Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
Telinga Luar :
Daun Telinga ; Tulang rawan & kulit.
Liang Telinga : Bentuk SS.
1/3 tulang rawan dilapis kulit.
2/3 dalam terdapat tulang dilapis kulit.
Panjang 2 1/2 - 3 cm.
Kulit 1/3 luar mengandung kel. Serument + rambut.
Kel. keringat terdapat pada seluruh kulit liang telinga.
Telinga Tengah
Berbentuk Kubus.
Batas Luar : Membran Timpani.
Batas Depan : Tuba Eustachius.
Batas Bawah : Vena Jugularis.
Batas Belakang : aditus ad antrum.
Batas Atas : Tegmen Timpani
(meningen).
Batas Dalam : Foramen Ovale +
For. Rotundum.
Telinga Dalam
1. Koklea ( 2 lingkaran ).
2. Vestibulum ( 3 Kanalis Semisirkularis )
Koklea terdiri dari
1. Skala Vestibuli - Perilimp
2. Skala Timpani. - Perilimp
3. Skala Media - Endolimp.
Serumen :
Hasil produksi kel. sebasea & kel. Serumen
Kulit 1/3 luar liang telinga.
Lunak atau padat
Karena keturunan / iklim / usia.
Membantu membawa kotoran liang telinga yi:
deskwamasi, debu.
Serumen menumpuk bersihkan dengan
kapas aplikator, pengait, kuret, spulling,
suction.
Bila keras beri Karbogliserin 10 % atau H202 3%
OTITIS EKSTERNA
Radang liang telinga akut / kronis karena bakteri.
Klinis sulit dibedakan radang karena virus,
jamur,alergi (eksim).
Faktor yang mempengaruhi OE ;
PH Basa : proteksi
Udara hangat & lembab : bakteri, jamur
Trauma ringan (mengorek telinga) Berenang
Penyebab :
Infeksi bakteri maupun jamur yang tidak diobati
Trauma berulang
Adanya benda asing
Penggunaan mould pada alat bantu dengar
Akibatnya penyempitan liang telinga
karena jaringan parut
Terapi operasi rekonstruksi liang telinga
KERATOSIS OBLITERANS &
KOLESTEATOM EKSTERNA
Kelainan jarang terjadi.
Biasanya dijumpai secara kebetulan pada pasien
dengan rasa penuh di telinganya
Terdapat penumpukan deskuamasi epidermis di
liang telinga membentuk gumpalan,
timbul rasa penuh dan kurang dengar erosi
kulit dan erosi tulang liang telinga
Erosi tulang liang telinga disebabkan
kolesteatom eksterna, biasanya disertai nyeri
hebat akibat peradangan
Erosi tulang bisa progresif sampai masuk
rongga mastoid dan kavum timpani
Etiologi belum diketahui, sering terjadi
bersama bronkiektasis atau sinusitis
Penyakit ini dapat dikontrol dgn pembersihan
telinga periodik (3 bulan).
Beri obat tetes telinga campuran alkohol atau
gliserin dalam H202 3%
Myoklonus Palatal
Kontraksi ritmik dari otot palatum yang terjadi
periodik timbul bunyi Klik
Penyebab ?
Th/ tak perlu.
PALATOSKISIS
Otot tensor veli palatini terganggu sehingga
pembukaan tuba terganggu .
Gangguan telinga tengah pada anak-anak
dianjurkan operasi palatoskisis sedini mungkin.
OBSTRUKSI TUBA
Karena : 1. Radang NF.
2. Radang adenoid.
3. Tumor NF.
Gangguan awal :
Cairan di telinga tengah ( OM Serosa ).
Sumbatan Orificium tuba dapat karena
tampon hidung posterior ( Belloq tampon )
Sikatrix post adenoidektomi.
BAROTRAUMA ( Aerotitis )
Th/ terlambat.
Th/ tidak adekwat.
Virulensi kuman tinggi .
Daya tahan tubuh turun.
Higiene buruk.
JENIS OMSK :
Mastoidektomi Simpel.
Mastoidektomi Radikal
Mastoidektomi Radikal dengan modifikasi
Miringoplasti / timpanoplasti
Combined approach tympanoplasti..
Tujuan operasi:
Mencegah berulangnya infeksi pada OMSK tipe
benigna dengan perforasi yang menetap
Syarat operasi:
OMSK tipe benigna yang sudah tenang,
ketulian ringan hanya karena perforasi membran
b Timpanoplasti
Operasi ini untuk OMSK tipe benigna:
1.dengan kerusakan yang berat
2.tidak sembuh dengan Th/medika mentosa.
