Oleh :
Todi, Trik, Yenti, Yetri,
Yuvia, Zalopen,
Zunumar
Trauma Thorak (Trauma
Dada)
Penatalaksanaan Darurat
Anamnesa yang lengkap dan cepat. Anamnesa termasuk
pengantar yang mungkin melihat kejadian. yang ditanyakan
Waktu kejadian
Tempat kejadian
Jenis senjata
Arah masuk keluar perlukaan
Bagaimana keadaan penderita selama dalam transportasi.
Therapy
Pemberian oksigen sesuai indikasi
Chest tube / drainase udara (pneumothorax).
Pemasangan WSD (Water Slide Drainge)
(hematotoraks).
Torakotomy.
Lakukan intubasi untuk pemasangan ETT jika diperlukan.
Obat-obatan :
Antibiotika
Analgetika
Expectorant.
(Catherino, 2003)
Komplikasi
Iga :
fraktur multiple dapat menyebabkan kelumpuhan rongga dada.
Pleura, paru-paru :
hemo/hemopneumothoraks-emfisema pembedahan.
Jantung :
Tamponade jantung ; ruptur jantung ; ruptur otot papilar ; ruptur klep
jantung.
Pembuluh darah besar : hematothoraks.
Esofagus : mediastinitis.
Diafragma : herniasi visera dan perlukaan hati, limpa dan ginjal.
(Mowschenson, 2003).
ASUHAN
KEPERAWATAN
PENGKAJIAN
Inspeksi :
Sianosis sekitar mulut, hidung dan jari.
Palpasi :
Apakah Takikardia, ekstremitas / akral dingin,
nadi lemah dan halus, capillary refill > 3 detik.
Auskultasi :
Hipotensi, adanya tanda Bruit (bunyi abnormal
pd auskultasi pembuluh darah, biasanya pd arteri
karotis).
D (Disability) Ketidakmampuan
Inspeksi :
Pasien gelisah dan terjadi penurunan
kesadaran pada trauma yang berat.
Palpasi :
Tonus otot menurun.
2) Riwayat Kesehatan
Head To Too
1) Keadaan Umum
Kesadaran :
Composmentis, samnolen, koma (tergantung
beratnya trauma).
TTV :
Biasanya terjadinya penurunan pada kondisi
yang berat
2) Pemeriksaan Fisik
1. Kepala
Wajah Kemerahan (Flushig), Pada Hidung terjadi
Epitaksis pada kondisi y/ berat.
Mulut
Leher
2. Dada (Paru) Pernafasan dangkal
3. Abdomen Nyeri y/ drasakan sifatnya akut
4. Ektremitas Dingin, tergantung beratnya trauma.
5. Kulit Adanya hematome, lesi (kerusakan) pada kulit,
tergantung berat nya trauma.
Data Laboratorium
Sinar X dada : menyatakan akumulasi
udara/cairan pada area pleural.
Pa Co2 kadang-kadang menurun.
Pa O2 normal / menurun
Saturasi O2 biasanya menurun,tgantung
beratnya trauma.
Hb mungkin menurun (kehilangan darah).
DIAGNOSA KEPERAWATAN
1) Ketidakefektifan pola pernapasan berhubungan dengan ekpansi
paru yang tidak maksimal karena akumulasi udara/caira.
2) Inefektif bersihan jalan napas berhubungan dengan peningkatan
sekresi sekret dan penurunan batuk sekunder akibat nyeri dan
keletihan.
3) Nyeri akut berhubungan dengan trauma jaringan dan reflek
spasme otot sekunder.
4) Hambatan mobilitas fisik berhubungan dengan ketidakcukupan
kekuatan dan ketahanan untuk ambulasi dengan alat eksternal.
5) Risiko terhadap infeksi berhubungan dengan tempat masuknya
organisme sekunder terhadap trauma.
(Doengoes, 2000)
INTERVENSI KEPERAWATAN
Dx 1.
Ketidakefektifan pola pernapasan berhubungan
dengan ekspansi paru yang tidak maksimal karena
trauma.
Tujuan Pola nafaskembali efektif
KH
Memperlihatkan frekuensi pernapasan yang efektif.
Mengalami perbaikan pertukaran gas-gas pada paru.
Adaptif mengatasi faktor-faktor penyebab.
Intervensi
Mandiri
Berikan posisi yang nyaman, biasanya dnegan peninggian kepala tempat
tidur. Balik ke sisi yang sakit. Dorong klien untuk duduk sebanyak
mungkin.
R: Meningkatkan inspirasi maksimal, meningkatkan ekpsnsi paru dan
ventilasi pada sisi yang tidak sakit.
Observasi fungsi pernapasan, catat frekuensi pernapasan, dispnea atau
perubahan tanda-tanda vital.
R: Distress pernapasan dan perubahan pada tanda vital dapat terjadi
sebgai akibat stress fifiologi dan nyeri atau dapat menunjukkan
terjadinya syock sehubungan dengan hipoksia.
Pertahankan perilaku tenang, bantu pasien untuk kontrol diri dnegan
menggunakan pernapasan lebih lambat dan dalam.
R: Membantu klien mengalami efek fisiologi hipoksia, yang dapat
dimanifestasikan sebagai ketakutan/ansietas.
Samb Inter
Kolaborasi
Berikan obat-obatan antibiotik,
analgetik, fisioterapi dada, dan konsul
poto thorak.
R: Mengevaluasi perbaikan kondisi
klien atas pengembangan parunya.
DX 2.
Inefektif bersihan jalan napas berhubungan dengan
peningkatan sekresi sekret dan penurunan batuk
sekunder akibat nyeri dan keletihan.