Slide LR Mexico
Slide LR Mexico
Calles
Pada Pemerintahan Calles masih mempertahankan penindasannya
terhadap rakyat Mexico
Menunjukkan jatidiri sebagai anti-agama dengan melakukan penindasan
besar-besaran kepada para pemimpin agama berupa penangkapan,
penyiksaan, pembunuhan dan penghancuran tempat-tempat ibadah
Mexico yang merupakan ladang yang subur digunakan sebagai eksploitasi
ekonomi besar-besaran para bankir dan kapitalis
Pada tahun 1928 keadaan menjadi sangat mengerikan. Tentara mendapat
perintah untuk memindah paksakan penduduk desa ke lokasi-lokasi
konsentrasi dimana kelaparan dan wabah penyakit siap menyambut
mereka. Pada saat yang sama tentara merampas hasil-hasil pertanian dan
membakar ladang-ladang petani dan rumah-rumah petani.
Rakyat Mexico dengan dipimpin para pemuka agama, melawan dengan
mengobarkan pemberontakan bersenjata besar-besaran hingga menelan
korban puluhan ribu pasukan pemerintah dan rakyat Mexico.
Pemerintahan Lazaro Cardenas 1934
Cardenas berhasil mengurangi kekuatan dan pengaruh
militer dalam pemerintahannya, serta semakin
memperkuat ikatan dengan buruh, petani dan berbagai
elemen dalam negara
Sekitar 8 juta hektar yang telah didistribusikan secara
sah pada awal pada tahun 1934.
Pada tahun 1940 land reform telah mencakup sekitar
setengah lahan pertanian negara tersebut dan telah
mendapat manfaat dari separuh penduduk miskin
pedesaannya. Tanah itu didistribusikan kembali ke
penyewa, pekerja dan petani di ejidos.
Biasanya penerima manfaat reformasi tanah di
Meksiko tidak diharuskan membayar tanah yang
mereka terima, dan mantan pemilik besar tidak
mendapat kompensasi. Negara berasumsi
kewajiban untuk memberikan bantuan kredit,
bantuan teknis, pemasaran dan sosial kepada
petani. Tujuan dari komunitas pemberontak dan
juga reformis progresif dalam koalisi Cardenas
adalah agar para ejidos dapat dikelola secara
demokratis oleh anggotanya dan seefektif
mungkin.
Pasca Pemerintahan Cardenas (PRI)
melanjutkan pengambilalihan dan redistribusi
lahan, namun terutama dari tanah berkualitas
rendah.
kontrol negara pada penyaluran kredit,
pemasaran dan bantuan teknis sering digunakan
untuk mengendalikan kaum tani.
negara mengalami empat dasawarsa
pertumbuhan ekonomi yang cepat dan
perdamaian internal yang relatif, namun sebagian
besar kaum tani kembali menjadi semakin
terpinggirkan
Gerakan Zapatista
Kekecewaan mendalam petani Chiapas
terhadap pemerintah yang didominasi partai
penguasa (Partai Revolusi Terlembagakan/PRI)
yang mengeluarkan berbagai kebijakan dan
manipulasi yang memberatkan petani,
terutama dalam dua soal: tanah dan politik.
Tentang tanah, para petani miskin antara lain
mengeluhkan kesulitan mengakses tanah dan
kebijakan pertanian yang diskriminatif
Masalah mulai muncul ketika terjadi komersialisasi
pertanian dalam kadar tinggi. Produksi menjadi lebih
banyak untuk dijual. Petani menjadi rentan terpapar
fluktuasi harga. Di saat yang sama terjadi inflasi besar-
besaran (83% antara 1989-1993) yang melambungkan
ongkos produksi pertanian.
Tahun 1992 sebuah aturan pertanahan baru diberlakukan.
Tujuannya, menarik minat swasta untuk lebih banyak
berinvestasi di sektor pertanian. Bagi petani kecil, ujung
dari aturan ini adalah terhimpunnya kembali tanah di
tangan segelintir tuan tanah.
Lahan-lahan komunal yang tadinya masih bisa mereka
garap akan menjadi milik pribadi para penguasa tanah.
Pada 1970an-1980an para petani tunakisma, para buruh
perkebunan kopi dan tebu melakukan aksi menuntut para tuan
tanah untuk menaikkan upah, perbaikan kondisi kerja dan hak-hak
pekerja lainnya. Ketika tidak digubris mereka melakukan
pendudukan tanah perkebunan dan meminta redistribusi tanah.
Respon pemerintah ada tiga.
Satu, meredistribusi tanah setelah membayar kompensasi kepada
pemilik tanah. Namun kecenderungan umum yang tampak,
pemerintah menyelesaikan persolan tanah bagi organisasi petani
yang berafiliasi dengan partai berkuasa (PRI) ketimbang organisasi
petani yang independen.
Dua, membiarkan masalah tak terselesaikan.
Tiga, represi. Polisi dan paramiliter milik tuan tanah menyerang
demonstran, menangkap dan membunuh pemimpin petani dan
mengusir paksa pelaku pendudukan.
Pada 1 Januari 1994, gerakan Zapatista
mengumumkan perang terhadap pemerinah
Meksiko, menuntut turunnya presiden Salinas
de Gortari dan menawarkan program-program
perbaikan. Mulai dari reforma agraria, pusat-
pusat kesehatan, fasilitas publik (jalan, listrik,
air bersih), sekolah, dll.
Rujukan Reforma Agraria di Mexico
Bagi Indonesia
penerima manfaat reformasi tanah di Meksiko
tidak diharuskan membayar tanah yang
mereka terima
mantan pemilik tanah besar tidak mendapat
kompensasi.
Negara berkewajiban untuk memberikan
bantuan kredit, bantuan teknis, pemasaran
dan sosial kepada petani.