Anda di halaman 1dari 77

Case Report Session

HIDROSEFALUS

Oleh
NOVA SURYATI
1210312102
Pembimbing

dr. Didik Hariyanto, Sp A (K)

BAGIAN ILMU KESEHATAN ANAK RSUP DR. M. DJAMIL


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS ANDALAS
PADANG
2017
LATAR BELAKANG

Hidrosefalus bertambahnya cairan serebrospinal -


>tekanan intrakranial yang meninggi->pelebaran ventrikel

Hidrosefalus ->ketidakseimbangan antara produksi,


obstruksi dan absorbsi (CSS)

kelainan kongenital, infeksi , neoplasma , perdarahan


Frekuensi hidrosefalus lebih
kurang 2 kasus per 1.000
kelahiran

semua umur dan tidak ada


perbedaan ras

remaja dan dewasa lebih sering


disebabkan oleh toksoplasmosis
Anak

abnormalitas
perkembangan otak

perdarahan subaraknoid
dan meningitis

tumor fossa posterior


Terapi
medikamentosa,
Penanganan Diagnosis dini
LP berulang,
operasi
Anatomi dan Fisiologi CSS
Anatomi dan Fisiologi CSS

Ventrikel lateralis
Ventrikel III (Tertius)
Ventrikel IV (Quartus)
Kanalis sentralis medula oblongata dan
medula spinalis
Ruang subarakhnoidal
Fisiologi

CSS cairan jernih, menyediakan nutrien


Sedikit protein, 2/3 kadar glukosa darah
450-750 ml/hari (0,3-0,35ml/menit)
Di hasilkan pl koroideus->sistem ventrikel-
>subarachnoid->Menjadi bantalan dan nutrien-
>granul2->sistem vena
Perbedaan tekanan : 1,5-7mmH2O
DEFENISI

Hidrosefalus berasal dari kata hidro yang berarti air


dan chepalon yang berarti kepala. Hidrosefalus
merupakan penumpukan cairan serebrospinal (CSS)
secara aktif yang menyebabkan dilatasi sistem
ventrikel otak dimana terjadi akumulasi CSS yang
berlebihan pada satu atau lebih ventrikel atau ruang
subarachnoid. Keadaan ini disebabkan oleh karena
terdapat ketidak seimbangan antara produksi dan
absorpsi dari CSS
EPIDEMIOLOGI

Frekuensi hidrosefalus .Frekuensi hidrosefalus Terjadi pada semua


lebih kurang 2 kasus dan spina bifida adalah umur, tidak ada
per 1.000 kelahiran 9.7 perbedaan ras

Infantil: perdarahan
Remaja :
subarachnoid,
toksoplasmosis
meiningitis dan tumor
Klasifikasi
1. Berdasarkan Anatomi / tempat obstruksi CSS
a. Hidrosefalus tipe obstruksi / non komunikans
b. Hidrosefalus tipe komunikans
2. Berdasarkan Etiologinya :
a. Tipe obstruksi
Kongenital
Stenosis akuaduktus serebri
Sindrom Dandy-Walker
Malformasi Arnold-Chiari
Aneurisma vena Galeni
Hidrancephaly
Didapat
Stenosis akuaduktus serebri (setelah infeksi atau
perdarahan)
Herniasi tentorial akibat tumor supratentorial
Hematoma intraventrikuler
Tumor (ventrikel, regio vinialis, fosa posterior)
Kista arakhnoid
3. Berdasarkan Usia
a. Hidrosefalus tipe kongenital / infantil ( bayi )
b. Hidrosefalus tipe juvenile / adult ( anak-anak /
dewasa )
Etiologi dan Patofisiologi
Produksi Sirkulasi Absopsi
Meningkat Normal Normal
Ex: Papilloma plexus
choroideus
Normal Terhambat Menurun
Aquaductus Sylvii Trauma
Foramen Magendi Subarachnoid
dan Luscha (Syndrom hemorraghe
Dandy-Walker) Gangguan
Ventrikel III pembentukan villi
Ventrikel IV arachnoid
Ruang subarachnoid Post meningitis
disekitar medula Kadar protein CSS
oblongata, pons dan yang sangat tinggi
mesensefalon
Manifestasi Klinis

A. Hidrosefalus pada bayi (sutura masih terbuka pada


umur kurang dari 1 tahun) didapatkan gambaran :
Kepala membesar
Vena kulit kepala dilatasi
Sutura melebar
Fontanella kepala prominen, melebar dan tegang
Mata kearah bawah (sunset phenomena)
Nistagmus horizontal
Manifestasi Klinis
Perkusi kepala : cracked pot sign atau seperti
semangka masak tanda pelebaran dari sutura.
Cerebral Cry : tangisan pendek, nada tinggi dan
bergetar
Okiput memendek : Malformasi Chiari, oksiput
menonjol :malformasi Dandy-Walker
Daya hisap jelek, iritabel, aktivitas berkurang,
muntah.
Tanda lainnya meliputi refleks tendo cepat, spastisitas,
klonus (terutama tungkai bawah) dan tanda Babinski
karena regangan dan gangguan serabut kortikospinal
yang berasal dari daerah korteks motorik kaki.
B. Gejala pada anak-anak dan dewasa:
Sakit kepala
Kesadaran menurun
Kejang
Gelisah
Mual, muntah
Hiperfleksi seperti kenaikan tonus anggota gerak
Gangguan perkembangan fisik dan mental
Lesu, nafsu makan buruk
Papil edema; ketajaman penglihatan akan menurun
dan lebih lanjut dapat mengakibatkan kebutaan bila
terjadi atrofi papila N.II.
Pemeriksaan dan Diagnosis
1. Anamnesis
2. Pemeriksaan Fisik
Inspeksi
Palpasi
Perkusi
Auskultasi
3. Pemeriksaan Penunjang
Foto polos kepala
Transiluminasi
Pemeriksaan CSS
Ventrikulografi
CT Scan kepala
USG
FOTO POLOS

-Tulang tipis
-Disproporsi
kraniofasial
-Sutura melebar
Transiluminasi
Penyebaran cahaya diluar sumber sinar lebih dari
batas, frontal 2,5 cm, oksipital 1 cm
Pemeriksaan CSS
Dengan cara aseptik melalui punksi ventrikel / punksi
fontanela mayor. Menentukan :
-Tekanan
-Jumlah sel
-Adanya eritrosit menunjukkan perdarahan
Ventrikulografi

yaitu dengan cara memasukkan kontras berupa O2


murni atau kontras lainnya dengan alat tertentu
menembus melalui fontanella anterior langsung
masuk ke dalam ventrikel. Setelah kontras masuk
langsung difoto, maka akan terlihat kontras mengisi
ruang ventrikel yang melebar.
USG

Tampak dilatasi bilateral dari kedua ventrikel lateralis (gambar


a) dan penipisan jaringan otak (gambar b).
USG

Dilakukan melalui fontanela anterior yang masih


terbuka. Dengan USG diharapkan dapat
menunjukkan sistem ventrikel yang melebar.
Pendapat lain mengatakan pemeriksaan USG pada
penderita hidrosefalus ternyata tidak mempunyai
nilai
CT SCAN
CT SCAN

Pada hidrosefalus obstruktif CT ->adanya pelebaran


dari ventrikel lateralis dan ventrikel III. Ventrikel IV
sering ukurannya normal dan adanya penurunan
densitas oleh karena terjadi reabsorpsi
transependimal dari CSS.
Pada hidrosefalus komunikan >dilatasi ringan dari
semua sistem ventrikel termasuk ruang subarakhnoid
di proksimal dari daerah sumbatan.
MRI

hidrosefalus nonkomunikans akibat obstruksi pada


foramen Luschka dan magendie.
MRI

-adanya dilatasi ventrikel


-menentukan penyebab dari hidrosefalus tersebut.
-Jika terdapat tumor atau obstruksi, maka dapat
ditentukan lokasi dan ukuran dari tumor tersebut.
-Penipisan dari korpus kalosum.
Diagnosis Banding

1. Higroma subdural
2. Hematom subdural
3. Emfiema subdural
4. Hidranensefali
5. Tumor otak
6. Kepala besar
Megaloensefali
Makrosefali
Komplikasi

Atrofi otak
Herniasi otak yang dapat berakibat kematian
Penatalaksanaan

1. Terapi Medikamentosa
Asetasolamid (30-50mg/KgBB/hr)
Furosemid (1mg/KgBB/hr)
2. Lumbal pungsi berulang (serial lumbar puncture)
3. Terapi Operasi
Third Ventrikulostomi
Shunting
Eksternal
Internal
Shunting Internal

a. CSS dialirkan dari ventrikel ke dalam anggota tubuh


lain.
Ventrikulo-Sisternal
Ventrikulo-Atrial
Ventrikulo-Sinus
Ventrikulo-Bronkhial
Ventrikulo-Mediastinal
Ventrikulo-Peritoneal
b. Lumbo Peritoneal Shunt
Komplikasi Shunting

