Anda di halaman 1dari 23

SELEKTIFITAS

Literatur 1 dan 2
Selektifitas Herbisida
Herbisida Selektif
Hanya memetikan gulma yang tidak mampu mendetoksifikai
herbisida (susceptioble plants)
Gulma yang mampu mendetoksifikasi herbisida umumnya tidak
mati (tolerant plant

Herbisida Non-selektif
Mengendalikan semua jenis gulma (all types of weeds)
Selektifitas tergantung pada beberapa faktor

Berdasarkan Fisiologi Tanaman

Menyebabkan keracunan pada


beberapa tanaman

Herbisida memblok enzim


yang digunakan untuk
sintesa asam amino atau
lipid atau fotosintesis
Selektifitas tergantung pada beberapa faktor

Berdasarkan Struktur Tanaman


Bentuk
daun
(leaf
shape)

Jumlah stomata, bulu daun,


lapisan lilin/waqx, dan atau
debu yang melapisi permukaan
daun akan mempengaruhi
uptake dari herbisida
Selektifitas tergantung pada beberapa faktor

Berdasarkan Waktu Aplikasi

Sebelum tanam/Pre plant (incorporated) - PPI


Pra tumbuh / Pre emergence to crop or weed
PRE
Awal Purna Tumbuh / E-POST
Purna tumbuh / Post emergence - POST
Tanam Tumbuh 1 2 3 4 5 6 7

Kosmetik mencegah penyebaran biji


Proteksi untuk hasil yang gulma dan hasil mungkin tidak seperti
lebih tinggi yang diharapkan
Selektifitas tergantung pada beberapa faktor

Berdasarkan Penempatan-nya

Pada Kedalaman tanah (depht in


soil)
Diatas Perakaran tanaman
Sedling yang tumbuh akan
menyerap herbisida

Seresah yang ada dipermukaan


tanah dapat menurunkan
efektifitas herbisida
Selektifitas tergantung pada beberapa faktor

Berdasarkan Aplikasinya

Herbisida langsung diaplikasikan


pada gulma
Spot spray
Rope wick or wiper
Langsuing (Direct spray)
Selektifitas adalah kemampuan herbisida
untuk menghambat pertumbuhan gulma
sedang tanaman budidaya relatif tidak
terganggu. Kemampuan herbisida membunuh
gulma tergantung dari beberapa faktor :
Peran tanaman,
peran herbisida,
peran lingkungan dan
cara aplikasi.
I. PERAN TANAMAN :
Ditentukan oleh morfologi daun antara lain:
permukaan daun : kasar, berlilin atau berambut.
Bentuk dan kedudukan daun : sempit ,
lebar,tegak dan datar.
pada tanaman berdaun lebar letak titik tumbuh
pada ujung batang yang langsung dapat
berhubungan dengan hasil semprotan herbisida
daripada meristem apikal tanaman daun sempit
yang tersembunyi.Untuk tanaman monokotil
letak titik tumbuh tersembunyi. Contoh
pemakaian 24 D untuk tanaman monokotil lebih
tahan (jenis rumput rumputan).
Sedang dikotil titik tumbuh tersembul atau
tampak sehingga lebih peka terhadap
herbisida ini.contoh daun lebar.
Demikian juga tanaman yang berakar dalam
lebih aman daripada yang berakar dangkal.
Umur tanaman juga akan berpengaruh pada
selektifitas herbisida. Gulma muda bisa
terbunuh karena lapisan kutikula tipis
sehingga penetrasi herbisida besar. Sedang
gulma tua lebih selektif.
Absorpsi : Masuknya herbisida dalam tanaman
dipengaruhi oleh tebal tipisnya kutikula serta
lubang stomata. Dalam absorpsi bahan adisi
seperti wetting agent, detergent atau sticker
sangat besar peranannya.

Fisik : Disebabkan oleh zat atau lapisan tertentu


pada tanaman yang mampu menahan herbisida
sehingga tanaman tidak dapat mencapai bagian
yang peka. Misal : tumbuhan yang berkayu (stek
ubi kayu yang belum tumbuh tidak akan terkena
efek herbisida) sehingga untuk perkebunan
gulma sangat sulit dikendalikan karena
kebanyakan gulma perkebunan berkayu.
Fisiologik : selektifitas bawaan dari herbisida
untuk memilih sasarannya dalam hal ini suatu
tumbuhan dalam batas tertentu dapat
merubah bahan aktif herbisida menjadi bahan
yang tidak meracuni tumbuhan tsb.

Contoh :
1. atraksin pada jagung, tanaman jagung
justru dapat memanfaatkan N dalam gugus
triasin untuk keperluan metabilismenya
sehingga tidak meracuni. Tetapi bila dosis
dinaikan bisa meracuni
. 2. pada tumbuhan polong-polongan( LCC )
tidak mempunyai enzim beta oksidase.
Apabila akan mengendalikan gulma daun
lebar mikania micranta diantara LCC tadi bila
digunakan 2,4-D semua tanaman akan mati
bila ingin LCC dipertahankan maka harus
disemprot dengan 2,4-DB karena herbisida
ini mempunyai selektifitas yang tinggi. Gulma
yang mempunyai beta oksidase bila
disemprot dengan 2,4-DB akan berubah
menjadi 2,4-D yang sangat beracun,
sehingga gulma daun lebar akan mati sedang
LCC masih bisa dipertahankan.
Contoh 2 : Penendalian gulma pada tanaman
tomat dengan cara :
tanaman tomat disemprot dulu dengan 2,4,6
T
( bukan herbisida ) dan gulma disemprot
dengan 2,4-D gulma mati tanaman tomat
tidak karena sifat antagonis ( saling
bertentangan ).
Biokimia : Interaksi herbisida dengan enzim
dapat melemahkan kerja herbisida atau
sebaliknya. Kepekaan gulma pada herbisida
pada hakekatnya ditentukan kemampuan
gulma dalam memetabolismekan herbisida
tersebut.

Laju pertumbuhan dan umur tanaman : gulma


yang cepat tumbuh dan gulma yang muda
akan lebih peka pada kerja suatu herbisida
daripada gulma dg kondisi sebaliknya.
II. PERANAN HERBISIDA :
Herbisida mempunyai kemampuan untuk
menghambat pertumbuhan dan bahkan
mematikan meskipun dengan konsentrasi
rendah.

Konsentrasi herbisida : konsentrasi dapat


mengakibatkan suatu herbisida dapat
menghambat atau memacu pertumbuhan
gulma. Namun secara umum dengan
meningkatnya konsetrasi penggunaan akan
meningkat pula pengaruh herbisida pada
gulma.
Formulasi herbisida :
Sangat berpengaruh pada selektifitas
herbisida. Seperti butiran besar akan
tergelincir bila kena daun dan terus turun ke
tanah. Penambahan surfactan pada diuron
dapat menginduksikan kegiatan kontak pada
daun gulma. Formulasi non polar ( minyak )
lebih mudah masuk pada daun dari pada
yang polar ( air ).
Adjusvant : bahan yang ditambahkan dalam
formulasi herbisida untuk menambah
aktifitas herbisida dalam memperbaiki daya
peracun, membantu membentuk emulsi,
menambah sifat penyebaran larutan dan
mempermudah retensi dan penetrasi.

Surfactant atau wetting agent. : bersifat


lipofilik dan hidrofilik akan mencampur dua
cairan yang tidak dapat dicampur dengan
merata dalam air dan dapat memperkecil
tegangan permukaan sehingga tetesan
herbisida mudah membasahi daun .
Mode of action berpengaruh terhadap
keseimbangan antara kimiawi herbisida dan
gulma akan menentukan pula bobot
kerusakan gulma .

III. PERAN LINGKUNGAN :


Lingkungan dapat memodifikasi semua faktor
yang berpengaruh pada selektifitas herbisida.

Cahaya matahari : Intensitas yang panjang


akan mempengaruhi dekomposisi (
penguraian )oleh cahaya akan menentukan
efektifitas herbisida kontak maupun sistemik
dalam proses fotosintesis.
Suhu : berpengaruh dalam penguapan
herbisida yang akan berpengaruh pula pada
masuknya dan pergerakan herbisida dalam
tubuh gulma.
Hujan : penyemprotan herbisida yang diikuti
hujan akan menghilangkan khasiat peracunan
herbisida.
Angin : menyebabkan drift ( Hilang terbawa
angin ) sehingga herbisida kurang efektif.
Tanah : Tanah yang berpasir hanya
membutuhkan herbisida yang sedikit
dibanding tanah berat (liat).
IV. CARA APLIKASI
Herbisida kontak yang diaplikasikan secara
menyeluruh dapat mengenai tanaman
maupun gulma. Penyemprotan yang setempat
setempat hanya akan mengenai gulma saja
sedang tanaman relatif aman.

Waktu aplikasi menentukan aktifitas


herbisida, herbisida kontak dengan residu
rendah sebaiknya diaplikasikan secara pra
tanam

Sedang aplikasi pra tumbuh untuk herbisida


yang diabsorbir lewat tanah.
Selektifitas posisional :
memanfaatkan perbedaan posisi dari bagian
tanaman dan gulma yang peka terhadap
herbisida. Contoh : herbisida pra tumbuh
yang diaplikasikan pada tanah membentuk
lapisan dengan kedalaman tertentu.
Biji gulma mati benih tanaman pokok yang
posisinya agak kedalam tidak mati.

Anda mungkin juga menyukai