Anda di halaman 1dari 17

Bahan Kuliah: Undang-undang dan Kebijakan

Pembangunan Peternakan

USAHA PETERNAKAN
UU No: 6 tahun 1967. Tentang Peternakan dan Kesehatan Hewan
UU No: 18 tahun 2009. Tentang Peternakan dan Kesehatan Hewan
PP No: 16 tahun 1977. Tentang Usaha Peternakan

KEPUTUSAN MENTERI PERTANIAN


NOMOR: 404/Kpts/0T.210/6/2002
TENTANG

PEDOMAN PERIZINAN DAN PENDAFTARAN USAHA


PETERNAKAN
PEDOMAN PERIZINAN DAN PENDAFTARAN
USAHA PETERNAKAN

A. Latar Belakang:
a. Mendorong pertumbuhan dan pengembangan usaha
peternakan perlu diambil langkah-langkah untuk
menciptakan iklim usaha
b. Sejalan dengan UU No: 25 th 2000 tentang Kewenangan
Pemerintah dan Kewenangan Propinsi sebagai Daerah
Otonom menciptakan iklim usaha yang lebih baik, izin
usaha dan pendaftaran peternakan rakyat melalui
mekanisme dan prosedur yang dapat menjamin kepastian
usaha.
c. Kepmentan no: 362/Kpts/TN.120/5/1990 dan Kepmentan
no:1018/Kpts/KP.430/12/98 tentang Izin Usaha dan
Pendaftaran Peternakan sudah tidak berlaku lagi
B. Maksud dan Tujuan
Memberikan pedoman bagi aparatur
yang bertugas di bidang pelayanan
perizinan, pembinaan dan
pengawasan usaha peternakan.

C. Ruang Lingkup:
Persetujuan prinsip, permohonan izin
usaha, izin perluasan usaha
peternakan, pendaftaran izin usaha,
serta bimbingan dan pengawasan.
D. Pengertian:
Perusahaan peternakan
Perusahaan di bidang peternakan
Peternakan Rakyat
Budidaya
Pembibitan
Bibit ternak
Lokasi
Usaha peternakan
Persetujuan prinsip
Izin usaha peternakan
Pendaftaran peternakan rakyat
Izin perluasan dan perluasan
PEMBERIAN IZIN USAHA PETERNAKAN

Setiap perusahaan peternakan yang dalam skala usaha


tertentu sebagaimana dimaksud pada lampiran 1 keputusan ini
wajib memenuhi ketentuan di bidang perizinan usaha yang
meliputi:

Persetujuan Prinsip
Izin Usaha
Izin Perluasan Usaha Peternakan
I. Persetujuan Prinsip
Izin lokasi/HGU, IMB, Izin tempat Usaha/HO, Izin tenaga
kerja asing, izin pemasangan instalasi dan peralatan, Upaya
Kelestarian Lingkungan (UKL) dan Upaya Pemantauan
Lingkungan (UPL)
Disampaikan kepada Bupati/Walikota atau pejabat yang
ditunjuk olehnya
Bupati/Walikota atau pejabat yang ditunjuk , selambat-
lambatnya 20 hari kerja sudah memberikan persetujuan.
Persetujuan prinsip dapat diubah satu kali berdasarkan
permohonan pihak pemohon.
Persetujuan prinsip berlaku selama 1 tahun dan dapat
diperpanjang 1X1 tahun.
Perusahaan Peternakan wajib membuat laporan kemajuan
usaha setiap 6 bulan sekali.
II. Pemberian Izin Usaha

Setiap orang/Badan Hukum yang melakukan kegiatan


usaha peternakan wajib memiliki izin usaha
Surat permohonan izin usaha harus memiliki
Persetujuan Prinsip dahulu
Jangka waktu berlakunya izin usaha peternakan
ditentukan Bupati/Walikota atau pejabat yang
ditunjuk dan berlaku untuk seterusnya selama
perusahaan peternakan melakukan kegiatan.
Permohonan Izin Usaha Peternakan

Pemohon sudah memiliki Persetujuan Prinsip dan siap


melakukan kegiatan produksi, memasukkan ternak
Permohonan Izin Usaha Peternakan diajukan kepada Bupati/
Walikota
Bupati/Walikota selambat-lambatnya 20 hari kerja telah
melakukan pemeriksaan kesiapan perusahaan peternakan
berproduksi sesuai pedoman cara budidaya
Bila tidak dilakukan pemeriksaan , pemohon membuat
pernyataan telah memenuhi pedoman cara budidaya yang
baik
Bila syarat sudah lengkap selambat-lambatnya 20 hari kerja
Bupati/Walikota, sudah mengeluarkan Izin Usaha Peternakan
Penundaan dilakukan bila ada persyaratan yang belum
lengkap.
Permohonan Izin Usaha Peternakan