Infeksi
Hematoma subdural
Obstruksi
Keadaan CSS yang rendah
Asites
Kraniosinostosis
Prognosis
Tergantung pada penyebab dilatasi ventrikel
Meningkat risikonya untuk mengalami gangguan
perkembangan
Rata-rata quosien intelegensi berkurang
dibandingkan dengan populasi umum
Gangguan dalam fungsi memori
Masalah visual (strabismus, kelainan visuospasial,
defek lapangan pandang, atrofi optik dengan
penurunan tajam penglihatan akibat peningkatanTIK
Perilaku agresif dan pelanggar, perlu tindakan
multidisipliner
Laporan Kasus

Identitas Pasien
Nama : An. KM
Anak ke :2
Umur/tgl lahir : 4 bulan
Jenis kelamin : Perempuan
Nama Ayah/Ibu : Saparudin/ Liza Permata Sari
Suku bangsa : Minang
Alamat : Pariaman
No. MR : 980360
Tanggal berobat ke HCU IKA : 3 Juni 2017
Keluhan Utama :
Malas menyusu sejak 1 hari yang lalu.
Riwayat Penyakit Sekarang :
Malas menyusu sejak 1 hari yang lalu.
Kepala tampak besar sejak lahir, makin lama
semakin bertambah besar. Tampak ubun-ubun besar
membonjol sejak 1 bulan yang lalu.
Batuk sejak 3 hari yang lalu, batuk berdahak.
Demam sejak 3 hari yang lalu, demam tidak tinggi,
hilang timbul, tidak menggigil, tidak disertai kejang
dan tidak berkeringat.
-Muntah 2 hari yang lalu, frekuensi 1 x, sebanyak
kurang lebih setengah gelas berisi ASI yang diminum,
tidak menyemprot, riwayat tersedak disangkal.
-Sesak nafas sejak 3 hari yang lalu, nafas tidak
menciut, tidak dipengaruhi makanan, cuaca, suhu
atau lingkungan.
-Sebelumnya anak diberikan ASI OD, 10-12X/hari,
lamanya 15-20 menit/kali.
-Anak sudah bisa miring ke kiri dan ke kanan serta
tengkurap, namun belum bisa mengangkat kepala.
-BAK jumlah dan konsistensi biasa.
-BAB jumlah dan konsistensi biasa.
Anak sudah dibawa berobat ke spesialis anak di
Pariamn 2 minggu yang lalu, karena kepala
membonjol, mendapat obat puyer dan dianjurkan
dirujuk ke RSUP DR M Djamil namun keluarga belum
bersedia.
Kemudian UUB kembali menonjol dan sesak nafas,
pasien dibawa ke RSUD Pariaman, dilakukan
pemeriksaan darah dengan hasil Hb 12,2 gr/dl,
leukosit 18.630/mm3, trombosit 484000, hematokrit
34%, mendapat KAEN 1B 8 tetes/menit (mikro) dan
oksigen 2L/menit dan dirujuk dengan keterangan
hidrosefalus dan bronkopneumonia.
Di IGD pasien dikonsulkan kebagian mata dengan
hasil papil atropi, kemudian dilakukan CT-scan kepala
dengan kesan hidrosefalus, dilakukan konsul bedah
VP shunting elektif.
Riwayat Penyakit Dahulu :
Kepala sudah tampak besar sejak lahir
Riwayat Penyakit Keluarga :
Tidak ada anggota keluarga yang menderita
sakit seperti ini
Riwayat kehamilan :
-Ibu kurang mengonsumsi makanan bergizi pada saat
lahir
-Ibu rutin melakukan ANC tiap bulan ke bidan
-Ibu tidak pernah melakukan USG pada saat kehamilan
-Ibu menyangkal merokok dan mengkonsumsi alkohol
-Ibu menyangkal mengkonsumsi obat-obatan dan
jamu2an
-Ibu menyangkal terdapat demam atau infeksi saat hamil
(CMV)
-Ibu dirumah tidak memelihara kucing
Riwayat kelahiran :
Pasien adalah anak ke-1 dari 5 bersaudara, lahir SC,
ditolong dokter, cukup bulan, BBL: 3400 gram, PBL 49
cm, langsung menangis.
Riwayat Makanan dan Minuman :
ASI : 0-4 bulan
Susu formula : 0-4 bulan
Riwayat imunisasi :
Kesan : Tidak dilakukan imunisasi
Riwayat perkembangan fisik dan mental :
Sampai saat ini pasien hanya bisa tidur terlentang,
pasien kadang bisa miring dan tengkurap sejak umur
3 bulan.
Saudara kandung usia keadaan
sekarang
Faiz 5 tahun sehat
Aisyah Humairah 4 bulan sakit
Riwayat keadaan rumah dan lingkungan :
Rumah tempat tinggal : Permanen
Sumber air minum : Air galon
Jamban : Di dalam rumah
Pekarangan : Tidak ada
Buang sampah : Dibuang dan dibakar
Kesan : hiegien dan sanitasi cukup
baik
Pemeriksaan fisik

Tanda vital
Keadaan umum : tampak sakit berat
Kesadaran : GCS E3M5V1
Tekanan darah : 130/90 mmHg
Frekuensi nadi : 81 kali/ menit
Frekuensi nafas : 14 kali/menit
Suhu : 36,5 0C
Berat badan : 4,5 kg
Tinggi badan : 62 cm
Berat badan : BB/U = 72,5
Tinggi Badan : TB/U = 101,6
Berat Badan / Tinggi Badan : BB/TB = 72,5
Kesan : Gizi kurang
Sianosis : Tidak ada
Edema : Tidak ada
Anemis : Tidak ada
Ikterus : Tidak ada
Kulit : Teraba hangat, turgor
kembali cepat
Kelenjar Getah Bening : Tidak teraba
pembesaran kelenjar getah bening
Kepala : Bulat, tidak simetris,
UUB membonjol, makrochepal, LK 46 cm (+2SD
menurut Nellhaus), Kepala tampak membesar (+),
Dilatasi vena kulit kepala (+), Sutura melebar (+),
Fontanella prominen, melebar (+),Cracked pot sign
(+)
Mata :Konjungtiva tidak anemis,
sclera tidak ikterik, pupil isokor 2mm/2mm,reflex
cahaya +/+ normal, Sunset Phenomena (-),
Nistagmus horizontal (-)
Telinga : Tidak ditemukan kelainan
Hidung : Nafas cuping hidung (+)
Tenggorok : Tidak ditemukan kelainan
Gigi dan Mulut : Mukosa mulut dan bibir
basah
Leher : JVP sukar dinilai
Thorak :
Paru
Inspeksi : normochest, simetris, retraksi
epigastrium (+)
Palpasi : fremitus sukar dinilai
Perkusi : sonor pada kedua lapangan paru
Auskultasi: bronkovesikuler, rhonki +/+, wheezing
tidak ada
Jantung
Inspeksi : ictus cordis tidak terlihat
Palpasi : ictus teraba 1 jari medial linea mid
clavicula sinistra RIC V
Perkusi : batas jantung nomal
Atas : RIC II
Kanan : Linea sternalis dextra
Kiri : 1 jari medial linea mid clavicula sinistra
RIC V
Auskultasi : irama regular, bising tidak ada
Abdomen
Inspeksi : Distensi tidak ada
Palpasi : Supel, hepar dan lien tidak teraba, nyeri
tekan tidak ada
Perkusi : Timpani
Auskultasi: Bising usus (+) normal
Punggung : Tidak ditemukan kelainan
Alat kelamin : Tidak ditemukan kelainan
Ekstremitas :
- Akral hangat, CRT < 2 detik, perfusi baik
- RF +/+, RP : Babinsky -/-, Chadock -/-, oppeinheim -
/-, Gordon -/-, Scharfer -/-. Brudzinky -/-, Brudzinky II
-/-, Kernig sign -/-
Adducted thumbs (-), spastisitas tungkai bawah (-)
PEMERIKSAAN PENUNJANG

Pemeriksaan laboratorium
Darah :
Hb : 12,5 gr/dl
Leukosit : 17.850 /mm3
Hitung jenis :
Basofil : 0 %
Eusinofil: 0 %
N. Batang : 1 %
N. Segmen : 83%
Limfosit : 14 %
Monosit : 2%
Trombosit : 355.000/mm3
Hematokrit : 37 %
PT : 12 detik
APTT : 39,4 detik
Ureum darah : 13 mg/dl
Kreatinin darah : 0,2 mg/dl
Natrium :129 Mmol/L
Kalium : 3,8 Mmol/L
Klorida : 97 Mmol/L
CT scan kepala