Tujuan operasi:
1.menyembuhkan penyakit
2.memperbaiki pendengaran.
Dilakukan rekonstruksi membran timpani
dan tulang pendengaran
Sebelum rekonstruksi dilakukan eksplorasi kavum
timpani dengan atau tanpa mastoidektomi untuk
membersihkan jaringan patologis,
Operasi bisa dilakukan 2 tahap.
Timpanoplasti dengan pendekatan ganda
(Combined approach Tympanoplasty)
Teknik Op. timpanoplasti yang dikerjakan pada
OMSK tipe maligna atau OMSK tipe benigna
dengan jar. granulasi yang luas.
Tujuannya menyembuhkan infeksi dan
memperbaiki pendengaran tanpa meruntuhkan
dinding posterior liang telinga.
Membersihkan kolesteatoma dan jar. granulasi di
kavum timpani melalui 2 jalan, yaitu melalui liang
telinga dan melalui rongga mastoid.
Komplikasi OMSK
Umumnya karena OMSK tipe maligna
Jalan penyebaran penyakit:
1.Penyebaran hematogen, yaitu melalui
osteotromboflebitis
2.Penyebaran melalui erosi tulang
misal karena kolesteatoma
3.Penyebaran melalui jalan yang sudah ada,
misal: foramen rotundum, meatus
akustikus internus, duktus perilimf,
duktus endolimf.
Klasifikasi Komplikasi OMSK menurut Adam
A.Komplikasi di telinga tengah:
1.Perforasi Persisten
2.Erosi tulang pendengaran
3.Paralisis nervus fasial
B.Komplikasi di telinga dalam:
1.Fistel labirin
2.Labirintitis supuratif
3.Tuli saraf (sensorineural)
C. Komplikasi di ekstradural:
1.Abses ekstradural
2.Trombosis sinus lateralis
3.Petrositis
D.Komplikasi ke susunan saraf pusat:
1.Meningitis
2.Abses otak
3.Hidrosefalus otitis
Trombosis sinuslateralis
Prematuritas
Berat badan lahir rendah (<2500 gram)
Tindakan dengan alat pada proses kelahiran
Hiperbilirubinemia (>20 mg/100 ml)
Asfiksia (lahir tidak menangis)
Anoksia otak (Nilai Apgar < 5 dalam 5 menit
pertama )
Ketulian akibat faktor prenatal dan perinatal biasanya
tuli saraf berat pada kedua telinga
3. Masa Postnatal
Infeksi Bakterial / viral (rubella, campak, parotitis)
Infeksi otak (meningitis, ensefalitis)
Pendarahan pada telinga tengah
Trauma temporal
Dapat menyebabkan tuli saraf atau tuli konduktif
Joint Committee on Infant Hearing (1990) menetapkan
pedoman registrasi risiko tinggi terhadap ketulian:
1. Riwayat keluarga dgn gg. pendengaran bawaan
2. Riwayat infeksi prenatal (TORCHS)
3. Kelainan anatomi telinga
4. Lahir prematur (< 37 minggu)
5. Berat badan lahir rendah ( < 1500 gram)
6. Persalinan dgn tindakan
7. Hiperbilirubinemia
8. Asfiksia berat, nilai Apgar rendah (0 - 3)
Bayi dgn 3 macam faktor risiko tsb. cenderung
menderita ketulian 63x lebih besar dibanding bayi
tanpa risiko tsb.
Pada bayi baru lahir yg dirawat di ICU, risiko untuk
mengalami ketulian 10x bayi normal
PEMERIKSAAN PENDENGARAN PADA BAYI
DAN ANAK
1. Free field test
2. Behavioral Observation (0 - 6 bulan)
3. Conditioned Test (2 4 tahun)
4. Audiometri Nada Murni
5. B.E.R.A (Brain Evoked Response Audiometry)
Habilitasi sedini mungkin :
Tuli saraf berat, pakai hearing aid
2 thn mulai sekolah di SLB B
Tuli saraf berat atau total bilateral yg tdk mendpt
manfaat dgn ABD, pakai implant koklea
GANGGUAN PENDENGARAN PADA
GERIATRI
Terjadi perubahan patologi pada organ auditori akibat
proses degenerasi pada geriatri.