Terhadap penundaan, Perusahaan diberi kesempatan


melengkapinya paling lambat 1 tahun
Apabila tidak terpenuhi, izin Usaha Peternakan
DITOLAK
Izin usaha ditolak bila lokasi kegiatan perusahaan
tidak sesuai Persetujuan Prinsip
Penolakan oleh Kepala Dinas Peternakan atau Kepala
Dinas yang membidangi fungsi peternakan selambat-
lambatnya 30 hari sejak menerima penolakan.
Pemohon dapat mengajukan banding kepada
Bupati/Walikota dengan tembusan kepada Dinas
Peternakan atau Dinas yang membidangi fungsi
peternakan.
III. IZIN PERLUASAN USAHA

Perusahaan Peternakan yang telah memperoleh Izin


Usaha Peternakan, dapat melakukan perluasan
kegiatan usaha setelah memperoleh izin Perluasan
Usaha.

Tatacara permohonan izin usaha diatur dalam


tatacara pendirian izin usaha peternakan.

Persetujuan perluasan tidak diperlukan apabila


penambahan jumlah ternak tidak melebihi 30% dari
jumlah ternak dalam Izin Usaha Peternakan.

Izin Perluasan Usaha dikeluarkan oleh


Bupati/Walikota
IV. PENCABUTAN IZIN USAHA PETERNAKAN

1. Izin Usaha Peternakan dicabut apabila:


Tidak melakukan kegiatan peternakan secara nyata dalam
waktu 3 bulan sejak izin keluar, atau menghentikan
kegiatan selama 1 tahun berturut-turut.
Memindahkan lokasi kegiatan tanpa persetujuan tertulis.
Melakukan perluasan tanpa izin.
Tidak menyampaikan laporan kegiatan usaha peternakan 3
kali berturut-turut.
Memindahtangankan pemberian izin kepada pihak lain.
Diserahkan kembali oleh pemegang izin kepada
Bupati/Walikota.
Tidak melaksanakan pencegahan, pemberantasan penyakit
hewan menular serta keselamatan kerja sesuai
perundangan yang berlaku.
2. Tatacara pencabutan Uzin Usaha Peternakan

Peringatan tertulis 3 kali berturut-turut tiap 2


bulan.

Usaha dibekukan 6 bulan bila peringatan tidak


diindahkan.

Pembekuan Izin Usaha dicairkan kembali bila, pada


masa pembekuan perusahan telah melakukan
kegiatan kembali, atau melaksanakan segala
ketentuan perizinan.

Bila batas waktu 6 bulan dilampaui, perusahaan


tidak melaksanakan kegiatan sesuai ketentuan
Izin Usaha Peternakan DICABUT
V. PENDAFTARAN PETERNAKAN RAKYAT
Sebagai usaha sampingan, jumlah maksimum masing-
masing ternak sesuai petunjuk Lampiran 1.
Tidak diwajibkan memiliki izin Usaha Peternakan
Bupati/Walikota atau pejabat yang ditunjuk melakukan
pendaftaran < 14 hari kerja, mengeluarkan Tanda
Pendaftaran Peternakan Rakyat, melakukan pembinaan.
Tanda Pendaftaran Peternakan Rakyat memiliki kekuatan
sama dengan Izin Usaha Peternakan

VI. KONTRIBUSI IZIN USAHA/TANDA DAFTAR


Untuk memperoleh izin usaha peternakan/tanda daftar
peternakan rakyat dapat dikenakan retribusi sesuai
peraturan perundangan
VII. KEMITRAAN USAHA PETERNAKAN
Perusahaan Peternakan dapat melakukan kemitraan
usaha dengan perusahaan di bidang peternakan/pet
rakyat:
a) Perusahaan pemotongan hewan, babi, ayam;
b) Pabrik pakan;
c) Perusahaan perdagangan sarana produksi
peternakan;
d) Perusahaan pembibitan

Kemitraan usaha dilakukan dengan sukarela, saling


membantu, saling memperkuat, saling
menguntungkan.

Perusahaan Peternak berfungsi sebagai Inti dan


peternakan rakyat sebagai Plasma
VIII. PENGAWASAN USAHA PETERNAKAN

Pengawasan dilakukan oleh Bupati/Walikota,


secara langsung/tidak langsung.
Langsung bimbingan dan pengawasan di
lokasi kegiatan.
Tidak langsung laporan kepada pemberi izin.
Perusahaan menyampaikan laporan setiap 6
bulan sekali.
Bupati/Walikota memberikan laporan kegiatan
usaha di daerah kepada Menteri Pertanian/
Dirjen Bina Produksi Peternakan setahun sekali,
tembusan kepada Gubernur
IX. PENUTUP

Pedoman disusun dengan


harapan dapat dipakai
sebagai acuan bagi
Kabupaten/Kota dalam
melaksanakan pelayanan
usaha peternakan. Pedoman
bersifat dinamis dan dapat
diubah apabila diperlukan.

Anda mungkin juga menyukai