Tampak pelebaran sisterna ventrikel


Tak tampak lesi hiperdens/ isodens/ hipodens baik di
supra maupun infra teritorial
Tak tampak midline shifted
Sulci dan gyrus menghilang
CPA, pons, serebelum tak tampak lesi
Kesan : Hidrosefalus
Diagnosis kerja :
Hidrosefalus kongenital
Bronkopneumonia
Tatalaksana :
-IVFD 2 A16 tpm
-Sementara puasa
-Furosemid 1x5 mg
-Ampisilin 4x150 mg
-Gentamisin 2x12 mg
-Diamox 3x45 mg PO
-Bicnat 3x1/2 tab PO

DISKUSI

Telah dirawat seorang pasien, anak perempuan usia 4 bulan di


HCU Ilmu Kesehatan Anak RSUP Dr. M. Djamil Padang dengan
diagnosis kerja hidrosefalus dan bronkopneumonia. Diagnosis
ditegakkan berdasarkan anamnesis, pemeriksaan fisik, dan
pemeriksaan penunjang. Berdasarkan anamnesis diketahui
bahwa pasien datang dengan keluhan utama Kepala semakin
membesar sejak 4 hari yang lalu. Keluhan ukuran kepala yang
besar sudah diketahui sejak pasien baru lahir, namun pasien
menolak di rujuk ke RSUP Dr. M. Djamil Padang.
Anak malas menyusui sejak 5 hari yang lalu,
sebelumnya anak kuat menyusu. Muntah ada 1 hari
yang lalu, frekuensi 1 x, sebanyak kurang lebih
setengah gelas berisi ASI yang diminum. Batuk
berdahak sejak 3 hari yang lalu. Demam sejak 3 hari
yang lalu, demam tidak tinggi, hilang timbul, tidak
menggigil, tidak disertai kejang dan tidak
berkeringat. Sesak nafas sejak 3 hari yang lalu, nafas
tidak menciut, tidak dipengaruhi makanan, cuaca,
suhu atau lingkungan.
Pada pemeriksaan fisik, ditemukan keadaan umum
sakit berat dengan GCS 9. Terdapat hipertensi,
takikardi, dan bradipnu. Pada pemeriksaan kepala
bulat, tidak simetris, UUB membonjol, makrochepal,
LK 46 cm (+2SD menurut Nellhaus), Kepala tampak
membesar (+), Dilatasi vena kulit kepala (+), Sutura
melebar (+), Fontanella prominen, melebar
(+),Cracked pot sign (+).
Mata konjungtiva tidak anemis, sclera tidak ikterik,
pupil isokor 2mm/2mm,reflex cahaya +/+ normal,
Sunset Phenomena (-), Nistagmus horizontal (-). Pada
pemeriksaan laboratorium ditemukan leukositosis
dan hiponatremia. Pada pemeriksaan penunjang
yang dilakukan yaitu CT scan didapatkan kesimpulan
hidrosefalus karena tampak adanya pelebaran
ventrikel.
Pada pasien ini keluhan kepala semakin membesar
karena terjadinya kelebihan cairan serebrosipinal
akibat 3 faktor yaitu produksi liquor yang berlebihan,
peningkatan resistensi liquor dan peningkatan
tekanan sinus venosa. Hidrosefalus terjadi bila
terdapat penyumbatan aliran CSS pada salah satu
tempat antara tempat pembentukan CSS dalam
sistem ventrikel dan tempat absorbsi dalam ruang
subarakhnoid. Akibat penyumbatan, terjadi dilatasi
ruangan CSS diatasnya.
DISKUSI

Kepala semakin membesar-> dilatasi ventrikel ->


produksi liquor yang berlebihan, peningkatan
resistensi liquor dan peningkatan tekanan sinus
venosa.
Hidrosefalus ->penyumbatan aliran CSS pada salah
satu tempat sistem ventrikel dan tempat absorbsi
dalam ruang subarakhnoid.
Akibat penyumbatan, terjadi dilatasi ruangan CSS
diatasnya.
Pembentukan CSS yang terlalu banyak /kecepatan
absorbsi yang abnormal ->hidrosefalus, namun
dalam klinik-> sangat jarang terjadi.