Jenis ketulian umumnya tuli saraf, namun dapat juga
tuli konduktif atau tuli campur.
Tuli saraf pada geriatri disebut presbikusis: tuli saraf
sensorineural frekuensi tinggi, simetris
Etiologi: akibat proses degenerasi, diduga
berhubungan dgn hereditair, pola makan,
metabolisme tubuh, arteriosklerosis, infeksi, bising,
gaya hidup atau multifaktor.
Biasanya terjadi pada usia > 60 thn
Progresivitas penurunan pendengaran dipengaruhi
oleh usia dan jenis kelamin.
Laki2 lebih cepat dibanding perempuan
Patologi
Proses degenerasi menyebabkan perubahan struktur
koklea dan N.VIII
Pada koklea perubahan terlihat atrofi dan degenerasi
sel rambut pada organ korti.
Atrofi disertai dengan perubahan vaskuler terjadi
juga pada stria vaskularis
Berkurangnya jml dan ukuran sel ganglion dan saraf
GEJALA KLINIK
Keluhan utama pendengaran berkurang perlahan-
lahan dan progresif, simetris pada kedua telinga.
Kapan berkurang pendengaran tidak diketahui pasti.
Keluhan lain: telinga berdenging (nada tinggi)
Penderita dapat mendengar suara percakapan tapi
sulit memahami, terutama bila diucapkan cepat dgn
latar belakang ramai (cocktail party deafness)
Bila intensitas ditinggikan timbul nyeri dlm telinga,
hal ini krn faktor kelelahan saraf (recruitment)
DIAGNOSIS
Pem. otoskopi:Membran timpani suram, mobililitas berkurang.
Tes penala: Tuli sensori neural
Audiometri nada murni: Tuli saraf nada tinggi, bilateral,
simetris, pada tahap awal penurunan pada frek. tinggi,
tahap selanjutnya penurunan juga pd frek. rendah
PENATALAKSANAAN
Pemasangan alat bantu dengar (hearing aid) dan speech
therapy (speech reading, auditory training)
TULI MENDADAK (SUDDEN DEAFNESS)
Jenis ketulian sensori neural.
Biasanya terjadi pada satu telinga.
Karena kerusakannya terutama di koklea, biasanya
permanen.
Kelainan ini termasuk keadaan darurat otologi.
Penyebab: iskemia koklea, infeksi virus, trauma kepala,
trauma bising, baro trauma, obat ototoksik, penyakit
miniere, neuroma akustik.
Iskemia koklea merupakan penyebab utama tuli mendadak.
Dapat disebabkan karena spasme, trombosis, pendarahan
arteri auditiva interna (end arteri).
Beberapa jenis virus seperti virus campak, parotitis,
influenza B dan mononukleosis menyebabkan kerusakan
pada organ corti, dll.
GEJALA
Timbulnya tuli pada iskemia koklea dapat mendadak
atau menahun secara tidak jelas.
Kadang bersifat sementara atau datang berulang, tetapi
biasanya menetap.
Tuli dapat unilateral atau bilateral.
Dapat disertai tinitus dan vertigo.
Pemeriksaan pendengaran:
Tes penala: tuli sensori neural
Audiometri nada murni: tuli sensori neural ringan sp berat
Perlu dikonsulkan ke sub.bagian hematology peny. dalam
utk mengetahui adanya kelainan darah yg mengakibatkan
penyumbatan pembuluh darah.
Perlu diperiksa CT scan bila diduga kemungkinan
penyebabnya neuroma akustik.
PENATALAKSANAAN
Total bed rest 2 minggu.
Vasodilatansia misalnya complamin inj. atau trental inj.
Prednison, Tapering off,
Vitamin C
neurotonika
Diet rendah garam, rendah kolesterol.
Oksigen intermiten:4 kali 15 menit, 2liter per menit
Bila terdpt kelainan pembekuan darah,
tambah terapi sesuai kelainan.
Obat anti virus diberikan sesuai penyebab.
Ulang tes pendengaran tiap minggu.
Bila gangguan pendengaran tidak sembuh,
pasang hearing aid.
Prognosis
Makin cepat diberikan pengobatan,makin besar
kemungkinan sembuh.
Bila sudah lebih dari 2minggu, kemungkinan
sembuh jadi lebih kecil.
TULI AKIBAT BISING
(Noise Induced Hearing Loss)
Tuli akibat bising terjadi karena terpapar bising yg cukup
keras dan lama.
Biasanya akibat bising di lingkungan kerja.
Umumnya terjadi di kedua telinga.
Bising adalah bunyi nada murni dengan berbagai frekuensi.
Yang sering mengalami kerusakan yaitu alat corti untuk
frekuensi 3000Hz-6000Hz. Dan yg terberat kerusakan pd
alat corti untuk reseptor bunyi frekuensi 4000Hz.
Yang mempermudah tuli akibat bising:
Intensitas bising yg lebih tinggi, berfrekuensi tinggi, lebih
lama terpapar bising, mendapat obat yg bersifat ototoksik.
GEJALA
Kurang dengar, kadang disertai tinitus
Dari anamnesis pernah bekerja di lingkungan bising
dlm waktu lama (5 thn atau lebih)
Pada pemeriksaan otoskopi tidak ditemukan kelainan.
Pada tes penala tuli sensori neural.
Audiometri nada murni: didapat tuli sensori neural
pada frekuensi 3000-6000Hz.
Pada frekuensi 4000Hz terdapat notch
(patognomonik untuk gangguan ini).
Pada pemeriksaan audiometri khusus (SISI, ABLB,
MLB,Audiometri Bekesy, Speech Audiometri)
hasil menunjukkan adanya recruitment,
patognomonik untuk tuli saraf koklea.
Orang yg menderita tuli saraf koklea sangat terganggu oleh
background noise(coctail party deafness)
PENATALAKSANAAN
Pindah kerja dari lingkungan bising.
Bila tidak mungkin pindah, pakai alat pelindung telinga.
Karena tuli akibat bising adalah tuli saraf koklea yg
irreversibel, bila sudah mengakibatkan kesulitan
komunikasi, gunakan hearing aid.
Bila gangguan pendengaran sudah sangat berat, latihan lips
reading, bila perlu belajar bahasa isyarat.
Rehabilitasi bicara (speech therapy) diperlukan agar dapat
mengendalikan volume suara dalam percakapan.
PENCEGAHAN
Bising dengan intensitas >85dB dalam waktu tertentu
dapat mengakibatkan ketulian. Karena itu bising di
lingkungan kerja harus <85dB.
Misalnya generator diesel diletakkan di ruangan
yg dapat meredam bunyi.
Jika bising ditimbulkan oleh alat seperti mesin tenun,
mesin pengerol baja, kilang minyak, penempaan logam,
maka pekerja harus dilindungi dengan pelindung telinga.
Pekerja yg menjadi tuli akibat bising di lingkungan kerja
berhak mendapat santunan.
1984
Threshold Limit Values for noise
Duration per day Sound level dB
Hours 20 80
8 85
2 91
1 94
Minutes 30 97
7,50 103
1,88 109
0,94 112
Seconds 28,12 115
7,03 121
1,76 127
0,44 133
0,11 139
TULI AKIBAT OBAT OTOTOKSIS
Aminoglikosida
Tuli yang diakibatkan bersifat bilateral dan nada tinggi.
Sesuai dengan kehilangan sel-sel rambut pada basal koklea.
Walaupun demikian, unilateral atau gangguan restibuler
dapat terjadi.
Obat-obat tersebut : Streptomisin, Neomisin, Kanamisin,
Gentamisin, Tobramisin, Amikasin, Netilmisin dan
Sisomisin
Eritromisin intravena
Bisa menyebabkan kurang pendengaran titinus yang
meniup dan kadang-kadang vertigo. Pernah terjadi tuli
sensorineural nada tinggi bilateral dan tinitus, setelah
pemberian intravena dosis tinggi atau oral.
Gangguan pendengaran dapat pulih setelah
pengobatan dihentikan.
Antibiotik lain : Vankomisin, Viomisin,
Capreomisin, Minosiklin
Loop diuretics
Ethycrynic acid, furosemide dan bumetanide adalah
diuretik yang kuat yang disebut loop diuretik karena
dapat menghambat reabsorpsi elektrolit-elektrolit
dan air pada cabang naik dari lengkung Henle.
Gangguan pendengaran ringan. Pada kasus-kasus
tertentu menyebabkan tuli permanen
Obat Anti Malaria
Kina dan Chloroquine. Efek ototoksisitasnya berupa
gangguan pendengaran dan tinitus. Tapi bila pengobatan
dihentikan biasanya pendengaran pulih dan tinitus hilang.
Kina dan Chloroquin dapat melalui plasenta.