Anda di halaman 1dari 135

ANATOMI TELINGA

Telinga Luar :
Daun Telinga ; Tulang rawan & kulit.
Liang Telinga : Bentuk SS.
1/3 tulang rawan dilapis kulit.
2/3 dalam terdapat tulang dilapis kulit.
Panjang 2 1/2 - 3 cm.
Kulit 1/3 luar mengandung kel. Serument + rambut.
Kel. keringat terdapat pada seluruh kulit liang telinga.
Telinga Tengah
Berbentuk Kubus.
Batas Luar : Membran Timpani.
Batas Depan : Tuba Eustachius.
Batas Bawah : Vena Jugularis.
Batas Belakang : aditus ad antrum.
Batas Atas : Tegmen Timpani
(meningen).
Batas Dalam : Foramen Ovale +
For. Rotundum.
Telinga Dalam
1. Koklea ( 2 lingkaran ).
2. Vestibulum ( 3 Kanalis Semisirkularis )
Koklea terdiri dari
1. Skala Vestibuli - Perilimp
2. Skala Timpani. - Perilimp
3. Skala Media - Endolimp.

Pada membran basal melekat sel rambut &


kanalis corti membentuk organ corti.
KELAINAN KONGENNITAL
Kelainan Kongenital telinga luar akibat
gangguan perkembangan Arkus Brakial I & II.
Atresia Liang Telinga dan Mikrotia
Jarang.
Penyebab :1. Genetik.
2. Virus.
3. Intoksikasi zat kimia.
Disertai kelainan telinga tengah.
Pemeriksaan : Audiometri , Ct. Scan, BERA.
Kelainan bilateral : operasi lebih dini.
FISTULA PREAURIKULER
Kelainan Hereditair dominan,
sering di Asia Africa.
Fistel sering terinfeksi.
Fistel sering keluar secret dari kel. sebasea.
Th/ Operasi bila sering Infeksi.

LOP EAR ( Bat` s ear)


Tidak mempengaruhi pendengaran.
Efek pada kosmetik
Dapat dioperasi.
KELAINAN DAUN TELINGA
HEMATOMA
Karena Trauma.
Bekuan darah diantara perikondrium &
tulang rawan Teorganisasi
Tonjolan padat & permanen
Terapi : insisi steril.
Komplikasi : Perikondritis bila
insisi tidak steril
PERIKONDRITIS
Karena trauma.
Pasca operasi telinga.
Komplikasi pseudokista.
Bila th/ antibiotik gagal : tulang rawan
hancur & keriput cauliflowerear.
PSEUDO KISTA
Cairan kuning serous diantara
perikondrium & tulang rawan.
Tidak nyeri,menonjol, lunak. Fluktuasi +
Terapi: pungsi steril pasang gips 1 minggu
Perlekatan tidak sempurna kambuh.
Pungsi tak steril perikondiritis
cauliflowerear.
KELAINAN LIANG TELINGA

Serumen :
Hasil produksi kel. sebasea & kel. Serumen
Kulit 1/3 luar liang telinga.
Lunak atau padat
Karena keturunan / iklim / usia.
Membantu membawa kotoran liang telinga yi:
deskwamasi, debu.
Serumen menumpuk bersihkan dengan
kapas aplikator, pengait, kuret, spulling,
suction.
Bila keras beri Karbogliserin 10 % atau H202 3%
OTITIS EKSTERNA
Radang liang telinga akut / kronis karena bakteri.
Klinis sulit dibedakan radang karena virus,
jamur,alergi (eksim).
Faktor yang mempengaruhi OE ;
PH Basa : proteksi
Udara hangat & lembab : bakteri, jamur
Trauma ringan (mengorek telinga) Berenang

OTITIS EKSTERNA AKUT :

1. Otitis Eksterna Sirkumskripta.


2. Otitis Eksterna Difus.
3. Otomikosisi.
OTITIS EKSTERNA SIRKUMSKRIP
( furunkel = bisul )

1/3 luar liang telinga mengandung adneksa kulit .


Folikel rambut,kel. sebasea, kel. serumen
bisa infeksi pada pilosebaseus furunkel.
Penyebab : 1. Stafilokok Aureus.
2. Stafilokok Albus.
Gejala : Nyeri hebat, spontan /membuka mulut.
Bila furunkel > pendengaran menurun.
Th/ bila masih keras : tampon ichtiol
Bila sudah abses : aspirasi steril AB tetes
telinga (polmixin B / Bacitrasin / antiseptic)
Furunkel berdinding tebal insisi + drain .
OTITIS EKSTERNA DIFUS

Mengenai kulit liang telinga 2/3 dalam


Kulit merah, edema, batas tidak jelas
Tidak ada furunkel
Kuman biasanya Pseudomonas
Bisa sekunder dari OMSK
Gejala sama dengan OE Sirkumskrip
Kadang sekret bau, tidak berlendir
Terapi : Tampon antibiotik, antibiotik sistemik
OTOMIKOSIS

Mudah terjadi karena lembab


Tersering jamur Apergillus
Kadang Candida Albikans
Gejala : Gatal dan rasa penuh di telinga
Kadang tanpa keluhan
Terapi : Bersihkan liang telinga
Asam asetat 2% - 5 % dalam alkohol
Obat anti jamur Topikal
INFEKSI KRONIS LIANG TELINGA

Penyebab :
Infeksi bakteri maupun jamur yang tidak diobati
Trauma berulang
Adanya benda asing
Penggunaan mould pada alat bantu dengar
Akibatnya penyempitan liang telinga
karena jaringan parut
Terapi operasi rekonstruksi liang telinga
KERATOSIS OBLITERANS &
KOLESTEATOM EKSTERNA
Kelainan jarang terjadi.
Biasanya dijumpai secara kebetulan pada pasien
dengan rasa penuh di telinganya
Terdapat penumpukan deskuamasi epidermis di
liang telinga membentuk gumpalan,
timbul rasa penuh dan kurang dengar erosi
kulit dan erosi tulang liang telinga
Erosi tulang liang telinga disebabkan
kolesteatom eksterna, biasanya disertai nyeri
hebat akibat peradangan
Erosi tulang bisa progresif sampai masuk
rongga mastoid dan kavum timpani
Etiologi belum diketahui, sering terjadi
bersama bronkiektasis atau sinusitis
Penyakit ini dapat dikontrol dgn pembersihan
telinga periodik (3 bulan).
Beri obat tetes telinga campuran alkohol atau
gliserin dalam H202 3%

Bila sudah erosi tulang liang telinga, sering


diperlukan operasi untuk menghilangkan gaung
di dinding liang telinga buat liang telinga
berbentuk seperti corong pembersihan
liang telinga terjadi spontan
OTITIS EKSTERNA MALIGNA

Tipe khusus dari infeksi akut difus di


liang telinga luar.
Biasanya pada orangtua dengan DM
Bila pada OE peradangan terbatas pada kulit
Pada OE maligna peradangan meluas secara
progresif kelapisan subkutis dan organ
sekitarnya timbul kondritis osteitis,
osteomielitis tulang temporal hancur
Gejala dimulai dengan gatal-gatal di liang telinga
Diikuti oleh nyeri hebat dan sekret yang banyak dan
Pembengkakan liang telinga
Nyeri bertambah hebat, liang telinga tertutup
jaringan granulasi
N. fasial dapat terkena paresis fasial
Kelainan patologi : osteomielitis yang progresif
akibat infeksi kuman pseudomonas aeruginosa.
Penebalan endotel karena DM berat + kadar gula
darah > karena infeksi yang aktif menyebabkan
pengobatan sulit
Pengobatan tidak boleh ditunda krn penyakit
menyerang bagian-bagian penting sekitarnya
Th/ AB dosis tinggi untuk Pseudomonas
(Aminoglikosida)
Diberikan parenteral 4- 6 minggu.
Atau kombinasi AB lainnya
Sering diperlukan debrideman radikal.
KELAINAN TELINGA TENGAH
GANGGUAN FUNGSI TUBA EUSTAKHIUS.

Fungsi tuba : - Ventilasi


- Drainase
- Menghalangi masuknya secret.
Ventilasi untuk menjaga tekanan udara dalam telinga
tengah sama dengan udara luar
Fungsi Ventilasi : - Test Valsava.
- Test Toynbee.
Test valsava tidak boleh dilakukan bila ada infeksi
saluran napas atas
Tuba Eusthakhius terdiri dari :
1/3 bagian tulang.
2/3 bagian tulang rawan ( dekat NF ).
Anak Anak : - Pendek
- Lebar
- Horizontal
Anak < 9 bulan : 17,5 mm
Dewasa panjang : 37,5 mm
Tuba terbuka bila : - Mengunyah.
- Menelan.
- Menguap.
Otot tensor Felli palatini untuk membuka tuba

Gangguan Fungsi Tuba :


Pembukaan tuba abnormal.
Palatoskisis.
Myoklonus palatal.
Obstruksi tuba.
Pembukaan Tuba Abnormal
( Patency tuba abnormal )
Ialah tuba terus menerus terbuka sehingga
udara masuk ke telinga tengah waktu respirasi
Penyebabnya :
1.Hilangnya lemak sekitar orifisium tuba.
2.Berat badan menurun hebat.
3.Penyakit Kronis : Rinintis atrofi, faringitis.
4.Gangguan fungsi otot : Myastenia grafis.
5.Penggunaan obat anti hamil.
6.Pemberian Estrogen pada laki-laki.
Keluhan :
Rasa penuh dalam telinga.
Autofoni.
Kalau sangat mengganggu stress
Pemeriksaan :
1. Membran timpani atrofi ,Tipis.
2. Bergerak pada respirasi.
Th/ :
1. Penenang,bila tidak berhasil
2. Gromet tube/ pipa ventilasi

Myoklonus Palatal
Kontraksi ritmik dari otot palatum yang terjadi
periodik timbul bunyi Klik
Penyebab ?
Th/ tak perlu.
PALATOSKISIS
Otot tensor veli palatini terganggu sehingga
pembukaan tuba terganggu .
Gangguan telinga tengah pada anak-anak
dianjurkan operasi palatoskisis sedini mungkin.

OBSTRUKSI TUBA
Karena : 1. Radang NF.
2. Radang adenoid.
3. Tumor NF.
Gangguan awal :
Cairan di telinga tengah ( OM Serosa ).
Sumbatan Orificium tuba dapat karena
tampon hidung posterior ( Belloq tampon )
Sikatrix post adenoidektomi.
BAROTRAUMA ( Aerotitis )

Perubahan tek. Tiba-tiba diluar telinga tengah


yang menyebabkan tuba gagal membuka.
Misalnya : Di pesawat terbang.
Menyelam.

Bila beda tek. > 90 mm Hg,Otot tak mampu


membuka tuba tek. negatif di telinga tengah
Keluar cairan dari kapiler mukosa, kadang
dengan ruptur kapiler cairan di telinga tengah
& mastoid campur darah.
Keluhan : 1. Kurang dengar.
2. Nyeri dalam telinga.
3. Autofoni.
4. Rasa ada air.
5. Tinitus.
6. Vertigo.
Th/ Konservatif saja : 1. Dekongestan lokal.
2. Melakukan Valsava.
Bila cairan menetap sampai bbrp minggu:
1. Miringo tomi.
2. Ventilation tube
Preventif terhadap barotrauma:
Mengunyah permen karet.
Melakukan valsava sering sering.
O.M.A
O.M Supuratif
O.M.S.K
OTITIS MEDIA
O.M Serosa Akut
O.M Serosa
O.M Serosa Kronik
Otitis media spesifik : - Otitis media tuberkulosa
- Otitis media sifilitika
Otitis media adhesiva
OTITIS MEDIA AKUT

Telinga tengah Steril


Karena : Silia tuba eustakhius.
Enzym.
Anti bodi.
OMA terjadi karena :
Sumbatan tuba
Fungsi tuba terganggu
fungsi pencegahan terganggu
kuman masuk ke telinga tengah.
Telinga tengah meradang.
Pencetus OMA : Infeksi saluran nafas atas.

Pada bayi dan anak mudah OMA


Karena : Tuba Pendek.
Tuba Lebar.
Tuba lebih Horizontal.
Makin sering anak terserang infeksi saluran
nafas, makin besar kemungkinan OMA
PATOLOGI

Penyebab Utama OMA , Bakteri Piogenik


seperti :Streptokokus hemolitikus.
Staphilokok aureus.
Pneumokokus
Hemofilus Influenza.
E. Coli.
Streptokokus anhemolitik.
Proteus vulgaris.
Pseudomonas aeruginosa.
STADIUM OMA

1. Stadium oklusi tuba Eustachius


2. Stadium hiperemis/presupurasi
3. Stadium supurasi
4. Stadium perforasi
5. Stadium resolusi
Stadium Oklusi Tuba Eustachius :

Retraksi membran tymp.akibat tek.negatif


di telinga tengah karena absorbsi udara.
Kadang Mt normal atau keruh pucat.
Efusi mungkin sudah terjadi tetapi
tidak terlihat.
Stadium ini sukar dibedakan dengan
OM serosa karena virus atau alergi
STADIUM HIPEREMIS
(Stadium pre supurasi)

Tampak pembuluh darah melebar di membran


atau seluruh membran hiperemis + edem
Sekret telah terbentuk mungkin masih
eksudat yang serous sehingga sukar terlihat
STADIUM SUPURASI
Edem yang hebat pada mukosa telinga tengah.
Hancurnya sel epitel superfisial,
Terbentuknya eksudat yang purulen di kavum
timpani membran T menonjol (bulging)
Pasien tampak sakit
Nadi dan suhu meningkat
Nyeri di telinga bertambah hebat
Apabila tekanan nanah > terjadi iskemia membran,
Timbul tromboflebitis pd vena vena kecil membran
nekrosis mukosa terlihat daerah
lembek kekuningan ruptur
STADIUM PERFORASI
Karena terlambat antibiotik
Virulensi kuman yang tinggi
Daya tahan tubuh yang kurang
Terjadi ruptur membran T nanah keluar
Anak yang tadinya gelisah menjadi tenang
Suhu turun dan anak tertidur nyenyak
Dengan miringotomi luka insisi akan menutup
kembali dengan cepat, bila ruptur tidak mudah
menutup kembali
Stadium resolusi
Bila membran tetap utuh, perlahan-lahan
akan normal kembali
Bila perforasi, maka sekret berkurang
sampai akhirnya kering
Resolusi dapat terjadi dengan atau tanpa
terapi
Bila daya tahan tubuh baik, virulensi kuman
rendah, terjadi resolusi tanpa pengobatan
GEJALA KLINIK OMA
Tergantung stadium penyakit dan umur pasien
Pada anak yg sudah dpt bicara, keluhan utama :
Rasa nyeri dalam telinga.
Panas tinggi
Riwayat batuk pilek sebelumnya
Pada anak besar dan orang dewasa:
Rasa nyeri
Gangguan pendengaran : kurang dengar,
atau rasa penuh di telinga
Pada bayi dan anak kecil, gejala khas OMA:
Hiperpireksia (pada stadium supurasi)
Gelisah dan sukar tidur
Tiba2 menjerit waktu tidur
Diare, kejang2
Kadang memegang telinga yang sakit
Bila ruptur membran sekret keluar
Suhu turun, anak tertidur tenang
Terapi:
Tergantung dari stadium penyakitnya
Stadium oklusi tuba: terapi bertujuan utk membuka
kembali tuba Eustakhius sehingga tek. Negatif di
telinga tengah hilang
Umur <12 thn: tetes hidung HCL Efedrin 0,5 %.
Pada >12 thn: HCL Efedrin 1 %
Sumber infeksi harus diobati dgn antibiotik.
Stad. pre supurasi: tetes hidung, analgetik,
antibiotik 7 hari
Bila membran merah dan bulging : Miringotomi
Pada stadium supurasi : antibiotik,
miringotomi bila ada bulging
Pada stadium perforasi sekret banyak keluar,
kadang terlihat sekret pulsasi
Terapi : H202 3 % 3-5 hari untuk cuci telinga
Antibiotik
stadium resolusi :
membran timpani berangsur normal
Sekret akan hilang, perforasi menutup kembali,
Bila tidak terjadi stadium resolusi, sekret tetap
mengalir. Biasanya karena edem mukosa telinga
tengah, AB dilanjutkan sampai 3 minggu
Bila OMA berlanjut, sekret keluar lebih dari 3 minggu
disebut : otitis media supuratif sub akut
Bila perforasi menetap, sekret tetap keluar
(> 1,5 2 bln): disebut OMSK.
Komplikasi
Sebelum ada AB, OMA dapat menimbulkan
komplikasi intrakranial (meningitis, abses otak)
Setelah ada AB, komplikasi ini terjadi pada OMSK
MIRINGOTOMI
Yaitu insisi pada pars tensa membran timpani
agar terjadi drainase sekret.
Parasentesis : pungsi pada membran timpani
untuk mengambil sekret untuk pem.mikrobiologi
Syarat miringotomi:
Harus dilakukan secara avue
Anak harus tenang dan dapat dikuasai
Lokasi: kuadran posterior inferior
Gunakan lampu kepala yg terang
Pakai corong telinga, Pisau parasentesis steril
Komplikasi miringotomi:
Pendarahan karena trauma liang telinga
Dislokasi tulang pendengaran
Trauma foramen rotundum
Trauma nervus fasialis
Trauma bulbus jugularis

Yang terbaik : gunakan mikroskop


dan anestesi umum
OMSK ( OMP, CONGEK ) :

Infeksi kronis ditelinga tengah


dengan perforasi MT dan
Sekret di liang telinga luar,
keluar terus menerus atau hilang timbul.

Sekret : Encer , kental, bening , bernanah.

OMA dengan perforasi MT bisa menjadi OMSK


bila,perosesnya > 2 bulan ,
bila < 2 bulan disebut OM Subakut Supuratif.
Faktor yang menyebabkan OMA
menjadi OMSK :

Th/ terlambat.
Th/ tidak adekwat.
Virulensi kuman tinggi .
Daya tahan tubuh turun.
Higiene buruk.

JENIS OMSK :

OMSK tipe Benigna (tipe mukosa / tipe aman )


OMSK tipe Maligna (tipe tulang / t.berbahaya)
CIRI CIRI OMSK TIPE BENIGNA :
Peradangan terbatas pada mukosa.
Biasanya tidak mengenai tulang.
Perforasi sentral (pars tensa ).

CIRI CIRI OMSK TIPE MALIGNA :


Perforasi mt marginal / atik.
Sering menimbulkan komplikasi yang berbahaya
Abses / fistel retroaurikuler.
Polip / granulasi dari telinga tengah.
Kolesteatoma pada telinga tengah.
Sekret pus berbau khas.
Sekret ini lebih sering ada / terus menerus.
Ro. Bay. Kolesteatoma (lusen ) di mastoid.
TERAPI OMSK :

Sering memerlukan waktu lama & berulang-ulang


Sekret tidak cepat kering atau selalu kambuh
karena:
1. Perforasi Mt permanen.
2. Sumber infeksi difaring ,NF, hidung, sinus.
3. Ada jaringan patologi yang irreversible
dalam rongga mastoid.
4. Gizi & hygiene buruk.

Prinsip Th/ : OMSK Benigna Konservatif.


OMSK Maligna Operatif.
TERAPI OMSK BENIGNA :

Dengan Medika mentosa


Bila secret banyak ,terus keluar, beri H2O2 3 %
3 5 hari .
Sekret AB + steroid tetes telinga
AB peroral : Ampicillin / Eritromycin /
Ampicilin + asam clavulanat
(Sebelum ada hasil tes resistensi)
Bila sekret kering observasi 6 bulan.
Bila perforasi Mt masih ada operasi
miringoplasti / timpanoplasti.
TUJUAN OPERASI :

Menghentikan infeksi secara permanen.


Mencegah terjadi komplikasi.
Memperbaiki pendengaran.
Memperbaiki Mt yang perforasi.
Mencegah kurang dengar yang lebih berat.
Bila ada fokal Infeksi : Obati dahulu,
bila perlu dengan operasi.

TERAPI OMSK MALIGNA :


Th/ operasi yaitu mastoidektomi,
sambil menunggu persiapan op. beri Medikanentosa.
Bila ada abses retro auricular : insisi dahulu.
JENIS OPERASI OMSK :

Mastoidektomi Simpel.
Mastoidektomi Radikal
Mastoidektomi Radikal dengan modifikasi
Miringoplasti / timpanoplasti
Combined approach tympanoplasti..

Jenis op. mastoidektomi yg dilakukan


tergantung pada luasnya infeksi, kolesteatom,
luasnya kerusakan yg sudah terjadi
Mastoidektomi sederhana

Operasi untuk OMSK tipe benigna yang tidak


sembuh dengan pengobatan konservatif
Dilakukan pembersihan rongga mastoid dari
jaringan patologi
Tujuannya supaya infeksi tenang dan telinga
tidak berair lagi
Pada operasi ini fungsi pendengaran tidak
diperbaiki
Mastoidektomi Radikal
Operasi ini dilakukan pada OMSK maligna dengan
infeksi atau kolesteatoma yang luas.
Rongga mastoid dan kavum timpani dibersihkan dari
jaringan patologi.
Dinding batas antara liang telinga, telinga tengah dan
rongga mastoid diruntuhkan sehingga ketiga daerah
tersebut menjadi 1 ruangan.
Tujuan operasi untuk membuang jaringan patologi dan
mencegah komplikasi intrakranial.
Fungsi pendengaran tidak diperbaiki.
Kerugian operasi ini:
Pendengaran berkurang sekali
Tidak boleh berenang selamanya
Mastoidektomi radikal dengan modifikasi
(operasi Bondy).
Operasi ini dilakukan pada OMSK dengan
kolesteatoma di daerah atik tetapi belum merusak
kavum timpani.
Seluruh rongga mastoid dibersihkan dan dinding
posterior liang telinga direndahkan.
Tujuan operasi:
untuk membuang jar. patologi dari rongga mastoid
dan mempertahankan pendengaran yang masih ada.
Miringoplasti

Operasi ini merupakan jenis timpanoplasti yang


paling ringan (timpanoplasti tipe 1).
Rekonstruksi hanya dilakukan pada membran
timpani.

Tujuan operasi:
Mencegah berulangnya infeksi pada OMSK tipe
benigna dengan perforasi yang menetap
Syarat operasi:
OMSK tipe benigna yang sudah tenang,
ketulian ringan hanya karena perforasi membran
b Timpanoplasti
Operasi ini untuk OMSK tipe benigna:
1.dengan kerusakan yang berat
2.tidak sembuh dengan Th/medika mentosa.
Tujuan operasi:
1.menyembuhkan penyakit
2.memperbaiki pendengaran.
Dilakukan rekonstruksi membran timpani
dan tulang pendengaran
Sebelum rekonstruksi dilakukan eksplorasi kavum
timpani dengan atau tanpa mastoidektomi untuk
membersihkan jaringan patologis,
Operasi bisa dilakukan 2 tahap.
Timpanoplasti dengan pendekatan ganda
(Combined approach Tympanoplasty)
Teknik Op. timpanoplasti yang dikerjakan pada
OMSK tipe maligna atau OMSK tipe benigna
dengan jar. granulasi yang luas.
Tujuannya menyembuhkan infeksi dan
memperbaiki pendengaran tanpa meruntuhkan
dinding posterior liang telinga.
Membersihkan kolesteatoma dan jar. granulasi di
kavum timpani melalui 2 jalan, yaitu melalui liang
telinga dan melalui rongga mastoid.
Komplikasi OMSK
Umumnya karena OMSK tipe maligna
Jalan penyebaran penyakit:
1.Penyebaran hematogen, yaitu melalui
osteotromboflebitis
2.Penyebaran melalui erosi tulang
misal karena kolesteatoma
3.Penyebaran melalui jalan yang sudah ada,
misal: foramen rotundum, meatus
akustikus internus, duktus perilimf,
duktus endolimf.
Klasifikasi Komplikasi OMSK menurut Adam
A.Komplikasi di telinga tengah:
1.Perforasi Persisten
2.Erosi tulang pendengaran
3.Paralisis nervus fasial
B.Komplikasi di telinga dalam:
1.Fistel labirin
2.Labirintitis supuratif
3.Tuli saraf (sensorineural)
C. Komplikasi di ekstradural:
1.Abses ekstradural
2.Trombosis sinus lateralis
3.Petrositis
D.Komplikasi ke susunan saraf pusat:
1.Meningitis
2.Abses otak
3.Hidrosefalus otitis
Trombosis sinuslateralis

Sering pada pra AB

Demam naik turun menunjukkan sepsis

Kultur darah positif

Th/ - operasi mastoid


- keluarkan trombus
- ligasi sinus lateralis
Akses subdural:

Perluasan infeksi dari abses extradural


Perluasan infeksi dari trombflebitis melalui vena
Gejala : demam, sakit kepala
kesadaran menurun
kejang, hemiplegia, Kernig sign positif
L.P : liquor normal
Th/ operasi untuk mengeluarkan nanah
Meningitis
general (LP bakteri positif, protein naik)
lokal ( LP normal)
Gejala: Kaku kuduk, suhu naik
mual, muntah proyektil
sakit kepala hebat
kesadaran menurun
Kernig sign positif
Th/ AB parenteral
KU baik:operasi Masteoidektomi
Abses otak
Abses serebelum : ataxia, tremor, dll
Abses lobus temporal : Afasia
Gejala umum : demam, sakit kepala,
muntah
kesadaran menurun,
denyut nadi turun,
kejang
Periksa CT scan
NERVUS FASIAL
Nervus fasial merupakan saraf terpanjang berjalan
dalam tulang yaitu tulang temporal
Terdiri dari 3 komponen:
1. Komponen motoris mensarafi otot wajah (kecuali
m. levator palpebra superior), m.stapedius, venter
posterior m.digastrikus
2. Komponen sensoris: mensarafi 2/3 anterior lidah
untuk mengecap, melalui n.korda timpani
3. Komponen parasimpatis: mensarafi glandula
lakrimalis, glandula submandibula dan glandula
lingualis
Dalam tulang temporal N VII dibagi 3 segmen:
1. Segmen labirin : dari akhir kanal akustik
internus sampai ganglion genikulatum (2-4
mm)
2. Segmen timpani (segmen horizontal) dari
distal ganglion genikulatum, melewati atas
stapes / foramen ovale sampai sejajar kanal
semisirkularis horisontal (12 mm)
3. Segmen mastoid (segmen vertikal), dari
dinding medial dan superior kavum timpani
sampai foramen stilomastoid (15-20 mm)
ETIOLOGI KELUMPUHAN N. FASIAL
1. Kongenital irreversible dan sejalan dengan
anomali telinga
2. Infeksi: - Intrakranial Sindrom Ramsey-Hunt
Herpes Otikus
- Telinga tengah OMSK
3. Tumor, seperti: tumor serebelopontin
- Intrakranial neuroma akustik
neuriloma / meningioma
- Ekstrakranial tumor telinga
tumor parotis
4. Trauma dengan fraktur pars petrosa os
temporal
5. Trombosis arteri karotis:
- Arteri maxilaris
- Arteri serebri media
6. Idiopatik : Penyebab tak jelas, disebut Bells
palsy
Pemeriksaan N VII:
-NET : Nerve Existability Test (beda 3,5 mA)
-Gustometri pengecap
-Reflex stapedius timpanometri
-Schimer tes air mata
-Audiogram
-ENG
O.M.A
O.M Supuratif
O.M.S.K
OTITIS MEDIA
O.M Serosa Akut
O.M Serosa
O.M Serosa Kronik
Otitis media spesifik : - Otitis media tuberkulosa
- Otitis media sifilitika
Otitis media adhesiva
OTITIS MEDIA NON SUPURATIF
Nama lain: Otitis Media Serosa
Otitis Media Musinosa
Otitis Media Efusi
Otitis Media Sekretoria
Otitis Media Mukoid (glue ear)
Otitis media serosa: terdapat sekret nonpurulen di
telinga tengah (efusi), sedangkan membran timpani
utuh tanpa tanda-tanda infeksi
Terbagi 2: Otitis Media Serosa Akut
Otitis Media Serosa Kronis (glue
ear)
OMS terjadi krn adanya transudat atau
plasma yg mengalir dari pembuluh darah
mukosa ke telinga tengah, akibat adanya
perbedaan tekanan hidrostatik
Otitis Media Mukoid : cairan di telinga
tengah karena sekresi aktif dari kelenjar di
mukosa telinga tengah, tuba, rongga
mastoid
Faktor utama adalah gangguan fungsi tuba
Faktor lain:
Adenoid hipertropi Def. imunologi,
Adenoitis def. metabolik
Palatoscizis Alergi
Tumor nasofaring
OTITIS MEDIA SEROSA AKUT

Yaitu terbentuknya sekret di telinga tengah secara


tiba-tiba. Disebabkan gangguan fungsi tuba

Keadaan akut antara lain karena:


1. Sumbatan tuba mendadak, mis. pada barotrauma
2. Terbentuk cairan krn infeksi virus pd saluran
nafas atas
3. Alergi pd saluran nafas atas
4. Idiopatik
Gejala:
Pendengaran berkurang
Rasa tersumbat pada telinga
Suara sendiri terdengar lebih nyaring pd
telinga sakit (diplakosis binaural)
Terasa ada cairan yg bergerak dalam telinga
Rasa sakit sedikit dalam telinga (terjadi pada awal
tuba terganggu shg tek. negatif)
Rasa nyeri tidak ada bila penyebab virus atau
alergi
Tinitus, vertigo ringan kadang terasa
Pemeriksaan otoskopi:
Membran timpani retraksi
Kadang tampak gelembung udara
atau air fluid level dalam kavum timpani
Tuli konduktif (dg garpu tala)

Terapi: - vasokonstriktor lokal (tetes hidung)


- antihistamin
- sering2 melakukan valsava
- 1-2 mg gejala tetap miringotomi
- Bila tdk sembuh miringotomi +
pipa ventilasi (grommet tube)
OTITIS MEDIA SEROSA KRONIK (glue ear)
Terbentuk sekret di telinga tengah secara bertahap
tanpa rasa nyeri dengan gejala2 pada telinga yg
berlangsung lama
Lebih sering terjadi pada anak2
OMS unilateral pd dewasa tanpa penyebab yg jelas
mungkin CA nasofaring
GANGGUAN PENDENGARAN PADA BAYI
DAN ANAK
Proses belajar mendengar pada anak sangat kompleks,
karena menyangkut aspek:
Tumbuh kembang
Perkembangan Embriologi
Anatomi
Fisiologi
Neurologi
Audiologi
Pemeriksaan deteksi gangguan pendengaran harus
dilakukan sedini mungkin
Gangguan pendengaran pada anak dapat disertai:
Keterbelakangan mental
Gangguan emosional
Afasia perkembangan

Gangguan pendengaran lebih dahulu diketahui sebagai


terlambat bicara (delayed speech)

Dibagi menjadi dua:


Tuli sebagian (hearing impaired)
Tuli total (deaf)
ETIOLOGI TUNARUNGU
1. Masa Prenatal
a. Genetik
b. Non genetik
Paling penting: trimester pertama
Infeksi virus dan bakteri, paling sering:
Toksoplasomosis
Rubella
Cytomegalovirus
Herpes
Sifilis (TORCHS),
Selain itu: - Campak
- Parotitis
Beberapa jenis obat ototoksik dan teratogenik
mengganggu proses organogenesis
dan merusak sel-sel rambut kohlea:
Salisilat
Kina
Neomisin
Dihidrostreptomisin
Gentamisin
Thalidomide
Barbiturat
Malformasi struktur anatomi telinga penyebab
ketulian: atresia liang telinga dan aplasia koklea
2. Masa Perinatal

Prematuritas
Berat badan lahir rendah (<2500 gram)
Tindakan dengan alat pada proses kelahiran
Hiperbilirubinemia (>20 mg/100 ml)
Asfiksia (lahir tidak menangis)
Anoksia otak (Nilai Apgar < 5 dalam 5 menit
pertama )
Ketulian akibat faktor prenatal dan perinatal biasanya
tuli saraf berat pada kedua telinga
3. Masa Postnatal
Infeksi Bakterial / viral (rubella, campak, parotitis)
Infeksi otak (meningitis, ensefalitis)
Pendarahan pada telinga tengah
Trauma temporal
Dapat menyebabkan tuli saraf atau tuli konduktif
Joint Committee on Infant Hearing (1990) menetapkan
pedoman registrasi risiko tinggi terhadap ketulian:
1. Riwayat keluarga dgn gg. pendengaran bawaan
2. Riwayat infeksi prenatal (TORCHS)
3. Kelainan anatomi telinga
4. Lahir prematur (< 37 minggu)
5. Berat badan lahir rendah ( < 1500 gram)
6. Persalinan dgn tindakan
7. Hiperbilirubinemia
8. Asfiksia berat, nilai Apgar rendah (0 - 3)
Bayi dgn 3 macam faktor risiko tsb. cenderung
menderita ketulian 63x lebih besar dibanding bayi
tanpa risiko tsb.
Pada bayi baru lahir yg dirawat di ICU, risiko untuk
mengalami ketulian 10x bayi normal
PEMERIKSAAN PENDENGARAN PADA BAYI
DAN ANAK
1. Free field test
2. Behavioral Observation (0 - 6 bulan)
3. Conditioned Test (2 4 tahun)
4. Audiometri Nada Murni
5. B.E.R.A (Brain Evoked Response Audiometry)
Habilitasi sedini mungkin :
Tuli saraf berat, pakai hearing aid
2 thn mulai sekolah di SLB B
Tuli saraf berat atau total bilateral yg tdk mendpt
manfaat dgn ABD, pakai implant koklea
GANGGUAN PENDENGARAN PADA
GERIATRI
Terjadi perubahan patologi pada organ auditori akibat
proses degenerasi pada geriatri.
Jenis ketulian umumnya tuli saraf, namun dapat juga
tuli konduktif atau tuli campur.
Tuli saraf pada geriatri disebut presbikusis: tuli saraf
sensorineural frekuensi tinggi, simetris
Etiologi: akibat proses degenerasi, diduga
berhubungan dgn hereditair, pola makan,
metabolisme tubuh, arteriosklerosis, infeksi, bising,
gaya hidup atau multifaktor.
Biasanya terjadi pada usia > 60 thn
Progresivitas penurunan pendengaran dipengaruhi
oleh usia dan jenis kelamin.
Laki2 lebih cepat dibanding perempuan
Patologi
Proses degenerasi menyebabkan perubahan struktur
koklea dan N.VIII
Pada koklea perubahan terlihat atrofi dan degenerasi
sel rambut pada organ korti.
Atrofi disertai dengan perubahan vaskuler terjadi
juga pada stria vaskularis
Berkurangnya jml dan ukuran sel ganglion dan saraf
GEJALA KLINIK
Keluhan utama pendengaran berkurang perlahan-
lahan dan progresif, simetris pada kedua telinga.
Kapan berkurang pendengaran tidak diketahui pasti.
Keluhan lain: telinga berdenging (nada tinggi)
Penderita dapat mendengar suara percakapan tapi
sulit memahami, terutama bila diucapkan cepat dgn
latar belakang ramai (cocktail party deafness)
Bila intensitas ditinggikan timbul nyeri dlm telinga,
hal ini krn faktor kelelahan saraf (recruitment)
DIAGNOSIS
Pem. otoskopi:Membran timpani suram, mobililitas berkurang.
Tes penala: Tuli sensori neural
Audiometri nada murni: Tuli saraf nada tinggi, bilateral,
simetris, pada tahap awal penurunan pada frek. tinggi,
tahap selanjutnya penurunan juga pd frek. rendah

PENATALAKSANAAN
Pemasangan alat bantu dengar (hearing aid) dan speech
therapy (speech reading, auditory training)
TULI MENDADAK (SUDDEN DEAFNESS)
Jenis ketulian sensori neural.
Biasanya terjadi pada satu telinga.
Karena kerusakannya terutama di koklea, biasanya
permanen.
Kelainan ini termasuk keadaan darurat otologi.
Penyebab: iskemia koklea, infeksi virus, trauma kepala,
trauma bising, baro trauma, obat ototoksik, penyakit
miniere, neuroma akustik.
Iskemia koklea merupakan penyebab utama tuli mendadak.
Dapat disebabkan karena spasme, trombosis, pendarahan
arteri auditiva interna (end arteri).
Beberapa jenis virus seperti virus campak, parotitis,
influenza B dan mononukleosis menyebabkan kerusakan
pada organ corti, dll.
GEJALA
Timbulnya tuli pada iskemia koklea dapat mendadak
atau menahun secara tidak jelas.
Kadang bersifat sementara atau datang berulang, tetapi
biasanya menetap.
Tuli dapat unilateral atau bilateral.
Dapat disertai tinitus dan vertigo.

Pemeriksaan pendengaran:
Tes penala: tuli sensori neural
Audiometri nada murni: tuli sensori neural ringan sp berat
Perlu dikonsulkan ke sub.bagian hematology peny. dalam
utk mengetahui adanya kelainan darah yg mengakibatkan
penyumbatan pembuluh darah.
Perlu diperiksa CT scan bila diduga kemungkinan
penyebabnya neuroma akustik.

PENATALAKSANAAN
Total bed rest 2 minggu.
Vasodilatansia misalnya complamin inj. atau trental inj.
Prednison, Tapering off,
Vitamin C
neurotonika
Diet rendah garam, rendah kolesterol.
Oksigen intermiten:4 kali 15 menit, 2liter per menit
Bila terdpt kelainan pembekuan darah,
tambah terapi sesuai kelainan.
Obat anti virus diberikan sesuai penyebab.
Ulang tes pendengaran tiap minggu.
Bila gangguan pendengaran tidak sembuh,
pasang hearing aid.

Prognosis
Makin cepat diberikan pengobatan,makin besar
kemungkinan sembuh.
Bila sudah lebih dari 2minggu, kemungkinan
sembuh jadi lebih kecil.
TULI AKIBAT BISING
(Noise Induced Hearing Loss)
Tuli akibat bising terjadi karena terpapar bising yg cukup
keras dan lama.
Biasanya akibat bising di lingkungan kerja.
Umumnya terjadi di kedua telinga.
Bising adalah bunyi nada murni dengan berbagai frekuensi.
Yang sering mengalami kerusakan yaitu alat corti untuk
frekuensi 3000Hz-6000Hz. Dan yg terberat kerusakan pd
alat corti untuk reseptor bunyi frekuensi 4000Hz.
Yang mempermudah tuli akibat bising:
Intensitas bising yg lebih tinggi, berfrekuensi tinggi, lebih
lama terpapar bising, mendapat obat yg bersifat ototoksik.
GEJALA
Kurang dengar, kadang disertai tinitus
Dari anamnesis pernah bekerja di lingkungan bising
dlm waktu lama (5 thn atau lebih)
Pada pemeriksaan otoskopi tidak ditemukan kelainan.
Pada tes penala tuli sensori neural.
Audiometri nada murni: didapat tuli sensori neural
pada frekuensi 3000-6000Hz.
Pada frekuensi 4000Hz terdapat notch
(patognomonik untuk gangguan ini).
Pada pemeriksaan audiometri khusus (SISI, ABLB,
MLB,Audiometri Bekesy, Speech Audiometri)
hasil menunjukkan adanya recruitment,
patognomonik untuk tuli saraf koklea.
Orang yg menderita tuli saraf koklea sangat terganggu oleh
background noise(coctail party deafness)
PENATALAKSANAAN
Pindah kerja dari lingkungan bising.
Bila tidak mungkin pindah, pakai alat pelindung telinga.
Karena tuli akibat bising adalah tuli saraf koklea yg
irreversibel, bila sudah mengakibatkan kesulitan
komunikasi, gunakan hearing aid.
Bila gangguan pendengaran sudah sangat berat, latihan lips
reading, bila perlu belajar bahasa isyarat.
Rehabilitasi bicara (speech therapy) diperlukan agar dapat
mengendalikan volume suara dalam percakapan.
PENCEGAHAN
Bising dengan intensitas >85dB dalam waktu tertentu
dapat mengakibatkan ketulian. Karena itu bising di
lingkungan kerja harus <85dB.
Misalnya generator diesel diletakkan di ruangan
yg dapat meredam bunyi.
Jika bising ditimbulkan oleh alat seperti mesin tenun,
mesin pengerol baja, kilang minyak, penempaan logam,
maka pekerja harus dilindungi dengan pelindung telinga.
Pekerja yg menjadi tuli akibat bising di lingkungan kerja
berhak mendapat santunan.
1984
Threshold Limit Values for noise
Duration per day Sound level dB
Hours 20 80
8 85
2 91
1 94
Minutes 30 97
7,50 103
1,88 109
0,94 112
Seconds 28,12 115
7,03 121
1,76 127
0,44 133
0,11 139
TULI AKIBAT OBAT OTOTOKSIS

Abad ke-19 kina, salisilat, dan olium chenopodium sudah


diketahui menimbulkan tinitus, kurang dengar, dan
gangguan vestibuler.
Tahun 1990, berbagai zat termasuk arsen, etil dan metil
alkohol, nikotin, toksin bakteri, dan senyawa logam berat
diketahui dapat menyebabkan ototoksik.
Antibiotik Streptomisin juga menyebabkan gangguan
pendengaran.
Gejala
tinitus, gangguan pendengaran dan vertigo
merupakan gejala utama ototoksik
Tinitus yang kuat dan bernada tinggi berkisar 4000-
6000 Hz. Pada kerusakanyang menetap,tinitus lama
kelamaan melemah sampai hilang.
Tinitus dan kurang dengar yang reversibel dapat
karena salisilat dan kina, pulih dengan
menghentikan pengobatan segera.
Tuli ringan akibat antibiotik Aminoglikosida
biasanya menetap.
Tuli akibat ototoksik yang menetap dapat terjadi berhari-
hari, berminggu-minggu atau berbulan-bulan setelah
selesai pengobatan
Ketulian biasanya bersifat bilateral, tetapi kadang unilateral.
Gangguan pendengaran akibat ototoksik sangat sering
ditemukan oleh karena pemberian streptomisin dan
gentamisin.
Terjadi perlahan-lahan dan beratnya sebanding dengan
lama pengobatan. Terjadi juga gangguan keseimbangan.
Macam-macam obat ototoksik :

Aminoglikosida
Tuli yang diakibatkan bersifat bilateral dan nada tinggi.
Sesuai dengan kehilangan sel-sel rambut pada basal koklea.
Walaupun demikian, unilateral atau gangguan restibuler
dapat terjadi.
Obat-obat tersebut : Streptomisin, Neomisin, Kanamisin,
Gentamisin, Tobramisin, Amikasin, Netilmisin dan
Sisomisin

Eritromisin intravena
Bisa menyebabkan kurang pendengaran titinus yang
meniup dan kadang-kadang vertigo. Pernah terjadi tuli
sensorineural nada tinggi bilateral dan tinitus, setelah
pemberian intravena dosis tinggi atau oral.
Gangguan pendengaran dapat pulih setelah
pengobatan dihentikan.
Antibiotik lain : Vankomisin, Viomisin,
Capreomisin, Minosiklin

Loop diuretics
Ethycrynic acid, furosemide dan bumetanide adalah
diuretik yang kuat yang disebut loop diuretik karena
dapat menghambat reabsorpsi elektrolit-elektrolit
dan air pada cabang naik dari lengkung Henle.
Gangguan pendengaran ringan. Pada kasus-kasus
tertentu menyebabkan tuli permanen
Obat Anti Malaria
Kina dan Chloroquine. Efek ototoksisitasnya berupa
gangguan pendengaran dan tinitus. Tapi bila pengobatan
dihentikan biasanya pendengaran pulih dan tinitus hilang.
Kina dan Chloroquin dapat melalui plasenta.

Obat Anti tumor


Gejala yg ditimbulkan CIS platinum : tuli, tinitus, otalgia.
Dapat juga disertai dengan gangguan keseimbangan.
Tuli biasanya bilateral, dimulai dengan frekuensi 6 KHz dan
8 KHz, kemudian terkena frekuensi yang lebih rendah.
Tinitus biasanya samar-samar,
Bila tulinya berat biasanya menetap.

Anda mungkin juga menyukai