Anda di halaman 1dari 20

Medical neglect

dr. Binsar Silalahi, Sp.F, DFM, SH


Definisi Hukum
Menurut Hobes: Where as law, properly is the
word of him, that by right had command over
others
Menurut Drs.C.Utrech, SH: Hukum adalah
himpunan peraturan-peraturan yaitu yang berisi
perintah-perintah dan larangan-larangan yang
mengurus tata tertib suatu masyarakat dan
karena itu harus ditaati oleh masyarakat itu
Hukum adalah peraturan yang mengatur perilaku
manusia
Tujuan Hukum
Menciptakan kehidupan bermasyarakat yang
tertib dan nyaman, serta adil dan memiliki
kepastian hukum
Traffic Light
Produk Hukum

Presiden/Pemerintah DPR

RUU RUU

Undang-undang
Mekanisme Produk Hukum
Kebutuhan
Masyarakat

RUU Pemerintah

RUU DPR

Masyarakat
Undang-undang
Kebutuhan Masyarakat

UU Praktik
Kedokteran No 29
tahun 2004
UU Praktik Kedokteran
No 29 tahun 2004
Pertimbangan
Penyelenggaraan praktik kedokteran harus
dilakukan oleh dokter/dokter gigi yang memiliki
etik/moral yang tinggi, keahlian/kewenangan
terus menerus ditingkatkan mutunya melalui
pendidikan berkelanjutan, sertifikasi, registrasi,
lisensi, pembinaan, pengawasan, dan
pemantauan ilmu pengetahuan dan teknologi
UU Praktik Kedokteran
No 29 tahun 2004
Tujuan
Memberikan perlindungan dan kepastian hukum
kepada pasien, dokter, dokter gigi (Pasal 3)
Physician Patient Relationship

Physician Relationship Patient

Bioetika Resultaatsverbintenis
(contract therapautic)

IDI/petugas
rumah sakit
Penegak Hukum

Permintaan
keluarga
Malpraktik (neglece)
Malpraktik (Coughlins Dictionary of Law):
Malpractice is Professional misconduct on
the part of professional person, such as a
physician, dentist, veterinarian. Malpractice
may be the result of ignorance, neglect, or
lack of skill or fidelity in the performance of
professional duties; intentional wrongdoing.
Pembuktian Malpraktik
Breach of
Duty Causation Damage
Duty

Standard of Competency
Standard of Skill Keterangan
Standard of Care FK Ahli
SOP
Informed consent

Certificate of Competency
STR KKI

KUHP
SIP Dinkes Setempat IDI KUH Perdata
HUKUM
KUHAP 183
Hakim membutuhkan cukup 2 (dua) alat bukti syah
dan keyakinannya untuk menentukan bersalah atau
tidaknya
KUHAP 184
Alat bukti syah adalah:
1. Keterangan saksi;
2. Keterangan ahli;
3. Surat;
4. Petunjuk;
5. Keterangan terdakwa
Culpa Levis KUH Perdata 1365, 1366
ganti kerugian
Culpa Lata KUHP 359/360
kelalaian menyebabkan orang mati
dan luka berat
Contoh Kasus
Dalam 5 tahun belakangan ini, IDI Kotamadya Palembang mendapat
pengaduan mengenai kasus diduga malpraktik:
1. Seorang dokter umum memberi terapi obat pada pasien anak
berumur 7-8 tahun yang didiagnosa suspek malaria, diberi
klorokuin dengan dosis tertentu. Selang beberapa jam, anak
tersebut mengalami mual-mual, pusing. Oleh keluarganya dibawa
ke salah satu rumah sakit swasta di Palembang, dirawat dengan
diagnosa kerja OD. Dirawat beberapa hari, kemudian pulang.
Keluarga korban merasa tidak bisa menerima, dan kebetulan
keluarganya merupakan tenaga medis. Mereka kemudian
mengadakan somasi terhadap dokter tersebut. Sampai ke IDI,
kasus tersebut dibicarakan. Ternyata menurut IDI cabang
Palembang, yang meminta pendapat pakar ahli penyakit dalam
tropis dan farmakologi, obat yang diberikan dokter umum
tersebut sudah tepat, dan diagnosis yang diambil juga tidak salah.
Akhirnya Dokter umum tersebut disidangkan di Palembang oleh
MKDK, dan dinyatakan bersalah dengan diberi peringatan lisan.
Contoh Kasus
2. Sebuah keluarga, bapak-ibu dan anak-anaknya sudah berobat
dengan dokter spesialis anak sejak lama. Kemudian tiba-tiba bapak dan
ibu mengetahui bahwa salah seorang anaknya tuli. Menurut orang tua,
Dokter spesialis anak tersebut bersalah, karena sejak kecil anak-anak
berobat dengan dokter tersebut. Dokter anak tersebut menanggapi
bahwa dia bukanlah seorang ahli tumbuh kembang, tetapi tetap
dikonsulkan ke ahli THT untuk mengetahui tingkat ketuliannya, dan
ternyata tidak bisa lagi terukur dengan audiometer. Kemudian pasien
dikirim ke Jakarta, dan digunakan tes yang lebih canggih dan pasien
masih dapat mendengar. Anak tersebut dianjurkan untuk implan
koklea seharga Rp 250Jt. Orang tua anak tersebut meminta biaya
tersebut dibagi dua dengan dokter anak, tetapi dokter anak tersebut
menolak. Kebetulan ayah dari anak tersebut adalah ketua salah satu
komisi DPRD kota Palembang. Setelah dirapatkan beberapa kali oleh
IDI, diadakan usaha damai.
Contoh Kasus
3. Dokter bedah umum melakukan operasi apendektomi
di salah satu rumah sakit di Palembang. Setelah operasi,
ternyata dari tempat luka operasi tersebut masih keluar
cairan, hingga pasien diperbolehkan pulang, cairan
tersebut masih keluar. Kemudian hal tersebut dilaporkan
kepada dokter bedah umum tersebut, dan dokter
tersebut menganjurkan untuk perawatan luka di rumah.
Kemudian pasien dibawa ke rumah sakit lain dan
dinyakatan kanker. Kemudian pasien meninggal, dan
dilakukan autopsi oleh dokter BS, dan didapatkan hasil
bahwa kanker sudah memenuhi seluruh rongga perut.
Setelah pihak keluarga mengetahui informasi tersebut,
pihak keluarga menuntut ganti rugi biaya pengobatan.
Contoh Kasus
4. Dokter SpOG menolong persalinan di salah
satu rumah sakit swasta di Palembang saat
subuh. Ternyata bayinya meninggal, dan dokter
tersebut kemudian dilaporkan ke IDI cabang
Palembang. Selanjutnya tidak terdengar lagi
beritanya.
Dengan paparan di atas dokter dapat mengantisipasi
- pencegahan tidak terjadi malpraktik apabila
memenuhi duty tersebut di atas.
- Bila sudah terjadi malpraktik, maka dokter/dokter
gigi dapat mengantisipasinya dengan bantuan pihak
asuransi yang telah ikut menjadi peserta aliansi.

Anda mungkin juga menyukai