen dalam jumlah banyak, sedikit
androgen dan tidak / belum ada LH.
folikel tersier dini (Graff) dengan antrum folikuli yang terbentuk bulan sabit dan
kumulus ooforus yang mulai sedang berkembang. Epitel folikel yang berlapis
banyak membentuk dinding gelembung tersebut, yang semakin penuh terisi oleh
cairan (likuor folikuli), dan sekarang juga disebut membran granulosa. Jaringan
ikat stroma ovarii yang langsung membatasi ke arah luar telah membentuk formasi
sirkuler menjadi untaian sel yang mengelilingi folikel, teka folikuli, tanpa terlebih
dulu dapat mengenali teka interna dan eksterna. Yang terbentuk melalui proses
diferensiasii lebih lanjut.
dinding suatu korpus luteum manusia dengan sel granulosa lutein besar (epitel
folikel) dan sel teka lutein yang kecil (teca interna). Kedua jenis ini mengandung
droplet lipid (tetes lipid) dan membentuk hormon steroid (progesteron,
esterogen).
FASE OVULASI

Lonjakan LH yang memacu sekresi prostaglandin, dan progesteron


bersama lonjakan FSH yang mengaktivasi enzim proreolitik,
menyebabkan dinding folikel pecah. Kemnudian sel granulosa yang
melekat pada membran basalis, pada seluruh dinding folikel,
berubah menjadi sel luteal.
FASE LUTEAL
Menjelang dinding folikel pecah dan oosit
keluar saat ovulasi, sel granulosa membesar,
timbul vakuol dan penumpukan pigmen kuning,
lutein proses luteinisasi, yang kemudian
dikenal sebagai korpus luteum.
Selama tiga hari pascaovulasi, sel granulosa
terus membesar membentuk korpus luteum
bersama sel teka dan jaringan stroma
disekitarnya.
LH memicu sel Growth Factor (VEGF) dan angiopoetin.
Kemudian VEGF dan angiopoetin memacu angiogenesis

Pertumbuhan folikel pada fase folikuler yang baik akan menghasilkan


korpus luteum yang baik atau normal pula

Korpus luteum mampu menghasilkan baik progesteron, esterogen,


maupun androgen.
Pada siklus haid normal, korpus luteum akan mengalami regresi 9-11 hari
pasca ovulasi dengan mekanisme yang belum diketahui. Kemungkinan
korpus luteum mengalami regresi akibat dampak luteolisis esterogen yang
dihasilkan korpus luteum sendiri.
Fase Proliferasi

folikulogenesis menghasilkan steroid seks. Kemudian


steroid seks (Esterogen) memicu pertumbuhan
endometrium untuk menebal kembali, sembuh dari
perlukaan akibat haid sebelumnya.

Pertumbuhan endometrium dinilai berdasarkan penampakan histologi dari


kelenjar, stroma, dan pembuluh darah atau arteria spiralis.
FASE SEKRESI

Pasca ovulasi ovarium memasuki fase luteal dan korpus luteum yang
terbentuk menghasilkan steroid seks di antaranya esterogen dan
progesteron. Kemudian esterogen dan progesteron korpus luteum tersebut
mempengaruhi pertumbuhan endometrium dari fase proliferasi menjadi
fase sekresi.

Proliferasi epitel berhenti 3 hari pasca ovulasi, akibat dampak


antiesterogen dari progesteron.
FASE SEKRESI

tampak kelenjar menjadi lebih berliku dan


mengembung
epitel permukaan tersusun seperti gigi

stroma endometrium menjadi lebih edema dan


arteria spiralis lebih terpilin lagi
Puncak sekresi terjadi 7 hari pasca lonjakan
gonadotropin bertepatan dengan saat
implantasi blastosis bila terjadi kehamilan
Rangkaian dari Beberapa gambaran khas Mukosa Uteri pada saat Siklus
Haid
Fase deskuamasi dan regenerasi ( hari pertama hingga hari ke-4 setelah haid
dimulai) sesudah pelepasan stratum fungsionale akan memasuki tahap
regenerasi epitel permukaan yang berasal dari ujung buntu glandula uterina
(hari pertama pasca haid) yang selalu tertinggal pada basal endometrium.
di bawah pengaruh esterogen
ovarium pada fase proliferasi (hari
ke-5 hingga ke-14) stratum
fungsional tumbuh semakin tebal
sedang stratum basalis (kira-kira 1
mm) pada proses pertumbuhan ini
hanya mengalami sedikit
perubahan. Pada fase ini glandula
endometrium tampak sebagai
tubulus lorus (sekitar hari ke-12
siklus)
Menjelang akhir dari fase sekresi (hari ke-15 hingga ke-28) glandula tubolosa
menjadi sangat berkelok-kelok sehingga menyerupai mata gergaji. Akibat banyaknya
jumlah sel serta sel jaringan ikat besar yang bermodifikasi menjadi sel
pseudodesidua lapisan atas dari stratum kompakta berlawanan dengan
spongiosa yang terutama kaya akan granula dan terletak di bawah (mukosa uterus
hari ke-26)
Pada pembesaran tinggi (kiri atas)
terlihat epitel kolumner selapis,
disini tidak lagi terdapat kinosilia,
yang sebelumnya dibentuk dimana-
mana. Perhatikan banyaknya
stratum kompakta
Oleh : kelompok 1
Ririn dan Gita

TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai