Anda di halaman 1dari 44

ELEKTROKIMIA

KONSEP ELEKTROKIMIA
Dalam arti yang sempit elektrokimia adalah ilmu pengetahuan yang
mempelajari peristiwa-peristiwa yang terjadi di dalam sel
elektrokimia.
Sel jenis ini merupakan sistem yang terdiri atas 2 buah elektrode dan
larutan elektrolit, peristiwa yang terjadi didalamnya adalah proses
perpindahan elektron (reaksi redoks) , dengan catatan : proses
pelepasan elektron (oksidasi) terjadi pada anoda dan proses penarikan
elektron (reduksi) terjadi pada katoda.
Pada elektrokimia kedua setengah sel (oksidasi dan reduksi) terjadi
secara terpisah pada elektroda-elektroda.
Reduksi-Oksidasi
Pengertian oksidasi dan reduksi dapat ditinjau berdasarkan 3 landasan teori, yaitu :
1. Reaksi Pengikatan dan pelepasan unsur oksigen
Reaksi oksidasi (pengoksigenan) adalah peristiwa penggabungan suatu zat dengan
oksigen.
Contoh:
Si + O2 SiO2
4 Fe + 3 O2 2 Fe2O3
Reaksi oksidasi logam dikenal juga dengan nama perkaratan. Reaksi pembakaran
juga termasuk reaksi oksidasi, misalnya pembakaran minyak bumi, kertas, kayu
bakar, dll.
Reaksi reduksi adalah peristiwa pengeluaran oksigen dari suatu zat.
Contoh:
2 CuO 2 Cu + O2
H2O H2 + O2
Reduksi-Oksidasi
2. Reaksi pelepasan dan pengikatan elektron
Reaksi oksidasi dan reduksi juga dapat dibedakan dari pelepasan dan
penangkapan elektron.
Oksidasi adalah peristiwa pelepasan elektron
Contoh:
Na Na+ + e
Zn Zn +2 + 2e
Al Al +3 + 3e
Reduksi adalah peristiwa penangkapan elektron
Contoh:
Na + + e Na
Fe +3 + e Fe +2
Dari konsep kedua ini dapat disimpulkan bahwa reaksi oksidasi dan reduksi tidak
hanya hanya melibatkan reaksi suatu zat dengan oksigen.
Reduksi-Oksidasi
3. Reaksi penambahan dan pengurangan bilangan oksidasi
Oksidasi adalah peristiwa naiknya / bertambahnya bilangan oksidasi suatu unsur,
sedangkan reduksi adalah peristiwa turunnya / berkurangnya bilangan oksidasi.
Untuk menentukan reaksi redoks (reduksi-oksidasi) tidak selalu menghitung nilai
biloksnya karena kadang2 dapat ditentukan dengan cepat, sebagai contoh :

Penentuan reaksi redoks di atas berdasarkan penerimaan/pelepasan oksigen. Fe2O3


menjadi Fe merupakan reaksi reduksi karena melepas oksigen. Sedangkan CO menjadi
CO2 merupakan reaksi oksidasi karena jumlah oksigennya bertambah
OKSIDASI REDUKSI

Menerima Oksigen O Kehilangan Oksigen

Kehilangan Hidrogen H Menerima Hidrogen

Kehilangan Elektron e- Menerima Elektron

Kenaikan Bilangan Penurunan Bilangan


Oksidasi Oksidasi
Reduksi-Oksidasi
Contoh
Identifikasikan manakah reduktor dan oksidator pada reaksi berikut
a. MnO2(s) + H2(g) Mn2O3(s) + H2O(l)
b. Ca(s) + Cl2(g) CaCl2(s)
c. 2H2 + O2(g) 2H2O(l)

Penyelesaian
a. H2 sebagai reduktor karena mengalami kenaikan biloks dan MnO2 sebagai
oksidator karena mengalami penurunan biloks
b. Ca sebagai reduktor dan Cl2 sebagai oksidator
c. H2 sebagai reduktor dan O2 sebagai oksidator
Reduksi-Oksidasi
Membalanskan Persamaan Oksidasi-
Reduksi-Oksidasi Reduksi
Reaksi pelarutan tembaga(II) sulfida dalam larutan asam nitrat dalam air
CuS(s) + NO3-(aq) Cu2+(aq) + SO42-(aq) + NO(g)

Tahap 1 Tulis dua setengan reaksi yang belum dibalanskan dari spesies yang dioksidasi dan
direduksi
CuS Cu2+ + SO42-
NO3- NO

Tahap 2 Masukkan koefisien untuk menyamakan jumlah atom, kecuali oksigen dan
hidrogen
Dalam kasus ini, jumlah atom Cu, S, dan N sudah balans

Tahap 3 Balanskan oksigen dengan menambahkan H2O


CuS + 4H2O Cu2+ + SO42-
NO3- NO + 2H2O
Reduksi-Oksidasi
Tahap 4 Balanskan hidrogen. Untuk larutan asam, tambahkan H3O+ ke tiap sisi yang
kekurangan hidrogen dan H2O ke sisi lain. Untuk larutan basa, tambahkan H2O
ke sisi yang kekurangan hidrogen dan OH- ke sisi lain
CuS + 12H2O Cu2+ + SO42- + 8H3O+
NO3- + 4H3O+ NO + 6H2O

Tahap 5 Balanskan muatan dengan menambahkan e- (elektron)


CuS + 12H2O Cu2+ + SO42- + 8H3O+ + 8e-
NO3- + 4H3O+ + 3e- NO + 6H2O

Tahap 6 Kalikan kedua setengah-reaksi dengan bilangan yang dipilih untuk membuat
jumlah elektron yang diberikan oleh oksidasi sama dengan jumlah yang
diperlukan pada reduksi. Kemudian tambahkan kedua setengah-reaksi, yang
menghilangkan elektron. Jika H3O+, OH-, atau H2O muncul di kedua persamaan
akhir, hilangkan duplikatnya.
Dalam kasus ini, setengah-reaksi oksidasi dikalikan 3 dan setengah-reaksi
reduksi dikalikan 8, sehingga
HASIL AKHIR

3 CuS + 36 H2O 3 Cu2+ + 3 SO42- + 24 H3O+ + 24 e-


8 NO3- + 32 H3O+ + 24 e- 8 NO + 48 H2O

3 CuS + 8 NO3- + 8 H3O+ 3 Cu2+ + 3 SO42- + 8 NO + 12 H2O


Reduksi-Oksidasi
PATOKAN penentuan Bilangan Oksidasi (Biloks)
1. Biloks atom dalam unsur tunggal = 0 . Contoh Biloks Cu, Fe, H2, O2 dll = 0
2. Golongan IA ( Li, Na, K, Rb, Cs dan Fr ) biloksnya selalu +1
3. Golongan IIA ( Be, Mg, Ca, Sr dan Ba ) biloksnya selalu +2
4. Biloks H dalam senyawa = +1, Contoh H2O, kecuali dalam senyawa hidrida Logam (Hidrogen yang
berikatan dengan golongan IA atau IIA) Biloks H = -1, misalnya: NaH, CaH2 dll
5. Biloks O dalam senyawa = -2, Contoh H2O, kecuali OF2 biloksnya = + 2 dan pada senyawa
peroksida (H2O2, Na2O2, BaO2) biloksnya = -1 serta dalam senyawa superoksida, misal KO2
biloksnya = -1/2. untuk mempermudah tanpa banyak hafalan....bila atom O atau H berikatan
dengan Logam IA atau IIA maka biloks logamnyalah yang ditentukan terlebih dahulu dan biloks O
dan H nya yang menyesuaikan (besarnya dapat berubah - ubah)
6. Total Biloks dalam senyawa tidak bermuatan = 0, Contoh HNO3 : (Biloks H) + (Biloks N) +
(3.Biloks O) = 0 maka dengan mengisi biloks H = +1 dan O = -2 diperoleh biloks N = +5
7. Total Bilangan Oksidasi dalam ion = muatan ion, Contoh SO4 2- = (Biloks S) + (4.Biloks O) = -2
maka dengan mengisi biloks O = -2 diperoleh biloks S = +6
Reduksi-Oksidasi
SEL ELEKTROKIMIA

A. Elektrolisis B. Galvani/Volta
Ada 2 macam sel elektrokimia :
Sel Volta/sel elektrokimia : reaksi redoks yang terjadi secara spontan ( reaksi
kimia yang dapat menghasilkan arus listrik)
Sel Elektrolisis : Arus listrik yang dialirkan kedalamnya menimbulkan reaksi
redoks /kimia
1. Elektrolisis
Pada sel elektrolisis arus listrik dari sumber diluar sel dialirkan kedalam larutan
di dalam sel. Ion-ion positip (kation) bermigrasi ke elektroda negatip dan ion-ion
negatip (anion) bermigrasi ke elektroda positip
Elektrolit yang digunakan bisa sebagai leburan dan sebagai larutan.
Pada proses penggunaan elektrolit kemungkinan terjadi reduksi atau oksidasi
dari molekul-molekul air harus pula diperhatikan. Misal ; pengendapan logam
pada katoda , maka potensial elektron dan atau konsentrasi ion dalam larutan
perlu diperhatikan.
Elektroda yang digunakan dapat bersifat elektroaktif/ lamban. Contoh elektroda
yang elektroaktif (Cu dan Ag) mudah teroksidasi dan sering ambil bagian dalam
proses anoda, sedangkan elektrode lamban (grafit dan platina) praktis tidak
bereaksi kecuali pada proses-proses tertentu.
Elektrolisis leburan elektrolit :
elektrolisis ini penting dalam pembuatan logam-logam aktif seperti natrium,
magnesium dan alumunium.
Elektrolisis MgCl2 cair
Anoda (oksidasi) : 2 Cl ------ Cl2 + 2e
Katoda (reduksi) : Mg 2+ + 2 e ----- Mg
Reaksi sel : MgCl2 ----- Mg + Cl2

Elektrolisis larutan elektrolit :


elektolisis ini lebih rumit dari elektrolisis leburan elektrolit , karena adanya
molekul-molekul pelarut yang dapat pula dioksidasi
(pada anoda) atau direduksi (pada katoda).Jadi pada elektroda ada beberapa
kemungkinan reaksi,contoh elektrolisis dalam air.
Elektrolisis lar. NaCl dengan elektroda lamban :
Oksidasi : 2 Cl ----- Cl2 + 2e
Reduksi : 2 H2O + 2 e ----- H2 + 2 OH-
Reaksi - reaksi Sel Elektrolisis
Reaksi Pada Katode
Ion positif akan mengalami reduksi, kecuali kation (+) yang berasal
dari logam IA,IIA, dan Mn dalam larutan air tidak mengalami reduksi,
yang mengalami reduksi adalah H2O, Reaksinya:
2H20 + 2e H2 + 2OH-
Ion logam IA,IIA.Al, dan Mn berbentuk lelehan (leburan) akan
mengalami reduksi
Reaksi Pada Anode
Ion negatif akan mengalami oksidasi jika elektrodanya nonaktif (Pt dan
C). Ion negatif yang mengandung O (SO42-,MnO4-,NO3-,dll) tidak
mengalami oksidasi, yang mengalami oksidasi adalah H2O
Reaksi : 2H2O 4H+ + O2 + 4e
Jika elektrode anode merupakan logam aktif (selain Pt dan C) yang
mengalami Oksidasi adalah elektrode tersebut.
Jadi reaksi-reaksi yang terjadi tergantung pada :
- keadaan dan jenis elektrolit
- jenis elektroda
- beda potensial antara kedua elektroda
- suhu
Kation logam dibawah Hidrogen dalam deret Volta (Cu, Ag) mudah
direduksi dalam katoda.
Menurut Faraday :
massa zat yang dihasilkan/berekasi dalam elektrolisis berbanding lurus
dengan jumlah muatan listrik yang lewat dalam larutan , berbanding lurus
dengan berat atom/molekul zat terlarut dan berbanding terbalik dengan
jumlah elektron per mol yang diperlukan untuk menimbulkan perubahan
bilangan oksidasi yang terjadi.
Jumlah muatan listrik yang lewat :
Q = i t
Dimana:
Q = Coulomb; i = kuat arus; t = waktu arus lewat dalam detik

Jika A = berat atom/molekul dan n = jumlah elektron yang diperlukan per


mol zat yang bereaksi/dihasilkan maka :
W = A I t / nF
W = jumlah masa zat (dalam gram) yang
bereaksi/dihasilkan
1/F = tetapan perbandingan Ini dikenal dengan Hukum
Faraday
Deret Volta
Li K Ba Ca Na Mg Al Zn Cr Fe Ni Si Pb (H) Cu Hg Ag Pt Au

Makin ke kanan, mudah direduksi sukar


dioksidasi
Makin ke kiri, mudah dioksidasi sukar
direduksi
Contoh:
1. Elektrolisis lelehan Ag2O dengan
elektroda Pt

Jawab:
Ag2O(l) 2Ag+ + O2 )x 2
Katoda() : Ag+ + e Ag(s) )x 4
Anoda (+) : 2O2 O2(g) + 4e )x 1
2Ag2O(l) 4Ag(s) + O2(g)
2. Jika suatu larutan kalium yodida dielektrolisis , akan dihasilkan
I2 pada anoda dan H2 pada katoda. Berapa gram dari masing-
masing zat ini terbentuk , jika arus listrik 5,20 ampere
mengalir selama 46 menit dalam larutan.
Jawab :
Anoda : 2 I- ----- I2 + 2 e
Katoda : 2 H2O + 2 e ----- H2 + 2 OH-

W = A I t / nF
W I2 = (2x 126,9) x 5,20 x (46 x60) / 2 x 96500 = 18,9 g
W H2 = ( 2 x 1) x 5,20 x (40 x60)/ 2 x 96500 = 0,15 g
2. Sel Galvani
Sel Galvani atau disebut juga dengan sel volta adalah sel
elektrokimia yang dapat menyebabkan terjadinya energi
listrik dari suatu reaksi redoks yang spontan.
Reaksi redoks spontan yang dapat mengakibatkan
terjadinya energi listrik ini ditemukan oleh Luigi Galvani
dan Alessandro Guiseppe Volta.
Pada elektrolisis, energi listrik diubah menjadi energi
kimia.
Pada sel galvani terjadi sebaliknya, yaitu energi kimia
diubah menjadi energi listrik. Sel Galvani disebut juga
sel kimia.
Sel Galvani dipakai sebagai sumber listrik untuk
penerangan, pemanasan, menjalankan motor, dan
sebagainya.
Sel Galvani atau sel kimia dapat dibedakan menjadi sel
kimia dengan transference dan sel kimia tanpa
transference.
a. Sel Kimia dengan Transference
Sel kimia dengan transference contohnya sel Daniell.
Sel Daniell terdiri atas batang Zn dalam larutan
ZnSO4, dan batang Cu dalam larutan CuSO4 pekat.
Di antara kedua larutan yang terpisah tersebut
terdapat penghubung atau transference yang berupa
liquid junction atau jembatan garam (salt bridge).
Jika elektroda Zn dan Cu dihubungkan, maka terjadi
arus listrik akibat reaksi oksidasi Zn dan reduksi ion
Cu2+ dalam larutan. Potensial listrik atau voltage (E)
yang dihasilkan 1,1 volt. Reaksinya:

Kutub negatif : Zn Zn + 2e (Oksidasi)


(s) 2+ (aq)

Kutub positif : Cu (aq) + 2e Cu (s)


2+ (Reduksi)
+
Total : Zn + Cu Zn + Cu (Redoks)
(s) 2+ (aq) 2+ (aq) (s)
Jika logan Zn dimasukkan langsung ke dalam larutan
CuSO4 maka terjadi reaksi transfer elektron langsung,
dalam hal ini tidak menghasilkan energi listrik.
Suatu elektroda dalam sel Galvani dapat merupakan
kutub positif atau negatif, tergantung elektroda
lainnya.
Misalnya elektroda hidrogen dalam larutan dengan
aktivitas H+ = 1 merupakan kutub positif bila
dihubungkan dengan elektroda Zn dalam larutan Zn2+
dengan aktivitas Zn2+ = 1, Reaksinya adalah:

Kutub negatif : Zn Zn + 2e (Oksidasi)


(s) 2+ (aq)

Kutub positif : 2H + 2e H
+ (aq) (Reduksi)
2 (g)

+
Total : Zn + 2H Zn + H (Redoks)
(s) + (aq) 2+ (aq) 2 (g)
Elektroda hidrogen dalam larutan dengan aktivitas H+ = 1
merupakan kutub negatif bila dihubungkan dengan
elektroda Cu dalam larutan Cu2+ dengan aktivitas Cu2+ =
1.
Kutub negatif : H 2H + 2e (Oksidasi)
2 (g) + (aq)

Kutub positif : Cu + 2e Cu
2+ (aq) (Reduksi) (s)

+
Total : H + Cu
2 (g) Cu + 2H (Redoks)
2+ (aq) (s) + (aq)

Harga potensial oksidasi-reduksi biasanya dinyatakan


sebagai potensial reduksi standar, yaitu potensial
reduksi bila pereaksi dan hasil reaksi mempunyai
aktivitas satu (a = 1) dan reaksinya reduksi. Jika potensial
reduksi positif berarti mudah tereduksi, tetapi jika negatif
berarti sukar tereduksi (artinya mudah teroksidasi).
SEL DANIELL
b. Sel Kimia tanpa Transference
Selkimiatanpatransferencecontohnyaselaccu, selLeclanche, dan
selbahanbakar.
1). SelAccu
Padaselaccu, sebagaikutubnegatifadalahlogamPb,
kutubpositifadalahlogamPbdilapisPbO2
danelektrolitnyaadalahlarutan H2SO4.
Setiappasangselmenghasilkanvoltage (E) sebesar 2 volt.
Pb + SO 2 PbSO + 2e
(s) 4. (aq) 4 (s)

PbO2 + SO 2 + 4H + 2ePbSO4 + 2H2O


(s) 4. (aq) + (aq) (aq) (l)

+
Pb + PbO + 2H SO 2PbSO + 2H O
(s) 2 (s) 2 4 (aq) 4 (s) 2 (l)
SEL ACCU
2). Sel Leclanche (sel kering)
Sel Leclance contohnya batu baterai. Pada batu baterai biasa,
sebagai kutub negatif adalah logam Zn, kutub positif adalah
batang grafit (C) dibungkus MnO2 dan elektrolitnya adalah
pasta NH4Cl dan ZnCl2. Potensial listrik (Voltage) yang
dihasilkan 1,5 volt. Reaksi oksidasi dan reduksi yang terjadi
adalah:

Zn Zn + 2e (s ) 2+ (aq)

2MnO + H O + 2e Mn O + 2OH
2 (s) 2 (l) 2 3 (s) (aq)

+
Zn + 2MnO + H O Zn + 2OH + Mn O
(s) 2 (aq) 2 (l) 2+ (aq) (aq) 2 3 (s)

Terjadi juga reaksi lain, yaitu OH yang terbentuk bereaksi


dengan NH4Cl menghasilkan NH3,selanjutnya NH3 yang terjadi
diikat Zn2+

2NH Cl + 2OH 2NH + 2Cl + 2H O


4 (aq) (aq) 3 (aq) (aq) 2 (l)

Zn + 4NH + 4Cl [Zn(NH ) ]Cl


2+ (aq) 3 (g) (aq) 3 4 2 (s)
Pada baterai nikel - kadmium yang dapat dicas ulang, potensial listrik
yang dihasilkan 1,35 volt. Reaksinya dapat berlangsung bolak-balik,
yaitu:
Cd + 2Ni(OH) CdO + 2NI(OH) + H O
(s) 3 (s) (s) 2 (s) 2 (l)

Sel Leclanche
Batere disusun oleh Seng sebagai anoda, dan grafit dalam
elektrolit MnO2, NH4Cl dan air bertindak sebagai katoda.
3. Sel bahan bakar (fuel cell)
Sel bahan bakar biasanya menggunakan oksigen pada
kotoda dan suatu gas yang dapat dioksidasi pada
anoda, biasanya gas hidrogen. Reaksinya adalah:

H + 2OH 2H O (g) + 2e
2 (g) (aq) 2

O + H O + 2e HO (aq) + OH
2 (g) 2 (g) 2 (aq)

HO (aq) 1/2 O (g) + OH


2 2 (aq)

+
H + 1/2 O H O
2 (g) 2 (g) 2 (g)
Sel bahan bakar sudah banyak dikembangkan sebagai sumber penghasil
listrik yang sangat bersih, ramah lingkungan, aman dan mempunyai
resiko yang sangat kecil.
Penggunaannya antara lain untuk keperluan di rumah sakit, rumah
perawatan, hotel, perkantoran, sekolah, bandar udara,dan penyedia
tenaga listrik, misalnya pembangkit tenaga listrik dalam pesawat
ruang angkasa. Di Amerika, Eropa, dan Jepang sudah dikembangkan
mobil ramah lingkungan yang menggunakan sel bahan bakar.
Sebagai bahan bakar utamanya adalah gas hidrogen yang disimpan
dalam tangki bahan bakar dan diberi tekanan yang tinggi sehingga
mencair.
Gas hidrogen dialirkan ke anoda dan pada katoda dialirkan gas oksigen
yang diperoleh dari udara.
Sel bahan bakar (fuel cell)
Contoh:
1. Tentukan potensial sel dan notasi sel dari
reaksi
Zn (s) + Cu2+ Zn2+ + Cu

Diketahui :
Zn2+ + 2e Zn E= -0.76 volt
Cu2+ + 2e Cu E= +0.34 volt
Jawab:
Eoksidasi Zn Zn2+ + 2e = +0.76 volt
Ereduksi Cu2+ + 2e Cu = +0.34 volt

Esel Zn(s) +Cu2+ Zn2+ +Cu = +1.10volt

Notasi Sel
Zn(s)/Zn2+(aq) // Cu2+(aq) / Cu(s)
Selisih Potensial Listrik (E)

Disebut juga tegangan sel


Dapat diukur dengan alat voltmeter

Sel galvani (sel volta): - Sebuah sel elektrokimia yang beroperasi secara
spontan
- Reaksi kimia menghasilkan energi listrik

Sel elektrolisis: - Sebuah sel dimana potensial luar yang berlawanan


menyebabkan reaksi berlangsung dalam arah berlawanan
secara spontan
- Energi listrik menyebabkan reaksi kimia terjadi
Selisih Potensial Listrik (E)

Harga potensial oksidasi-reduksi biasanya dinyatakan


sebagai potensial reduksi standar, yaitu potensial reduksi
bila pereaksi dan hasil reaksi mempunyai aktivitas satu
(a = 1) dan reaksinya reduksi. Jika potensial reduksi
positif berarti mudah tereduksi, tetapi jika negatif
berarti sukar tereduksi (artinya mudah teroksidasi).
Beberapa harga potensial reduksi standar dengan
aktivitas satu pada suhu 25 C di antaranya seperti pada
tabel.
Kopel (setengah sel) Reaksi reduksi E0 red (volt)

K+/K K+ + e K 2,92
Zn2+/Zn Zn2+ + e Zn 0,76
Fe2+/Fe Fe2+ + e Fe 0,44
Pb2+/Pb Pb2+ + e Pb 0,13
H+/H2 H+ + e H2 0,00
Cu2+/Cu Cu2+ + e Cu + 0,34
Fe3+/Fe2+ Fe3+ + e Fe2+ + 0,77
Ag+/Ag Ag+ + e Ag + 0,80
Cl2/Cl Cl2 + 2e 2Cl + 1,36
Au3+/Au Au3+ + 3e Au + 1,50

Beberapa harga potensial reduksi standar dengan aktivitas satu pada


suhu 25C
Memperkirakan BerlangsungnyaReaksi
Redoks dengan Potensial Sel

Esel = Ereduksi - Eoksidasi

Reaksi berlangsung spontan jika


Esel > 0
Misalnya sel kimia yang terdiri dari elektroda Pb dan Cl2. Besarnya E
Pb/Pb2+ = + 0,13 volt dan E Cl2/Cl = + 1,36 volt. Potensial sel
adalah positip, sehingga elektrode Pb sebagai kutub negatif. Sel kimia ini
dapat dituliskan:
Pb/Pb (a = 1) // Cl (a = 1)/ Cl
2+ 2

Aktivitas (a) dalam hal ini dinyatakan dalam molalitas (m), garis //
menyatakan bahwa kedua elektrolit dihubungkan dengan liquid junction
atau jembatan garam (salt bridge). Dengan aktivitas = 1 (konsentrasi 1 m),
adanya jembatan garam tidak menimbulkan beda potensial khusus (liquid
junction potensial = 0). Reaksi sel dan beda potensial sel dapat dicari
seperti berikut:
Kutub negatif: Pb Pb + 2e E Pb; Pb = ( 0,13 V)
2+ 2+

Kutub positif: Cl + 2e 2Cl E Cl ; Cl = + 1,36 V


2 2

+
Total : Pb + Cl Pb + 2Cl E = + 1,49 V
2 2+ sel
Jadi besarnya Esel =
= Eoksidasi kutub negatif + Ereduksi kutup positif
= Ereduksi kutub negatif + Ereduksi kutub positif
= Ereduksi kutub positif Ereduksi kutub negatif

Contoh soal:
Hitunglah E untuk reaksi: Zn / Zn (a = 1) // Pb (a = 1)
sel 2+ 2+

/ Pb
Jawab: E = E Zn/Zn + E Pb /Pb
sel 2+ 2+

= ( 0,76 V) + ( 0,13 V) = + 0,63 V


Contoh:
Suatu sel tembaga-perak dengan potensial terbaca 0,46 volt.
Diketahui E0sel Ag+/Ag = 0,80 V dan E0sel Cu2+/Cu = 0,34 V.
Tunjukkanlah bahwa sel dalam keadaan standar

Penyelesaian:

Sebagai katoda Ag dan anoda Cu sehingga


E0sel = E0 Ag+/Ag E0 Cu2+/Cu
E0sel = 0,80 V 0,34 V = 0,46 V
Potensial yang terbaca juga 0,46 V. Jadi sel dalam kondisi standar

Anda mungkin juga menyukai