Characterization of Radiographic Features of Consecutive Lumbar Spondylolisthesis
Characterization of Radiographic Features of Consecutive Lumbar Spondylolisthesis
DISUSUN OLEH :
ELANG MUHAMMAD FIRDAUS
17360055
Pendahuluan
Lumbar spondylolisthesis adalah kondisi umum yang diobati dengan operasi spinal. Biasanya
disebabkan karena displasia kongenital, trauma, strain, abnormalitas pada hubungan antara
tulang vertebra yang berdekatan, baik parsial atau komplit dari satu vertebra dengan
vertebra lain yang berdekatan
Berbagai macam perpaduan teknik bedah, seperti anterior interbody fusion, posterios
interbody fusion, posterolateral fusion, repair pars interarticularis, dan reduksi dan fusi
digunakan untuk menstabilkan tulang belakang, mengurangi rasa sakit, dan
meningkatkan kualitas hidup pasien.
Pemeriksaan radiologis digunakan untuk mangevaluasi spondilolistesis lumbal untuk
mencegah kelainan anatomis, mengetahui etiologi, tingkat keparahan, dan kemungkinan
mekanisme patogeniknya untuk memandu terapi klinis yang akan diberikan dan menilai
prognosis
Data Consecutive lumbal spondylolisthesis belum ditemukan, meskipun spondylolisthesis
lumbal multilevel jarang terjadi dan menyumbang sekitar 11% dari spondylolisthesis
Rumusan Masalah
Populasi Penelitian : 967 pasien didiagnosis spondylolisthesis di rumah sakit dari Juni
2005 sampai Maret 2012
Sampel Penelitian : 17 kasus consecutive spondylolisthesis (1,75%) diantaranya 5
laki-laki dan 12 perempuan dengan usia rata-rata 56 tahun. 7 orang mengalami
spondylolisthesis dengan kelainan di L3 - L4, dan 10 orang mengalami spondylolisthesis
dengan kelainan di L4 - L5.
Penilaian Radiologis
(Pengukuran indeks Taillard)
Spondylolisthesis memiliki berbagai penyebab. Spondilolistesis isthmus bisa disebabkan oleh defek
isthmus kongenital, sebuah trauma lumbal akut yang menyebabkan fraktur isthmus, fraktur terkait
tekanan disebabkan oleh kelelahan kronis akibat adanya displasia isthmus kongenital. Kondisi ini
umumnya didapatkan pada badan vertebra lumbar ke5 pada orang dewasa usia 30-40 tahun, baik
pada laki-laki maupun pada perempuan. Spondylolistesis degeneratif biasanya bersifat sekunder pada
degenerasi diskus intervertebralis dan sering didapatkan di L4 - L5 pada wanita 50- 60 tahun.
Peneliti menemukan bahwa consecutive spondylolisthular juga tidak jarang terjadi, terutama pada
individu yang melakukan aktifitas fisik berat dalam jangka panjang, seperti pada subjek yang terdaftar
dalam penelitian ini. Peneliti juga menemukan bahwa mekanisme kompensasi pelvis menjadi peran
kunci dalam menjaga stabilitas sagital spinal dan perlvis secara keseluruhan dalam kondisi ini. Yang
terbaik dari penelitian yaitu, ini adalah laporan radiografi pertama tentang fitur biomekanik dari
consecutive spondylolisthesis
Diskusi
Dalam penelitian ini, jenis identik spondylolisthesis pada 2 tingkat vertebra didapatkan pada
masing-masing individu. Penulis percaya bahwa hanya sedikit pengaruh yang diberikan oleh jenis
spondylolisthesis terhadap perpindahan sudut pada pasien yang diteliti di penelitian ini.
Gaya gravitasi dalam tubuh ditransmisikan dan dibagi menjadi gaya tekan yang tegak lurus
terhadap gaya pergeseran yang sejajar dengan vertebral endplate. Secara umum, lower
vertebra yang menanggung beban yang lebih besar dari upper vertebra, yang dapat
mempercepat degenerasi diskua intervertebralis dan facet joints. Akibatnya, dari segi anatomis,
lebih besar kemungkinan terjadinya pergeseran pada daerah yang dekat dengan lumbosakral
daripada pada daerah yang letaknya jauh dari daerah lumbosakral. Sejalan dengan mekanisme
ini, peneliti menemukan bahwa angular displacment pada corpus vertebra bawah jauh lebih
menonjol daripada pada corpus vertebra atas dalam klinis dari consecutive spondylolisthesis.
Diskusi
Sejumlah penelitian telah menunjukkan bahwa tingkat peningkatan nilai PI pada pasien dengan
single-level spondylolisthesis lumbalis berhubungan dengan seberapa parah perpindahan
vertebranya. Barrey et al mengatakan bahwa nilai PI dapat memprediksi perpindahan dari
vertebra yang terkena 1-level spondylolisthesis.Kami menghitung nilai PI pada 2-levels
spondylolisthesis dan menemukan bahwa rata-rata nilai PI pada consecutive spondilolistesis
turut lebih tinggi daripada single-level segmen spondylolisthesis (68,7 vs 66,3 ), dan tidak
mengherankan baik, lebih tinggi dari pada orang sehat. Rata-rata nilai PI yang tinggi pada
Consecutive Spondylolisthesis mungkin merupakan faktor risiko terhadap perpindahan yang
terjadi pada vertebra. Namun demikian, untuk mengevaluasi relevansi biomekanik terhadap
nilai PI yang meningkat dalam spondylolisthesis memerlukan studi prospektif lebih lanjut.
Diskusi