Penyebab penyumbatan aliran CSS yang sering


terdapat pada bayi dan anak->Sehingga apabila salah
satunya terganggu maka aliran CSS yang seharusnya
dikeluarkan akan menumpuk di dalam sistem
ventrikel.
Anak malas menyusu ->penekanan pada otak akibat
pembesaran ventrikel yang menekan jaringan otak
disekitarnya -> iritabel, daya hisap jelek.

Muntah ->peningkatan tekanan intrakranial yang


ditandai dengan adanya nyeri kepala, muntah dan
gangguan batang otak.
Penurunan kesadaran, hipertensi dan iregular respirasi ->
peningkatan intrakranial pada pasien hidrosefalus.
Normalnya TIK antara 5-15 mHg, apabila tekanan intrakranial
meningkat melebihi normal->edem otak akibat peningkatan
tekanan kapiler.
Saat otak mulai membengkak -> berkurangnya aliran darah ke
otak sehingga otak -> Iskemi kemudian -> vasodilatasi arteri di
otak-> semakin menambah peningkatan tekanan kapiler
tekanan intrakranial lebih lanjut-> Peningkatan kapiler akan
memperburuk edema.
Kemudian penurunan aliran darah serebral ke otak -
>menurunkan pengiriman oksigen ke jaringan otak
yang sensitif->mengurangi kemampuan kapiler di
otak berfungsi normal -> peningkatan permeabilitas
dan kebocoran kapiler.
Ketika sel-sel otak kehilangan pasokan energinya,
pompa intraselular (pompa sodium / potasium)
mulai gagal-> natrium memasuki sel-sel otak,
menyebabkan edema seluler dan akhirnya kematian
sel.
Pada pemeriksaan fisik terdapat kepala tampak
membesar (+) (makrochepal), LK 46 cm (+2SD
menurut Nellhaus), Fontanella prominen, melebar
(+), UUB membonjol dan sutura melebar (+), karena
sutura yang belum menutup pada pasien ini sehingga
fontanella anterior yang pada anak normal datar
namun pada pasien ini menonjol. Kulit kepala
tampak licin mengkilap atau tampak vena vena
supervisial menonjol.
Sering dijumpai adanya Sunset Phenomena, namun
pada pasien ini tidak ada yaitu adanya retraksi dari
kelopak mata dan sklera menonjol keluar karena
adanya penekanan ke depan bawah dari isi ruang
orbita, serta gangguan gerak bola mata ke atas,
sehingga bola mata nampak seperti matahari
terbenam.
Perkusi pada kepala anak memberi sensasi yang
khas. Pada hidrosefalus akan terdengar suara yang
sangat mirip dengan suara ketuk pada semangka
masak. Pada anak lebih tua akan terdengar suara
kendi retak (cracked-pot). Hal ini menggambarkan
adanya pelebaran sutura.
Pada pemeriksaan penunjang tampak adanya
pelebaran ventrikel, dan tidak tampak adanya lesi
hiperdens.
Keuntungan CT scan:gambaran lebih jelas, non
traumatic, menentukan prognosis, penyebab
hidrosefalus dapat diduga.
Pada pasien ini hasil CT-scan menunjukkan tampak
pelebaran sisterna ventrikel yang menunjukkan
kesan terdapat hidrosefalus.
Pada pasien ini diberikan Furosemid dan Diamox ->
terapi konservatif medikamentosa -> mengurangi
cairan dari pleksus koroidalis->sementara waktu saja
->gangguan metabolik.
Ampisilin dan diberikan untuk terapi
bronkopneumonia.
Operasi menghubungkan ventrikulus otak dengan
rongga peritoneal->ventriculo-peritoneal shunt.
Untuk hidrosefalus non-komunikans dan hidrosefalus
yang progresif.
Tujuan dari shunt pada pasien hidrosefalus adalah
untuk mengalihkan aliran CSS ke daerah lain dari
tubuh, di mana ia dapat diserap.
Tekanan intrakranial ini untuk kembali ke tingkat
normal dan meningkatkan gejala klinis.
Prosedur ini melibatkan menempatkan kateter
ventrikel melalui otak atau ruang subaraknoid
lumbal, untuk mengalirkan CSS.
Kateter ini terhubung ke satu arah katup yang
mengontrol CSS drainase dan biasanya ditempatkan
terhadap tengkorak, di bawah kulit.
Cairan kemudian mengalir melalui kateter distal yang
mengumpulkan kelebihan cairan dan mengalir ke
dalam rongga peritoneum atrium kanan atau rongga
pleura.
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai