Literatur 1 dan 2
Selektifitas Herbisida
Herbisida Selektif
Hanya memetikan gulma yang tidak mampu mendetoksifikai
herbisida (susceptioble plants)
Gulma yang mampu mendetoksifikasi herbisida umumnya tidak
mati (tolerant plant
Herbisida Non-selektif
Mengendalikan semua jenis gulma (all types of weeds)
Selektifitas tergantung pada beberapa faktor
Berdasarkan Penempatan-nya
Berdasarkan Aplikasinya
Contoh :
1. atraksin pada jagung, tanaman jagung
justru dapat memanfaatkan N dalam gugus
triasin untuk keperluan metabilismenya
sehingga tidak meracuni. Tetapi bila dosis
dinaikan bisa meracuni
. 2. pada tumbuhan polong-polongan( LCC )
tidak mempunyai enzim beta oksidase.
Apabila akan mengendalikan gulma daun
lebar mikania micranta diantara LCC tadi bila
digunakan 2,4-D semua tanaman akan mati
bila ingin LCC dipertahankan maka harus
disemprot dengan 2,4-DB karena herbisida
ini mempunyai selektifitas yang tinggi. Gulma
yang mempunyai beta oksidase bila
disemprot dengan 2,4-DB akan berubah
menjadi 2,4-D yang sangat beracun,
sehingga gulma daun lebar akan mati sedang
LCC masih bisa dipertahankan.
Contoh 2 : Penendalian gulma pada tanaman
tomat dengan cara :
tanaman tomat disemprot dulu dengan 2,4,6
T
( bukan herbisida ) dan gulma disemprot
dengan 2,4-D gulma mati tanaman tomat
tidak karena sifat antagonis ( saling
bertentangan ).
Biokimia : Interaksi herbisida dengan enzim
dapat melemahkan kerja herbisida atau
sebaliknya. Kepekaan gulma pada herbisida
pada hakekatnya ditentukan kemampuan
gulma dalam memetabolismekan herbisida
tersebut.